Anda di halaman 1dari 2

Baik, sekarang kita langsung masuk ke Akuntabilitas di dalam Perspektif Islam.

Yang mana di awal kan memang sudah sempat disinggung ya kalau memang bahasan mengenai
akuntanbilitas ini dibagi menjadi 2 bagian, yaitu Akuntabilitas Horizontal dan Vertikal.

Untuk pembahasan mengenai Akuntabilitas Horizontal,

 Yang pertama itu adalah bahwa akuntabilitas horizontal ini menyangkut antara
hubungan manusia dengan manusia serta manusia dengan Alam.
- Nah, dalam hubungan manusia dengan manusia ini sebenarnya memang
konsepnya itu sudah diimplementasikan di dalam bukan hanya syariah ya,
tetapi juga di konvensional sekali pun. Lalu, apa medianya? Yakni laporan
keuangan, karena seperti yang kita ketahui juga ya kalau laporan keuangan
ini merupakan media penghubung antara manajemen sebuah perusahaan
dengan si pemilik modal (jadi ada hubungan agent dan principal disini).
Nah, dari laporan keuangan inilah akuntabilitas ini diuji, mulai dari
bagaimana si manajemen ini menyajikan atau melaporkan kegiatan-
kegiatan yang menjadi tanggung jawabnya kepada si principal ini atau let’s
say si pemilik modal.

- Lalu, selanjutnya dalam hal hubungan manusia dengan alam. Untuk


kelompok kami sendiri, konsep mengenai akuntabilitas terhadap alam ini
kami kaitkan dengan program CSR atau Corporate Social Responsibility.
Jadi, CSR ini tuh merupakan tindakan yang dilakukan oleh perusahaan
sebagai rasa tanggung jawab sosial maupun lingkungan sekitarnya dimana
perusahaan itu berada. Hal ini juga termasuk ke dalam upaya yang dilakukan
oleh perusahaan untuk menjaga eksistensinya yang mana hal ini sesuai
dengan firman Allah SWT “…Dan janganlah kamu berbuat kerusakan di
bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat
kerusakan” (QS. Al-Qashash: 77). Dan mungkin masih banyak juga ya
perusahaan yang masih mengabaikan konsep mengenai akuntabilitas
terhadap alam ini. Tentu dengan pengendalian CSR yang baik, masyarakat
juga pasti akan men-support keberadaan dari perusahaan tersebut, jadi balik
lagi ada hubungan timbal balik disana
 Lalu, yang kedua adalah bahwa akuntanbilitas horizontal ini menekankan pada prinsip
profesionalisme dan transparasi. Dimana memang prinsip profesionalisme ini harus
tercermin di dalam kepribadian karyawan atau manajemen yang tentu di dalam
mengemban tugas-tugasnya, seseorang ini harus memiliki sifat konsisten, percaya diri,
dan tidak mudah menyerah, jadi memang profesionalisme ini as simple as bagaimana
seseorang ini harus totalitas di dalam melaksanakan pekerjaannya sehingga nanti output
yang didapatkan oleh pihak-pihak lain yang sekiranya membutuhkan data dari hasil
pekerjaan kita juga akan merasa terpuaskan. Sedangkan, prinsip transparansi sendiri
tercermin di dalam sifat jujur dan dapat dipercaya ketika mengemban tugasnya, terlebih
lagi kalau misal anda berperan menjadi seorang akuntan yang bertugas untuk menyusun
laporan keuangan perusahaan
 Dan yang ketiga ini adalah bahwasanya akuntabilitas horizontal ini bisa diukur dengan
kinerjanya, maksud dari kalimat ini adalah bahwa untuk mengukur misalnya hubungan
ia dengan manusia lainnya adalah dengan melihat bagaimana seseorang tersebut
berperilaku di dalam pekerjaannya, apakah memang betul bahwa ia jujur atau apakah
memang betul bahwa ia bertindak profesional dengan rekan sesama kerjanya. Atau
misalnya kita juga bisa mengukur bagaimana hubungan ia dengan lingkungan
sekitarnya, apakah perusahaan yang ia jalani melaksanakan program CSR atau tidak.
Nah, kesemua itu sejatinya memang bisa dilihat dan dinilai oleh masing-masing
individu manusia.

Oke, selanjutnya pembahasan mengenai akuntabilitas vertikal ini akan dijelaskan oleh rekan
saya, silahkan.

Anda mungkin juga menyukai