MAKALAH
Disusun oleh :
Kelompok 3
Segala puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Atas
Rahmat dan Karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan tugas penulisan makalah
Activity Based Costing ( ABC) ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
Bapak Dr. Andry Arifian Rachman, S.E., M.Si., Ak., CA., ACPA. pada mata kuliah
Akuntansi Manajemen Lanjutan. Selain itu, tugas makalah ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan tentang Activity Based Costing ( ABC) bagi para pembaca dan
juga penulis.
Kami juga mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah
membagikan pengetahuannya, serta pihak yang telah membantu proses makalah ini
sehingga makalah ini bisa terselesaikan. Dan, kami pun sadar makalah yang kami
tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kami menerima kritik dan
saran yang membangun agar kami bisa memperbaiki makalah ini agar lebih
sempurna lagi di kemudian hari.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
3.1. Penerapan sistem Activity Based Costing ( ABC) Pada Perushaaan Jasa ...
.................................................................................................................21
ii
3.2. Penerapan sistem Activity Based Costing ( ABC) Pada Perushaaan
Manufaktur .........................................................................................................27
Kesimpulan .........................................................................................................38
iii
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Klasifikasi aktivitas ...................................................................................21
Tabel 2 Resource Driver .......................................................................................22
Tabel 3 Pembebanan biaya ke Resource Center ....................................................23
Tabel 4 Pembebanan biaya ke Activity Center.......................................................23
Tabel 5 Cost Pasien Baru .......................................................................................26
Tabel 6 Cost Pasien Baru .......................................................................................26
Tabel 7 Tabel Data Biaya Produksi .......................................................................27
Tabel 8 Rincian Estimasi Biaya Overhead ............................................................27
Tabel 9 Data Aktivitas Pemicu Overhead ..............................................................28
Tabel 10 Tingkat Konsumsi Aktivitas Pemicu Masing-Masing Produk ...............28
Tabel 11 Penghitungan Biaya Produk per Unit......................................................28
Tabel 12 Penetapan Biaya Dengan Traditional System .........................................30
Tabel 13 Actual Selling Price ................................................................................30
Tabel 14 Biaya Aktivitas Per Unit Produk .............................................................34
Tabel 15 Perbandingan Biaya Tradisional dan ABC ............................................34
iv
DAFTAR GAMBAR
v
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
Salah satu cara penyediaan informasi mengenai biaya dan aktivitas adalah
menggunakan metode ABC dalam perhitungan biaya produk (Suryanto, Rasmini,
and Lidwina 2021). Dengan menggunakan ABC, biaya yang dibebankan ke produk
secara langsung dapat dilihat hubungannya dengan aktivitas-aktivitas yang
dilakukan berkaitan dengan produk tersebut. Bahkan dengan mengamati trend
biaya dan aktivitas yang terjadi selama beberapa periode, manajemen akan dapat
melihat apakah suatu aktivitas memiliki nilai tambah atau tidak bagi konsumen.
ABC membebankan biaya overhead pabrik ke objek (produk dan jasa)
dengan beberapa langkah. Pertama, mengidentifikasi sumber daya dan aktivitas.
Dengan menggunakan dasar pemicu konsumsi biaya sumber daya dapat dihitung
tarif biaya per unit sumber daya yang dikonsumsi oleh setiap aktivitas atau pusat
aktivitas (pusat aktivitas/pusat biaya). Selanjutnya, biaya dibebankan ke dalam
produk atau jasa dengan mengalikan tarif biaya per unit setiap aktivitas dengan
jumlah aktivitas sesungguhnya yang digunakan oleh setiap objek biaya.
4
5
mengidentifikasi aktivitas yang tidak efisien atau tidak perlu, dan kemudian
mengambil tindakan untuk mengurangi biaya dan meningkatkan profitabilitas.
Dengan demikian, konsep yang mendasari ABC adalah untuk memberikan
informasi yang lebih akurat dan rinci tentang biaya produksi dan aktivitas yang
terlibat dalam proses produksi. Hal ini dapat membantu perusahaan dalam membuat
keputusan yang lebih baik tentang alokasi sumber daya dan mengelola biaya dengan
lebih efektif.
volume yang arbitrer sebab secara praktis tidak dapat ditemukan aktivitas
yang dapat menyebabkan biaya tersebut. Contohnya adalah biaya
pendukung fasilitas seperti biaya sistem informasi, gaji manajer pabrik,
asuransi pabrik, dan pajak bumi dan bangunan untuk pabrik.
2. Mengabaikan biaya. Biaya produk atau jasa yang diidentifikasi system ABC
cenderung tidak mencakup seluruh biaya yang berhubungan dengan produk
atau jasa tersebut. Biaya produk atau jasa biasanya tidak termasuk biaya
untuk aktivitas seperti pemasaran, pengiklanan, penelitian, dan
pengembangan, dan rekayasa produk, meski sebagian dari biaya-biaya ini
dapat ditelusuri ke suatu produk atau jasa. Biaya produk tidak termasuk
biaya-biaya ini karena prinsip akuntansi yang berlaku umum untuk
pelaporan keuangan mengharuskan biaya-biaya tersebut diperlakukan
sebagai biaya periodik.
3. Mahal dan menghabiskan waktu. Perhitungan biaya berdasar aktivitas tidak
murah dan membutuhkan waktu yang banyak untuk dikembangkan dan
dilaksanakan. Untuk perusahaan dan organisasi yang telah menggunakan
sistem perhitungan biaya tradisional berdasarkan volume, pelaksanaan
suatu sistem baru cenderung sangat mahal. Lagipula, seperti sebagian besar
sistem akuntansi dan manajemen yang inovatif, biasanya diperlukan waktu
setahun atau lebih untuk mengembangkan dan melaksanakan activity based
costing dengan sukses.
Pusat biaya administrasi meliputi semua biaya yang terkait dengan administrasi
dan manajemen umum perusahaan. Biaya yang termasuk dalam pusat biaya
administrasi biasanya meliputi biaya gaji dan tunjangan karyawan administrasi,
biaya sewa gedung kantor, biaya utilitas, dan biaya kantor.
4. Pusat biaya distribusi
Pusat biaya distribusi meliputi semua biaya yang terkait dengan distribusi
produk atau jasa. Biaya yang termasuk dalam pusat biaya distribusi biasanya
meliputi biaya transportasi, biaya pergudangan, dan biaya tenaga kerja untuk
aktivitas distribusi.
5. Pusat biaya riset dan pengembangan
Pusat biaya riset dan pengembangan meliputi semua biaya yang terkait dengan
riset dan pengembangan produk atau jasa. Biaya yang termasuk dalam pusat
biaya riset dan pengembangan biasanya meliputi biaya gaji dan tunjangan
karyawan riset dan pengembangan, biaya bahan baku untuk riset dan
pengembangan, dan biaya peralatan riset dan pengembangan.
Mengidentifikasi pusat-pusat biaya membantu perusahaan dalam mengelola
biaya dengan lebih efektif, karena setiap pusat biaya dapat dikontrol secara terpisah
dan perusahaan dapat memantau kinerja masing-masing pusat biaya untuk
meningkatkan efisiensi dan efektivitas pengeluaran.
Adapun cara untuk mengidentifikasi pusat biaya menurut, Garrison, (2002)
cara mengidentifikasi pusat-pusat biaya dalam Activity-Based Costing (ABC),
dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
1. Identifikasi aktivitas
Identifikasi aktivitas yang dilakukan dalam organisasi. Aktivitas dapat
mencakup produksi, penjualan, pemesanan, dan sebagainya.
2. Penentuan pusat biaya
Setelah aktivitas diidentifikasi, selanjutnya tentukan pusat biaya yang terlibat
dalam aktivitas tersebut. Misalnya, dalam aktivitas produksi, pusat biaya dapat
meliputi pusat biaya produksi, pusat biaya tenaga kerja, dan pusat biaya bahan
baku.
3. Pengelompokan biaya
15
3. Analisis biaya
16
3.1. Penerapan sistem Activity Based Costing ( ABC) Pada Perushaaan Jasa
Contoh 2
21
22
Tujuan akhir dari sistem ABC adalah untuk membebankan setiap biaya
aktivitas yang dikeluarkan produk atau layanan. Seperti dalam kasus universitas,
biaya dibebankan kepada siswa masing-masing pusat kegiatan mengeluarkan biaya
sebagai akibat dari layanan yang diberikan kepada siswa dengan rumus sebagai
berikut
24
Contoh 2
Contoh kasus Delaware Medical Center
Cost Driver Act Cost for Product Line
Cost Activity
Activity Act Cost Pool Cost Driver Pool Rate Product Line Qty for Product Production
Driver Qty Cost
Product Line Line Volume
Phys Minutes
Physician Time $ 960.000 240.000 $4,00 Routine 80.000 $320.000 8.000 $40,00
with Patient
Extended 100.000 $400.000 5.000 $80,00
Complex 60.000 $240.000 2.000 $120,00
TOTAL 240.000 $960.000
Billing $ 38.480 Billing Lines 76.960 $0,50 Routine 26.400 $13.200 13.200 $1,00
Extended 24.000 $12.000 8.000 $1,50
Complex 26.560 $13.280 3.320 $4,00
TOTAL 76.960 $38.480
Patient Visit
Facility $ 245.200 (New & 24.520 $10,00 Routine 13.200 $132.000 13.200 $10,00
Continuing)
Extended 8.000 $80.000 8.000 $10,00
Complex 3.320 $33.200 3.320 $10,00
TOTAL 24.520 $245.200
Contoh 1
Dimisalkan perusahaan fashion dan memproduksi dua produk yakni
pakaian dan dalaman. Data biaya produksi disajikan dalam table berikut:
memaksa manajemen untuk menurunkan harga dari Deluxe grill (DEL) menjadi
$705, hampir $20 di bawah target harga $724,80. Bahkan pada harga yang lebih
rendah ini, tim penjualan kesulitan mendapatkan pesanan untuk volume yang
direncanakan produksi panggangan Deluxe. Untungnya, profitabilitas yang
mengecewakan dari model Patio Standard dan Deluxe grills sebagian diimbangi
oleh keuntungan yang lebih besar dari yang diharapkan pada Ultimate Grill (ULT).
Direktur manajemen biaya Patio Grill Company, Hunter Burger, telah
memikirkannya beberapa waktu tentang penyempurnaan dalam sistem penetapan
biaya produk pabrik Denver. Dia bertanya-tanya jika tradisional, sistem berbasis
volume menyediakan manajemen dengan data yang akurat tentang biaya produk.
Burger telah membaca tentang sistem penetapan biaya berdasarkan aktivitas
(ABC), yang mengikuti prosedur dua tahap untuk membebankan biaya overhead ke
produk.
Tahap pertama mengidentifikasi aktivitas signifikan dalam produksi ketiga
produk tersebut dan membebankan biaya overhead biaya untuk setiap aktivitas
sesuai dengan biaya sumber daya organisasi yang digunakan oleh aktivitas. Biaya
overhead yang dibebankan ke setiap aktivitas terdiri dari kumpulan biaya aktivitas.
Setelah membebankan biaya overhead ke kumpulan biaya aktivitas di tahap
satu, penggerak biaya sesuai untuk setiap kumpulan biaya diidentifikasi pada tahap
kedua. Kemudian biaya overhead dialokasikan dari setiap kumpulan biaya aktivitas
ke setiap lini produk sebanding dengan jumlah biaya penggerak yang dikonsumsi
oleh lini produk.
32
Tahap kedua yaitu penetapan biaya berbasis aktivitas. Burger dan Alvarez-
Cook mengidentifikasi pemicu biaya untuk setiap kumpulan biaya aktivitas.
33
Act Cost Cost Cost Driver Qty Act Cost for Product Line
Activity Cost Driver Pool Rate Product Line Activity Cost
Pool Driver Qty for Product Line Product Line Production Volume
Machine Related $1.242.000 Machine 230.000 5,40 STD 100.000 $540.000 10.000 $54,00
Hours DEL 96.000 $518.400 8.000 $64,80
ULT 34.000 $183.600 2.000 $91,80
TOTAL 230.000 $1.242.000
Purchasing $300.000 Purchase Order 600 500,00 STD 200 $100.000 10.000 $10,00
DEL 192 $96.000 8.000 $12,00
ULT 208 $104.000 2.000 $52,00
TOTAL 600 $300.000
Material handling $340.000 Production 200 1.700,00 STD 80 $136.000 10.000 $13,60
Runs DEL 80 $136.000 8.000 $17,00
ULT 40 $68.000 2.000 $34,00
TOTAL 200 $340.000
Quality Assurance $110.000 Inspection 2.200 50,00 STD 800 $40.000 10.000 $4,00
Hours DEL 800 $40.000 8.000 $5,00
ULT 600 $30.000 2.000 $15,00
TOTAL 2.200 $110.000
Packing/ Shipping $264.000 Shipments 2.200 120,00 STD 1.000 $120.000 10.000 $12,00
DEL 800 $96.000 8.000 $12,00
ULT 400 $48.000 2.000 $24,00
TOTAL 2.200 $264.000
Engineering Design $130.000 Engineering 1.300 100,00 STD 500 $50.000 10.000 $5,00
Hours DEL 400 $40.000 8.000 $5,00
ULT 400 $40.000 2.000 $20,00
TOTAL 1.300 $130.000
Facility $2.300.000 Machine 230.000 10,00 STD 100.000 $1.000.000 10.000 $100,00
Hours DEL 96.000 $960.000 8.000 $120,00
ULT 34.000 $340.000 2.000 $170,00
TOTAL 230.000 $2.300.000
Setelah memiliki biaya aktivitas per unit produk untuk setiap kumpulan biaya
aktivitas dan setiap tipe produk, maka langkah selanjutnya adalah menghitung total
biaya produk per unit untuk setiap jenis panggangan, dengan menambahkan biaya
bahan langsung dan tenaga kerja langsung untuk masing-masingnya jenis
panggangan.
34
Traditional
216,00 264,00 312,00
ABC $207,00 $246,30 $427,80
Reported Unit Product Cost
Traditional $496,00 $604,00 $752,00
ABC $487,00 $586,30 $867,80
Sales Price Data
Traditional $595,20 $724,80 $902,40
ABC $584,40 $703,56 $1.041,36
ACTUAL SELLING PRICE $585,00 $705,00 $940,00
Sumber: (Hilton and Platt 2016)
driver. Oleh karena itu, keakuratan biaya yang dihasilkan tugas tergantung
pada tingkat korelasi antara konsumsi aktivitas dan konsumsi pemicu biaya.
Misalkan biaya pemeriksaan dipilih sebagai kumpulan biaya aktivitas.
2. Objektif dari sistem ABC adalah membebankan biaya inspeksi ke lini
produk berdasarkan konsumsi mereka atas kegiatan inspeksi. Dua
penggerak biaya potensial datang untuk diingat: jumlah inspeksi dan jam
waktu inspeksi. Jika setiap pemeriksaan membutuhkan jumlah waktu yang
sama untuk semua produk, maka jumlah inspeksi pada lini produk akan
sangat berkorelasi dengan konsumsi aktivitas inspeksi oleh lini produk
tersebut. Di sisi lain, jika inspeksi bervariasi secara signifikan dalam waktu
yang diperlukan, kemudian cukup mencatat jumlah inspeksi tidak akan
cukup menggambarkan konsumsi kegiatan inspeksi. Di dalam kasus, jam
waktu inspeksi akan lebih tinggi berkorelasi dengan yang sebenarnya
konsumsi kegiatan pemeriksaan.
3. Biaya pengukuran. Merancang sistem informasi apa pun memerlukan biaya-
manfaat trade-off. Semakin banyak kumpulan biaya aktivitas yang ada
dalam penetapan biaya berbasis aktivitas sistem, semakin besar akurasi
pembebanan biaya. Namun, lebih banyak kumpulan biaya aktivitas juga
memerlukan lebih banyak penggerak biaya, yang menghasilkan lebih besar
biaya penerapan dan pemeliharaan sistem. Demikian pula, semakin tinggi
korelasi antara cost driver dan aktual konsumsi aktivitas terkait, semakin
besar akurasi biaya tugas. Namun, itu juga mungkin lebih mahal untuk
mengukur lebih tinggi penggerak biaya berkorelasi. Kembali ke contoh
aktivitas inspeksi kita, mungkin jam inspeksi membuat pemicu biaya yang
lebih akurat daripada angkanya inspeksi. Namun, kemungkinan besar jam
pemeriksaan juga akan lebih banyak mahal untuk mengukur dan melacak
dari waktu ke waktu.
4. Efek perilaku. Sistem informasi memiliki potensi tidak hanya untuk
memfasilitasi keputusan tetapi juga untuk mempengaruhi perilaku pembuat
keputusan. Ini bisa menjadi baik atau buruk, tergantung pada efek perilaku.
Dalam mengidentifikasi pemicu biaya, seorang analis ABC harus
37
Kesimpulan
1. Activity-Based Costing (ABC) untuk perusahaan jasa:
Activity-Based Costing (ABC) adalah metode perhitungan biaya yang lebih
akurat untuk perusahaan jasa. ABC digunakan untuk mengalokasikan biaya
overhead ke produk atau layanan berdasarkan aktivitas yang dilakukan oleh setiap
departemen. ABC mengidentifikasi aktivitas yang dilakukan dan cost drivers untuk
setiap aktivitas sehingga perusahaan dapat menentukan biaya overhead yang tepat
untuk setiap departemen.
beberapa keuntungan penggunaan ABC bagi perusahaan jasa, antara lain:
a. Memungkinkan perusahaan untuk mengetahui biaya sebenarnya dari setiap
layanan yang diberikan.
b. Membantu perusahaan menentukan harga yang lebih akurat untuk layanan
yang diberikan.
c. Membantu perusahaan mengalokasikan sumber daya dengan lebih efektif.
d. Membantu perusahaan meningkatkan efisiensi operasional secara
keseluruhan.
Dalam bisnis jasa, ABC dapat membantu perusahaan menetapkan harga
yang lebih akurat untuk setiap layanan dan meningkatkan efisiensi operasional
secara keseluruhan. Oleh karena itu, ABC merupakan metode perhitungan biaya
yang sangat berguna dan relevan untuk perusahaan jasa.
2. Activity-Based Costing (ABC) untuk perusahaan manufaktur:
Activity-Based Costing (ABC) adalah metode perhitungan biaya yang lebih
akurat untuk perusahaan manufaktur. ABC dapat membantu perusahaan untuk
menentukan biaya produksi yang lebih tepat untuk setiap produk dengan
mengidentifikasi aktivitas yang dilakukan dan cost drivers untuk setiap aktivitas.
Dengan begitu, perusahaan dapat mengambil keputusan yang lebih tepat terkait
dengan produksi dan penentuan harga jual.
38
39
Anthony, and Govindarajan. 2007. Management Control Systems: Text, Cases, and
Readings. 5th ed. Boston: 2003.
Aprianto, Tri et al. 2021. “IMPLEMENTATION OF ACTIVITY BASED
COSTING (ABC) METHOD FOR INDUSTRY IN INDONESIA:
LITERATURE REVIEW.” In 3 Rd Mercu Buana Conference on Industrial
Engineering-MBCIE, Jakarta: Mercubuana.
https://www.researchgate.net/publication/355424111_Implementation_of_Ac
tivity_Based_Costing_ABC_Method_for_Industry_in_Indonesia_Literature_
Review/link/616f88e43d9af67ad7403e85/download.
Asp, Riki. 2020. “Contoh Perhitungan ABC.” rikiasp.id.
Conteh, Lesong, and Damisn Walker. 2004. “Cost and Unit Cost Calculations
Using Step-down Accounting.” HEALTH POLICY AND PLANNING 9(2):
127–135.
Garrison, Ray H. 2002. Managerial Accounting: Concepts for Planning, Control,
Decision Making. Texas: Texas Business Publications.
Garrison, Ray H., Eric W. Noreen, Peter C. Brewer, and Nuri Hinduan. 2006.
Akuntansi Manajerial. 11th ed. Jakarta: Salemba Empat.
Hansen and Mowen. 2007. Hansen & Mowen 2007-Managerial Accounting, 8 Ed.
Hilton, Ronald W, and David E Platt. 2016. McGraw-Hill Education Managerial
Accounting: Creating Value in a Dynamic Business Environment, 11Th
Edition.
Koeshardjono, R. Hery, Khusnik Hudzafidah, and Nurul Faizah Marush. 2016.
“Analisis Penerapan Metode Activity Based Costing Methode Untuk
Meningkatkan Akurasi Dalam Menentukan Perhitungan Harga Pokok
Produksi.” JURNAL ECOBUSS 4(2).
Krishnan, Anbalagan. 2006. “An Application of Activity Based Costing in Higher
Learning Institution: A Local Case Study.” Contemporary Management
Research 2(2): 75–90.
40
41
Quesado, Atricia, and Rui Silva. 2021. “Activity-Based Costing (ABC) and Its
Implication for Open Innovation.” J. Open Innov. Technol. 7(1).
https://www.mdpi.com/2199-8531/7/1/41.
Suryanto, Mas Rasmini, and Thealice Lidwina. 2021. “Activity Based Costing:
Accurate Methode Determining Hotel Room Rate.” AdBispreneur : Jurnal
Pemikiran dan Penelitian Administrasi Bisnis dan Kewirausahaan 5(1): 51–
62. http://jurnal.unpad.ac.id/adbispreneur/article/view/26779/13605.