Disusun Oleh :
Gunawan Jati Utomo
(7311414098)
Kresna Zulfanizy
(7311414217)
Saleh Rahmanto
(7311414225)
BAB I
PENDAHULUAN
1.
LATAR BELAKANG
Seiring dengan pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia, kondisi sosio
ekonomi masyarakat juga mengalami perubahan terutama tentang sistem nilai yang dianut dan
cara pandang masyarakat. Masyarakat lebih menuntut pelayanan yang lebih baik dan sesuai
dengan kebutuhannya, sehingga mereka lebih teliti dan kritis dalam memilih segala sesuatu yang
dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhannya. Perubahan kondisi tersebut menyebabkan
semakin ketatnya persaingan disegala bidang. Persaingan yang semakin ketat tidak dapat
dihindari oleh setiap perusahaan yang ingin mengembangkan usahanya. Meningkatnya intensitas
persaingan dan jumlah pesaing menuntut perusahaan untuk selalu memperhatikan kebutuhan dan
keinginan pelanggan serta berusaha memenuhi harapan pelanggan dengan cara memberikan
pelayanan yang lebih memuaskan daripada yang dilakukan pesaing. Dengan demikian, hanya
perusahaan yang berkualitas yang dapat bersaing dan menguasai pasar (Atmawati
danWahyuddin, 2007).
Kualitas memiliki hubungan yang erat dengan kepuasan pelanggan. Kualitas memberikan
suatu dorongan kepada pelanggan untuk menjalin ikatan hubungan yang kuat dengan
perusahaan. Dalam jangka panjang, perusahaan dapat meningkatkan kepuasan pelanggan dimana
perusahaan memaksimumkan pengalaman pelanggan yang menyenangkan dan meminimumkan
pengalaman pelanggan yang kurang menyenangkan (Atmawati danWahyuddin, 2007).
Setiap perusahaan dituntut untuk dapat memberikan kepuasan kepada pelanggannya
dengan penawaran dan pelayanan yang optimal, mengingat perusahaan harus mampu
mempertahankan posisinya di tengah persaingan bisnis yang ketat seperti sekarang ini.
Kepuasan pelanggan merupakan respon pelanggan terhadap ketidaksesuaian antara tingkat
kepentingan sebelumnya dengan kinerja aktual yang dirasakannya setelah pemakaian (Hartono,
2006). Kepuasan pelanggan ditentukan oleh kualitas barang atau jasa yang ditawarkan, sehingga
kualitas merupakan prioritas utama bagi perusahaan sebagai tolok ukur keunggulan bersaing.
Perusahaan yang gagal memuaskan pelayanannya akan menghadapi masalah yang
kompleks. Umumnya pelanggan yang tidak puas akan menyampaikan pengalaman buruknya
kepada orang lain dan bisa dibayangkan betapa besarnya kerugian dari kegagalan memuaskan
pelanggan.
Oleh karena itu, setiap perusahaan jasa wajib merencanakan, mengorganisasikan,
mengimplementasikan, dan mengendalikan sistem kualitas sedemikian rupa, sehingga pelayanan
dapat memuaskan para pelanggannya (Atmawati danWahyuddin, 2007).
Perusahaan akan berhasil memperoleh pelanggan dalam jumlah yang banyak apabila
dinilai dapat memberikan kepuasan bagi pelanggan. Kepuasan pelanggan merupakan acuan
keberhasilan suatu perusahaan dalam memberikan pelayanannya kepada pelanggan. Kepuasan
pelanggan telah menjadi konsep sentral dalam teori dan aplikasi pemasaran, serta merupakan
salah satu tujuan esensial bagi aktivitas bisnis (Hartono, 2006). Kepuasan pelanggan didasarkan
pada pengalaman penilaian yang dibuat oleh pelanggan mengenai produk atau jasa yang
ditawarkan. Penilaian itu berdasarkan evaluasi persepsi pelanggan yang berhubungan dengan
pengalaman pemakaian atau value yang dimiliki yang memfasilitasi pencapaian tujuan
pelanggan.
2.
RUMUSAN MASALAH
4.
Adapun manfaat yang diperoleh dari penyusunan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Bagi penulis, sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan tugas pembuatan makalah
Manajemen Mutu Terpadu dengan topik yang berkaitan dengan Ekspektasi Kepuasan
Pelanggan.
2. Menambah pengetahuan dan pemahaman yang lebih mendalam mengenai Kepuasan
Pelanggan sebagai topik yang tengah dibahas dalam makalah ini.
3. Menambah pengetahuan pembaca tentang konsep dari kepuasan pelanggan
4. Menambah pengetahuan pembaca perihal factor-faktor yang mempengaruhi kepuasan
pelanggan.
5. Menambah pengetahuan pembaca perihal strategi dari kepuasan pelanggan.
6. Menambah pengetahuan pembaca tentang tata cara pengukuran kepuasan pelanggan.
7. Menambah pengetahuan pembaca tentang bagaimana teknik dalam pengukuran kepuasan
pelanggan.
8. Menambah pengetahuan pembaca tentang manfaat dari pengukuran kepuasan pelanggan.
BAB II
PEMBAHASAN
b.
Taraf kedua
c.
Taraf ketiga
Dengan demikian tingkat kepuasan merupakan fungsi dari perbedaan antara kinerja yang
dirasakan dengan harapan. Apabila kinerja dibawah harapan, maka pelanggan akan kecewa. Bila
kinerja sesuai dengan harapan, pelanggan akan puas. Sedangkan bila kinerja melebihi harapan,
maka pelanggan akan sangat puas. Harapan pelanggan dapat dibentuk oleh pengalaman masa
lampau, komentar dari kerabatnya serta janji dan informasi pemasar dan saingannya. Pelanggan
yang puas akan setia lebih lama, kurang sensitive terhadap harga dan member komentar yang
baik bagi perusahaan.
Sedangkan Gasperz memberikan
(Gasperz, Vincent, 1997):
beberapa
definisi
tentang
pelanggan,
yaitu
1.
Pelanggan adalah orang yang tidak tergantung kepada kita, tetapi kita yang tergantung
padanya.
2.
3.
Tidak ada seorang pun yang pernah menang beradu argumentasi dengan pelanggan.
4.
Pelanggan adalah orang yang teramat penting yang tidak dapat dihapuskan.
Dari beberapa definisi pelanggan di atas, maka dapat disimpulkan bahwasannya palanggan
adalah orang yang menggunakan jasa kita untuk memenuhi tuntutan kebutuhan mereka, dan kita
membutuhkan mereka untuk dapat menjalankan lembaga atau badan yang kita kelola.
Dari definisi Kepuasan dan Pelanggan diatas Kepuasan Pelanggan mempunyai arti sebagai
berikut :
Konsep mengenai apa sebenarnya kepuasan pelanggan banyak telah dinyatakan oleh para pakar.
Nasution (Nasution, M.N 2004) mengutip Tse dan Wilton menyatakan bahwa kepuasan agtau
ketidakpuasan
pelanggan
adalah
respons
pelanggan
terhadap
evaluasi
ketidaksesuaian/diskormasi yang dirasakan antara harapan sebelumnya (atau norma kinerja
lainnya) dan kinerja aktual produk yang dirasakan setelah pemakaiannya. Sedangkan Kotler
sebagaimana dikutip oleh Nasution (Nasution, M.N 2004) menyatakan bahwa kepuasan
pelanggan adalah tingkat perasaan seseorang setelah membandingkan kinerja atau hasil yang ia
rasakan dibandingkan dengan harapannya. Dari beberapa definisi di atas, maka penulis
menyimpulkan bahwa kepuasan pelanggan adalah suatu kondisi di mana kondisi terakhir yang
diterima oleh pelanggan dari produk yang ia dapat, sesuai dengan yang ia harapkan dari produk
tersebut. Apabila dikaitkan dengan lembaga perusahaan, maka dapat apa yang didapatkan oleh
masyarakat pengguna perusahaan tersebut, sesuai dengan apa yang ia harapkan
dari perusahaan tersebut.
Kepuasan pelanggan mencakup perbedaan antara harapan dan kinerja atau hasil yang dirasakan.
Pelanggan adalah orang yang menerima hasil pekerjaan atau produk seseorang (dalam hal ini
adalah output lembaga pendidikan), maka pelangganlah yang menentukan kualitas suatu produk
atau output. Beberapa unsur penting dalam kualitas yang ditetapkan pelanggan, yaitu:
Zeithaml dan Bitner mengemukakan bahwa kepuasan adalah konsep yang jauh lebih luas dari
hanya sekedar penilaian kualitas pelayanan, tetapi juga di pengaruhi oleh faktor-faktor lain.
Sebagaimana terlihat pada gambar 2 kepuasan pelanggan di pengaruhi oleh persepsi pelanggan
terhadap kualitas pelayanan (jasa), kualitas produk, harga dan oleh faktor situasi dan faktor
pribadi dari pelanggan. Kualitas pelayanan (jasa) merupakan fokus penilaian yang merefleksikan
persepsi pelanggan terhadap lima dimensi spesifik dari pelayanan (jasa). Kepuasan lebih
inklusif,yaitu kepuasan di tentukan oleh persepsi terhadap kualitas pelayanan (jasa), kualitas
produk ,harga, faktor situasi dan faktor pribadi.
4. Costs of poor quality. Hal ini dapat bernilai memuaskan bila biaya untuk defecting customer
dapat diperkirakan.
5. Industry reports. Terdapat banyak jenis dan industry reports ini, seperti yang disampaikan oleh
J.D Power dalam Bhote, yakni report yang fairest, most accurate, dan most eagerly yang dibuat
oleh perusahaan.
Guiltinan mengemukakan bahwa salah satu manfaat dari kepuasan pelanggan ini adalah dapat
meningkatkan loyalitas pelanggan, seperti yang terlihat pada gambar di bawah ini.
Dalam mengevaluasi kepuasan terhadap produk, jasa, atau perusahaan tertentu, konsumen
umumnya mengacu pada berbagai faktor atau dimensi. Sementara itu dalam mengevaluasi jasa
yang bersifat intangible/kualitas pelayanan, konsumen umumnya menggunakan beberapa atribut
atau faktor berikut (Parasuraman, et al., 1985) :
1. Bukti langsung (tangible), meliputi fasilitas fisik, perlengkapan, pegawai serta sarana
komunikasi. Karena suatu service tidak bisa dilihat, tidak bisa dicium dan tidak bisa diraba,
maka aspek tangible menjadi penting sebagai ukuran terhadap pelayanan. Pelanggan akan
menggunakan indera penglihatan untuk menilai suatu kualitas pelayanan.
2. Kehandalan (reliability), yakni kemampuan memberikan pelayanan yang dijanjikan dengan
segera, akurat, dan memuaskan. Dimensi ini sangat penting bagi pelanggan dari berbagai industri
jasa. Ada dua aspek dari dimensi ini. pertama adalah kemampuan perusahaan untuk memberikan
pelayanan seperti yang dijanjikan. Kedua, adalah seberapa jauh suatu perusahaan mampu
memberikan pelayanan yang akurat atau tidak ada eror. Dalam industri manufaktur dikenal
konsep zero defect, yaitu budaya untuk membuat produk tidak ada cacatnya
Tepat Waktu
3. Daya tanggap (responsiveness), yaitu keinginan para staff dan karyawan untuk membantu
para pelanggan dan memberikan pelayan dengan tanggap. Harapan pelanggan terhadap
kecepatan pelayanan hampir dapat dipastikan akan berubah yang kecendrungannya naik dari
waktu ke waktu. Dalam bahasa ekonomi waktu adalah scarce resources. Karena itu waktu
sama dengan uang yang harus digunakan secara bijak. Itulah sebabnya pelanggan merasa tidak
puas apabila waktunya terbuang secara percuma karena dia sudah kehilangan kesempatan lain
untuk memperoleh sumber ekonomi. Pelanggan bersedia untuk mengorbankan atau membayar
pelayanan yang lebih mahal untuk setiap waktu yang dapat dihemat.
Ramah
Akrab
Aman
Dapat dipercaya
Mampu berkomunikasi
5. Empati (Emphaty), meliputi kemudahan dalam melakukan hubungan, komunikasi yang baik,
perhatian pribadi, dan memahami kebutuhan para pelanggan. Dimensi empathy adalah dimensi
kelima dari kualitas pelayanan. Secara umum, dimensi ini memang dipersepsi kurang penting
dibandingkan reliability dan responsiveness dimata kebanyakan pelanggan.
Mau mendengar
Mau menghubungi
menarik minat pelanggan, sehingga diperlukan suatu strategi yang jitu untuk melakukan hal
tersebut. Pada hakekatnya, strategi kepuasan pelanggan akan menyebabkan para pesaing harus
bekerja keras dan memerlukan biaya tinggi dalam usahanya merebut pelanggan suatu penyedia
jasa (perusahaan transportasi). Beberapa strategi yang dapat dilaksanakan antara lain
adalah (Fandy, 2000):
a. Relationship Marketing
Dalam strategi ini, hubungan transaksi antra penyedia jasa dan pelanggan bersifat berkelanjutan
dan tidak berakhir setelah penjualan selesai. Dengan kata lain, dijalin suatu kemitraan jangka
panjang dengan pelanggan secara terus-menerus.
b. Superior Customer Service
Untuk meningkatkan kepuasan pelanggan, penyedia jasa dapat merancang garansi tertentu.
Dalam hal ini, perusahaan transportasi memiliki peluang yang luar biasa amat luas. Sehingga
pelanggan pengguna bis akan senang mengguna jasa transportasi tertentu.
c. Unconditional Guarantees/Extraordinary Guarantees.
Perusahaan transportasi sebagai penyedia jasa memberikan garansi atau jaminan istimewa ini
dirancang untuk meringankan kerugian pelanggan, ketika pelanggan tidak puas dengan jasa yang
didapatkannya. Garansi yang diberikan berupa Garansi Internal serta garansi Eksternal.
d. Penanganan Keluhan Pelanggan
Penanganan keluhan yang baik memberikan peluang untuk mengubah seorang pelanggan yang
tidak puas, menjadi pelanggan yang puas. Dalam menangani keluhan pelanggan ada empat
aspek penting yang harus dilakukan, sebagaimana yang diungkapkan oleh Nasution, mengutip
pendapat Schnaars:
1)
2)
3)
4)
Umumnya banyak penelitian mengenai kepuasan pelanggan yang dilakukan dengan metode
survai, baik dengan survai melalui pos , telepon, maupun wawancara pribadi (McNeal dan Lamb
dalam Peterson dan Wilson, 1992). Melalui survai perusahaan akan memperoleh tanggapan dan
umpan balik (feedback) secara langsung dari pelanggan dan juga memberikan tanda (signal)
positif bahwa perusahaan menaruh perhatian terhadap para pelanggannya. Berdasarkan keempat
metode yang telah dijabarkan diatas, ada beberapa kekurangan dan kelebihan terkait dengan
penelitian yang dilakukan. Dalam penelitian ini peneliti memilih metode yang keempat yaitu
metode dengan Survai Kepuasan Pelanggan. Karena dengan survai kepuasan pelanggan hasil
yang diperoleh lebih akurat dan tepat karena peneliti langsung terjun ke lapangan dan melakukan
wawancara langsung dengan pengguna jasa/konsumen XXXXX, sehingga dapat langsung
mengetahui keluhan/kendala yang dihadapi konsumen.
Dengan demikian diharapkan mendapatkan masukan-masukan dari para pengguna jasa yang
nantinya dapat dijadikan bahan pertimbangan untuk kemajuan perusahaan. Disamping itu juga
tidak membutuhkan waktu yang lama dan biaya relatif lebih rendah dibandingkan dengan ketiga
metode diatas.
F. Teknik Pengukuran Kepuasan Pelanggan
Sebagaimana dijelaskan di atas bahwa metode survai merupakan metodeyang paling banyak
digunakan dalam pengukuran kepuasan pelanggan. Metodesurvai kepuasan pelanggan dapat
menggunakan pengukuran dengan berbagai cara sebagai berikut :
a.Pengukuran dapat dilakukan secara langsung dengan pertanyaan seperti Apakah anda sudah
merasa puas terhadap pelayanan XXXXX (directly reported satisfaction) dan dengan diberikan
beberapa pilihan jawaban yang sesuai dengan diri responden.
b. Responden diberi pertanyaan mengenai seberapa besar mereka mengharapkan suatu atribut
tertentu dan seberapa besar yang mereka rasakan (derived dissatisfaction).
c. Responden diminta untuk menuliskan masalah-masalah yang mereka hadapi berkaitan dengan
penawaran dari perusahaan dan juga diminta untuk menuliskan perbaikan-perbaikan yang
mereka sarankan (problem analysis).
Responden dapat diminta untuk meranking berbagai elemen (atribut) dari penawaran
berdasarkan derajat pentingnya setiap elemen dan seberapa baik kinerja perusahaan dalam
masing-masing elemen (importance/performance ratings). Teknik ini dikenal pula dengan
istilah importance-performance analysis (Martilla dan James, 1997).
G. Manfaat Pengukuran Kepuasan Pelanggan
Ukuran kepuasan pelanggan dapat dikategorikan sebagai kurang puas,puas dan sangat
puas.Pengukuran mutu pelayanan dan kepuasan pelanggan dapat digunakan untuk beberapa
tujuan, yaitu :
1. Mempelajari persepsi masing-masing pelanggan terhadap mutu pelayanan yang dicari,diminati
dan diterima atau tidak di terima pelanggan,yang akhirnya pelanggan merasa puas dan terus
melakukan kerja sama.
2. Mengetahui kebutuhan,keinginan, persyaratan, dan harapan pelanggan pada saat sekarang dan
masa yang akan datang yang disediakan perusahaan yang sesungguhnya dengan harapan
pelanggan atas pelayanan yang diterima.
3. Meningkatkan mutu pelayanan sesuai dengan harapan-harapan pelanggan.
4. Menyusun rencana kerja dan menyempurnakan kualitas pelayanan dimasa akan datang.
BAB III
PENUTUP
A. SIMPULAN
Kepuasan Pelanggan adalah suatu kondisi di mana kondisi terakhir yang diterima oleh pelanggan
dari produk yang ia dapat, sesuai dengan yang ia harapkan dari produk tersebut. Apabila
dikaitkan dengan lembaga perusahaan, maka dapat apa yang didapatkan oleh masyarakat
pengguna perusahaan tersebut, sesuai dengan apa yang ia harapkan dari perusahaan tersebut.
- Konsep Kepuasan Pelanggan :
Kepuasan pelanggan di pengaruhi oleh persepsi pelanggan terhadap kualitas
pelayanan (jasa),kualitas produk, harga dan oleh faktor situasi dan faktor pribadi dari
pelanggan. Kualitas pelayanan (jasa) merupakan fokus penilaian yang merefleksikan persepsi
pelanggan terhadap lima dimensi spesifik dari pelayanan (jasa). Kepuasan lebih inklusif , yaitu
kepuasan di tentukan oleh persepsi terhadap kualitas pelayanan (jasa) , kualitas produk ,harga,
faktor situasi dan faktor pribadi. Kepuasan pelanggan dipengaruhi oleh kualitas pelayanan
dimana terdapat lima dimensi.
1. Bukti langsung (tangible), meliputi fasilitas fisik, perlengkapan, pegawai serta sarana
komunikasi.
2. Kehandalan (reliability), yakni kemampuan memberikan pelayanan yang dijanjikan dengan
segera, akurat, dan memuaskan.
3. Daya tanggap (responsiveness), yaitu keinginan para staff dan karyawan untuk membantu para
pelanggan dan memberikan pelayan dengan tanggap.
4. Jaminan (assurance), mencakup pengetahuan, kemampuan, kesopanan, dan sifat dapat
dipercaya yang dimiliki para staff, bebas dari bahaya, resiko atau keragu-raguan.
5. Empati (Emphaty), meliputi kemudahan dalam melakukan hubungan, komunikasi yang baik,
perhatian pribadi, dan memahami kebutuhan para pelanggan.
- Faktor Tingkat Kepuasan Pelanggan
a. Kualitas Produk
b. Kualitas Pelayanan
c. Emosional
d. Harga dan Biaya
- Pengukuran Kepuasan Pelanggan
a. Sistem keluhan dan saran
Organisasi yang berpusat pelanggan (Customer Centered) memberikan kesempatan yang luas
kepada para pelanggannya untuk menyampaikan saran dan keluhan. Informasi-informasi ini
dapat memberikan ide-ide cemerlang bagi perusahaan dan memungkinkannya untuk bereaksi
secara tanggap dan cepat untuk mengatasi masalah-masalah yang timbul.
b. Ghost shopping
Salah satu cara untuk memperoleh gambaran mengenai kepuasan pelanggan adalah dengan
mempekerjakan beberapa orang untuk berperan atau bersikap sebagai pembeli potensial,
kemudian melaporkan temuan-temuannya mengenai kekuatan dan kelemahan produk perusahaan
dan pesaing berdasarkan pengalaman mereka dalam pembelian produk-produk tersebut. Selain
itu para ghot shopper juga dapat mengamati cara penanganan setiap keluhan.
c. Lost customer analysis
Perusahaan seyogyanya menghubungi para pelanggan yang telah berhenti membeli atau yang
telah pindah pemasok agar dapat memahami mengapa hal itu terjadi. Bukan hanya exit interview
saja yang perlu, tetapi pemantauan customer loss rate juga penting, peningkatan customer loss
rate menunjukkan kegagalan perusahaan dalam memuaskan pelanggannya.
d. Survai kepuasan pelanggan
Umumnya penelitian mengenai kepuasan pelanggan dilakukan dengan penelitian survai, baik
melalui pos, telepon, maupun wawancara langsung. Perusahaan akan memperoleh tanggapan dan
umpan balik secara langsung dari pelanggan dan juga memberikan tanda (signal) positif bahwa
perusahaan menaruh perhatian terhadap para pelanggannya.
Kepuasan Pelanggan memberikan banyak manfaat bagi perusahaan, dan tingkat kepuasan
pelanggan yang lebih besar. Dalam jangka panjang, akan lebih menguntungkan mempertahankan
pelanggan yang baik daripada terus menerus menarik dan membina pelanggan baru untuk
menggantikan pelanggan yang pergi.Pelanggan yang sangat puas akan menyebarkan cerita
positif dari mulut ke mulut dan malah akan menjadi iklan berjalan dan berbicara bagi suatu
perusahaan, yang akan menurunkan biaya untuk menarik pelanggan baru,dan tentu saja
perusahaan akan untung dan profit bertambah.
DAFTAR PUSTAKA
Tjiptono, Fandy dan Anastasia Diana. 2003. Total Quality Manajemen. Edisi
Revisi. Andy: Yogyakarta
Kotler, Philip Dan Kevin Lane Keller. 2007. Manajemen Pemasaran. Edisi
Kedua Belas. Indeks : Jakarta
Zeithaml, Valarie A. and Bitner, Mary Jo.2003. Service Marketing. McGraw Hill
Inc, Intl Edition, New York,p.162
Guilitnan,Joseph,P,Paul,Gordon W and Madden,Thomas J.1997.Marketing
Management.6th edition.McGraw-Hill Companies.Hal 6
Parasuraman.Valarie.A.Z
and
Berry.1990.Delivering
Quality.Service
McMilan.Hal 15
Lovelock,Christopher.H dan Wright,Lauren.K.2005.Manajemen Pemasaran
Jasa.Indeks.Hal 102
http://www.kajianpustaka.com/2013/04/pengertian-faktor-pengukuran-kepuasankonsumen.html
http://rendywirajuniarta.blogspot.co.id/2014/01/kajian-teori-kepuasanpelanggan_25.html
http://www.landasanteori.com/2015/07/pengertian-kepuasan-pelanggan-dan.html
http://dedylondong.blogspot.co.id/2012/04/kepuasan-pelanggan-customer.html
http://doputsi.blogspot.co.id/2015/03/contoh-makalah-kualitas-pelayanandan.html