PENDAHULUAN
1
1.2 Rumusan Masalah
2
BAB II
PEMBAHASAN
ABM merupakan pusat dari sistem manajemen biaya, dan oleh karena itu untuk
mengelola organisasi atau perusahaan dengan baik, harus menekankan pada ABM.
ABM bertujuan untuk meningkatkan nilai produk atau jasa yang diterima oleh 13
para konsumen, dan oleh karena itu dapat digunakan untuk mencapai laba dengan
menyediakan nilai tambah bagi konsumennya.
3
d. Mengelompokkan aktivitas-aktivitas bernilai tambah dan tidak bernilai
tambah.
e. Mengefisienkan aktivitas bernilai tambah dan mengeliminasi aktivitas-
aktivitas tidak bernilai tambah.
f. Menjamin bahwa pembuatan keputusan, perencanaan dan pengendalian
didasarkan pada isu-isu bisnis yang keluar dan tidak semata berdasar
informasi keuangan.
g. Menilai penciptaan rangkaian nilai tambah (value-added chain) untuk
memenuhi kebutuhan dan kepuasan konsumen.
1. Cost Dimension
2. Process Dimension
4
Gambar 2.1 Model Dua Dimensi ABM (Hansen dan Mowen, 2006; 488)
5
bernilai tambah. Kedua aktivitas ini biasanya terjadi pada perusahaan manufaktur
ataupun perusahaan jasa.
Sedangkan menurut Hansen dan Mowen (2006; 490), aktivitas tidak bernilai
tambah adalah semua aktivitas selain aktivitas yang sangat penting untuk
dipertahankan dalam bisnis, sehingga dianggap sebagai aktivitas yang tidak
diperlukan.
6
biaya yang terjadi akibat aktivitas tidak bernilai tambah, dengan cara mengeliminasi
aktivitas tersebut. Aktivitas tidak bernilai tambah yang tidak dieliminasi akan
menyebabkan meningkatnya biaya produksi perusahaan. Aktivitas tidak bernilai
tambah menimbulkan biaya aktivitas tidak bernilai tambah, yaitu biaya yang timbul
karena adanya aktivitas yang tidak bernilai tambah.
5. Melaporkan biaya yang tidak berlilai tambah, biaya tak bernilai tambah harus
disoroti pada laporan pusat biaya. Dengan mengedintifikasi akktivitas tak bernilai
tambah, dan melaporkan biayanya, manajemen dapat bekerja keras untuk
mengembangkan proses dan menghilangkan biaya tak bernilai tambah.
7
Hasil akhir yang ingin dicapai dalam analisa aktivitas adalah penurunan biaya
(cost reduction) yang ditimbulkan karena adanya continues improvement. Dalam
lingkungan yang kompetitif, perusahaan harus mampu mengirimkan produk yang
diinginkan konsumen, dalam waktu yang tepat serta harga yang rendah. Hal ini
mendorong perusahaan harus selalu melakukan perbaikan yang terus menerus dalam
melaksanakan aktivitasnya. Analisa aktivitas dapat menurunkan biaya malalui dengan
4 cara berikut ini:
a) Activity elimination
b) Activity selection
c) Activity reduction
d) Activity sharing
a. Waktu
- Reliability : Jumlah pengiriman yang tepat waktu atau jumlah pengiriman
8
- Responsiveness : cycle time (waktu untuk melaksanakan 1 aktivitas), velocity
(jumlah output aktivitas yang dihasilkan dalam satuan waktu tertentu)
- Manufacturing cycle efficiency : waktu pemrosesan/(waktu proses+ waktu
perpindahan + waktu inspeksi + waktu tunggu )
b. Kualitas
c. Efisiensi
- Efisiensi operasi: Output/bahan, output/JKL, output/ jam mesin
- Efisiensi mesin : % kapasitas mesin yang terpakai
- Persediaan : Perputaran persediaan, jumlah persediaan, lamanya persediaan
9
B. Process Value Analysis
Analisa aktivitas merupakan inti dari process value analysis. Analisa aktivitas
merupakan suatu proses identifikasi, penjabaran serta evaluasi aktivitas-aktivitas yang
dilakukan oleh suatu organisasi. Analisa aktivitas diharapkan mampu menjawab 4
pertanyaan berikut ini:
10
C. Costumer Profitability Analysis
Tugas untuk menetapkan biaya bagi konsumen adalah sebuah tantangan. Sebuah
sistem harus ditempatkan bahwa dimungkinkan perusahaan untuk mengidentifikasi
mana konsumen yang menggunakan jasa pendukung konsumen dan seberapa sering.
Banyak waktu yang dihabiskan perusahaan pada sebuah perusahaan untuk membuat
penjualan dan untuk menyediakan jasa pendukung terus-menerus? Biaya ini adalah
tambahan untuk biaya produksi produk atau pada awalnya menyediakan jasa untuk
konsumen.
11
penting, karena semakin lama waktu yang diperlukan oleh suatu aktivitas, maka
semakin banyak sumber daya yang dikonsumsi oleh aktivitas tersebut.
12
waktu pengolahan termasuk kedalam aktivitas bernilai tambah, sedangkan waktu
gerakan, waktu inspeksi, dan waktu tunggu termasuk kedalam aktivitas tidak bernilai
tambah. Proses produksi yang ideal akan menghasilkan throughput time yang sama
dengan processing time.
waktu pengolahan
MCE = (𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑜𝑙𝑎ℎ𝑎𝑛+𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑝𝑒𝑟𝑔𝑒𝑟𝑎𝑘𝑎𝑛+𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑖𝑛𝑠𝑝𝑒𝑘𝑠𝑖+𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑡𝑢𝑛𝑔𝑔𝑢
Untuk dapat menentukan throughput time dan processing time, ditentukan dahulu
waktu rata-rata, waktu normal, waktu cadangan dan waktu standar. Sebelum dapat
menentukan waktu rata-rata, harus mengambil sampel data waktu dengan
menggunakan time study. Time study adalah prosedur untuk menentukan lama waktu
yang dibutuhkan untuk setiap aktivitas yang melibatkan manusia, mesin atau
kombinasi aktivitas (Marvin E. Mundel (1994; 1). Peralatan yang digunakan dalam
melaksanakan time study adalah stopwatch. Setelah mendapatkan sampel data waktu,
waktu rata-rata dapat dihitung. Untuk menghitung waktu normal, waktu rata-rata
dikalikan dengan rating performance. Rating performance didapatkan dengan
menggunakan sistem penyesuaian westinghouse.
Jika dalam perhitungan MCE menghasilkan angka sebesar 1, maka usaha unuk
mengurangi waktu tidak bernilai tambah menjadi nol, telah berhasil. Jadi, idealnya
suatu perusahaan harus berusaha mengeliminasi aktivitas tidak bernilai tambah
dengan cara mengurangi waktu tidak bernilai tambah menjadi nol. MCE yang
sempurna atau ideal adalah sebesar 1. MCE dapat sempurna hanya dengan cara
menurunkan aktivitas tidak bernilai tambah dan diikuti oleh pengurangan biaya.
Sebagai contoh, suatu aktivitas dengan MCE sebesar 0.70 berarti aktivitas
tersebut menyerap 70 % aktivitas bernilai tambah dan 30 % masih mengkonsumsi
13
aktivitas tidak bernilai tambah, ini dapat dikatakan belum sempurna dan masih dapat
ditingkatkan lagi.
Untuk tetap kompetitif dalam pasar global saat ini, bisnis harus berkembang
secara terus-menerus. Selain itu, pengembangan terus menerus ini membutuhkan
pengaplikasian lintas spectrum dari aktivitas bisnis, dari desain dan kualitas produk,
melalui operasi produksi dan manajemen biaya untuk melayani konsumen.
Pengembangan berkelanjutan bisa didefinisikan sebagai usaha terus-menerus untuk
menghilangkan pemborosan, mengurangi waktu tanggapan, menyederhanakan desain
produk dan proses, dan mengembangkan kualitas dan pelayanan konsumen. Dua
pendekatan mengenai pengembangan berkelanjutan dalam biaya produksi yang
digunakan yaitu teknik yang disebut Target Costing, dan Kaizen Costing.
1. Target Costing
14
2. Kaizen Costing
Benchmarking
15
dibandingkan dengan kompetitor atau dengan industri lain. Apabila dibandingkan
dengan bagian lain dalam organisasi disebut dengan Internal benchmarking, tetapi
apabila dibandingkan dengan bagian diluar organisasi disebut dengan eksternal
benchmarking, terdapat 3 jenis eksternal benchmarking, yaitu :
1) Competitive benchmarking
2) Functional benchmarking
3) Generic benchmarking
Rekayasa Ulang
Teori Kendala
Teori kendala (atau TOC) adalah salah satu alat manajemen kontemporer yang
mendukung perbaikan terus-menerus dan program manajemen biaya. Teori kendala
adalah suatu pendekatan manajemen yang bertujuan untuk memaksimalkan
keuntungan jangka panjang, pemikiran pengelolaan yang baik akan hambatan
organisasi atau sumber daya terbatas. Ide kunci dalam TOC adalah untuk
mengidentifikasi kendala dalam sistem yang mencegah organisasi dari mencapai
tingkat keberhasilan yang lebih tinggi, dalam rangka mencari dan meringankan
kendala tersebut. Selain itu, TOC merekomendasikan mensubordinasi semua tujuan
manajemen lainnya dengan tujuan untuk memecahkan masalah kendala. Sebagai
contoh, jika kapasitas terbatas dalam sebuah operasi pemesinan tertentu akan
meningkatkan waktu siklus, mengurangi throughput, dan mengurangi laba, maka
manajemen akan berkonsentrasi banyak pada usaha perluasan kapasitas dan
kemacetan usaha.
16
Value and Non Value added Cost Reporting
Pelaporan biaya dengan memisahkan biaya aktivitas bernilai tambah dan biaya
aktivitas tidak bernilai tambah. Dengan pelaporan ini, manajer dengan mudah dapat
memfokuskan perhatiannya pada aktivitas yang tidak bernilai tambah dan secara
berangsur-angsur dapat mengeliminasi aktivitas tersebut.
Trend Reporting
Dengan laporan ini dapat dilihat bagaimana hasil tindakan yang telah dilakukan
manajer untuk mengurangi dan mengeliminasi biaya aktivitas yang tidak bernilai
tambah. Trend Reporting menunjukan hasil dari perbaikan yang sudah dilakukan
manajer untuk memperbaiki proses pelaksanaan suatu aktivitas.
17
aktivitas yang digunakan dan tidak digunakan. Penyusunan Anggaran fleksibel
berbasis Aktivitas dengan langkah-langkah sebagai berikut :
1) Selisih untuk elemen biaya aktivitas yang sifatnya tetap dapat dijabarkan
menjadi 3 selisih, yaitu:
2) Fixed spending variance. Merupakan selisih yang disebabkan karena
perbedaan tarip yang telah ditentukan untuk setiap aktivitas dengan cost driver
yang telah ditetapkan.
3) Fixed volume variance. Merupakan selisih yang menunjukan biaya untuk
aktivitas yang tidak bernilai tambah
4) Unused activity variance. Menunjukan adanya kapasitas yang berlebihan
untuk suatu aktivitas.
1) Variabel spending variance. Merupakan selisih harga yang baru akan terjadi
apabila harga yang dibayar untuk satu unit sumber ekonomi berbeda dengan
yang dianggarkan.
2) Variabel effisiensi variance. Merupakan biaya aktivitas tidak bernilai tambah
yang terjadi untuk melakukan aktivitas tersebut.
18
2.9 Life Cycle Cost Budgeting
Merupakan suatu perencanaan yang menekankan pada kegiatan dan biaya yang
terjadi pada kegiatan/tahap-tahap selama umur produk atau life cycle product.
Perkembangan atau daur hidup suatu produk mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap biaya yang akan terjadi. Biaya selama umur produk atau Life Cycle Cost
merupakan jumlah biaya yang terjadi di seluruh tahapan daur hidup suatu produk
selama produk tersebut ada, dimulai dari tahap perencanaan, perancangan, uji coba,
produksi sampai pengiriman ke konsumsen. Life Cycle Cost terdiri dari elemen biaya
sebagai berikut :
b) Manufacturing cost
Meliputi biaya bahan, btkl serta Bop yang terjadi selama proses pembuatan
produk.
c) Logistic cost
Meliputi biaya purna jual, garansi yang terjadi setelah produk ada di konsumen.
19
Anggaran dan penilaian performace dapat disusun dan dilakukan berdasarkan
aktivitasaktivitas di setiap tahap selama keberadaan suatu produk. Laporan ini disebut
dengan laporan Kinerja berdasar biaya selama umur produk (Performance Report:
Life-Cycle Costs).
20
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Analisis nilai proses melibatkan analisis penggerak biaya, analisis aktivitas, dan
pengukuran kinerja. Dimensi ini lah yang menghubungkan analisis volume proses
tiga dimensi: efesiensi, kualitas dan waktu. Penulusuran biaya yang digerakkan
berbiaya rendah sehingga menghasilkan keunggulan bersaing yang lebih tinggi dan
meningkatkan profitabilitas.
21
DAFTAR PUSTAKA
Yogyakarta.
Empat : Jakarta.
http//yullitrisnawati.blogspot.com
books.google.co.id
22