Anda di halaman 1dari 16

MATA KULIAH MANAJEMEN

PERHOTELAN DAN SPA


PERKEMBANGAN DUNIA KESEHATAN DALAM
PARIWISATA DI INDONESIA

Disusun oleh :

Dodik Hermawan 164140314111022

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PERHOTELAN


PROGRAM PENDIDIKAN VOKASI
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
TAHUN 2017

0
KATA PENGANTAR

Segala puji kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
dan melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
tugas mata kuliah manajemen perhotelan dan spa dengan baik sesuai dengan waktu
yang telah ditentukan.

Ucapan terima kasih tidak lupa kami sampaikan kepada dosen pembimbing
mata kuliah ini, untuk rekan-rekan dan semua pihak yang telah membantu. Semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan dengan adanya penyusunan
makalah ini, tugas yang kami laksanakan dapat tercatat dengan rapi dan dapat kita
pelajari kembali pada kesempatan yang lain untuk kepentingan proses belajar,
terutama dalam bidang pariwisata.

Dalam penyusunan makalah ini tentu jauh dari kata sempurna, oleh karena
itu segala kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan demi perbaikan
dan penyempurnaan tugas ini. Semoga dengan adanya tugas ini kita dapat belajar
bersama demi kemajuan bersama.

Malang, 17 Desember 2017

Penyusun

1
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ........................................................................................................ ii
Daftar Isi................................................................................................................. iii
Daftar Gambar ....................................................................................................... iv

Bab I Pendahuluan .................................................................................................


1.1 Latar Belakang .............................................................................................5
1.2 Rumusan Masalah ....................................................................................... 6
1.3 Tujuan ..........................................................................................................6
1.4 Manfaat ........................................................................................................6

Bab II Tinjauan Pustaka .......................................................................................... 7

Bab III Pembahasan ...................................................................................................


2.1 Pengertian Kesehatan Wisata .......................................................................8
2.2 Gangguan Penyakit Menular Karena Wisata ............................................ 10
2.3 Upaya Perlindungan Kesehatan pada Wisatawan ......................................11
2.4 Imunisasi untuk Wisatawan .......................................................................14

Bab III Penutup ..........................................................................................................


3.1 Kesimpulan ................................................................................................15
3.2 Saran ...........................................................................................................15

Daftar Pustaka ........................................................................................................16


DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Logo Kesehatan Pariwisata ..................................................................8

Gambar 3.2 Kurva Kesehatan Wisata Tahun 2016 ................................................10

Gambar 3.3 Pencegahan Penularan Penyakit Akibat Wisata .................................11

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan pariwisata global yang demikian pesat saat ini tidak saja
berdampak terhadap peningkatan perekonomian nasional tetapi juga sekaligus
berdampak negatif karena begitu terbukanya peluang masuk keluarnya wabah
penyakit yang dibawa oleh wisatawan dari suatu negara ke negara yang lain
yang meliputi penyakit-penyakit yang sedang berjangkit saat ini, penyakit
menular baru (New Emerging Diseases) seperti Hand Foot and Mouth Diseases
(HFMD) di Singapura dan Rit Valley Fever di Saudi Arabia dan Yaman,
maupun penyakit-penyakit menular lama yang timbul kembali (Reemerging
Diseases) seperti TBC Paru, Malaria, Ebola.

Salah satu sektor yang erat kaitannya dan cukup menentukan bagi
pertumbuhan dan perkembangan sektor pariwisata adalah sektor kesehatan.
Telah banyak contoh dan pengalaman baik di luar maupun di dalam negeri
tentang dampak positif terhadap pertumbuhan pariwisata bila pengelolaan
sektor kesehatan dilaksanakan dengan baik. Sebaliknya, dampak negatif
terhadap perkembangan pariwisata akan segera terjadi bila muncul suatu
“outbreak” penyakit, atau pengelolaan pelayanan kesehatan dan sanitasi
lingkungan tidak dilakukan dengan memadai.

Sehubungan dengan hal diatas, telah muncul disiplin ilmu yang


mempelajari dan mengaplikasikan aspek kedokteran dan kesehatan dalam
kegiatan pariwisata yang dikenal dengan nama “Travel Medicine”. Ditingkat
internasional telah muncul organisasi yang menghimpun para peminat baik
perorangan maupun perkumpulan di bidang ini dari berbagai negara, yang
bernama “International Society of Travel Mecine (ISTM), sedangkan di tingkat
regional muncul Asia Pasific Society of Travel Health (APTH). Pada tanggal 1
Agustus 1997 didirikan di Jakarta suatu organisasi yang bernama Perhimpunan
Kesehatan Wisata Indonesia (PKWI) atau dalam bahasa Inggris disebut
Indonesia Travel Health Society (ITHS).

1.2 Rumusan Masalah


1. Apakah pengertian dari kesehatan wisata?
2. Apa saja penyakit yang dapat ditularkan saat berwisata?
3. Bagaimana upaya perlindungan kesehatan yang diberikan pada
wisatawan?
4. Apa saja imunisasi yang dapat mencegah tertular penyakit saat berwisata?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Tujuan umum
Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami tentang perkembangan dunia
kesehatan dalam pariwisata di Indonesia.
2. Tujuan khusus
a. Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami pengertian kesehatan
wisata
b. Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami penyakit yang dapat
ditularkan saat berwisata
c. Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami upaya perlindungan
kesehatan untuk wisatawan
d. Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami imunisasi yang dapat
mencegah penularan penyakit saat berwisata.

1.4 Manfaat Penulisan


Makalah ini dapat menjadi tambahan referensi disamping buku panduan
yang ada, dengan ditulisnya makalah ini memudahkan mahasiswa dalam
menerapkan ilmunya dikehidupan bermasyarakat.

5
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Pada tahun 1997, organisasi Kesehatan Sedunia (WHO) memperkirakan


bahwa lebih dari 30 juta orang melakukan perjalanan (wisata) dari negara-negara
industri ke negara-negara berkembang. Penelitian menunjukkan bahwa antara 50 –
75% yang melakukan kunjungan singkat ke negara tropis dan subtropis mengalami
gangguan kesehatan ringan dan 5% dan memerlukan penanganan medis dan kurang
dari 1% memerlukan perawatan di rumah sakit.
Perjalanan tahun 2001 merupakan kurun waktu yang amat sulit bagi
kepariwisatawan Indonesia, disebabkan oleh adanya konflik kerusuhan di beberapa
daerah (antara lain Poso, Maluku, Maluku Utara, Kalimantan) serta terjadinya krisis
moneter / keuangan kemudian menjadi krisis ekonomi sehingga berlanjut pada
krisis hukum, pemerintahan serta politik. Berbagai krisis tersebut berdampak
terhadap kinerja sektor pariwisata, serta terjadinya penurunan arus kunjungan
wisatawan pada bulan tertentu. Meskipun propinsi Sulawesi Utara tidak terlepas
dari krisis yang terjadi di Indonesia, namun kondisi di daerah ini relatif lebih aman,
sehingga secara akumulatif kunjungan serta lama tinggal dari wisatawan
mancanegara yaitu pada tahun 1999 jumlah wisatawan mancanegara 10.530 orang
sedangkan pada akhir 2000 meningkat menjadi 11.538 orang.
Data dari dinas kesehatan Sulawesi utara menunjukkan bahwa kasus
wisatawan terserang penyakit masih cukup tinggi, yakni traveler’s diarrhea 11
kasus, malaria 9 kasus, infeksi saluran pernapasan bagian atas (ISPA) 6 kasus dan
infeksi kulit (seluitis) 3 kasus. Sedangkan penyakit non infeksi : penyakit
barotrauma (menyelam) 1 kasus, gangguan jantung pacemaker 4 kasus dan stroke
1 kasus. Kesehatan adalah salah satu faktor yang penting dalam menunjang usaha
peningkatan arus wisata. Jika kesehatan makanan dalam perjalanan kurang terjamin
dan kesehatan lingkungan di tempa tujuan tidak memenuhi standar, maka
wisatawan tidak akan memperpanjang lama tinggalnya. Bila ada wisatawan yang
terkena penyakit dapat timbul masalah seperti terjadinya issue wabah diarre di Bali
pada tahun 1992, maka jumlah kunjungan akan menurun sekali. Hal ini perlu
dicegah dan ditanggulangi dengan cepat dan tepat.
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Pengertian Kesehatan Wisata

GAMBAR 3.1 Logo Kesehatan Wisata

Kesehatan wisata adalah kesehatan yang dimulai sejak berangkat dari


rumah untuk melakukan wisata, selama perjalanan, sampai di tempat tujuan,
dan kembali dengan aman dan nyaman ke tempat asalnya, sehingga wisatawan
tersebut tidak jera untuk kembali mengunjungi daerah wisata yang telah
dikunjunginya. Dalam siklus perjalanan wisata itu, kesehatan wisata termasuk
upaya pencegahan, tindakan pengobatan jika diperlukan dan kesiapan repratiasi
ke tempat yang memadai / ke negara asalnya.

Upaya pencegahan dimulai sebelum melakukan perjalanan. Wisatawan


diberi informasi dan petunjuk oleh boro wisata/klinik wisata melalui brosur
yang disediakan di biro perjalanan mengenai kesehatan dalam perjalanan dan di
daerah tujuan. Misalnya pemberian vaksinasi seperlunya, dan memakan pil
untuk pencegahan malaria, jika di tujuan masih ada malaria. Untuk
mempertahankan keadaan yang baik serta meningkatkan kesehatan lingkungan,
diperlukan kerjasama instansi yang terkait dalam pariwisata, baik Pemerintsah
(Departemen Kesehatan, Pariwisata, Kimpraswil) maupun pihak swasta dalam
bidang perhotelan serta jasa makanan, dll.

7
Upaya pengobatan dimulai dalam perjalanan dan di daerah tujuan
diusahakan memadai, sesuai dengan standar yang diperlukan, dan mudah serta
cepat didapat.

Jika wisatawan jatuh sakit atau mendapat kecelakaan di suatu tempat


dimana pengobatan kurang memadai, disediakan sarana untuk melakukan
repratiasi secepat mungkin ke rumah sakit terdekat atau tempat rujukan lainnya.

Sebagaiman disebutkan sebelumnya, di Indonesia telah dibentuk


organisasi yang menghimpun para peminat baik perorangan maupun
perkumpulan di bidang aspek kedokteran dan kesehatan untuk menunjang
industri pariwisata yaitu Perhimpunan Kesehatan Wisata Indonesia (PKWI).
Keanggotaan PKWI dapat diberi kelimpok medik, yaitu semua tenaga
kesehatan yang berminat dalam kesehatan wisata, khususnya mereka yang
pekerjaannya terkait dengan pariwisata, seperti dokter perusahaan penerbangan,
dokter hotel, dokter klinik 24 jam. Selain itu, dari kelompok non medik yang
berminat dan peduli dengan pariwisata juga dapat menjadi anggota PKWI,
seperti yang bekerja dalam bidang perhotelan, restoran, biro perjalanan dan
sebagainya.

Dengan menjadi anggota PKWI maka akan memperoleh hal-hal sebagai


berikut :

 Dokter/para medik dapat berhubungan langsung dengan PKWI.


 Mitra kerja non-medik dapat segera mengetahui informasi/pengobatan yang
diperlukan.
 Wisatawan dapat berhubungan langsung ke PKWI atau melalui hotel/ biro
perjalanan / klinik wisata.

Di Sulawesi Utara, organisasi perorangan yang terkait dengan kegiatan


kesehatan wisata adalah antara lain Pemerintah Propinsi, Kabupaten dan Kota,
Instansi Kesehatan, Rumah Sakit (Pemerintah dan Swasta), Ikatan Profesi (IDI),
Fakultas Kedokteran Unsrat (Program IKM FK), Dinas Pariwisata, PHRI, Biro
Perjalanan, PATA, Diving Centres (POSSI).
3.2 Penyakit yang Dapat Ditularkan Saat Berwisata

GAMBAR 3.2 Kurva Kesehatan Wisata Tahun 2016

Sesuai International Travel and Health 2001 yang diterbitkan oleh


Organisasi Kesehatan Sedunia (WHO), gangguan kesehatan utama yang dapat
terjadi karena perjalanan wisata adalah :

1. Gangguan kesehatan karena lingkungan


 Travel sickness
 Bathing / diving
 Altitude
 Heat and humidity
 Sun
 Insect
 Other Animals
 Accidents
2. Gangguan kesehatan karena makanan dan minuman
 Diarrhoea (diare)
 Viral Hepatitis type A and E
 Sexually Transmitted Diseases (STD)
 HIV

9
 Hepatitis B
3. Malaria
4. Dengue and DHF
5. Tuberculosis
6. Vaccinations
7. Special Situations
 Extended Travel
 Pregnancy
 Children
 Chronoc Diseases
 The disabled

3.3 Upaya Perlindungan Kesehatan Wisatawan

GAMBAR 3.3 Pemeriksaan Kesehatan dan Pemberian Vaksin Sebelum ke Arab Saudi

Kesehatan tidak hanya berarti sehat secara fisik tetapi juga sehat secara
mental, sosial dan spiritual. Dengan demikian upaya perlindungan keseharan
terhadap wisatawan meliputi empat faktor tersebut, antara lain :
1) Makanan dan minuman yang sehat sehingga tidak menimbulkan gangguan
pencernaan (diare).
2) Tempat wisata yang aman sehingga tidak menimbulkan kecelakaan (masuk
di lumpur panas di Lahendong, tenggelam di taman laut bunaken).
3) Wisatawan merasa aman dan tidak di teror dalam istirahatnya / suasana yang
nyaman (tidak bisa tidur, ditakut-takuti, ditonton, dsb).
4) Wisatawan perlu keamanan sosial, tidak dirampok/dicuri barang-
barangnya.
5) Wisatawan dapat melakukan ibadahnya sesuai dengan kepercayaan/agama
masing-masing.
6) Dapat mendapatkan pelayanan kesehatan yang memenuhi standar
pelayanan bila mereka jatuh sakit.
7) Bila diperlukan dapat melakukan evakuasi secara cepat ke negara tempat
asalnya.

Pedoman bagi usaha pariwisata dalam mengupayakan kesehatan wisata di tempat


usaha :

a) Obyek Wisata
 Mengupayakan lingkungan yang bersih setiap waktu, demikian juga
fasilitas restoran dan WC umum.
 Menyediakan tempat-tempat pembuangan sampah dalam jumlah memadai
di tempat-tempat strategis.
 Menyediakan fasilitas pertolongan pertama bila terjadi kecelakaan.
 Pemberian papan-papan peringatan pada tempat-tempat yang rawan
kecelakaan yang dapat membahayakan pengunjung.

b) Akomodasi, Hotel dan Restoran


 Menjaga kebersihan kamar hotel, ruangan restoran, seluruh fasilitas dan
perlengkapan.
 Mengupayakan lingkungan yang bebas lalat, nyamuk, tikus dan binatang
pengganggu lainnya.

11
 Mengupayakan semua fasilitas yang ada seperti : salon, kolam renang dalam
keadaan bersih dan bebas hama.
 Menyediakan pakaian seragam yang bersih, sopan dan menarik untuk
petugas pelayanan.
 Menciptakan lingkungan yang bersih dan suasana asri sehingga tamu dapat
menikmati hidangan penuh selera.
 Menciptakan standar kebersihan untuk badan dan pengolahan makanan dan
minuman termasuk peralatan.
 Selalu menggunakan sarung tangan plastik bila mencuci peralatan dapur dan
juga pakaian tamu.
 Bertindaklah yang bijaksana bila menjumpai tamu yang kurang sehat,
berikan informasi yang benar mengenai apa yang harus dilakukan.

c) Biro Perjalanan Wisata


 Menjaga agar armada angkutan yang dimiliki beserta perlengkapannya
dalam kondisi bersih dan berfungsi dengan baik
 Bus wisata harus tersedia perlengkapan : tong sampah dan kotak P3K
(Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan).
 Meletakkan pesan-pesan untuk tidak merokok dalam bis pada tempat-
tempat yang mudah terlihat.
 Mewaspadai mereka yang kelihatan kurang sehat dalam perjalanan. Berikan
saran simpatik untuk mengatasi kondisi kurang sehat tersebut.
 Mengupayakan penampilan yang bersih, baik fisik maupun pakaian para
petugas dan pramuwisata.
3.4 Imunisasi Mencegah Penularan Penyakit saat Berwisata
Bila bermaksud mengadakan perjalanan ke luar negeri, selain
rencanakan terlebih dahulu, misalnya 2 bulan sebelumnya, khususnya untuk
kebutuhan vaksinasi, karena ada negara-negara tertentu yang
merekomendasikan untuk divaksinasikan dahulu, seperti vaksinasi menginitis
bagi yang akan pergi ke Saudi Arabia (Jemaah Haji), vaksinasi yellow fever
untuk yang akan pergi ke Afrika.

Ada 3 jenis imunisasi :

1) Routinel Immunization: DPT, POLIO, CAMPAK, INFLUENZA.


2) Required Immunization: Yellow Fever, Cholera, Meningococcal Meningitis
3) Recommended Immunization: Hepatitis A & B, Typhoid Fever, Japanese
Encephalitis, Cholera, Rabies.

13
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan

Kesehatan wisata dimulai sejak berangkat dari rumah untuk melakukan


wisata, selama perjalanan sampai di tempat tujuan dan kembali dengan aman
dan nyaman ke tempat asalnya sehingga wisatawan tersebut `tidak jera untuk
kembali mengunjungi daerah wisata yang telah dikunjunginya.
Upaya pencegahan terjadinya sakit saat berwisata diantara pemberian
vaksin sebelum melakukan kegiatan wisata didaerah yang rawan terhadap
penyakit. Vaksin yang biasa diberikan adalah:
1. Routinel Immunization: DPT, POLIO, CAMPAK, INFLUENZA.
2. Required Immunization: Yellow Fever, Cholera, Meningococcal Meningitis
3. Recommended Immunization: Hepatitis A & B, Typhoid Fever, Japanese
Encephalitis, Cholera, Rabies.

4.2 Saran
1. Untuk pembaca disarankan saat berwisata selalu membawa obat pribadi
untuk kenyamanan saat berwisata.
2. Pandai dan bijak dalam memilih makanan serta mengetahui alergi yang
dimilikinya dapat menjadikan berwisata semakin menyenangkan
DAFTAR PUSTAKA

Oksfriani. 5 Agustus 2011. Kesehatan Wisata.


https://okshealthenv.wordpress.com/2011/08/05/kesehatan-wisata/. Diakses
pada 17 Desember 2017. 20.00 WIB

Rizkyriris. 2011. Pariwisata dan Kesehatan.


http://rizkyriris.blog.fisip.uns.ac.id/2011/12/27/pariwisata-dan-kesehatan/
Akses : 16 Desember 2017

Rogayah, Iim. 2009. Pariwisata Kesehatan di Jawa Barat.


http://irdanasputra.blogspot.com/2009/11/pariwisata-kesehatan.html Akses
: Rabu, 16 Desember 2017

15

Anda mungkin juga menyukai