Disusun oleh :
Kelompok 3
Alfadliansyah 191010550574
Cilviana Surya 191010550482
Dina Hanifa 191010550380
Dengan nikmat dan hidayah-Nya pula kami dapat menyelesaikan penulisan makalah ini yang
merupakan tugas mata kuliah Akuntansi Biaya. Kami sampaikan terima kasih sebesar- besarnya
kepada dosen pengampu mata kuliah Akuntansi Biaya, Angga Pratama S.E.,M.M
Kami menyadari dalam makalah ini masih begitu banyak kekurangan dan kesalahan baik
dari isinya maupun struktur penulisannya, oleh karena itu kami selaku penulis sangat
mengharapkan kritik dan saran positif untuk perbaikan dikemudian hari.
Demikian semoga kami ini memberikan manfaat khususnya bagi kami, dan umumnya
bagi pembaca. Aamiin.
Kata Pengantar..............................................................................................................................2
DAFTAR ISI..................................................................................................................................3
1. LATAR BELAKANG...............................................................................................................4
2. Sejarah Activity Based Costing..................................................................................................5
3. Fungsi Activity Based Costing....................................................................................................6
4. Karakteristik Activity Based Costing........................................................................................7
5. Komponen dalam Activity Based Costing.................................................................................7
6. Kekuatan Activity Based Costing............................................................................................10
7. Kelemahan Activity Based Costing..........................................................................................10
8. Menghitung Perhitungan Activity Based Costing..................................................................11
Kesimpulan...................................................................................................................................14
KALKULASI BIAYA BERDASARKAN AKTIVITAS
(ACTIVITY BASED COSTING = ABC)
1. LATAR BELAKANG
Pada zaman ini, perusahaan dituntut untuk mengikuti perkembangan teknologi, dimana
perusahaan membutuhkan suatu informasi akuntansi yang berguna bagi pihak-pihak yang
berkepentingan untuk mengambil keputusan. Penyajian informasi akuntansi secara tepat dan
akurat akan memberikan nilai tambah bagi perusahaan dalam pengambilan suatu keputusan. Hal
ini disebabkan karena akuntansi, informasi, dan pengambilan keputusan merupakan suatu hal
yang tidak dapat dipisahkan, saling berkaitan, serta terus berkembang. Perkembangan akuntansi
tidak terlepas dari perubahan inovasi dan teknologi yang terus-menerus mengalami perubahan.
Hal ini membuat manajemen dituntut untuk dapat menetapkan suatu kebijakan strategi bisnis
agar dapat mencapai keunggulan kompetitif. Salah satu cara perusahaan dalam mencapai
keunggulan kompetitif adalah melalui produksi yang efisien dan efektif sehingga dapat menekan
biaya langsung (bahan baku dan tenaga kerja langsung) dan biaya tidak langsung (biaya
overhead). Seiring dengan berjalannya waktu dan pertumbuhan pesaing yang semakin meningkat
perusahaan dituntut untuk mampu untuk memberikan hasil yang optimal dengan pemenuhan
kebutuhan perusahaan yang lebih luas, pihak manajemen merasa bahwa sistem biaya tradisional
tidak dapat memberikan kontribusi yang lebih akurat dan spesifik sehingga dapat memberikan
nilai tambah bagi perusahaan.
Dalam sistem biaya tradisional, biaya tidak langsung hanya berdasarkan single tarif,
dimana biaya-biaya dihitung berdasarkan satu satuan ukuran volume tertentu saja. Kelemahan
dalam sistem biaya tradisional adalah tidak mampu perusahaan dalam mengelompokkan biaya-
biaya overhead ke dalam aktivitas-aktivitas pemakai produk dan jasa. Oleh karena itu,
perusahaan membutuhkan suatu alat bantu yang berguna dalam memecahkan persoalan yang
timbul seiring dengan kegagalan sistem biaya tradisional. Pengadopsian sistem Activity Based
Costing atau dikenal dengan istilah ABC merupakan salah satu kunci untuk menjawab
kekurangan yang timbul dalam sistem tradisional. Sistem ABC ini mencoba untuk memperbaiki
masalah-masalah yang ada di dalam perusahaan terutama berkaitan dengan kegiatan operasional
perusahaan. Pemilihan penggunaan sistem Activity Based Costing (ABC) hanya dikhususkan
berdasarkan kondisi dimana suatu perusahaan menghasilkan berbagai macam produk dan jasa
(multi produk). Dalam sistem ABC ini biaya overhead yang meliputi bermacam-macam produk
dapat secara langsung digolongkan berdasarkan kelompok aktivitas-aktivitasnya masing-masing
sehingga dapat lebih memiliki tingkat keakuratan biaya yang lebih spesifik daripada
menggunakan sistem biaya tradisional.
Berdasarkan gambar di atas, berikut adalah lima komponen dasar untuk dalam Activity Based
Costing:
A. Resources (Sumber Daya)
Resources adalah tempat organisasi membelanjakan uang mereka - kategori biaya yang
dicatat. Sumber daya didefinisikan sebagai elemen ekonomi atau uang yang diterapkan
atau digunakan dalam pelaksanaan aktivitas.
Gaji dan material, misalnya, merupakan sumber daya yang digunakan dalam
pelaksanaan kegiatan. Contoh tambahan dari sumber daya termasuk perbaikan, inspeksi,
sewa, depresiasi, utilitas, asuransi, dan persediaan. Sebagian besar sistem Activity
Based Costing saat ini mengecualikan biaya seperti pajak penghasilan dan beban bunga
yang tidak digunakan dalam pelaksanaan aktivitas.
B. Resource Drivers (Penggerak Sumber Daya)
Penggerak sumber daya adalah dasar untuk menelusuri sumber daya ke aktivitas.
Penggerak sumber daya didefinisikan sebagai ukuran kuantitas sumber daya yang
dikonsumsi oleh suatu aktivitas.
Contoh penggerak sumber daya adalah persentase total meter persegi ruang yang
ditempati oleh suatu aktivitas. Faktor ini digunakan untuk melacak sebagian dari biaya
pengoperasian fasilitas ke aktivitas.
C. Aktivitas
Aktivitas adalah unit kerja. Jika Anda pergi ke restoran Anda untuk makan siang /
makan malam, pelayan atau pramusaji dapat melakukan unit kerja berikut :
1) Kursi pelanggan dan menu penawaran
2) Mengambil pesanan Anda
3) Mengambil pesanan ke dapur
4) Membawa makanan
5) Mengisi minuman
6) Mentukan dan memberi tagihan
7) Mengumpulkan uang dan berikan kembalian
8) Mengapus table
Masing-masing merupakan aktivitas dan kinerja setiap aktivitas menghabiskan sumber
daya yang memerlukan biaya. Aktivitas mewakili pekerjaan yang dilakukan dalam
suatu organisasi. Biaya kegiatan ditentukan dengan menelusuri sumber daya ke kegiatan
menggunakan penggerak sumber daya.
D. Activities Drivers (Penggerak Biaya Kegiatan)
Seperti penggerak sumber daya yang digunakan untuk melacak sumber daya ke
aktivitas, penggerak biaya aktivitas digunakan untuk melacak biaya aktivitas ke objek
biaya. Penggerak aktivitas didefinisikan sebagai ukuran frekuensi dan intensitas
permintaan yang ditempatkan pada aktivitas oleh objek biaya. Penggerak aktivitas
digunakan untuk menetapkan biaya ke objek biaya.
Penggerak biaya adalah kegiatan yang menghasilkan biaya. Penggerak biaya adalah
faktor, seperti tingkat aktivitas atau volume, yang secara kausal mempengaruhi biaya
(selama rentang waktu tertentu). Artinya, ada hubungan sebab-akibat antara perubahan
tingkat aktivitas atau volume dan perubahan tingkat biaya total objek biaya tersebut.
Jadi, pendorong biaya menandakan faktor, kekuatan atau peristiwa yang menentukan
biaya kegiatan. Berdasarkan penggunaan aktivitas (konsumsi), biaya aktivitas dilacak ke
objek biaya.
Dalam organisasi manufaktur, berikut adalah contoh dari beberapa penggerak biaya
aktivitas. Beberapa Contoh Penggerak Biaya Kegiatan :
1) Jumlah menerima pesanan untuk departemen penerima.
2) Jumlah pesanan pembelian untuk biaya pengoperasian departemen pembelian.
3) Jumlah pesanan pengiriman untuk departemen pengiriman.
4) Jumlah unit.
5) Jumlah pengaturan.
6) Besarnya biaya tenaga kerja yang dikeluarkan.
7) Nilai bahan dalam suatu produk.
8) Jumlah jam penanganan material.
9) Jumlah inspeksi.
10) Jumlah perubahan jadwal.
11) Jumlah bagian yang diterima per bulan.
12) Jumlah jam mesin yang digunakan pada suatu produk, kerja langsung.
13) Jumlah vendor.
14) Jumlah jam pembelian dan pemesanan.
15) Jumlah transaksi tenaga kerja.
16) Jumlah pesanan pelanggan yang diproses
17) Jumlah karyawan.
E. Cost Objects (Objek Biaya)
Objek biaya, dapat berupa pelanggan, produk, layanan, kontrak, proyek, atau unit kerja
lain yang menginginkan pengukuran biaya terpisah. Objek biaya yang paling umum
adalah biaya produk atau jasa. Penggerak aktivitas digunakan untuk melacak biaya
aktivitas ke objek biaya.
Data Departemen
Dep. 1 Dep. 2 Total
Jam Kerja Langsung
Pembungkus putih 4000 16000 20000
Pembungkus biru 76000 24000 100000
Total 80000 40000 120000
Jam Mesin
Pembungkus putih 4000 6000 10000
Pembungkus biru 16000 34000 50000
Total 20000 40000 60000
Biaya Overhead
Biaya Penyetelan Rp 88,000 Rp 88,000 Rp 176,000
Biaya Inspeksi Rp 74,000 Rp 74,000 Rp 148,000
Biaya Listrik Rp 28,000 Rp 140,000 Rp 168,000
Kesejahteraan Rp 104,000 Rp 52,000 Rp 156,000
Ada dua tahapan di dalam perhitungan biaya berdasarkan sistem Activity Based Costing :
A. Prosedur Tahap I
Pada tahap pertama ini dilakukan pembebanan biaya pemakaian sumber daya kepada
aktivitas-aktivitas yang menggunakannya. Dalam kalkulasi biaya berdasarkan sistem
Activity Based Costing (ABC) tahap pertama, biaya overhead dibagi kedalam kelompok
biaya homogen. Suatu kelompok biaya yang homogen merupakan suatu kumpulan dari
biaya overhead, yaitu variasi biaya dapat dijelaskan oleh suatu pemicu biaya (cost
driver).
B. Prosedur Tahap II
Pada tahap dua ini, biaya setiap kelompok biaya (cost pool) ditelusuri ke produk. Hal ini
dilakukan dengan menggunakan tarif kelompok yang dihitung pada tahap pertama dan
dikalikan dengan jumlah sumber daya yang dikonsumsi oleh setiap produk. Tolak ukur
ini merupakan kuantitas pemacu biaya yang 14 digunakan oleh setiap produk. Dengan
demikian overhead yang dibebankan setiap kelompok biaya ke produk dihitung sebagai
berikut :
Overhead yang dibebankan = Tarif keJompok x Jumlah konswnsi pemacu biaya
Kesimpulan
Karena penetapan Activity Based Costing memecah biaya yang digunakan untuk
menciptakan produk, ia memiliki banyak kegunaan dalam bisnis. Untuk usaha kecil, penetapan
biaya berbasis aktivitas sangat bagus untuk membuat keputusan overhead dan harga produk.
Dengan sistem ABC, Anda dapat menetapkan biaya untuk setiap aktivitas dalam proses
produksi, memungkinkan Anda untuk lebih akurat menetapkan harga yang memperhitungkan
berapa biaya yang Anda keluarkan untuk membuat produk.