UNIT COST
Disusun oleh :
Kelompok 2
Herlina 51622220017
Laila Amna 51622220053
Laila Fitriani 51622220018
Nopellian Annisa Kurnia 51622220014
KATA PENGANTAR
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
manufaktur overhead. Selain itu ada pula yang disebut objek biaya (cost
object) yaitu segala sesuatu dimana biayanya dapat dihitung atau diukur,
dapat berupa produk, konsumen, departemen, proyek, aktivitas, dan lain-lain.
Sedangkan istilah pemicu biaya (cost driver) merupakan suatu variabel yang
menyebabkan timbulnya biaya, misalnya level of activity yaitu jumlah jam
tenaga kerja langsung, jumlah mesin hours, dan lain-lain.
(Hansen and Mowen, 2007) mengklasifikasikan biaya berdasarkan dua
komponen yakni perubahan jumlah produk dan berdasarkan fungsinya dalam
produksi. Klasifikasi tersebut dijabarkan sebagai berikut :
1. Berdasarkan pada perubahan jumlah produk (Output) :
a. Biaya Tetap (Fixed Cost) Biaya tetap biaya yang secara relatif tidak
dipengaruhi oleh jumlah produksi (output) yang dihasilkan, Misalnya:
Gaji pegawai, biaya gedung.
b. Biaya Variable (Variabel Cost) Biaya variabel adalah biaya yang
nilainya dipengaruhi oleh banyaknya output (produksi). Pada
umumnya besar volume produksi sudah direncanakan secara rutin.
Oleh sebab itu biaya variabel sering juga disebut sebagai biaya rutin.
Contohnya adalah biaya obat, biaya alat, biaya bahan habis pakai
dimana besarnya akan berbeda jika pasien sedikit dibandingkan pasien
yang banyak.
c. Biaya Semi Variabel (Semi Variable Cost) Biaya semi variabel adalah
biaya yang mengandung biaya tetap, tetapi juga mengandung biaya
tidak tetap. Contohnya adalah biaya insentif penerimaan selain gaji
yang besar kecilnya tergantung pada banyak sedikitnya jumlah
pelayanan yang diberikan.
d. Biaya Total (Total Cost) Biaya total adalah jumlah dari biaya tetap
(fixed cost) dan variabel (variable cost) atau (Total Cost = Fixed Cost
+ Variable Cost).
2. Berdasarkan Fungsinya dalam Proses Produksi :
a. Biaya Langsung. Biaya langsung adalah biaya yang berkaitan langsung
dengan pelayanan atau biaya yang ditetapkan pada unit-unit yang
5
langsung dan tak langsung akan sulit dilakukan untuk perusahaan yang telah
melakukan otomatisasi, dimana ada tenaga kerja yang tidak hanya
mengerjakan pekerjaan langsung tapi juga pekerjaan tak langsung. Ataupun
beberapa tenaga kerja dapat bertukar peran secara bergantian sehingga ada
elemen biaya yang sulit dipisahkan. Dalam biaya konversi hanyalah biaya
bahan baku langsung yang benar-benar bisa ditelusuri secara langsung
kedalam produk. Overhead Pabrik yang dapat disebut juga sebagai biaya
manufaktur, biaya pabrikasi, beban manufaktur terdiri dari beban yang tidak
dapat ditelusuri secara langsung ke dalam produk. Biaya overhead pabrik
terdiri dari biaya selain biaya bahan baku langsung dan biaya tenaga kerja
langsung.
Tujuan dari perhitungan biaya ekivalen per unit pada akhirnya adalah
untuk membagi total biaya produksi dari masing-masing departemen menjadi
berapa total biaya produksi yang mewakili produk yang sudah diselesaikan
pada departemen tersebut dan akan ditransfer ke departemen berikutnya, serta
berapa biaya produksi dari barang yang belum selesai diproses pada
departemen tersebut.
2.4.3 Metode Campuran (Joint Cost)
BAB III
PEMBAHASAN
Jadi, tarif berdasarkan jam tenaga kerja langsung yang diharapkan dihitung
sebagai berikut:
Tarif perkiraan Overhead=
Biaya overhead yang dianggarkan/Aktivitas yang diharapkan
Rp. 360.000/100.000 jam tenaga kerja langsung.
= Rp. 3,60 per jam tenaga kerja langsung
didasarkan pada jam tenaga kerja langsung akan mengakibatkan biaya yang
terlalu tinggi pada telepon reguler dan terlalu rendah pada telepon nirkabel.
Pada Departemen Perakitan, telepon reguler menggunakan 25,67 kali
lebih besar untuk jam tenaga kerja langsung daripada telepon nirkabel
(77.000/3.000). Pada Departemen Pabrikasi, telepon reguler menggunakan
sembilan kali lebih besar untuk jam mesin daripada telepon nirkabel
(36.000/4.000). Oleh sebab itu, telepon reguler menerima overhead sekitar
25,67 kali lebih banyak dibandingkan telepon nirkabel dalam Departemen
Perakitan. Sementara itu, dalam Departemen Pabrikasi, telepon reguler
menerima overbead sembilan kali lebih besar. Seperti ditunjukkan pada
Tampilan 4-6, dengan tarif departemen, biaya per unit telepon nirkabel
menurun menjadi $10,73 dan biaya per unit telepon reguler meningkat
menjadi $10,69. Perubahan ini menunjukkan arah yang salah, yaitu adanya
penekanan pada penggerak aktivitas berdasarkan unit yang salah untuk
mencerminkan setiap permintaan produk secara tepat untuk biaya penyetelan
dan penanganan bahan baku.
Penyelesaian Masalah Distorsi Biaya
Distorsi biaya yang digambarkan tidak dapat diselesaikan dengan
mengunakan tarif aktivitas. Dalam hal ini, daripada membebankan biaya
overhead pada departemen atau pabrik, lebih baik tidak menghitung suatu
tarif untuk setiap aktivitas overhead.
tarif aktivitas dihitung seperti di bawah ini.
BAB IV
KESIMPULAN
4.1 Kesimpulan
Unit cost adalah total biaya yang terkait dengan unit yang diproduksi
dibagi dengan jumlah unit yang diproduksi. Pengukuran biaya terdiri dari
jumlah pengeluaran nominal rupiah dari bahan langsung, tenaga kerja
langsung, dan overhead yang digunakan di dalam proses produksi. Dalam
melakukan pengukuran besarnya indirect cost, setidaknya ada 2 metode yang
dapat digunakan yaitu traditional costing dan activity based costing.
Setidaknya ada tiga metode traditional costing yaitu job order costing
merupakan sistem perhitungan biaya produksi yang digunakan untuk
perusahaan yang memproduksi barang berdasarkan pesanan; process costing
adalah metode mengakumulasikan biaya berdasarkan proses produksi atau
berdasarkan departemen; joint cost adalah biaya-biaya yang dikeluarkan
perusahaan untuk melakukan suatu proses, dimana dari hasil proses tersebut
akan menghasilkan beberapa jenis produk yang disebut joint product.
DAFTAR PUSTAKA