Anda di halaman 1dari 39

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) merupakan pendidikan bagi anak


usia 0-6 tahun. Pendidikan anak usia dini dilakukan melalui pemberian
rangsangan dan stimulasi untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan
anak dengan tujuan agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki
pendidikan jenjang selanjutnya. Anak usia dini merupakan masa periode
emas atau golden age, pada usia 4 tahun tingkat kecerdasan anak telah
mencapai 50%, usia 8 tahun 80%, dan sisanya sekitar 20% diperoleh setelah
usia 8 tahun. Dalam kurikulum 2013 PAUD, terdapat 6 aspek perkembangan
berbasis program pengembangan seperti perkembangan nilai agama dan
moral, kognitif, fisik motorik, sosial emosional, bahasa, dan seni
(Fakhruddin, 2018).

Pada rentang usia lahir sampai 6 tahun anak mengalami masa keemasan
(the golden years) yang merupakan masa dimana anak mulai peka/sensitif
untuk menerima berbagai rangsangan. Masa peka adalah masa terjadinya
kematangan fungsi fisik dan psikis, masa peka anak masing-masing berbeda,
seiring dengan laju pertumbuhan dan perkembangan anak secara individual.
Masa ini juga merupakan masa peletak dasar pertama untuk mengembangkan
kemampuan kognitif, sosio emosional, gerak-motorik, bahasa pada anak usia
dini. Usia dini merupakan masa perkembangan yang sangat menentukan
masa depan bangsa (yuliani, 2009).

Anak usia dini adalah anak yang baru dilahirkan sampai usia 6 tahun.
Usia ini merupakan usia yang sangat menentukan dalam pembentukan dan
kepribadian anak. Usia dini merupakan usia ketika anak mengalami
pertumbuhan dan perkembangan yang pesat. Usia dini merupakan periode
awal yang paling penting dan mendasar dalam sepanjang rentang
pertumbuhan serta perkembangan kehidupan manusia. Masa ini ditandai oleh
berbagai periode yang mendasar dalam kehidupan anak selanjutnya sampai
periode akhir perkembangannya. Salah satu periode yang menjadi penciri
masa usia dini adalah the golden age atau periode keemasan (barnawi, 2009).

Keterampilan motorik anak usia dini pada dasarnya mempunyai


kemampuan yang berbeda-beda. Pada anak usia 4 sampai 6 tahun
keterampilan motorik yang di lakukan di sekolah hanya sebatas gerakan itu
itu saja. Umumnya anak usia dini pada saat melakukan gerakan masih kurang
sempurna bahkan masih terdapat anak yang belum bisa melakukannya sama
sekali. Keterampilan motorik sangat berguna bagi anak untuk menyelesaikan
sebuah kegiatan yang dilakukannya terutama yang berkaitan dengan
keterampilannya. Kegiatan yang harus dilakukan menggunakan keterampilan
motorik antara lain yaitu melompat, meloncat, berlari, melempar,
menangkap, menendang dan masih banyak hal hal yang harus dilakukan
dengan keterampilan motorik yang dimilikinya. Keterampilan motorik dapat
dilatih dari anak sejak dini supaya pada waktu anak bertumbuh dewasa anak
tidak mengalami kesulitan dalam beberapa hal yang akan dilakukannya di
masa mendatang.

Anak usia 4 sampai 6 tahun, merupakan bagian dari anak usia dini yang
secara terminologi disebut sebagai anak usia prasekolah atau Taman Kanak-
Kanak. Anak usia dini adalah suatu sosok individu yan sedang menjalani
suatu proses perkembangan dengan pesat dan fundamental bagi kehidupan
selanjutnya. Anak usia dini berada pada rentang usia 0 sampai 8 tahun. Pada
masa ini proses pertumbuhan dan perkembangan dalam berbagai aspek
sedang mengalami masa yang cepat dalam rentang perkembangan hidup
manusia. Usia dini lahir sampai enam tahun merupakan usia yang sangat
menentukan dalam pembentukan karakter dan kepribadian seorang anak.
Usia itu sebagai usia penting bagi pengembangan intelegensi permanen
dirinya, mereka juga mampu menyerap informasi yang sangat tinggi,
informasi tentang potensi yang dimiliki anak usia itu sudah banyak terdapat
pada media massa dan media eloktronik lainnya (yuliani, 2010).
Perkembangan motorik berarti perkembangan pengendalian gerakan
jasmaniah melalui kegiatan pusat syaraf, urat syaraf, dan otot yang
terkoordinasi. Perkembangan fisik motorik seorang anak yang berkembang
pesat pada tahun pertama dan kedua dan terus berlanjut sampai
perkembangan fisik motorik yang lebih rumit. Dalam tahap awal
mempelajari keterampilan motorik, gerakan tubuh masih janggal dan tidak
terkoordinasi serta banyak melakukan gerakan yang tidak perlu. Sebagai
contoh, pada waktu belajar melempar bola, anak melempar dengan
keseluruhan tubuhnya. Akan tetapi, dengan berpraktek lebih banyak
keterampilan itu akan membaik dan gerakannya menjadi terkoordinasi,
berirama dan anggun. Gerakan tangan, kepala, kaki dan batang tubuh terpadu
dalam satu pola. Pada saat berkembangnya keterampilan motorik, meningkat
pula tingkat kecepatan, akurasi dan efesiensi gerakan (farihen, 2009).

Anak usia dini memiliki potensi yang besar dalam mengembangkan


aspekaspek perkembangannya. Anak mulai sensitif menerima segala
rangsangan dari luar. Salah satu aspek perkembangan yang memiliki potensi
yang besar yaitu motorik. Motorik terbagi menjadi dua yaitu motorik kasar
dan motorik halus. Keterampilan motorik kasar (gross motor skill), meliputi
keterampilan otototot besar lengan, kaki, dan batang tubuh, seperti berjalan
dan melompat. Sedangkan, Keterampilan motorik halus (fine motor skill),
meliputi otot-otot kecil yang ada diseluruh tubuh, seperti menyentuh dan
memegang (Desmita, 2013).

Pada anak usia sekolah dasar mereka memiliki berbagai karakteristik yang
berbeda antara anak satu dengan anak yang lainnya, ada anak yang suka
bermain, senang bergerak, senang mencoba hal-hal yang baru dan senang
melakukan sesuatu secara langsung. Oleh karena itu, guru sebagai pendidik
sebaiknya mengembangkan proses pembelajaran dengan mengaitkan melatih
keterampilan motorik anak.

Pendidikan mencakup usaha sadar untuk menciptakan suatu lingkungan


yang memungkinkan perkembanan optimal dan potensi ruang dibawa lahir
peserta didik sejak dini. Pendidikan bagi anak usia dini adalah pemberian
upaya untuk menstimulasi, membimbing, mengasuh dan pemberian kegiatan
pembelajaran yang akan menghasilkan kemampuan dan keterampilan anak.
Pendidikan bagi anak usia dini merupakan sebuah pendidikan yang
dilakukan pada anak baru lahir sampai dengan delapan tahun.

Pendidikan anak usia dini saat ini kebanyakan hanya mengajar membaca,
menulis dan berhitung. Masih banyak pendidikan anak usia dini belum
mampu memenuhi kebutuhan anak didik dalam mengembangkan seluruh
aspek perkembangannya. Mereka menganggap bahwa anak yang cerdas
adalah anak yang pandai membaca, menulis dan berhitung. Hal ini
bertentangan dengan program pengembangan kemampuan motorik, dan
memberikan banyak kesempatan pada anak untuk melakukan belajar dan
bermakna dan sesuai dengan tingkat perkembagannya (sumantri, 2010).

Sejumlah riset seperti dikutip oleh Nurani bahwa perkembangan


kecerdasan anak pada masa ini mengalami peningkatan dari 50% menjadi
80%. Hal ini menunjukkan pentingnya upaya pengembangan seluruh potensi
anak usia dini pra sekolah, karena pada usia tersebut anak mengalami “ masa
peka” yaitu masa terjadinya pematangan fungsi-fungsi fisik dan psikis yang
siap di mana masa untuk meletakkan dasar pertama dalam mengembangkan
seluruh potensi anak termasuk pula minat dan bakat dalam bidang motorik
khususnya yang berkaitan dengan keterampilan motorik halus (nurani, 2010).

Banyak upaya yang bisa dilakukan untuk meningkatkan motorik anak


sekolah dasar kelas bawah, salah satunya melalui kegiatan-kegiatan yang
menyenangkan salah satu nya adalah kegiatan gerak dan lagu. Dalam
membentuk keterampilan motorik kasar anak sekolah dasar, guru dapat
melakukan pembelajaran yang bisa meningkatkan keterampilan motorik
kasar anak yang dikaitkan dengan kegiatan gerak dan lagu (suhartini, 2011).

Gerak dan lagu merupakan salah satu jenis aktivitas yang diiringi dengan
lagu yang di kombinasikan dengan sebuah gerakan, maka kegiatan tersebut
akan mudah untuk dilaksanakan dan efektif untuk mengoptimalkan
pertumbuhan dan perkembangan jasmani. Gerak dan lagu memiliki banyak
unsur yang dapat dilakukan oleh anak-anak untuk melatih keterampilan
motorik nya. Di dalam gerak dan lagu dapat berisi gerakan meloncat,
berjalan di tempat, melangkah ke depan ke belakang, gerakan memutar
lengan dan gerakan lain yang bisa meningkatkan keterampilan motorik anak
usia dini. Dalam kegiatan gerak dan lagu dapat diberikan gerakan yang
menambah keterampilan motorik anak seperti gerakan melangkah ke depan
dengan satu kaki, memutarkan kepala dan lengan, berputar tanpa berpindah
tempat dan gerakan-gerakan yang mampu menambah keterampilan motorik
anak usia dini.

Ditinjau ketika pada saat observasi anak usia dini bahwa masih sulit
ketika melakukan gerakan yang diperintahkan oleh pendidik..

Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa perkembangan


keterampilan anak sangatlah penting sebagai ilmu dasar anak dalam
memecahkan berbagai masalah, salah satunya adalah melatih kerampilan
morik anak. Maka penelitian ini bertujuan untuk melakukan perbaikkan
pembelajaran yang berkaitan dengan pengembangan keterampilan motorik
anak usia 5-6 tahun dengan menggunakan metode gerak dan lagu ‘pohon
mangga’ pada kelompok B TK Negeri Reo Kabupaten Manggarai.

1. Identifikasi Masalah

Berdasarkan observasi yang dilakukan terhadap anak kelompok B di TK


Negeri Reo Kabupaten Manggarai tahun ajaran 2022/2023, dapat
disimpulkan bahwa kemampuan keterampilan anak masih rendah. Hal ini
dapat dilihat dari hasil kegiatan yang diberikan kepada anak. Dari 25 orang
anak, Sebelum gerak dan lagu diberikan, pada saat guru menginstruksikan
kepada anak-anak usia dini untuk balik kanan, meloncat dan geser ke
samping kanan atau ke kiri, masih terdapat beberapa anak yang bingung
dalam melakukannya. Adapun beberapa anak yang mampu melakukannya
tetapi gerakan yang dilakukannya masih salah dan ada pula siswa yang tidak
bisa melakukannya karena malu dan lain hal. Oleh karena itu perlu adanya
stimulus yang sesuai dengan usia perkembagangan anak dari usia 4 sampai
dengan usia 6 tahun, stimulus yang sesuai dengan usia akan berdampak
positif untuk perkembangan anak di masa yang akan datang dengan upaya
mengembangkan keterampilan motorik anak usia dini melalui gerak dan
lagu.

2. Analisis Masalah

Dari hasil identifikasi masalah diatas, maka penulis menganalisis masalah


dalam proses pembelajaran. Masalah yang dianalisis tersebut adalah :

a. Media pembelajaran yang digunakan guru masih kurang menarik minat


anak untuk dapat melatih keterampilan motorik anak usia dini.

b. Perkembangan kemampuan keterampilan motorik anak belum mencapai


sesuai yang diharapkan.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan Latar Belakang Masalah yang telah diuraikan diatas, maka


rumusan masalah ini adalah: ‘bagaimanakah upaya mengembangkan
keterampilan motorik anak usia 5-6 tahun menggunakan metode gerak dan
lagu pohon mangga pada kelompok B TK Negeri Reo Kabupaten
Manggarai’?

C. Tujuan Perbaikan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perkembangan keterampilan


motorik anak usia 5-6 tahun pada kelompok B TK Negeri Reo Kabupaten
Manggarai sesudah melakukan kegiatan gerak dan lagu ‘Pohon mangga’

D. Manfaat Perbaikan

Berdasarkan tujuan penelitian ini, diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak


yang terkait seperti :
1. Bagi Anak

a. Dapat meningkatkan kemampuan motorik anak sesuai yang


diharapkan.

b. Dapat menarik minat belajar anak melalui kegiatan bermain yang


menyenangkan.

2. Bagi Guru

a. memotifasi guru dalam meningkatkan imajinasi dan kreatifitasnya


b. Memberikan kesempatan kepada guru, untuk menggali atau
bereksplorasi menemukan berbagai kegiatan yang menarik minat
belajar anak
3. Bagi Sekolah
Untuk mendukung pihak sekolah dalam menemukan berbagai
program yang tepat serta menyediakan sarana dan prasarana yang
memadai dalam menunjang proses pembelajaran
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Hakekat Teori Motorik

1. Pengertian Motorik

Motorik ialah segala sesuatu yang ada hubungannya dengan gerakan-


gerakan tubuh. Dalam perkembangan motoris, unsur-unsur yang menentukan
ialah otot, saraf dan otak. Ketiga unsur itu melaksanakan masing-masing
peranannya secara “interaksi positif”, artinya unsur-unsur yang satu saling
berkaitan, saling menunjang, saling melengkapi dengan unsur yang lainnya
untuk mencapai kondisi motoris yang lebih sempurna keadaannya. Selain
mengandalkan kekuatan otot, rupanya kesempurnaan otak juga turut
menentukan keadaan. Anak yang pertumbuhan otaknya mengalami gangguan
tampak kurang terampil menggerak-gerakkan tubuhnya (Dzulkifli, 2006).

Dalam Psikologi, kata motor digunakan sebagai istilah yang menunjuk


pada hal, keadaan, dan kegiatan yang melibatkan otot-otot dan gerakan-
gerakannya, juga kelenjar. Secara singkat motor dapat dipahami sebagai
segala keadaan yang meningkatkan atau menghasilkan stimulasi/rangsangan
terhadap kegiatan organ fisik (muhibbi, 2006).

Proses perkembangan fisik anak berlangsung kurang lebih selama dua


dekade (dua dasawarsa) sejak ia lahir, pada saat perkembangan berlangsung
beberapa bagian jasmani seperti kepala dan otak yang ada pada waktu dalam
rahim berkembang tidak seimbang (tidak secapat badan dan kaki), mulai
menunjukkan perkembangan yang cukup berarti hingga bagian lainnya
matang.

Perkembangan motorik terdiri atas dua jenis, yakni motorik kasar dan
motorik halus. Gerak motorik kasar bersifat gerakan utuh, sedangkan gerak
motorik halus lebih bersifat keterampilan detail. Untuk lebih jelasnya,
berikut ini adalah keterangan kedua jenis gerak motorik tersebut (suryadi,
2010).

a. Perkembangan gerak motorik kasar

Gerak motorik kasar adalah gerak anggota badan secara kasar atau keras.
Menurut Laura E. Berk, semakin anak bertambah dewasa dan kuat tubuhnya,
maka gaya geraknya semakin sempurna. Hal ini mengakibatkan tumbuh
kembang otot semakin membesar dan menguat. Dengan membesar dan
menguatnya otot tersebut, keterampilan baru selalu bermunculan dan
semakin kompleks. Pada awal tahun pasca kelahiran, gerak motorik kasar
anak sudah kompleks dan selalu muncul yang baru, walaupun masih sangat
kaku, tidak fleksibel, kurang logis.

b. Perkembangan gerak motorik halus

Perkembangan gerak motorik halus adalah meningkatnya pengoordinasian


gerak tubuh yang melibatkan otot dan syaraf yang jauh lebih kecil atau
detail. Kelompok otot dan syaraf inilah yang nantinya mampu
mengembangkan gerak motorik halus, seperti meremas kertas, menyobek,
menggambar, menulis dan lain sebagainya.

Berbeda dengan Hurlock, E.Berk gerak motorik halus ini dengan


membandingkannya dengan gerak motorik kasar. Dengan kata lain E.Berk
memahami bahwa gerak motorik halus sebagai bentuk kebalikan dari gerak
motorik kasar. Ia menyatakan bahwa pada anak usia prasekolah telah terjadi
perubahan besar pada gerak motoriknya. Sekedar contoh, gerakan tangan dan
jari yang meningkat. Bahkan, pada tahap ini anak sering mencoba makan
dengan tangannya sendiri, tetapi orang tua sering kali mencegahnya dengan
alasan tangan anak kotor sehingga tidak boleh makan sendiri.

Berikut ini adalah tabel perbedaan antara gerak motorik kasar dan gerak
motorik halus (suryadi, 2010).
No
Usia Perkembangan Motorik kasar Perkembangan Motorik halus
.

Anak mampu tengkurap,


Meremas remas kertas,
terlentang, dan mengangkat
1. Lahir-1 tahun menyobek, dan mencoret
kepala dalam keadaan
sembarang
berbaring

Anak mampu duduk,


Melipat kertas, menyobek,
merangkak, berdiri dengan
2. 1-2 tahun menempel, menggunting, dan
merambat, berjalan pendek,
melempar dekat
dan memanjat

Anak mampu berjalan


(mundur dan menyamping Memindah benda, meletakkan
serta berkelok), berlari barang, melipat kain,
3. 2-3 tahun
kecil, melompat, melempar, mengenakan sepatu dan
mendorong, dan menyetir pakaian
sepeda

Berjalan naik-turun tangga,


memilih makanan, berdiri Melepas dan mengancingkan
dengan satu kaki, melompat, baju, makan sendiri,
4. 3-4 tahun
berputar, menangkap bola, menggunakan gunting, dan
dan mengayuh sepeda roda menggambar wajah
tiga

Naik turun tangga


berpegangan, berjalan
dengan ritme kaki yang Bisa menggunakan garpu
sempurna, memutar tubuh, dengan baik, menggunting
5. 4-5 tahun
melempar dan menangkap mengikuti garis, dan meniru
bola, menyetir sepeda roda gambar segitiga
tiga dengan kecepatan
cukup dan luwes
Mampu menggunakan pisau
untuk memotong
Menunjukkan perubahan
makananmakanan
yang cepat, bertambah jauh
lunak, mengikat tali
melempar bola dan cekatan
6. 5-6 tahun sepatu, bisa menggambar
menangkapnya,
orang dengan enam titik
mengendarai sepeda dengan
tubuh, dan bisa menirukan
bergaya atau variasi
sejumlah angka dan kata
sederhana

Selanjutnya kira-kira mencapai usia 3 tahun, anak sudah mulai bisa


mengenakan baju sendiri, bahkan mampu memakai dan melepas sepatunya
sendiri. Keterampilan inilah yang disebut E.Berk sebagai self help
(keterampilan menolong diri sendiri). Keterampilan menolong diri sendiri
akan mencapai puncak kesempurnaan pada usia 6 tahun. Ketercapain semua
gerakan ini tidak lepas dari perhatian jangka panjang yang diperakan
olehnya, mulai dari gerakangerakan tangan dan gerakan lainnya yang saling
terkait.

c. Beberapa macam motoric

Gerakan-gerakan itu tidak sama asal dan rupanya .ada gerakan yang
merupakan akibat dari kemauan, ada gerakan yang terjadi di luar kemauan
dan biasanya kurang disadari karena ia berjalan otomatis. Karena banyak
gerakan yang dilakukan anak-anak, agar lebih mudah mengenali gerakannya,
kita bagi gerakan-gerakan itu ke dalam tiga golongan seperti berikut ini
(Dzulkifli, 2006).

1) Motorik statis

Gerakan tubuh sebagai upaya untuk memperoleh keseimbangan, misalnya


keserasian gerakan tangan dan kaki pada waktu kita sedang berjalan.

2) Motorik ketangkasan
Gerakan untuk melaksanakan tindakan yang berwujud ketangkasan dan
keterampilan, misalnya gerak melempar, menangkap,dan lain sebagainya.

3) Motorik penguasaan

Gerakan untuk mengendalikan otot-otot, roman muka, dan lain-lain.

2. Perkembangan Kemampuan Motorik

Perkembangan motorik merupakan modal dasar bagi kegiatan-kegiatan


yang akan dilakukan oleh seorang bayi. Tandanya sebuah perubahan yang
bersifat maju pada bayi yakni adanya perubahan dari gerakan-garakan refleks
berubah menjadi gerakan motorik yang disadari (Agoes dariyo, 2007).

Kemampuan motorik dari mulai lahir sampai awal kanak-kanak mengikuti


jalan yang sungguh sangat konsisten dari mulai menjadi anak-anak lalu
kemudian menjadi dewasa, semua itu terjadwal tepat agar sanggup beriteraksi
dengan lingkungannya secara bertahap dan optimal Aktivitas seorang anak
sudah dimulai jauh sebelum dia dapat melihat cahaya setiap hari dan tidak
akan pernah berhenti. Sejak dalam kandungan dia berputar, menendang,
jungkir balik dan, menghisap jari. Ketika baru dilahirkan, dia mengangkat
kepalanya, meliahat sekelilingnya, menendangkan kakinya dan mengoyang
goyangkan tanganya. Semua gerakan pertama anak sangat sederhana dan
menggambarkan jenis suatu aktivitas secara keseluruhan dengan sedikit
kesadaran kontrol. Hal ini merupakan aktivitas motorik awal.

Aktivitas gerakan motorik didefinisikan sebagai perintah pada kemahiran


pada keterampilan motorik yang memperlihatkan kemajuan dalam
kemampuan untuk menggerakkan secara sengaja dan tepat. Keterampilan
anak berlangsung dari yang sederhana menuju yang lebih kompleks.
Misalnya, anak mengangkat benda relatif yang lebih besar dengan seluruh
lengannya, kemudian dia berhasil menggunakan gerakan menjepit dengan ibu
jari dan teluinjuknya untuk mengangkat benda yang sangat kecil ke dalam
mulutnya. Setelah dia dapat mengotrol setiap gerakan secara terpisah pada
lengan dan telapak tangannya, tungakai dan kakinya, dia akan dapat
menggunakan semua gerakan ini untuk berjalan (siti aisyah, 2009).

Kemampuan untuk berjalan dan ketelitian dalam mencengkram


merupakan dua dari kemampuan motorik manusia yang nyata dan tidak
tampak saat bayi baru lahir. Urutan Perkembangan Motorik Studi eksperimen
tentang perkembangan motorik mengungkapkan adanya pola pencapaian
pengendalian otot yang normal dan dengan jelas telah menunjukkan rata-rata
pada umur berapa anak mampu mengendalikan bagian tubuh yang berbeda.
Sejumlah studi juga telah menunjukkan pola yang dapat diramalkan tentang
cara anak mencapai pengendalian motorik dalam kegiatan spesifik.
Perkembangan pengendalian motorik mengikuti hukum arah atau pola
perkembangan Pada usia 4 tahun koordinasi motorik halus lebih sempurna,
kadang anak usia 4 tahun membongkar kembali balok yang telah disusunnya
karena merasa susunannya kurang rapih. Pada usia 5 tahun koordinasi
tangan,lengan, dan jari jemari semakin meningkat dan dapat bergerak dengan
tepat di bawah perintah mata. Keterampilan motorik halus perlu distimulasi
sejak dini. Eksplorasi terhadap lingkungan yang dilakukan oleh anak sangat
membantu dalam memanipulasi berbagai objek (masganti sit, 2017).

Motorik anak-anak jauh berbeda dengan motorik yang dimiliki orang


dewasa perbedaan itu dapat kita lihat dalam 3 hal :

a. Cara memegang

Ada perbedaan antara orang dewasa memgang benda/perkakas dengan


cara anak memegang perkakas, perkakas dipegang dengan cara khas agar ia
dapat mempergunakannya secara optimal. Sedangkan anak-anak asal
memegang saja

b. Cara berjalan

Perhatikan orang dewasa berjalan mereka hanya menggunakan otot-otot


yang perlu saja. Sedangkan anak-anak berjalan seolah-olah seluruh tubuhnya
ikut bergerak-gerak.
c. Cara menyepak

Perhatikan anak-anak menyepak bola kedua belah tangannya mengaju ke


depan dengan berlebih-lebihan.

3. Karakterisitik Perkembangan Fisik dan Motorik Anak Usia Dini

Seiring dengan pertumbuhan fisknya yang beranjak matang, maka


perkembangan motorik anak sudah dapat terkoordinasi dengan baik. Setiap
gerakannya sudah selaras dengan kebutuhan atau min-atnya. Dia
menggerakkan anggota badannya dengan tujuan yang jelas, seperti (1)
menggerakkan tangan untuk menulis, menggambar, mengambil makanan,
melempar bola, dan (2) menggerakkan kaki un-utk menendang bola,
melompat, berlari pada saat bermain (syamsu yusuf, 2013).

Dalam karakteristik di atas ditandai dengan gerak atau aktivitas motorik


yang lincah. Oleh karena itu, usia ini merupakan masa ideal untuk belajar
keterampilan yang berkaitan dengan motorik, baik halus maupun kasar.
Perkembangan fisik yang normal merupakan salah satu faktor penentu
kelancaran proses belajar, baik dalam bidang penge-tahuan maupun
keterampilan. Oleh karena itu, perkembangan motorik sangat menunjang
keberhasilan belajar peserta didik.Sesuai dengan perkembangan fisik atau
motorik anak yang sudah siap untuk meneri-ma pelajaran keterampilan, maka
sekolah perlu memfasilitasi perkem-bangan motorik secara fungsional
tersebut, di antaranya sebagai berikut :

a. Sekolah merancang pelajaran keterampilan yang bermanfaat bagi


perkembangan atau kehidupan anak, seperti mengetik, menjahit, meru-
pa atau kerajinan tangan lainnya.

b. Sekolah memberikan pelajaran senam atau olahraga kepada para siswa,


yang jenisnya disesuaikan dengan usia siswa.

c. Sekolah perlu merekrut guru-guru yang memiliki keahlian dalam bi-


dang-bidang tersebut diatas.
d. Sekolah menyediakan sarana untuk keberlangsungan penyelanggaraan
pelajaran tersebut, seperti alat-alat yang diperlukan dan tempat atau
lapangan olahraga.

4. Perkembangan Fisik dan Motorik Anak

Fisik atau tubuh manusia merupakan sistem organ yang sangat kompleks
dan sangat mengagumkan. Semua organ ini terbentuk pada periode pranatal
atau (dalam kandungan). Berkaitan dengan perkembangan fisik manusia,
perkembangan fisik seorang individu meliputi empat aspek yaitu: (1) Sistem
syaraf, yang sangat mempengaruhi perkembangan kecerdasan dan emosi;
(2)Otot-otot, yang mempengaruhi perkembangan kekuatan dan keterampilan
motorik; (3) Kelenjar Endokrin, yang menyebabkan munculnya pola-pola
tingkah laku baru, seperti pada usia remaja berkembang perasaan senang
untuk aktif dalam suatu kegiatan, yang sebagian anggotanya terdiri atas lawan
jenis; dan (4) Struktur fisik/tubuh, yang meliputi tinggi, berat dan proporsi
(yusuf, 2014).

Gerakan motorik merupakan sebuah istilah yang digunakan untuk


mengambarkan sebuah perilaku gerakan yang dilakukan oleh manusia.
Pengendalian motorik biasanya digunakan dalam bidang psikologi, fisologi,
nurofisiologi maupun olahraga. Perkembangan motorik pada dasarnya
berkembang sejalan dengan kematangan otak dan syaraf manusia. Setiap
gerakan sesederhana apapun, adalah gerakan yang dihasilkan dari pola
interaksi yang kompleks dari berbagai bagian dan sistem dalam tubuh yang
dikontrol oleh otak. Berkaitan dengan keterampilan motorik sejalan dengan
meningkatnya ukuran tubuh dan meningkatnya keterampilan fisik pada
manusia, maka meningkat pulalah keterampilan geraknya (Waspada, 2014).

Adapun perkembangan kemampuan fisik pada anak kecil menurut


(Mursid, 2015) bisa diidentifikasikan dalam beberapa hal. Sifat-sifat
perkembangan fisik yang dapat diamati adalah sebagai berikut :
1. Terjadi perkembangan otot-otot besar pada anak cukup cepat pada usia 2
tahun terakhir masa anak kecil. Hal ini memungkinkan ketika anak
melakukan berbagai gerakan yang lebih leluasa yang kemudian bisa
dilakukannya bermacam-macam keterampilan gerak dasar. Beberapa
macam gerak dasar meliputi: meloncat, berlari, melempar, menangkap,
dan memukul berkembang secara bersamaan tetapi dengan irama
perkembangan yang berlainan.

2. Dengan berkembangnya otot-otot besar pada anak, terjadi pulalah


perkembangan kekuatan yang cukup cepat, baik pada anak laki-laki
maupun perempuan.

3. Pertumbuhan kaki dan tangan secara proporsional lebih cepat dibanding


pertumbuhan bagian tubuh yang lain pada anak, menghasilkan
peningkatan daya ungkit yang lebih besar didalam melakukan gerakan
yang melibatkan tangan dan kaki pada saat melakukannya.

4. Terjadi peningkatan koordinasi gerak dan keseimbangan tubuh yang


cukup cepat pada anak.

5. Meningkatnya kemungkinan dan kesempatan melakukan berbagai macam


aktivitas gerak fisik, anak bisa merangsang perkembangan pengenalan
konsep-konsep dasar objek, ruang, gaya, waktu dan sebab – akibat.

Secara keseluruhan, perkembangan keterampilan motorik merupakan


sebuah faktor yang sangat penting bagi perkembangan pribadi pada anak pada
usianya.

5. Faktor-faktor yang mempengaruhi Perkembangan Kemampuan


Motorik

a. Keterampilan morotik

Keterampilan yang baik akan berkembang menjadi kebiasaan


dankebiasaan menurut Holgard, dkk adalah setiap bentuk yang terulang
dengan cepat dan lancar, tersusun ddari pola gerakan yang dapat dikenal.
Kebiasaan relatif otomatis dengan pola gerakan yang terulang walaupun
cenderung kurang diperhatiakan perincian kegiatannya. Setelah anak mampu
mengendalikan tubuh secara kasar maka akan siap mulai mempelajari
keterampilan yand didasarkan atas kematangan sehingga gerakan anak pada
waktu baru lahir yang tidak berarti dan tampak acak menjadi lebih
terkoordinasi.

b. Keterampilan tangan

Penggunaan tangan berarti kemampuan menggunakan salah satu tangan.


Ada dua kriteria yang dapat digunakan dalam menentukan penggunaan
tangan. Pertama, seseorang lebih menyukai tangan yang satu dibandingkan
dengan tangan yang lainnya. Kedua, kecakapan atau keterampilan yang
digunakan seseorang dengan tangan yang satu dibandingkan dengan tangan
yang lain.

c. Keterampilan kaki

Studi yang dilakukan mengenai keterampilan kaki lebih sedikit dari pada
yang mengenai keterampilan tangan. Studi yang pernah dilakukan pada pola
keterampilan kaki dan pada usia berapa anak memperolehnya. Keterampilan
kaki yang banyak mendapat perhatian ilmiah adalah berlari,melompat tinggi,
meluncur, melompat jauh, mendaki, mengendarai sepeda roda dua akan
digunakan untuk menggambarkan keterampilan kaki.

Anak-anak yang sudah dapat mengendarai sepeda roda tiga dan sudah
lebih percaya diri maka kebanyakan dari mereka akan melakukan acrobat
ketika mengendarai sepedanya. Misalnya, menaiki sepedanya ke arah
belakang atau mengendarainya sambil berdiri. Pada usia 6 tahun, biasanya
anak sudah dapat mengendarai sepeda dengan baik. Untuk menaiki sepeda
roda dua diperlukan waktu sekitar 6 bulan sampai satu tahun untuk
menguasainya karena keterampilan ini lebih rumit dan lebih sulit.
Keterampilan ini memerlukan daya gerak dan keseimbangan yang sama baik
(siti aisyah, 20009).
d. Perkembengan usia

Usia mempengaruhi kemampuan individu untuk melakukan suatu


aktivitas. Dengan pertambahan usia, berarti menunjukkan tercapai
kematangan organ-organ fisik. Kemudian ditopang pula oleh berfungsinya
sistem syaraf pusat yang mengkoordinasikan organ-organ tubuh, sehingga
seseorang dapat melakukan aktivitas motorik kasar maupun motorik halus.

e. Tercapainya kematangan organ-organ fisiologis

Kematangan organ fisik ditandai dengan tercapainya jaringan ototo yang


makin kompleks, kuat dan bekerja secara teratur. Pada masa pertumbuhan
bayi maupun anak, kematangan fisiologis ini dipengaruhi oleh faktor
usia,nutrisi, dam kesehatan individu. Makin tinggi usia seseorang, makin
matang organ-organ fisiologisnya. Namun kematangan ini, tak lepas dari
faktor nutrisi yang dikonsumsi setiap harinya. Nutrisi yang baik yaitu
makanan-makanan yang mengandung gizi,vitamin,protein akan menjamin
kesehatan seseorang. Bayi maupun anak yang memiliki kondisi sehat
cendrung memiliki kematangan fisiologisnya, dibandingkan dengan bayi atau
anak yang sakit-sakitan.

f. Control kepala

Pada usia 1-5 bulan, bayi masih sering tertidur dengan kepala terbaring di
atas tempat tidur. Ia belum mampu untuk tengkurap, karena kontrol untuk
mengangkat kepala belum dapat dilakukan dengan baik.

g. Lokomosi

Lokomosi ialah kemampuan untuk bergerak atau berpindah dari satu


tempat ke tempat lain. Kemampuan ini berkembang sejalan dengan
pertambahan usia dan tercapainya kematangan organ-organ fisik, serta
berfungsinya sistem syaraf pusat. Dengan demikian kemampuan
bergerak/berpindah sangat dipengaruhi oleh faktor internal yang bersifat
fisiologis.
6. Tahap Belajar Motorik

Dari beberapa ahli berpendapat bahwa belajar keterampilan motorik


berlangsung melalui beberapa tahapan yang di lewatinya. Pada tahapan
belajar motorik, tahap belajar yang dilakukan sama dengan belajar
keterampilan yang lain. Robb, membagi tahapan dalam belajar motorik dalam
beberapa tahap yaitu:

a. Tahap pembentukan rencana

b. Tahap latihan

c. Tahap pelaksanaan

Schmidt, mengutip pendapat fits dan postner bahwa belajar keterampilan


motorik berlangsung dengan melalui beberapa fase, yaitu :

a. Fase kognitif

b. Fase fiksasi (asosiasi)

c. Fase otomasisasi

a. Tahap kognitif

Ketika peserta didik mempelajari suatu gerakan yang baru maka


dibutuhkan informasi cara melaksanakan gerakan yang bersangkutan dengan
benar. Oleh karena itu, pelaksanaan tugas gerak diawali dengan menerima
informasi dan pembentukan pengertian kepada para peserta didik. Tahap ini
merupakan sebuah tahapan awal dalam belajar motorik, pada tahap ini
seringkali terjadi peningkatan yang besar bila dibandingkan dengan kemajuan
pada tahap tahap berikutnya.

Pada tahapan kognitif anak peserta didik akan berusaha untuk memahami
bentuk-bentuk gerakan yang dipelajarinya, keterampilan intelektual banyak
dilibatkan dalam tahapan ini. Tahap kognitif ini peserta didik harus bisa
memahami apa yang diperlukan oleh keterampilan atau tugas gerak tersebut.
Peserta didik harus mampu memformulasikan rencana pelaksanaan, dan
apabila telah memperoleh konsep-konsep verbal yang cukup, maka para
peserta didik anak dapat mencerna atau memahami keterampilan tersebut
sampai pada taraf tertentu pada fase ini.

b. Tahap Asosiatif

Tahap asosiatif akan berlangsung ketika tahap kognitif selesai. Pada


tahapan ini asosiasi verbal mulai ditinggalkan, dan para peserta didik
memusatkan perhatian pada bagaimana mereka melakukan pola motorik yang
baik dan benar. Awalan dari tahap asosiatif ini ditandai oleh semakin
efektifnya cara-cara peserta didik melaksanakan tugas motorik nya, dan
mereka mulai mampu menyesuaikan diri dengan keterampilan yang
dilakukan. Pada tahapan ini peserta didik melaksanakan latihan sesuai dengan
rencana pelaksanaan. Tahap asosiatif ini gerakan anak semakin terpola, dan
mereka mulai menyadari kaitan antara motorik yang dilakukan dengan hasil
yang dicapai. Adams menyebutnya sebagai motor stage, pada tahap ini
motor-verbal semakin ditinggalkan dan siswa mulai memusatkan perhatian
bagaimana melakukan pola gerak yang baik, dari pada mencari-cari pola
mana yang akan dihasilkan.

c. Tahap Otomatisasi

Tahap ini merupakan tahap paling akhir dari belajar motorik. Pada fase ini
siswa mampu melakukan seluruh rencana pelaksanaan secara otomatis atau
tanpa disadari sama sekali. Siswa telah mencapai rangkaian gerakan melalui
latihan yang sungguh-sungguh, dan rentangan kesalahan mulai berkurang,
pola gerakan sementara telah disempurnakan, dan siswa melakukan seluruh
pola gerakan secara otomatis, dengan hasil yang cukup memuaskan. Yang
menarik adalah pelaksanaan tugas gerak yang dilaksanakan tidak terganggu
oleh kegiatan lain yang terjadi secara simultan, dan siswa tidak terlalu banyak
menumpahkan perhatian pada tugas gerak yang sedang dilaksanakan.
Keuntungan dari otomatisasi gerakan ini, siswa akan dapat memproses
informasi penting yang lain yang dapat menunjang tugas gerak, seperti taktik
bermain yang harus digunakan.
Setiap organisme pasti akan mengalami sebuah perkembangan selama
hidupnya, khususnya perkembangan manusia. Tidak hanya tertuju dalam
aspek psikologis saja tetapi juga tertuju pada aspek biologis. pertumbuhan
diartikan sebagai perubahan yang kuantitatif pada material sesuatu sebagai
akibat dari adanya pengaruh lingkungan di sekitarnya. Perkembangan adalah
suatu proses yang kekal dan tetap menuju kearah organisasi pada tingkat
integerasi yang lebih tinggi berdasarkan proses pertumbuhan yang
dialaminya. Secara umum, definisi perkembangan dan pertumbuhan memiliki
pengertian yang sama yakini kedua-duanya mengalami sebuah perubahan.
Akan tetapi secara khusus, pertumbuhan mengacu pada perubahan yang
bersifat kuantitas, sedangkan pertumbuan mengacu pada perubahan yang
bersifat kuantitas. Artinya konsep pertumbuhan mengandung definisi sebagai
perubahan ukuran fisik yang bersifat pasti, akurat yaitu dari kecil menjadi
besar, dari sempit menjadi lebar (Helmawati, 2015).

B. Gerak dan Lagu

1. Pengertian Gerak dan Lagu

Pembelajaran gerak dan lagu sangat melekat erat dan tidak dapat
dipisahkan dari mata pembelajaran penjas di sekolah dasar. Pembelajaran
gerak dan lagu merupakan sebuah kegiatan dalam bermain sambil belajar.
Aktivitas yang dilakukan melalui gerak dan lagu diharapkan akan
menyenangkan anak sekaligus untuk menyentuh perkembangan bahasa,
kepekaan anak akan irama musik, perkembangan motorik, rasa percaya diri
pada anak, dan keberanian anak dalam mengambil sebuah resiko. Oleh
karena itu, perlu adanya suatu kegiatan yang dapat melatih para peserta didik
dalam memberikan stimulasi pada anak melalui gerak dan lagu. Gerak dan
lagu adalah bernyanyi dan latihan gerak tubuh yang sangat berhubungan erat,
karena irama lagu dapat mempengaruhi dan mengendalikan pusat syaraf.
Melalui gerak dan lagu yang dilakukan anak sambil bermain akan membantu
anak untuk lebih mengembangkan kecerdasannya, keterampilan motorik
kasarnya, bahasa dan fisiknya (Widhianawati, 2011).
Pembelajaran gerak dan lagu bagi anak bisa digunakan untuk melatih
keterampilan motorik kasar, meningkatkan atau mengembangkan
kemampuan mengolah tubuh , mengontrol tubuh dam menambah kecerdasan
kinestetik. Gerak merupakan sarana ekspresi dan mengalihkan ketakutan
pada diri seseorang, kesedihan, kemarahan, kenikmatan dan masih banyak
lagi. Gerak juga merupakan ekspresi pembebasan dari belenggu
ketidakberdayaan, simbolis, pada anak-anak mereka mengekspresikan
dirinya secara langsung dan efektif melalui gerakan yang dilakukannya
(Mutiah, 2010).

Gerak menjadikan hal yang sangat kreatif bagi anak bila dipadukan
dengan iringan musik yang diinterpretasikan anak dengan caranya masing-
masing. Akan tetapi, sebelum anak mampu melakukan berbagai gerakan
yang ekspresif ini, terlebih dahulu ia harus menguasai berbagai variasi-
variasi dan gerakan tubuhnya. Dengan cara, anak mengenali dirinya dan
menyadari bahwa “mood” dan perasaan pada dirinya dapat dikeluarkan
melalui gerakan yang ekspresif.

Adapun ciri-ciri kecerdasan gerak menurut Partini (2010) antara lain :

a. Senang bermain yang melibatkan fisik, seperti berlari, melompat,


menendang dan permainan gerak lainnya

b. Terampil dan menikmati permainan

c. Mempunyai prestasi

d. Cenderung tidak bisa diam dan bahkan ketika duduk pun ia tetap akan
bergerak-gerak

Sedangkan lagu adalah bagian penting dari awal pertemuan. Anak akan
menyebutkan nama mereka dalam lagu ketika menyapa satu sama lain.
Anak-anak akan menyanyikan lagu-lagu pada perayaan hari kemerdekaan,
hari anak nasional, dan hari-hari raya lainnya. Anak-anak memainkan alat
musik, dan musik akan dilibatkan untuk merangsang imajinasi pada anak,
memotivasi ide-ide untuk karyanya, proyek dan mendorong pikiran kreatif
pada diri anak (Wasik, 2008).

2. Tujuan Gerak dan Lagu

Tujuan dari pelaksanaan kegiatan gerak dan lagu adalah :

a. Tujuan Umum

1) Menyalurkan energi pada anak dan melepaskan ketegangan

2) Memperoleh kesenangan dan kebahagiaan

3) Mengembangkan rasa percaya diri pada anak

4) Melatih keterampilan motorik sesuai dengan perkembangan usia

5) Mendapatkan pengalaman

b. Tujuan Khusus

1) Anak dapat mengerti tentang instruksi yang diberikan

2) Anak dapat menirukan gerakan sesuai dengan contoh

3) Anak dapat membentuk gerakan sesuai dengan irama music

4) Anak dapat merangsang panca indranya melalui sentuhan, pendengaran,


penciuman, pengelihatan dan perasaannya

5) Mengembangkan imajinasinya

3. Proses Latihan dan Metode Gerak dan Lagu

Latihan penyelarasan antara gerakan tubuh anak dan ritme lagu dilakukan
secara berulang-ulang dan dalam terbagi dalam berbagai sesi. Tujuan dari latihan
tiap sesi nya yang dilakukan secara bertahap ialah :

a. Anak dapat memahami instruksi yang diberikan

b. Anak dapat meniru gerakan sesuai contoh yang diberikan

c. Anak dapat membentuk gerakan sesuai dengan irama musik

d. Anak dapat mengembangkan imajinasinya


e. Anak dapat merangsang panca indra nya

Adapun metode untuk melakukan kegiatan gerak dan lagu yaitu :

A. Pemanasan

B1. Latihan Tubuh

B2. Keseimbangan

B3. Kekuatan dan ketangkasan

B4. Jalan dan lari

B5. Lompat dan loncat

C. Penenangan

4. Kelebihan Bermain Gerak dan Lagu

Gerak merupakan aktivitas fisik yang dapat menimbulkan pengalaman bagi


seseorang, misalnya dalam permainan gerak dan lagu seorang anak memiliki
sebuah gerakan khusus ketika ia sedang menyanyikan sebuah lagu bahasa
inggris, jadi melalui sebuah gerakan tersebut dapat membantu anak mengingat
kosa kata yang dipelajari. Pengalaman yang dilaluinya pun memberikan
kesempatan pada anak untuk mengembangkan kemampuan intelektualnya, hal
ini dikarenakan melalui permainan gerak, anak mampu mendengar dan
memahami instruksi yang diberikan oleh guru.

Kelebihan atau manfaat yang didapat dalam menggunakan lagu atau


bernyanyi diantaranya, membuat jantung anak dan perasaan rileks dan dapat
menarik minat belajar anak karena mood yang dihasilkan menenangkan. Hal
tersebut juga bisa dijadikan sebagai sarana untuk menggingat materi
pembelajaran yang diberikan oleh guru. Lagu dan irama merupakan bagian yang
penting dan menarik bagi kehidupan anak sehari-harinya, lagu dapat digunakan
sebagai media pembelajaran (Niranda, 2017).
5. Kelemahan Bermain Gerak dan Lagu

Adapun kelemahan dalam kegiatan bermain gerak dan lagu diantaranya :

a. Apabila metode ini dilakukan tanpa persiapan yang matang maka nada
kemungkinan tujuan pembelajaran yang tidak dapat tercapai secara
maksimal. Hal ini disebabkan karena anak terlalu larut dalam proses
bermain, misalnya guru kurang memperhatikan tahapan-tahapan
pembelajaran melalui metode ini

b. Metode ini biasanya memerlukan pembelajaran yang disiapkan secara baik.


Oleh karena itu persediaan media bermain merupakan syarat yang cukup
penting dalam penerapan metode ini. Media disini bukan saja bebebentuk
barang tetapi dapat berbagai jenis bentuk permainan yang harus dikuasai oleh
guru agar pembelajaran berjalan dengan baik dan tujuan yang diharapkan
tercapai.

C. Hakekat Anak Usia Dini

1. Pengertian Anak Usia Dini

Di Indonesia pengertian anak usia dini ditunjukan kepada anak yang berusia
0-6 tahun.15 Anak usia dini adalah sosok individu yang sedang menjalani suatu
proses perkembangan degan pesat dan fundamental bagi kehidupan selanjutnya.
Anak usia dini berada pada rentang 0-8 tahun. Pada masa ini proses
pertumbuhan dan perkembangan dalam berbagai aspek sedang mengalami masa
yang cepat dalam rentang perkembangan hidup manusia (Yuliani, 2012).

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang sistem


Pendidikan Nasional berkaitan dengan Pendidikan Anak Usia Dini adalah salah
satu bentuk penyelenggaraan pendidikan yang menitikberatkan pada peletakan
dasar ke arah pertumbuhan dan perkembangan fisik yaitu motorik halus dan
motorik kasar, kecerdasan, sosial emosional, bahasa, agama dan moral serta
seni. Pendidikan anak usia dini adalah pemberian upaya untuk menstimulasi,
membimbing, mengasuh dan pemberian kegiatan pembelajaran yang akan
menghasilkan kemampuan dan keterampilan anak. Pendidiakan bagi anak usia
dini merupakan sebuah pendidikan yang dilakukan pada anak yang baru lahir
sampai dengan delapan tahun (Susanto, 2017).

Sesuai dengan keunikan dan pertumbuhan anak usia dini maka


penyelenggaraan pendidikan bagi anak usia dini disesuaikan dengan
tahapantahapan perkembangan yang dilalui oleh anak usia dini. Pendidikan
anak usia dini pada dasarnya meliputi seluruh upaya dan tindakan yang
dilakukan oleh pendidik dan orangtua dalam proses perawatan, pengasuhan, dan
pendidikan pada anak dengan menciptakan aura dan lingkungan dimana anak
dapat mengeksplorasi pengalaman yang memberikan kesempatan kepadanya
untuk mengetahui dan memahami pengalaman belajar yang diperolehnya dari
lingkungan melalui cara mengamati, meniru dan bereksperimen yang
berlangsung secara berulang-ulang dan melibatkan seluruh potensi dan
kecerdasan anak (Maulidya, 2017).

Oleh karena itu anak merupakan pribadi yang unik dan melewati berbagai
tahap perkembangan kepribadian, maka lingkungan yang diupayakan oleh
pendidik dan orangtua yang dapat memberikan kesempatan pada anak untuk
mengeksplorasi berbagai pengalaman denganberbagai suasana, hendaklah
memperhatikan keunikan anak-anak dan disesuaikan dengan tahapan
perkembangan anak (Yuliani, 2010).

2. Karakteristik Anak Usia Dini

Masa usia dini merupakan masa ketika anak memiliki berbagai khasan dalam
bertingkah laku. Sebagai orangtua dan pendidik wajib mengerti karakteristik
anak usia dini, supaya segala bentuk perkembangan anak dapat terpantau
dengan baik. Berikut ini adalah beberapa karakteristik anak usia dini (Hasnida,
2014) :

a. Memiliki rasa ingin tahu yang besar

b. Merupakan pribadi yang unik


c. Suka berfantasi dan berimajinasi

d. Masa paling potensi untuk belajar

e. Menunjukkan sikap egosentris

f. Memiliki rentang daya konsentrasi yang pendek

g. Sebagai bagian dari mahkhluk sosial

D. Penelitian yang Relevan

1. Penelitian yang dilakukan oleh Luluk Muthoharoh (2019) tentang upaya


meningkatkan keterampilan motorik kasar melalui gerak dan lagu pada
kelompok B TK MASINAH AZZAHRO Bandar Mataram Lampung Tengah.
Tujuan dalam penelitian yang dilakukan adalah untuk meningkatkan
kemempuan motorik kasar melalui gerak dan lagu anak yang masih kurang
optimal dan maksimal pada kelompok B TK Madina Azzahro Bandar
Mataram Lampung Tengah. Metode penelitian yang digunakan adalah
Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Dari penelitian tersebut diperoleh
kesimpulan bahwa pada siklus I peserta didik yang berkembang sesuai
dengan harapan dengan jumlah 35% anak, sedangkan di siklus II mengalami
peningkatan berkembang sesuai harapan menjadi 85% anak. Kesimpulannya
85% anak mulai mandiri tanpa dibantu den diingatkan dan konsisten dengan
apa yang guru contohkan sebelumnya.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Nana Widhianawati (2011) tentang pengaruh


pembelajaran gerak dan lagu dalam meningkatkan kecerdasan musikal dan
kecerdasan kinestetik anak usia dini. Tujuan dalam penelitian yang dilakukan
adalah untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh pembelajaran gerak dan
lagu terhadap peningkatan kecerdasan musikal. Metode penelitian yang
digunakan adalah metode eksperimen kuasi. Dari penelitian tersebut
diperoleh kesimpulan bahwa pengaruh yang positif bahwa dengan
pembelajaran gerak dan lagu dapat meningkatkan kecerdasan musikal dan
kecerdasan kinestetik anak secara signifikan. Rekomendasi diberikan kepada
Pengelola Pendidikan Anak Usia Dini agar mensosialisasikan pembelajaran
gerak dan lagu sebagai salah satu alternatif pembelajaran bagi guru agar
lebih meningkatkan seluruh aspek perkembangan khususnya aspek
kecerdasan musikal dan kecerdsan kinestetik.

E. Kerangka Berpikir

Gerak dan lagu adalah suatu perpaduan berbagai bentuk gerakan dengan
irama yang mengiringinya. Gerakan – gerakan tersebut dilakukan dengan fungsi
untuk menstimulasi otot-otot kasar dan halus pada anak. Apabila otot-otot pada
anak terstimulasi dengan baik maka perkembangan motorik akan baik pula.
Selain hal tersebut penggunaan musik yang sudah sering didengar oleh anak-
anak membuat anak menjadi lebih tertarik untuk melaksanakan kegiatan senam
irama.

Kegiatan gerak dan lagu yang dilakukan secara berulang-ulang bertujuan


agar keterampilan motorik anak dapat meningkat dan berkembang. Dalam
prosesnya, guru pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan sangat berperan
besar untuk membimbing para siswanya untuk mengarahkan anak agar
memaksimalkan pertumbuhan dan perkembangan di usianya.

Penelitian ini mengenai persoalan metode untuk menerapkan kegiatan gerak


dan lagu pohon mangga yang dilakukan di TK Negeri Reo Kabupaten
Manggarai untuk mengembangkan serta meningkatkan keterampilan motorik
pada anak TK Negeri Reo kelompok B.

F. Hipotesis

Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir yang telah diuraikan, maka
dapat dirumuskan hipotesis, yaitu upaya mengembangkan keterampilan motorik
anak usia 5-6 tahun menggunakan metode gerak dan lagu ‘pohon mangga’ pada
kelompok B TK Negeri Reo Kabupaten Manggarai.
BAB III

PELAKSAAN PERBAIKAN

A. Informasi Subjek Penelitian


1. Tempat Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan di TK Negeri Reo,


Kelurahan Mata Air, Kecematan Reok, Kabupaten Manggarai, Nusa Tenggara
Timur.

2. Subjek Penelitian

Subjek adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang
mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti
untuk mempelajari dan kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono, 2010). Subyek
dari penelitian ini adalah peserta didik kelompok B TK Negeri Reo Kabupaten
Manggarai yang berusia 5-6 tahun Dengan jumlah 25 peserta didik yang terdiri
dari 11 perempuan dan 14 laki-laki.

3. Tema Penelitian

Tema yang dipilih peneliti untuk melakukan penelitian adalah tema tanaman,
dengan subtemanya adalah tanaman buah pohon mangga dan aspek
perkembangan yang dicapai adalah keterampilan motorik.

4. Karakteristik Anak

Karakteristik Anak usia 5-6 tahun Kelompok B TK. Negeri Reo Kabupaten
Manggarai yang berjumlah 25 anak yang terdiri 11 perempuan dan 14 laki-laki
adalah sebagai berikut :

No. Nama Jenis Kelamin


1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25

5. Waktu Pelaksanaan
Penelitian ini dilksanakan pada semester 2 tahun pelajaran 2020/2021. Dalam
pengambilan data penelitian ini dilakukan dalam 2 siklus. Penelitian ini
dilaksanakan pada bulan Mei. Setiap siklus terdiri dari 5 hari yaitu :
a. Siklus Pertama dilaksanakan pada tanggal 3, 4, 5, 6, 7 Mei 2023
b. Siklus Kedua dilaksanakan pada tanggal 17, 18, 19, 20, 21 Mei 2023
c. Kegiatan pengembangan dilaksanakan pada puku 07.00-10.00 Mei 2023

B. Deskripsi per Siklus


1. Langkah-Langkah Penelitian

Dalam melakukan penelitian tindakan kelas terdiri dari beberapa siklus


dengan tujuan untuk memecahkan masalah dengan penerapan langsung dalam
meningkatkan motorik anak melalui gerak dan lagu. Penelitian dan tindakan
kelas ini dilaksanakan 2 siklus. Setiap siklus terdiri atas 4 tahap yaitu
Perencanaan, Pelaksanaan, Pengumpulan Data dan Refleksi.

a) Siklus I
Siklus 1 dirancang dalam 5 RKH dan 5 skenario perbaikan yang
dilaksanakan selama 5 hari mulai tanggal 03 Mei sampai dengan tanggal 07 Mei
2023. Masalah yang ditemukan dalam siklus satu adalah bagaimana cara
meningkatkan kemampuan keterampilan motorik anak Sehingga direncanakan
kegiatan yang dapat menunjang kelancaran perbaikan pembelajaran dan
pengambilan data, sebagai berikut :
1) Menyusun skenario perbaikan siklus 1 berdasarkan hasil refleksi awal.
Skenario perbaikan difokuskan pada pengembangan keterampilan anak
dengan menggunakan metode gerak dan lagu pohon mangga
2) Menyiapkan bahan ajar, penilaian dan lembar observasi pengelolaan
pembelajaran
3) Merencanakan aspek-aspek yang akan diamati dan dinilai, yaitu persiapan,
kejelasan, indikator, latihan dan bimbingan, serta penutup
4) Menentukan kriteria keberhasilan perbaikan pembelajaran. Dalam
penelitian ini, keberhasilan perbaikan diharapkan 75% ketuntasan belajar
dan nilai minimal MB = Mulai Berkembang
1. Pelaksanaan
Langkah-langkah dalam melakukan PTK pada program PKP refleksi pertama
bertujuan untuk :
a. Identifikasi Masalah
Berdasarkan hasil penelitian tentang pengembangan keterampilan motorik
anak usia dini pada kelompok B TK Negeri Reo Kabupaten Manggarai,
diperoleh upaya mengembangkan keterampilan anak usia 5-6 tahun dengan
menggunakan metode gerak dan lagu pohon mangga.
b. Analisis Masalah
Setelah melakukan identifikasi, guru menganalisis masalah yang bertujuan
untuk mengetahui faktor penyebabnya yaitu penggunaan metode pembelajaran
dan media yang digunakan kurang menarik.
c. Perumusan Masalah
Apakah menggunakan metode gerak dan lagu dapat memotifasi anak usia 5-6
tahun kelompok B dalam mengembangkan keterampilan motorik di TK Negeri
Reo Kabupaten Manggarai.
2. Langkah-langkah Perbaikan Pembelajaran Siklus 1
a. Pembukaan
Setelah persiapan, peneliti melakukan pembelajaran sesuai dengan rancangan
pembelajaran yang telah dibuat dengan menyiapkan 2 supervisor (pengamat)
yang membantu mengumpulkan data selama pembelajaran berlangsung. Selama
proses pembelajaran supervisor 2 melakukan pengamatan pada aktivitas anak
dan keterampilan guru dalam mengelola pembelajaran.
Kegiatan awal, Pada kegiatan ini guru menjemput anak didepan pintu,
kemudian berbaris dan senam pagi bersama. Kemudian berdoa bersama, lalu
mengucap salam dan absensi kehadiran anak, bernyanyi lagu gerak dan lagu,
dilanjutkan bercakap-cakap tentang tema, sub tema dan sub-sub tema yang akan
dibahas.
b. Kegiatan Inti
Anak melakukan kegiatan yang sudah dijelaskan guru meliputi :
RKH 1 : Meniru dan menyesuaikan gerak dan lagu menggunakan gerak
dan lagu pohon mangga.
RKH 2 : bermain bahasa dan beryanyi ‘aku pohon mangga’ dari gerak
dan lagu pohon mangga.
RKH 3 : mengamati bagian pohon-pohon mangga melalui kegiatan gerak
dan lagu pohon mangga.
RKH 4 : meniru dan berkoordinasi dalam melakukan gerakan
menggunakan gerak dan lagu pohon mangga

c. Penutup
Guru mengajak anak duduk dan bersama-sama mengulas kembali
kegiatan hari ini, dan menanyakan tentang perasaan anak selama mengikuti
kegiatan hari ini, berdoa dan salam penutup.
3. Pengamatan/Teknik Pengumpulan Data/Instrumen
Peneliti bersama supervisor 2, melakukan pengumpulan data proses dan hasil
belajar, yang akan diolah, dianalisis, dan diinterprestasi, instrumen penelitian
yang digunakan adalah :
a. Kegiatan Inti
Instrumen ini digunakan untuk mengetahui hasil belajar anak, mengukur
kemampuan dan pemusatan belajar anak dalam menguasai materi.Instrumen
ini kemudian dikonsultasikan dengan supervisor 1 dan supervisor 2
b. Angket Observasi Pengelolaan Pembelajaran
Instrumen ini digunakan untuk mengukur kemampuan guru,dalam
mengelola pembelajaran.Angket ini diisi oleh supervisor 2 dan dilakukan
pada proses pembelajaran berlangsung.
4. Refleksi
Pada tahap ini peneliti merefleksi pembelajaran yang telah dilakukan.Hasil
refleksi akan dijadikan masukkan untuk perbaikan dalam proses pembelajaran
selanjutnya.
b) Siklus 2
1. Rencana Perbaikan Siklus 2
Dalam tahap ini dilakukan observasi kembali untuk mengidentifikasi
masalah, menganalisis akar permasalahan untuk menentukan tindakan
pemecahan masalah, untuk melakukan tindakan siklus ke 2.
Kegiatan dalam perencanaan meliputi :
o Menyusun skenario perbaikan siklus 2 dengan memadukan siklus 1 dengan
penggunakan media agar siklus 2 lebih berhasil
o Mempersiapkan bahan ajar,sarana dan prasarana dikelas seperti gambar-
gambar dan media pembelajaran,penilaian,alat pengumpulan data,dan lembar
observasi
2. Pelaksanaan Perbaikan Siklus 2
Merupakan pelaksanaan dari rencana yang telah dibuat.Rencana perbaikan
ini dibagi menjadi tiga kegiatan yaitu :
a. Kegiatan Awal
Guru mengajak anak duduk melingkar, menyebutkan, tanya jawab
tentang kegiatan gerak dan lagu pohon mangga.
b. Kegiatan Inti
Anak melakukan kegiatan yang telah dijelaskan oleh guru sebelumnya
meliputi :
RKH 5 : Meniru dan menyesuaikan gerak dan lagu menggunakan gerak
dan lagu pohon mangga.
RKH 6 : bermain bahasa dan beryanyi ‘aku pohon mangga’ dari gerak
dan lagu pohon mangga.
RKH 7 : mengamati bagian pohon-pohon mangga melalui kegiatan gerak
dan lagu pohon mangga.
RKH 8 : meniru dan berkoordinasi dalam melakukan gerakan
menggunakan gerak dan lagu pohon mangga.
C. Penutup
Pengumpulan data dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran diamati oleh penilai
1 dan penilai 2 yaitu supervisor dan guru, meliputi :
a. Pengamat mengamati dan mencatat pada lembar observasi yang telah
disediakan. Hasil penilaian disajikan dalam tabel.
Tabel.
Lembar Observasi Anak
No
Nama Nilai Skor keterangan
.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25

Tabel
Hasil Penilaian perkembangan keterampilan motorik anak menggunakan
metode gerak dan lagu pohon mangga
No
Nama Nilai Skor keterangan
.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25

D. Teknik Analisis Data


Analisis data adalah upaya yang dilakukan oleh guru yang berperan sebagai peneliti
untuk merangkum secara akurat data yang telah di kumpulkan dalam bentuk yang
dapat dipercaya dan benar. Analisis data menggunakan rumus.
nilai yang didapat siswa
X= x 100 %
nilai maksimal
Penilaian untuk TK menggunakan standart nilai dengan simbol huruf dengan
kriteria sebagai berikut :
BB : Belum Berkembang
MB : Mulai Berkembang
BSH : Berkembang Sesuai Harapan
BSB : Berkembang Sangat Baik
Untuk standar ketuntasan belajar anak. Peneliti menggunakan standar
keberhasilan yang digunakan adalah 75%. Hal ini menyatakan bahwa tingkat
pencapaian tujuan 75% maka akan dinyatakan tuntas. (Djemari, 2004:137).
Adapun untuk menentukan besarnya kekuntasan anak, peneliti menggunakan
rumus :
jumlah anak yang tuntas
X= x 100 %
jumlah anak
E. Rencana Refleksi
Refleksi pengamatan dan pengumpulan data dilakukan dalam 2 siklus. Siklus 1
tanggal 03 – 07 Mei 2023 dan siklus 2 tanggal 17 – 21 Mei 2023.
Jika hasil analisis dan refleksi, indikator keberhasilan sudah tercapai maka
diselesaikan pada siklus 1. Tetapi jika hasil analisis dan refleksi, indikator keberhasilan
belum tercapai maka dirancang kembali rencana perbaikan yang akan dilaksanakan
pada siklus 2, dengan tahapan yang sama dengan siklus 1.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Pelaksanaan Siklus
Berdasarkan uraian penelitian yang dilakukan dalam perbaikan pembelajaran
diperoleh data sebagai berikut :
1. Siklus 1
a. Pelaksanaan
Siklus 1 dilakukan pada tanggal 03 Mei sampai dengan 07 Mei 2021. Yang
dilaksanakan di kelompok A1 TK. St. Dominikus Riangpuho, Kecamatan Tanjung
Bunga, Kabupaten Flores Timur. Perencanaan pada siklus 1, diawali dengan membuat
perencanaan pembelajaran (RKH), media, serta metode pengajaran sehingga
nantinya dalam proses pelaksanaan pembelajaran dapat berjalan dengan baik dan
lancar. Melalui observasi, diskusi, dan pengalaman yang dicatat teman sejawat
terhadap guru maupun siswa.
Dalam kegiatan perbaikan pengembangan keterampilan motorik anak usia 5-6
tahun melalui gerak dan lagu pada kelompok B TK Negeri Reo Kabupaten Manggarai
diperlukan cara pembelajaran dan media yang dapat memotifasi sekaligus
merangsang motorik anak, dalam kegiatan gerak dan lagu, sehingga anak dapat
mencapai suatu prestasi atau keberhasilan dalam pengembangkananak melalui
metode gerak dan lagu.
Pada akhir kegiatan, peneliti maupun guru mengadakan evaluasi terhadap
pemahaman anak atau tingkat perkembangan yang dicapai anak pada hari yang
bersangkutan, serta memberikan tindak lanjut. Adapun hasil pengamatan terhadap
proses pembelajaran siklus 1 dapat dipaparkan sebagai berikut.

Anda mungkin juga menyukai