Nim : 50800118064
Kelas : MHU B
Tugas Kelompok : 1
1
Syarifudin Ritonga dan Ian Adian Tarigan. 2011. “pola komunikasih antar budaya dalam interaksi sosial etnis karo
dan etnis minang dikecamatan kabanjahe kabupaten karo”. Vol .4 no.2 hlm 93.
2
Alo Liliweri, Dasar-Dasar komunikasih antar budaya, (Yogyakarta: putaka pelajar, 2009), hlm, 12
3
Alo Liliweri, Dasar-Dasar Komunikasih antar budaya, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009), hlm, 19
b. Efektifitas antar budaya
Dalam kenyataan sosial disebutkan bahwa manusia tidak dapat dikatakan berinteraksi
sosial kalau dia tidak berkomunikasih. Sama halnya dengan interaksi antar budaya yang
efektif juga sangat bergantung pada komunikasihnya. Komunikasih yang efektif dapat
terwujud bila strategis dan metode komunikasih yang digunakan tepat. Strategi
komunikasih yang efektif sangat penting diperhatikan dalam sebuah proses komunikasih.
Efektivitas komunikasih antar pribadi dalam komunikasih antar budaya dari komunikator
dan komunikan yang berbeda budaya itu sangat ditentukan oleh faktor-faktor: keterbukaan,
empati, perasaan positif, memberikan dukungan , dan memelihara keseimbangan. 4
B. Budaya sebagai fenomena sosial dan faktor pemicu komunikasih lintas budaya
4
Suryani Wahida,2013 ”komunikasih antar budaya yang efektif”, vol. 14, no.1
5
Henny Kustini, Comuniccation Skill, (Yogyakarta:Penertbit Deepublish, 2017),hlm 13
6
Yiska Mardolina, Pola komunikasih lintas budaya mahasiswa asing dengan mahasiwa local di universitas
hasanuddin skripsi, ( makasar: jurusan ilmu komunikasih universitas hasanuddin, 2015).hlm 29
akulturasi, yakni ketika orang yang telah tersosialisasi didalam budayanya dan kemudian
berpindah ketempat baru dan berinteraksi dengan lingkungan untuk jangka waktu tertentu. 7
Proses adaptasi ini, orang asing secara gradual mulai mendeteksi pola-pola baru tentang
pikiran dan perilaku serta menstruktur secara personil tentang adaptasi-adaptasi yang relevan
dengan masyarakat tuan rumah.yang menentukan dalam proses ini adalah kemampuan kita
untuk mengenal perbedaan dan persamaan yang ada pada lingkungan baru. Seiring dengan
berjalannya proses akulturasi dalam konteks adaptasi terhadap budaya baru, maka beberapa
pola-pola budaya lama yang tidak dipelajari (unlearning) juga terjadi, paling tidak pada tingkat
bahwa respons baru diadopsi dalam situasi yang sebelumnya telah menjadi perbedaan. Proses
adaptasi ini disebut akulturasi.
Pada saat terjadi proses delkuturasi dan akulturasi, maka pendatang baru secara gradual telah
melakukan proses adaptasi. Orang asing dapat ditekan untuk menyesuaikan diri dengan peran
yang dibutuhkan tetapi tidak dapat dipaksa untuk menerima nilai-nilai tertentu.
Bentuk omunikasi diatas mengalami proses yang bersifat dinamis, karena prose tersebut
berlamgsung dalam konteks sosial yang hidup, berkembang dan bahkan berubah-ubah
berdasrakan waktu, situasi dan kondisi tertentu. Kebudayaan merupakan dinamisator
“penghidupan” bagi proses komunikasi antar budaya.
7
Erlangga Fanggi Mulawarman, KOMUNIKASIH MAHASISWA ASING DENGAN MAHASISWA LOKAL DIKOTA MALANG
(studi pada mahasiswa asing program BIPA di Universitas Muhamaddiyah Malang 2016
8
Alo Liliweri, Makna Budaya dalam komunikasi antar budaya, ( Yogyakarta :PT LKIS Pelangi Aksara 2003), hlm 6.
Menurut Koenjaningrat, ada tujuh buah kebudayaan yang dapat disebut sebagai isi
pokok dari setiap kebudayaan didunia yang dapat mendorong proses komunikasi antar
budaya yaitu :9
a) Bahasa
Salah satu unsur penting dalam kehidupan manusia yang merupakan syarat
berlangsungnya suatu interaksi adalah pengetahuan tentang bahasa. Bahasa
adalah suatu alat yang dipergunakan ataupun dipakai manusia dalam
berkomunikasi dan berinteraksi dengan sesama manusia. Dalam segi bahasa
mahasiswa Patani menggunakan bahasa Melayu Pattani, atau dalam bahsa
Thailand adalah Yawi atau Jawi.
Adalah sebuah dialek dari bahassa Melayu yang dituturkan di provinsi paling
selatan Thailand yang berbatasan dengan Malaysia.
Dialek Melayu Pattani adalah bahasa utama dari grup etnik Melayu Thai.
Melayu pattani adalah dialek Melayu paling berbeda, karena terlebih terpengaruh
oleh bahasa Thai dan juga terisolasi dari tempat bahasa Mealyu dituturkan karena
dibatasi oleh pegunungan tinggi. Dialek tersebut hamper mirip dengan Bahasa
Melayu Kelantan yang dituturkan di seberang perbatasan. Dialek Kelantan dan
Pattani sangat berbeda jauh sampai-samoai rekaman radio dalam bahasa Melayu
Standar agak sulit dimengerti. Keduanya juga berbeda dari dialek Bahasa Melayu
Terengganu.
Ada beberapa kosa kata pattani yang hamper memiliki kemiripan dengan
bahasa Indonesia seperti ‘makan’ yang dalam bahasa pattani berarti ‘make’
sedangkan dalam bahasa Indonesia ‘make’ memiliki arti ‘pakai’ atau ‘memakai’.
9
Neni Efrita.2013 “ptoses dan iklim komunikasi antarbudaya”.Vol 4, No 8. Hlm 59
Yaitu peralatan dan perlengkapan hidup manusia (pakaian, perumahan, alat-
alat rumah tangga, senjata, alat-alat produksi transport, dan sebagainya).
e). Sistem Mata Pencaharian Hidup Sistem mata pencaharian hidup lebih terfokus
pada jenis pekerjaan manusia untuk bisa mencukupi kebutuhan hidupnya.
g). Kesenian Setiap etnis dan suku bangsa mempunyai ciri khas tersendiri
mengenai kesenian atau budaya masing-masing. Cirri khas yang amat jelas
terlihat dari masyarakat Patani adalah pakaiannya. Penggunaan jilbab syar‟I, rok,
dan juga baju yang panjangnya sampai lutut membuat mahasiswa Patani atau
masyarakat Patani mudah di kenali saat di Indonesia. Jika kebanyakan orang
Indonesia yang menggunakan jilbab syar‟I pasti memakai gamis, tidak demikian
dengan masyarakat Patani.Selain dari segi pakaian, Indonesia dan Patani juga
terdapat perbedaan dalam segi makanan. Masakan orang Indonesia kurang sesuai
dengan selera di lidah orang Patani, di Patani umumnya makanan berasa asam
dan pedas, sedangkan di Indonesia khususnya Banyumas makanannya lebih
condong ke rasa manis dan asin.
b. Komunikan
Komunikan dalam komunikasi antarbudaya adalah pihak yang menerima pesan tertentu,
dia menjadi tujuan/sasaran komunikasi dari pihak lain (komunikator). 10
c. Pesan/symbol
Dalam proses komunikasi, pesan berisi pikiran, ide atau gagasan, perasaan yang dikirim
komunikator kepada komunikan dalam bentuk simbol. Symbol adalah sesuatu yang
digunakan untuk mewakili maksud tertentu yang semuanya harus dipahami secara
konotatif.60 Dalam model komunikasi lintas budaya, pesan adalah apa yang ditekankan
atau yang dialihkan oleh komunikator kepada komunikan.
Setiap pesan sekurang-kurangnya mempunyai dua aspek utama yaitu isi dan perlakuan. Isi
pesan meliputi aspek daya tarik pesan. Namun,aspek daya tarik pesan saja belum cukup,
sebuah pesan harus mendapatkan perlakuan, perlakuan atas pesan berkaitan dengan
penjelasan atau penataan isi pesan oleh komunikator. Pilihan isi dan perlakuan atas pesan
tergantung dari keterampilan komunikasi, sikap, tingkat pengetahuan, posisi dalam sistem
kebudayaan.
d. Media
Dalam proses komunikasi antarbudaya, media merupakan tempat, saluran yang dilalui
oleh pesan atau symbol yang dikirim melalui media tertulis, media massa (cetak,
elektronik).62 Namun terkadang pesan-pesan itu dikirim tidak melalui media, terutama
dalam komunikasi antarbudaya tatap muka.
Para ilmuwan sosial menyepakati dua tipe saluran; (1) saluran sensoris meliputi cahaya,
bunyi, perabaan, pembauan dan rasa. (2) saluran yang sangat dikenal dan digunakan
manusia seperti percakapan tatap muka, material cetakan, dan media elektronik.
Umpan balik merupakan tanggapan balik dari komunikan kepada komunikator atas
pesan-pesan yang telah disampaikan.64 Tanpa umpan balik atas pesan-pesan dalam
komunikasi antarbudaya maka komunikator dan komunikan tidak bisa memahami ide,
pikiran dan perasaan yang terkandung dalam pesan tersebut.
Dalam kasus komunikasi tatap muka, umpan balik lebih mudah diterima, sehingga
reaksi-reaksi verbal dapat diungkapkan secara langsung oleh komunikan, begitu juga
dengan reaksi-reaksi pesan non verbal seperti menganggukan keapala tanda setuju maupun
menggelengkan kepala tanda tidak setuju dapat dilihat langsung.
10
Rifda Aisyah Syahrul Putri 2016 “Hakikat dan Unsur Proses Komunikasi Antar Budaya”
11
Alo Liliweri, “Dasar-Dasar Komunikasi Antar budaya, (Yogyakarta:Pustaka Pelajar 2009), hlm.26
f. Suasana
Satu faktor penting dalam komunikasi antarbudaya adalah suasana yang kadang-kadang
disebut setting of communication, yakni tempat dan waktu serta suasana ketika
komunikasi antarbudaya berlangsung. Suasana itu berkaitan dengan waktu yang tepat
untuk bertemu/berkomunikasi, sedangkan tempat berpengaruh terhadap kualitas relasi
komunikasi antarbudaya.12
g. Gangguan
Komunikasi merupakan suatu hal yang sangat mendasar dalam kehidupan manusia bahkan
komunikasi telah menjadi suatu fenomena bagi terbentuknya suatu masyarakat atau komunitas yang
terintegrasi oleh informasi dimana masing-masing individu dalam masyarakat itu sendiri saling
berbagi informasi untuk mencapai tujuan bersama.
Definisi komunikasi yang dikemukakan Moor adalah penyampaian pengertian antar individu. Pada
pokoknya komunikasi adalah pusat minat dan situasi perilaku dimana suatu sumber menyampaikan
pesan kepada seorang penerima dengan berupaya mempengaruhi perilaku penerima tersebut. Banyak
sekali definisi tentang komunikasi yang dikemukakan oleh para ahli. Masing-masing mempunyai
penekanan dan arti yang berbeda satu sama lainnya. Komunikasi juga dipahami sebagai suatu bentuk
komunikasi interaksi, yaitu komunikasi dengan proses sebab-akibat atau aksi-reaksi yang arahnya
bergantian.13
Samovar dan Porter juga menyatakan bahwa komunikasi antarbudaya terjadi diantara produsen
pesan dan penerima pesan yang latar belakang kebudayaannya berbeda.
12
Neni Elfrita,2013”proses dan iklim komunikasih antar budaya”, Vol,4 No 8 hlm 68-69
13
Deddy Mulyana, ilmu komunikasih suatu pengantar”(Bandung,Remaja Rosdakarya,2002),65
Charley H. Dood mengungkapkan komunikasi antar budaya meliputi komunikasi yang
melibatkan peserta komunikasi yang mewakili pribadi, antar pribadi atau kelompok dengan tekanan
pada perbedaan latar belakang kebudayaan yang mempengaruhi perilaku komunikasi para peserta.
Menurut Stewart Komunikasi antarbudaya adalah komunikasi yang terjadi dalam suatu kondisi
yang menunjukkan adanya perbedaan budaya seperti Bahasa, Nilai-Nilai, Adat, Kebiasaan.
Dari beberapa pengertian komunikasi antar budaya diatas dapat disimpulkan bahwa komunikasi
antar budaya merupakan interaksi antar pribadi dan komunikasi yang dilakukan oleh beberapa
orang yang memiliki latar belakang kebudayaan yang berbeda. Akibatnya, interaksi dan komunikasi
yang sedang dilakukan itu membutuhkan tingkat keamanan dan sopan santun tertentu, serta
peramalan tentang sebuah atau lebih aspek tertentu terhadap lawan bicara.
Hal-hal yang sejauh ini dibicarakan tentang komunikasi berkaitan dengan komunikasi antar
budaya. Fungsi-fungsi dan hubungan-hubungan antara komponen-komponen komunikasi juga
berkenaan dengan komunikasi antar budaya. Namun, apa yang terutama menandai komunikasi
antar budaya adalah bahwa sumber dan penerimanya berasal dari budaya yang berbeda.
Komunikasi antar budaya akan lebih dipahami sebagai perbedaan budaya dalam mempersepsi
objek-objek sosial dan kejadian-kejadian. Penting disadari bahwa orang-orang yang berbeda budaya
mempunyai cara-cara yang berbeda dalam bergaul dengan sesamanya. Masalah utama dalam
komunikasi antar budaya adalah kesalahan dalam persepsi sosial yang disebabkan oleh perbedaan-
perbedaan budaya yang mempengaruhi persepsi.
Komunikasi Antar Budaya terjadi bila produsen pesan adalah anggota suatu budaya dan
penerima pesannya adalah anggota suatu budaya lainnya. Budaya bertanggungjawab atas seluruh
perbendaharaan perilaku komunikatif dan makna yang dimiliki setiap orang.
Dalam setiap budaya ada bentuk lain yang agak serupa dengan bentuk budaya. Ini
menunjukkan individu yang telah dibentuk oleh budaya. Bentuk individu sedikit berbeda dari
bentuk budaya yang mempengaruhinya. Ini menunjukkan dua hal yang pertama ada pengaruh-
pengaruh lain di samping budaya yang membentuk individu. Kedua, meskipun budaya
merupakan kekuatan dominan yang mempengaruhi individu, orang-orang dalam suatu budaya
pun mempunyai sifat sifat yang berbeda.14
Derajat pengaruh budaya dalam situasi-situasi komunikasi antar budaya merupakan fungsi
perbedaan antara budaya-budaya yang bersangkutan. Komunikasi antar budaya terjadi dalam
banyak ragam situasi yang bekisar dari interaksi-interaksi antara orang-orang yang berbeda
budaya secara ekstrem hingga interaksi-interaksi antara orang
a. Umat Beragama
14
Jalaluddin Rahmat, komunikasih antar budaya: Paduan berkomunikasih dengan orang orang berbeda budaya,
(Bandung:Remaja Rosdakarya, 2014),20
Umat adalah sebuah kata yang berarti “Masyarakat” atau “Bangsa” kata tersebut berasal
dari kata amma-yaummu, yang dapat berarti “Menuju”, “Menempuh”, atau “Meneladani”.
Kata ummat dalam bentuk tunggal terulang lima puluh kali dalam Al-Qur’an. Ad-
Damighani menyebutkan sembilan arti untuk kata ini yaitu kelompok agama, waktu yang
panjang, kaum, pemimpin, generasi lalu, umat islam, orang-orang kafir, dan manusia
seluruhnya.15 Ungkapan kesatuan umat dalam Al-Qur’an merujuk kepada seluruh kesatuan
dunia islam. Al-Qur’an
Artinya: “Sesungguhnya (agama tauhid) ini adalah agama kamu semua; agama yang satu
dan Aku adalah Tuhanmu, maka sembahlah Aku”Di dalam bahasa Indonesia, bentuk
serapan yaitu kata “Umat”, juga digunakan oleh agama-agama selain islam di Indonesia
untuk menyebut para pemeluknya. Seperti : Umat Kristiani, Hindu, Budha, Katholik,
Konghucu, dan lain-lain.Jadi bisa dikatakan bahwa umat beragama adalah umat (penganut)
yang memahami dan menganut kepercayaan. Bagi para penganutnya, agama berisikan
ajaran-ajaran mengenai kebenaran tertinggi dan mutlak tentang eksistensi manusia dan
petunjuk-petunjuk untuk hidup selamat dunia dan akhirat.
1. Sikap Ekslusivisme: sikap yang hanya mengakui agamanya paling benar dan
paling baik.
15
M. Quraish Shihab “Waawasan Al quran”
2. Sikap Inklusvisme: sikap yang dapat memahami dan menghargai agama lain
dengan eksistensinya, tetapi tetap memandang agamanya sebagai satu- satunya jalan
menuju keselamatan.
Dalam hubungan agama dengan budaya, doktrin agama yang merupakan konsepsi tentang
realitas, harus berhadapan dengan realitas, bahkan berurusan dengan perubahan sosial. Kehidupan
umat beragama merupakan fenomena kemasyarakatan dengan suatu pandangan dan pola hidup
yang mengandalkan kepercayaan akan dimensi transenden atau suatu wilayah khusus. 16
DAFTAR PUSTAKA
16
Burhanuddin Daya (ed), 70 Tahun H.A. Mukti Ali: Agama dan Masyarakat, (Yogyakarta:IAIN Sunan Kalijaga
Press,1993), 188
Syarifudin, Ritonga, Ian Adian Tarigan “pola komunikasih antar budaya dalam interaksi sosial etnis karo
dan etnis minang dikecamatan kabanjahe kabupaten karo”. Karo : 2011
Alo, Liliweri, Dasar-Dasar komunikasih antar budaya, Yogyakarta : putaka pelajar : 2009
Yiska Mardolina, Pola komunikasih lintas budaya mahasiswa asing dengan mahasiwa local di
universitas hasanuddin skripsi, Makasar: jurusan ilmu komunikasih universitas hasanuddin, 2015
Jalaluddin Rahmat, komunikasih antar budaya: Paduan berkomunikasih dengan orang orang berbeda
budaya, Bandung : Remaja Rosdakarya 2014