Anda di halaman 1dari 2

Nama : Siti Nur Ariah

NPM : E1A.18.0543

Mata Kuliah : Komunikasi Lintas Budaya

Jawaban

1. Pada saat ini tidak asing lagi kita sebagai warga negara indonseia dengan perbedaan budaya di masyarakat kita, karena
kita masing-masing orang mengetahui bahwa betapa luasnya wilayah indonesia sehingga kita harus bangga menjadi
warga indonesia yang memiliki kekayaan kebudayaan. Akan tetapi seringkali mendengar kenyataan mengenai hal tidak
bisa menerima atau merasa kesulitan menyesuaikan diri dengan perbedaan-perbedaan yang terjadi akibat interaksi
tersebut, seperti masalah kebiasaan yang berbeda dari seorang teman yang berbeda asal daerah yang menjadi
kebiasaan orang tersebut misalnya (tradisi,norma,atau bahasa) yang berlaku dari suatu daerah. Adapun alasan
mengapa kita mempelajari komunikasi lintas budaya yaitu karena dunia ini sedang menyusut dan kapasitas untuk
memahami keanekaragamaan budaya sangat di perlukan, semua budaya berfungsi dan penting bagi pengalaman
anggota-anggota budaya tersebut meskipun nilai-nilainya berbeda, nilai-nilai setiap masyarakat se”baik” nilai-nilai
masyarakat lainnya, setiap individu atau budaya berhak menggunakan nilai-nilainya sendiri, dan keterampilan-
keterampilan komunikasi yang diporeleh memudahkan perpindahan seseorang dari pandangan yang monokultural
terhadap interaksi manusia ke pandangan multikultural. Oleh karena itu, pentingnya kita belajar komunikasi antar
budaya yang berbeda dan juga dengan lintas budaya atau bangsa yang maksudnya adalah kebudayaan dari luar negara
indonesia seperti : jepang, cina, malaysia, singapore, inggris, dan negara lainnya. Tidak hanya dalam hal itu budaya dan
komunikasi juga tidak bisa dipisahkan karena, budaya ini tidak hanya menentukan dengan siapa ia berbicara, mengenai
apa, dan bagaimana orang tersebut penyampaikan suatu pesan, serta kondisi-kondisinya mengirim, dan menafsirkan
sebuah pesan.Dan letak perbedaan antara komunikasi antar budaya dan lintas budaya adalah dimana komunikasi lintas
budaya merupakan gagasan pokok komunikasi di mana dalam suatu kajian bidang ilmu komunikasi yang lebih
menekankan pada perbandingan pola-pola komunikasi antar kebudayaan lain contohnya : “ gaya komunikasi orang
indonesia dan inggris. sedangkan komunikasi antar budaya merupakan proses tukar pikiran antar pribadi yang
dilakukian oleh pribadi-pribadi dalam suku bangsa yang sama.Komunakasi itu sendiri juga dapat diartikan sebagai
simbol dan bahasa yang berarti suatu tanda yang mengartikan sesuatu yang terdiri atas suatu makna yang dapat di
tujukan oleh sebuah simbol itu sendiri dan bahasa adalah suatu konsep yang dapat mengembangkan pola fikir manusia,
cara hidup, pengetahuan, dan juga tata cara kehidupan mengenai konsep dunianya yang diungkapkan secara lisan
ataupun tulisan. Kedua ini merupakan peran yang sangat penting dalam berkomunakasi antar budaya maupun lintas
budaya yang dijadikan sebagai cerminan dan karesteristik budaya tersebut.
2. RUANG LINGKUP PENELITIAN KOMUNIKASI LINTAS BUDAYA Penelitian komunikasi lintas budaya memfokuskan perhatian pada
bagaimana budaya-budaya yang berbeda berinteraksi dengan proses komunikasi; bagaimana komponen-komponen
komunikasi berinteraksi dengan komponen-komponen budaya. Komponen-komponen Budaya Disiplin yang menelaah
komponen-komponen budaya adalah antropologi budaya, sehingga penelitian komunikasi lintas budaya harus mengacu pada
disiplin tersebut dalam mengidentifikasi dan mendeskripsikan komponen budaya. Asante mengemukakan enam komponen
budaya yang penting: 1. Komponen Pandangan Dunia. Setiap budaya punya caranya yang khas dalam memandang dunia-dalam
memahami, menafsirkan dan menilai dunia. Ketika komunikasi lintas budaya terjadi, pandangan dunia akan mempengaruhi
proses penyandian dan pengalihasandian. Pandangan dunia juga dapat dipakai untuk memdiagnosis “noise” yang terjadi dan
menunjukkan “terapi”-nya. 2. Komponen Kepercayaan (beliefs). Salah satu unsur kepercayaan yang sangat penting dalam
komunikasi lintas kultural adalah citra (image) kita dengan komunikasi dari budaya lain. Citra mempengaruhi perilaku kita
dalam hubungannya dengan orang yang citranya kita miliki. Citra menentukan desain pesan komunikasi kita. 3. Komponen nilai.
Sistem nilai masyarakat dalam budaya tertentu mempengaruhi cara berpikir anggota-anggotanya. Spranger mengemukakan
kategori nilai yang terkenal antara lain: nilai ilmiah, nilai religius, nilai ekonomis, nilai estetis, nilai politis dan nilai sosial. 4. Nilai
sejarah Lewat sejarah yang mereka ketahui, anggota masyarakat saling bertukar pesan dalam komunikasi lintas budaya. 5.
Komponen Mitologi. Mitologi suatu kelompok budaya memberikan pada kelompok pemahaman hubungan-hubungan, yakni,
hubungan orang dengan orang, orang dengan kelompok luar, dan orang dengan kekuatan alami. 6. Komponen otoritas status.
Setiap budaya mempunyai caranya sendiri dalam mendiskusikan otoritas status. Bersamaan dengan otoritas status ada
permainan peran yang ditentukan secara normatif.

3. Budaya dan komunikasi memiliki hubungan timbal balik. Budaya mempengaruhi komunikasi dan sebaliknya komunikasi
mempengaruhi budaya. Hubungan timbal balik antara komunikasi dan budaya penting untuk dipahami karena dengan budayalah
orang-orang dapat belajar berkomunikasi. Kemiripan budaya dalam persepsi akan memungkinkan pemberian makna yang cenderung
mirip pula terhadap suatu realitas sosial atau peristiwa tertentu. Sebagaimana kita memiliki latar belakang budaya yang berbeda-
beda maka dengan sendirinya akan mempengaruhi cara dan praktek berkomunikasi kita, banyak aspek/ unsur dari budaya yang
dapat mempengaruhi perilaku komunikasi seseorang. Pengaruh tersebut muncul melalui suatu proses persepsi dan pemakna suatu
realitas.
Dalam sebuah kebudayan terkandung sebuah makna yang ingin disampaikan kepada masyarakat, dimana sebuah kebudayaan pasti
menggambarkan identitas/ciri dari sebuah tempat/pemilik kebudayaan tersebut. Peran komunikasi sangat dibutuhkan untuk tetap
menjaga kelestarian dan untuk memperkenalkan sebuah kebudayaan tertentu ke ranah yang lebih luas. Banyak kebudayaan yang tidak
dikenal atau tidak di ketahui oleh masyarakat luas di karenakan kurangnya pengenalan atau komunikasi terhadap daerah luar, yang
menyebabkan sebauh kebudayaan tidak kenal. Hal ini banyak menyebabkan sebuah kebudayaan cepat hilang/punah yang tergerus oleh
kebudayaan-kebudayaan baru yang lebih komunikatif dan mudah dipahami. Jadi hubungan antara kebudayaan dan komunikasi sudah
sangat jelas terlihat, di dalam sebauh kebudayaan pun juga terkandung sebuah makna yang ingin disampaikan, dan komunikasi itu sendiri
membantu mengenalkan kebudayaan itu ke ranah yang lebih luas untuk dikenal masyarakat luas.

Contoh kasusnya:
Seorang mahasiswa yang berasal dari suku batak yang namanya butet berbincang-bincang dengan lilis yang asli dari orang sunda. Dialek
yang terdengar baik dari butet maupun lilis tersebut mencerminkan identitas budaya masing-masing. Dari dialek batak yang disampaikan
oleh butet setidaknya memberi gambaran bahwa ia adalah seorang anggota dari komunitas budaya batak, begitupun dengan lilis yang
asalnya dari orang sunda

3.

Anda mungkin juga menyukai