Anda di halaman 1dari 11

KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA

Disusun Oleh :

Disrya Amalia Fitriani 153230059

Bintang Nur Wahid 153230060

Farikh Zulkha 153230061

Ade Armand Raditya 153230062

Abdurrasyid Sa’adhon 153230063

Fikri Haekal Azmi 153230064

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
YOGYAKARTA
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur dipanjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat
dan hidayah-Nya yang telah memberikan petunjuk sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah ini dengan baik. Makalah ini merupakan bagian dari mata
kuliah Pengantar Ilmu Komunikasi yang bertujuan untuk memperoleh pemahaman dan
eksplorasi lebih dalam terhadap komunikasi antar budaya.
Penulis menyadari betapa pentingnya komunikasi antar budaya dalam
menghadapi tantangan kompleks dalam masyarakat yang semakin multikultural.
Melalui makalah ini penulis mencoba menjelaskan mengenai hal-hal yang terkait
dengan komunikasi antar budaya di Indonesia.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada para dosen pengampu yang telah
membimbing selama penulisan makalah ini. Penulis juga mengucapkan terima kasih
kepada semua pihak yang telah memberikan dukungan terhadap penulisan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih memiliki kekurangan dan
keterbatasan dalam hal informasi. Oleh karena itu, penulis sangat menerima kritik, saran
dan komentar yang membangun untuk perbaikan penelitian di masa mendatang.
Akhir kata, semoga makalah ini dapat memberikan informasi yang bermanfaat
serta pemahaman yang lebih mendalam kepada pembaca terhadap komunikasi antar
budaya.

DAFTAR ISI

1
KATA PENGANTAR....................................................................................................................................
DAFTAR ISI...................................................................................................................................................
PENDAHULUAN...........................................................................................................................................
HASIL DAN PEMBAHASAN.......................................................................................................................
KESIMPULAN...............................................................................................................................................
SARAN.............................................................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................................................

2
A. PENDAHULUAN
Secara garis besar, komunikasi antarbudaya adalah dasar penting dalam
memahami perbedaan yang mempengaruhi proses komunikasi antar individu dari
latar belakang budaya yang berbeda. Komunikasi antarbudaya membantu dalam
mengatasi hambatan komunikasi dengan perbedaan yang kondisional seperti
halnya budaya, mempromosikan konsep saling memahami, dan memperkaya
hubungan antarindividu dan kelompok dari berbagai budaya. Di era globalisasi
saat ini, pemahaman komunikasi antarbudaya akan sangat relevan dalam konteks
komunikasi global yang multikultural.
"Komunikasi antarbudaya terjadi diantara orang-orang yang memiliki
budaya yang berbeda (ras, etnik, sosio ekonomi, atau gabungan dari
perbedaan itu). Biasanya ketika suatu proses komunikasi antarbudaya
terjadi maka akan sering terjadi kekeliruan atas perbedaan penafsiran
terhadap suatu makna kebudayaan baik dari bahasa maupun tradisi"
(Lubis, 2018: 13).
Berdasarkan kutipan berikut, dapat diketahui bahwa komunikasi
antarbudaya merupakan suatu isu yang menimbulkan banyak kontradiksi menurut
berbagai perspektif. Komunikasi antar budaya yang salah diartikan dapat
menimbulkan permasalahan sederhana hingga permasalahan yang kompleks.
Dengan ini, penulis tertarik untuk melakukan kajian seputar komunikasi antar
budaya dalam bentuk makalah sebagai keperluan penelitian dan syarat memenuhi
penugasan mata kuliah Pengantar Ilmu Komunikasi.

B. HASIL DAN PEMBAHASAN


Komunikasi merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan
manusia. Dengan adanya komunikasi, manusia dapat berinteraksi, saling bertukar
informasi, serta membangun hubungan yang harmonis dengan sesama. Namun,
seringkali terjadi masalah dalam komunikasi, salah satunya adalah mengenai
komunikasi antar budaya. Hal ini disebabkan oleh perbedaan latar belakang
budaya, nilai, dan norma yang dimiliki oleh masing-masing individu. Namun,
komunikasi dan kebudayaan tidak dapat dipisahkan, karena studi komunikasi

3
antar budaya menekankan pada efek yang dihasilkan kebudayaan terhadap
komunikasi itu sendiri. Menurut Alo liliweri dalam buku dasar-dasar komunikasi
antar budaya, komunikasi antarbudaya adalah menambah kata budaya ke dalam
pernyataan “komunikasi antara dua orang/ lebih yang berbeda latar belakang
kebudayaan”.
Komunikasi antar budaya memiliki definisi dari beberapa ahli, sebagai
berikut :
1. Andrea L.Rich dan Dennis M.Ogawa menyatakan dalam buku
Intercultural Communication,A Reader bahwa komunikasi antarbudaya
adalah komunikasi antara orang-orang yang berbeda kebudayaannya,
misalnya antara suku bangsa, etnik, ras dan kelas sosial
2. Samovar dan Porter (1976:4) juga menyatakan komunikasi antarbudaya
terjadi diantara produsen pesan dan penerima pesan yang latar belakang
kebudayaannya berbeda
3. Chaley H.Dood (1991:5) mengungkapkan komunikasi antarbudaya
meliputi komunikasi yang melibatkan peserta komunikasi yang mewakili
pribadi, antarpribadi atau kelompok dengan tekanan pada perbedaan latar
belakang kebudayaan yang mempengaruhi perilaku komunikasi para
peserta.
Dari definisi diatas, dapat disimpukan bahwa komunikasi antarbudaya adalah
suatu proses komunikasi melibatkan individu-individu yang memiliki perbedaan
dan dihasilkan dari latar belakang kebudayaan mereka masing-masing. Perbedaan
tersebut dapat berupa cara berbicara, berperilaku serta penerimaan pesan dari
komunikator yang menyampaikan.
Komunikasi antar budaya yang baik adalah komunikasi antar budaya yang
interaktif yaitu adanya respon dari komunikan terhadap pesan yang disampaikan
oleh komunikator. Hal tersebut menjadi poin utama dalam kegiatan komunikasi,
karena timbal balik yang terjadi merupakan pertanda bahwa pesan yang
disampaikan diterima dengan baik. Respon yang diberikan oleh komunikan dapat
menjadi salah satu cara untuk melanjutkan kegiatan komunikasi lebih lanjut.

4
Tercapainya tujuan dalam komunikasi antar budaya dipengaruhi oleh unsur-unsur
yang ada dalam prosesnya, yakni :
1. Komunikator, yakni pihak yang mengawali pengiriman pesan kepada
komunikan.
2. Komunikan, yakni pihak penerima pesan dari komunikator.
3. Pesan, yakni hal yang ditekan atau dialihkan oleh komunikator kepada
komunikan.
4. Media, yang berarti tempat tersalurnya pesan yang dikirimkan oleh
komunikator.
5. Efek dan umpan balik, yaitu harapan positif komunikator agar tujuan dan
fungsi komunikasi tercapai.
6. Suasana, yaitu tempat, waktu, dan sosial/psikologis ketika komunikasi
antar budaya sedang berlangsung.
7. Gangguan, yaitu penghambat yang berada di antara komunikator dengan
komunikan dalam proses penyampaian pesan.
Apabila unsur-unsur diatas telah terpenuhi, maka kegiatan komunikasi antar
budaya dapat menghasilkan fungsi diantaranya sebagai berikut:
1. Sebagai penanda identitas sosial. Setiap individu memiliki identitasnya
sendiri, salah satu faktor yang mempengaruhi identitas sosial lebih terlihat
dan cepat diidentifikasi adalah adanya komunikasi antarbudaya.
2. Integrasi sosial. Fungsi ini mempertegas bahwa komunikasi antarbudaya
dapat membuat kita saling mengerti dan mempersatukan individu satu
dengan yang lain dalam interksi tersebut.
3. Menambah pengetahuan. Dengan adanya komunikasi antarbudaya,
individu dapat memperoleh pengetahuan-pengetahuan baru yang
disampaikan oleh individu lain dengan kebudayaan berbeda.
Selain unsur dan fungsi dari komunikasi antarbudaya, terdapat pula hambatan
dalam pelaksanaannya yakni:
1. Menarik diri dari kehidupan sosial. Alasannya adalah sulitnya untuk
menginternalisasikan nilai-nilai yang sudah ada bagi kelompok pendatang.

5
2. Prasangka Sosial Akar Konflik Masyarakat Multicultural. Gill Branston
and Roy Stafford mendefinisikan prasangka sosial sebagai kecenderungan
menilai negatif kepada orang yang memiliki perbedaan secara etnis dan
ras.
3. Etnosentrisme budaya. Etnosentrisme merupakan menilai budaya orang
lain dengan kacamata budaya kita sendiri. Menurut Summer dalam Alo
Liweri seperti yang dikutip Kohar, dalam paham etnosentrisme, pada
dasarnya manusia bersifat individualistik yang mementingkan diri sendiri
yang pada akhirnya melahirkan budaya antagonistik.

6
Salah satu contoh yang seringkali terjadi adalah masalah komunikasi
antara suku Jawa dan non-Jawa. Hal ini dapat didukung oleh pernyataan dari
seorang ahli dengan kutipan sebagai berikut :
Menurut Charley H.Dood (1991:5) mengungkapkan komunikasi
antarbudaya meliputi komunikasi yang melibatkan peserta komunikasi
yang mewakili pribadi, antarpribadi atau kelompok dengan tekanan pada
perbedaan latar belakang kebudayaan yang mempengaruhi perilaku
komunikasi para peserta.

Suku Jawa adalah suku yang memiliki jumlah populasi terbesar di


Indonesia. Sebagian besar Suku Jawa mendiami Pulau Jawa itu sendiri, terutama
di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Sebagian lainnya tersebar di berbagai tempat di
Indonesia dari sabang sampai merauke. Meskipun tersebar di berbagai macam
lingkungan sosial, Suku Jawa cenderung memiliki kemampuan beradaptasi yang
baik. Hal ini dikarenakan karakter Suku ini memiliki budaya yang kaya dan
kompleks, yang dipengaruhi oleh ajaran agama Hindu, Islam, dan Budha. Di sisi
lain, suku non-Jawa terdiri dari berbagai suku bangsa yang mendiami wilayah
Pulau Jawa maupun di luar Pulau Jawa, seperti Sunda, Batak, Minangkabau, dll.
Perbedaan budaya dan latar belakang inilah yang seringkali menjadi penyebab
terjadinya masalah dalam komunikasi antara suku Jawa dan non-Jawa.
Salah satu masalah yang sering terjadi dalam komunikasi antara suku Jawa
dan non-Jawa adalah perbedaan bahasa. Meskipun bahasa Indonesia merupakan
bahasa resmi yang digunakan di seluruh wilayah Indonesia, namun terdapat
perbedaan kosakata, dialek, dan ejaan dalam bahasa yang digunakan oleh masing-
masing suku. Hal ini dapat menyebabkan kesalahpahaman dan kesulitan dalam
memahami isi pesan yang disampaikan. Sebagai contoh, dalam bahasa Jawa
terdapat tingkatan bahasa yang berbeda untuk berkomunikasi dengan orang yang

7
lebih tua atau yang memiliki status yang lebih tinggi, sedangkan dalam budaya
non-Jawa hal ini tidak begitu diperhatikan.
Selain itu, perbedaan budaya juga memengaruhi gaya komunikasi yang
digunakan. Suku Jawa cenderung lebih santun dan mengutamakan keharmonisan
dalam berkomunikasi, sedangkan suku non-Jawa cenderung lebih langsung dan
terbuka dalam menyampaikan pendapat. Hal ini dapat menimbulkan
kesalahpahaman dan konflik antara kedua belah pihak. Misalnya, dalam budaya
Jawa, penggunaan bahasa yang terlalu langsung atau kasar dianggap sebagai
tindakan yang tidak sopan dan dapat menyinggung perasaan orang lain.
Selain itu, perbedaan nilai dan norma juga dapat menyebabkan masalah
dalam komunikasi antara suku Jawa dan non-Jawa. Dalam budaya Jawa, nilai-
nilai seperti kesopanan, kerendahan hati, dan menghormati orang yang lebih tua
sangat dijunjung tinggi. Sedangkan dalam budaya non-Jawa, nilai seperti
kebebasan berekspresi dan mandiri lebih ditekankan. Hal ini dapat menyebabkan
kesalahpahaman dan konflik antar budaya ketika kedua belah pihak tidak
memahami dan menghargai nilai dan norma yang dimiliki oleh pihak lain.
Untuk mengatasi masalah komunikasi antara suku Jawa dan non-Jawa,
dibutuhkan pemahaman yang lebih mendalam tentang budaya, nilai, dan norma
yang dimiliki oleh masing-masing suku. Selain itu, diperlukan juga kemauan
untuk saling menghargai dan memahami perbedaan tersebut. Pemerintah juga
dapat berperan dalam memfasilitasi dialog antar budaya dan mempromosikan
keberagaman budaya sebagai kekayaan bangsa.

8
C. KESIMPULAN
Masalah komunikasi antar budaya suku Jawa dan non-Jawa dapat disebabkan
oleh perbedaan bahasa, budaya, nilai, dan norma yang dimiliki oleh masing-
masing suku. Untuk mengatasi masalah ini, diperlukan pemahaman dan
penghormatan yang lebih mendalam terhadap budaya, nilai, dan norma dari
masing-masing suku. Dengan saling menghargai dan memahami perbedaan
tersebut, diharapkan dapat menciptakan hubungan yang harmonis dan saling
menguntungkan antara suku Jawa dan non-Jawa.

D. SARAN
Untuk memastikan efektivitas komunikasi antar budaya, ada beberapa hal
yang dapat diperhatikan diantaramya menghindari asumsi, setreotip, dan
penggunaan bahasa yang terlalu informal atau kasual agar tidak menimbulkan
kesalahpahaman. Selain menggunakan bahasa yang resmi dan sopan kita juga
perlu memperhatikan komunikasi nonverbal, yaitu sikap tubuh, ekspresi wajah,
dan gerak tangan karena hal ini dapat memiliki makna yang berbeda di setiap
budaya. Selain itu, agar komunikasi antarbudaya berjalan dengan efektif, tetaplah
berusaha terbuka dan fleksibel dalam berkomunikasi. Jika ada kesalahpahaman
dari salah satu pihak, jangan ragu untuk menanyakan kejelasan dari hal tersebut.

9
E. DAFTAR PUSAKA
Lubis, Andriani Lusiana (2018) ,Pemahaman Praktis Komunikasi
Antarbudaya. USU Press: Medan.
Charley H.Dood dalam Dianiya Vicky(2017), KOMUNIKASI
ANTARBUDAYA DALAM PROSES AKULTURASI BUDAYA (STUDI KASUS
PADA MAHASISWA AFRIKA (GAMBIA) DI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA), Dapat diakses melalui :
https://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36851/1/VICKY
%20DIANIYA-FDK.pdf
Icol Dianto(2019), HAMBATAN KOMUNIKASI ANTAR
BUDAYA(MENARIK DIRI, PRASANGKA SOSIAL DAN
ETNOSENTRISME). Dapat diakses melalui : https://jurnal.iain-
padangsidimpuan.ac.id/index.php/Hik/article/view/1847
Karmilah, Sobarudin(2019), KONSEP DAN DINAMIKA KOMUNIKASI
ANTARBUDAYA DI INDONESIA, Dapat diakses melalui :
http://journal.iaincurup.ac.id/index.php/JDK/article/view/886

10

Anda mungkin juga menyukai