Anggota Kelompok 2 :
I. ASET
JUMLAH ASET LANCAR
2019 = 31.403.445
2020 = 38.418.238
Kesimpulannya, jumlah aset lancar 2019 mengalami kenaikan sebesar
7.014.793 pada tahun 2020 atau sebesar 22,33%
JUMLAH ASET TIDAK LANCAR
2019 = 64.795.114
2020 = 124.718.278
Kesimpulannya, jumlah aset tidak lancar 2019 mengalami kenaikan
sebesar 59.923.164 pada tahun 2020 atau sebesar 92,48%
JUMLAH ASET
2019 = 96.198.559
2020 = 163.136.516
Kesimpulannya, Jumlah Aset 2019 mengalami kenaikan sebesar
66.937.957 pada tahun 2020 atau sebesar 69,58%. Kenaikan jumlah aset
tersebut dipengaruhi paling besar oleh salah satu akun aset tidak lancar yaitu
goodwill dengan kenaikan sebesar 1211% dan investasi pada entitas asosiasi
dengan kenaikan sebesar 164%.
JUMLAH LIABILITAS
2019 = 41.996.071
2020 = 83.998.472
Kesimpulannya, Jumlah Liabilitas 2019 mengalami kenaikan sebesar
42.002.401 pada tahun 2020 atau sebesar 100,01%. Kenaikan liabilitas tersebut
dipengaruhi paling besar oleh salah satu akun liabilitas jangka pendek yaitu akun
utang pajak dengan kenaikan sebesar 169% dan akun liabilitas jangka panjang
atas utang bank dengan kenaikan sebesar 426%, hal ini dilakukan perusahaan di
dalam menambah pendanaan di masa-masa kritis/masa pandemi covid-19 ini.
JUMLAH EKUITAS
2019 = 54.202.488
2020 = 79.138.044
Kesimpulannya, Jumlah Ekuitas 2019 mengalami kenaikan sebesar
24.935.556 pada tahun 2020 atau sebesar 46%. Kenaikan ekuitas tersebut
dipengaruhi paling besar oleh akun kepentingan non-pengendali dengan
kenaikan sebesar 124%.
KAS DAN SETARA KAS ARUS KAS, AWAL PERIODE & AKHIR PERIODE
Awal Periode
2019 => 8.786.237
2020 => 13.726.510
Sedangkan,
Akhir Periode
2019 => 13.726.510
2020 => 17.329.459
Jika dilihat dari data diatas, pertumbuhan arus kas dari 2019 tumbuh
sebanyak 4.940.273 atau naik sebanyak 56,22%. Sedangkan pada tahun 2020,
arus kas tumbuh sebesar 3.602.949 atau naik sebesar 26,24%.
Jadi, walaupun arus kas perusahaan naik dari tahun ke tahun. Kenaikan
arus kas tersebut tidak dibarengi dengan kenaikan pertumbuhan rasionya, rasio
pertumbuhan arus kas turun 29,98%. Dalam hal ini, faktor yang mempengaruhi
bisa beragam yakni mulai dari pengeluaran kas yang begitu besar terutama pada
laporan arus kas aktivitas investasi perusahaan dan kenaikan arus kas yang tidak
terlalu signifikan seperti contohnya pada laporan arus kas aktivitas operasi yang
hanya naik 6,75% dari tahun sebelumnya.
INTERPRETASI ANALISIS COMMON SIZE
Dari laporan posisi keuangan PT Indofood Sukses Makmur Tbk. periode 2019
dan 2020, dapat diketahui ada beberapa perubahan proporsi yang cukup atau tidak
terlalu signifikan pada aku-akun di dalamnya, seperti misalnya akun kas dan setara kas
dengan proporsi sebesar 11% pada 2020 dan 14% pada tahun 2019. Selain kas dan
setara kas, terdapat pula akun aset tetap yang memiliki perubahan proporsi yang cukup
signifikan, yakni 45% di tahun 2019 menjadi 28% di tahun 2020. Selain itu, dengan
melakukan analisis common size, dapat diketahui pula bahwa PT Indofood Sukses
Makmur Tbk. lebih memfokuskan proporsi asetnya pada goodwill karena terdapat
perubahan yang sangat signifikan dari 4% di tahun 2019 menjadi 35% di tahun 2020.
Dengan tingginya proporsi goodwill tersebut, bisa diasumsikan bahwa PT Indofood
Sukses Makmur Tbk. banyak melakukan kebijakan pembelian merek-merek dagang
pada periode 2020.
Sedangkan untuk ekuitas, terjadi perubahan proporsi yang cukup signifikan pada
jumlah ekuitas yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk yakni sebesar 39% di
tahun 2019 dan menjadi 26% di tahun 2020. Selain itu, terdapat pula perubahan
proporsi pada akun kepentingan non-pengendali yakni sebesar 17% di tahun 2019 dan
berubah menjadi 23% di tahun 2020. Kenaikan proporsi pada akun kepentingan non-
pengendali jika diasumsikan ada hubungannya dengan kenaikan pada goodwill
perusahaan. Maka dalam hal ini perusahaan akan terus menambah jumlah kepemilikan
anak perusahaan yang berpengaruh terhadap naiknya saldo kepentingan non
pengendali.
LAPORAN LABA RUGI
Dari laporan laba rugi PT Indofood Sukses Makmur Tbk. periode 2019 dan 2020,
dapat diketahui bahwa beban pokok penjualan dan pendapatan mengalami perubahan
proporsi dari 70% di 2019 menjadi 67% di 2020. Selain itu, jumlah laba bruto juga
mengalami perubahan proporsi dari 30% di 2019 menjadi 33% di 2020. Laba bersih
sebelum pajak mengalami perubahan proporsi dari 11% menjadi 15%. Terakhir, jumlah
laba berubah dari 8% menjadi 11%.
Dari data diatas, dapat diasumsikan bahwa PT Indofood Sukses Makmur Tbk.
mengalami peningkatan produktifitas atau penjualan yang ditandai dengan naiknya
beban pokok penjualan dan pendapatan yang diiringi dengan naiknya pula laba kotor
perusahaan, hal ini disebabkan oleh kebutuhan konsumsi masyarakat selama pandemi
Covid 19
ANALISIS RASIO
1. Rasio Likuiditas
Rasio Lancar
Aset lancar/Kewajiban lancar x 100%, maka :
2019 => 31.403.445/24.686.862 x 100% = 127,20%
2020 => 38.418.238/27.975.875 x 100% = 137,32%
Dari data diatas dapat diketahui bahwa terjadi kenaikan rasio sebanyak
10,12% yang menandakan bahwa perusahaan memiliki jumlah aset
lancar lebih besar daripada kewajiban jangka pemdeknya sehingga
perusahaan memiliki kemampuan untuk melunasi hutang jangka pendek.
2. Rasio Profitabilitas
Margin Kotor
Penjualan bersih – COGS/Penjualan bersih x 100%, maka :
2019 => 76.592.955 – 53.876.594/76.592.955 x 100% = 29,65%
2020 => 81.731.469 – 54.979.425/81.731.469 x 100% = 32,73%
Dari data diatas dapat diketahui bahwa terjadi kenaikan rasio sebanyak
3,08% yang menandakan bahwa perusahaan belum terlalu efisien dalam
menggunakan bahan dan tenaga kerjanya untuk menghasikan penjualan
namun secara keseluruhan perusahaan masih bisa meningkatkan
efisiensinya.
Margin Bersih
Penghasilan bersih setelah pajak/Penjualan bersih x 100%, maka :
2019 => 5.902.729/76.592.955 x 100% = 7,70%
2020 => 8.752.066/81.731.469 x 100% = 10,70%
Dari data diatas dapat diketahui bahwa terjadi kenaikan rasio sebanyak
3% yang menandakan bahwa perusahaan sudah berusaha untuk
meningkatkan efisiensi operasi di dalam mendapatkan laba bersih dari
penjualan namun rasio yang didapatkan masih belum terlalu optimal
Return on Investment
Penghasilan bersih setelah pajak/Total aset x 100%, maka :
2019 => 5.902.729/96.198.559 x 100% = 6,13%
2020 => 8.752.066/163.136.516 x 100% = 5,36%
Dari data diatas dapat diketahui bahwa terjadi penurunan rasio sebanyak
0,77% yang menandakan bahwa perusahaan agak kurang sedikit efisien
di dalam me-manage modal yang diinvestasikan dalam total aset untuk
menghasilkan aset bersih.
Return on Equity
Penghasilan bersih setelah pajak/Total ekuitas x 100%, maka :
2019 => 5.902.729/54.202.488 x 100% = 10,89%
2020 => 8.752.066/79.138.044 x 100% = 11,05%
Dari data diatas dapat diketahui bahwa terjadi kenaikan rasio sebanyak
0,16% yang menandakan bahwa perusahaan mampu menghasilkan
keuntungan lebih bagi investor dan lebih efektif di dalam mengatur
penggunaan biaya ekuitas untuk menandai suatu operasional pada
perusahaan tersebut
3. Rasio Leverage
Rasio Total Utang
Total hutang/Total aset x 100%, maka :
2019 => 41.996.071/96.198.559 x 100% = 43,65%
2020 => 83.998.472/163.136.516 x 100% = 51,48%
Dari data diatas dapat diketahui bahwa terjadi kenaikan rasio sebanyak
7,83% yang menandakan bahwa aset perusahaan lebih besar
dibandingkan dengan total hutang sehingga aman dari kondisi financial
distress.
4. Rasio Aktivitas
Perputaran Total Aset
Penjualan/Total aset x 100%, maka :
2019 => 76.592.955/96.198.559 x 100% = 79,61%
2020 => 81.731.469/163.136.516 x 100% = 50,10%
Dari data diatas dapat diketahui bahwa terjadi penurunan rasio sebanyak
29,51% yang menandakan terjadinya penurunan efisiensi terhadap
kemampuan perusahaan di dalam mengelola asetnya untuk mendapatkan
keuntungan.
Perputaran Persediaan
Penjualan/Inventaris x 100%, maka :
2019 => 79.592.955/9.658.705 x 100% = 824,05%
2020 => 81.731.469/11.150.432 x 100% = 732,98%
Dari data diatas dapat diketahui bahwa terjadi penurunan rasio sebanyak
91,07% yang menandakan terjadinya penurunan tingkat likuiditas dalam
pengelolaan dan penjualan persediaan yang dimiliki perusahaan