Budaya yang berbeda di setiap daerah di Indonesia tentunya akan menghasilkan bahasa, aturan
dan norma yang berbeda sebagai standar nilai dalam mengukur setiap tingkah laku dan
identifikasi diri.
Komunikasi adalah terjadinya pertukaran atau pemindahan dan adanya sesuatu yang
dipertukarkan atau dipindahkan (yaitu pesan atau informasi)
Menurut Cateora, budaya memiliki beberapa elemen, yaitu budaya material, lembaga social,
sistem kepercayaan, estetika dan bahasa
Komunikasi antarbudaya adalah proses penyampaian pesan secara lisan, tulisan ataupun simbol-
simbol antar pribadi yang memiliki latar belakang budaya yang berbeda.
Komunikasi bisnis lintas budaya adalah komunikasi yang digunakan dalam dunia bisnis baik
komunikasi verbal maupun nonverbal dengan memperhatikan factor-faktor budaya di suatu
daerah, wilayah, atau negara.
Dengan semakin terbukanya peluang perusahaan multinasional masuk ke wilayah suatu negara
dan didorong dengan semakin pesatnya perkembangan teknologi komunikasi dan informasi,
maka pada saat itulah kebutuhan akan komunikasi bisnis lintas budaya menjadi semakin penting.
Komunikasi yang diharapkan dapat menjadi jembatan pemersatu budaya menjadi sulit untuk
direalisasikan sebagai akibat berdirinya dinding pemisah antara satu budaya dengan budaya lain
yang telah menetapkan batasan nilai dan norma yang berbeda sebagai sebuah kesepakatan untuk
menjadi ukuran yang berlaku pada budaya tertentu.
Gangguan atau hambatan dalam proses komunikasi lintas budaya mencakup dua hal:
a. Persepsi
Persepsi adalah suatu proses yang digunakan mencoba mengetahui dan memahami orang
orang lain. Persepsi dapat menjadi filter bagi informasi yang diterima oleh seseorang.
Seseorang secara cepat akan mempersepsi sebuah kepercayaan atau nilai dari kebudayaan
tertentu ketika ia membangun hubungan sosial dengan kebudayaan tersebut, dengan
demikian kesalahan dalam presepsi tentunya akan mengakibatkan sikap negatif terhadap
kebudayaan tersebut.
b. Sikap.
Sikap berarti evaluasi terhadap berbagai aspek dunia sosial, serta bagaimana evaluasi
tersebut memunculkan rasa suka atau tidak suka terhadap isu, ide, orang, kelompok sosial
ataupun objek. Sikap yang positif akan menghasilkan perilaku yang positif terhadap suatu
kebudayaan demikian sebaliknya.
c. Atribusi
d. Bahasa
Bahasa adalah bentuk dari komunikasi baik lisan, tulisan atau tanda sesuai dengan sistem
simbol yang berlaku. Bahasa terdiri dari penggunaan kata dalam suatu masyarakat (kosa
kata) dan aturan untuk mengkombinasikannya. Bahasa merupakan pembeda yang sangat
signifikan antar budaya yang satu dengan budaya yang lain.
e. Paralinguistik
Jelas bahwa masalah komunikasi lintas/antar budaya haruslah di atasi dengan meningkatkan
kesadaran setiap individu dalam sebuah kebudayaan bahwa betapa pentingnya pengenalan akan
budaya lain sebagai bentuk kekayaan yang dapat diterima sebagai identitas pluralisme. Adapun
beberapa cara yang dapat dilakukan dalam mengatai masalah tersebut, antara lain:
Bersikap toleransi terhadap semua budaya dan menghindari kebiasaan labelling terhadap
budaya tertentu. Dalam hal ini tidak menganggap perbedaan budaya sebagai sebuah problem
akan tetapi sebuah keunikan yang dapat diterima untuk memperkaya khasanah budaya
nasional.
Menumbuhkan sikap terbuka yaitu dengan: menilai pesan secara objektif, berorientasi pada
isi, mencari informasi dari berbagai sumber, bersifat professional dan bersedia mengubah
atau menyesuaikan kepercayaannya, serta mencari pengertian pesan yang tidak sesuai
dengan rangkaian kepercayaannya.
Memunculkan rasa percaya. Secara ilmiah percaya didefenisikan sebagai mengandalkan
perilaku orang untuk mencapai tujuan yang dikehendaki yang pencapaiannya tidak pasti dan
dalamsituasi yang penuh resiko. Percaya akan meningkatkan komunikasi interpersonal
karena membuka saluran komunikasi, memperjelas pengiriman dan penerimaan informasi,
serta memperluas peluang komunikan untuk mencapai maksufnya.
Menghargai budaya lain dan menghindari eksklusifisme yang menganggap bahwa hanya
budaya tertentu saja yang dapat diterima sebagai sebuah budaya yang dominan.
Mengenal lawan bicara, sebelum seseorang menyampaikan pesan hendaknya terlebih dahulu
mengenali kepada siapa pesan tersebut akan disampaikan, dengan demikian ia akan
cenderung menggunakan bahasa dan intonasi yang tepat.
Mampu beradaptasi dengan baik. Pemahaman strategi adaptasi sekelompok budaya didalam
proses integrasi sosial dimana ia menjadi bagian dari sebuah sistem general. Hal ini
mengacu kepada pepatah usang yang mengatakan bahwa dimana bumi dipijak, disitu langit
dijunjung. Selaku makhluk sosial manusia tentunya diberikan kemampuan untuk beradaptasi
dengan lingkungan dimana ia tinggal, dengan demikian ia juga akan mengetahui dan
memaknai budaya setempat.
Meningkatkan Budaya Kesadaran Diri.
Perihal yang dapat dikembangkan dalam komuniklasi lintas budaya adalah menjadikan budaya
sebagai sarana pemersatu bangsa, dengan demikian pemerintah hendaknya menjadi mediator
yang dapat memediasi terciptanya komunikasi lintas budaya lewat berbagai pagelaran budaya,
dialog lintas budaya dan meningkatkan sikap nasionalisme masyarakat sebagai pemersatu
budaya.
Alat komunikasi modern seperti telepon, televisi, radio dan internet juga hendaknya digunakan
sebagai media penyampaian informasi budaya yang dapat memperkaya pengetahuan lintas
budaya. Media merupakan saluran yang berpengaruh dalam distribusi kebudayaan global yang
secara langsung mempengaruhi gaya hidup. Jika demikian maka media juga dapat menjadi
sarana yang dapat digunakan untuk mencegah terjadinya isolasi budaya.
E. Kesimpulan
Tidak bisa disangkal bahwa komunikasi lintas budaya memiliki peran yang sangat penting dalam
rangka melestarikan nilai-nilai budaya sekaligus menjadi pemersatu budaya nasional sebagai
bentuk asimilasi berbagai budaya. Komunikasi lintas budaya ini hanya dapat dilaksanakan
apabila setiap individu dari suatu budaya dapat bersikap toleransi, saling menghargai terbuka dan
tidak bersikap ekslusif. Dan dapat menerima keanekaragaman budaya lain tanpa rasa curiga akan
adanya sikap monopoli budaya yang cenderung lebih menguntungkan sebagian pihak. Selain itu
pemerintah sebagai instansi yang menaungi budaya dapat menjadi media penyelenggaraan
seminar budaya dalam rangka konsolidasi dan komunikasi budaya dalam membangun budaya
nasional. Media sebagai sarana informasi juga hendaknya berperan sebagai penyalur informasi
budaya yang memungkinkan setiap individu lebih memahami budaya yang berbeda sebagai cirri
khas bangsa yang majemuk. Pada akhirnya penerimaan keanekaragaman budaya menjadi
kekuatan pemersatu yang menjadikan bangsa ini bangsa yang berbudaya.