Anda di halaman 1dari 5

Activity Based Costing

Dalam sebuah perusahaan, penetapan harga produk merupakan keputusan yang harus
dilakukan dengan teliti bahkan terbilang sulit. Untuk itu, munculah sebuah metode akuntansi
bernama activity based costing. Di mana, activity based costing adalah metode perhitungan
total biaya produksi.
Activity based costing merupakan subjek yang kompleks. Oleh karena itu, kamu perlu
mempelajari beberapa dasarnya agar tidak salah dalam memperhitungkannya. Yuk simak
pembahasan lebih lanjut berikut ini.

Apa itu Activity Based Costing?


Activity based costing adalah sistem akuntansi guna mencari tahu berapa total
keperluan biaya aktivitas untuk membuat suatu produk. Sistem dengan singkatan ABC ini
menghitung seluruh biaya dari aktivitas yang masuk produksi, seperti ongkos pengolahan
bahan baku.
Pengertian activity based costing menurut Cooper dan Kalpan adalah sistem untuk
menghitung biaya kegiatan individu dan menentukan biaya ke objek biaya sebagai contoh
barang dan jasa berbasis aktivitas yang dilakukan guna menghasilkan setiap produk dan
layanan.
Sistem lain yang umum digunakan dalam dunia bisnis adalah COGS atau harga pokok
penjualan guna menghitung jumlah biaya pembuatan produk. Namun, sistem berikut tidak
menyangkut anggaran tak langsung seperti ongkos overhead melainkan memperhitungkan
dana langsungnya saja.
Sebagian pelaku usaha mengambil biaya overhead setiap produksi barang mereka dan
membaginya rata. Namun, COGS ini tidak akan akurat untuk keperluan akuntansi bisnis-
bisnis yang produknya memiliki ketidaksamaan besar dalam biaya pembuatannya.
Oleh karenanya, penghitungan setiap aktivitas masuk dari biaya langsung dan biaya
tidak langsung dalam sistem ABC ini memberikan informasi mengenai jumlah total anggaran
yang diperlukan untuk setiap produk akan berbeda. Tak hanya itu, metode ini membantu
untuk mengevaluasi apakah ada biaya-biaya tidak langsung yang bisa dikurangi. 
Kedua pengetahuan ini kemudian akan bermanfaat dalam menetapkan harga pasaran
yang kompetitif. Sebagai contoh, bisnis kamu memproduksi kaos-kaos trendy. Kaos A
membutuhkan lebih banyak biaya tambahan akibat dekorasinya lebih rumit daripada kaos
B. Sistem activity based costing adalah metode tepat untuk digunakan karena menghitung
biaya berdasarkan aktivitas dan kaos A memerlukan dana lebih dibanding kaos B.
Komponen Activity Based Costing
Activity based costing pun terdiri dari beberapa komponen. Berikut jabaran komponen-
komponen tersebut.
1. Aktivitas
Komponen aktivitas adalah suatu unit kerja. Sebagai contoh apabila kamu
mengunjungi suatu cafe untuk makan, maka pramusaji di kafe tersebut akan melakukan
aktivitas sebagai berikut:

 Memberikan menu kafe


 Menerima pesanan kamu
 Mengirim pesanan ke bagian dapur
 Menyajikan makanan dan minuman pesanan 
 Menghitung dan memberikan tagihan
 Menerima uang dan memberi kembalian

Tiap-tiap aktivitas di atas memiliki biayanya masing-masing. Biaya itu ditentukan oleh
organisasi dengan memperhitungkan sumber daya beserta penggerak sumber daya tersebut.
2. Resource drivers
Komponen lain dari activity based costing adalah resource drivers atau penggerak
sumber daya. Elemen ini adalah inti dari proses sumber daya menuju aktivitas. Definisi dari
resource drivers sendiri adalah tolak ukur jumlah resources yang dibutuhkan oleh suatu
aktivitas.
3. Resources
Resources atau sumber daya dalam activity based costing adalah unsur ekonomi yang
dipergunakan untuk menyelesaikan suatu aktivitas. Resources ini merupakan wadah
organisasi menganggarkan dana dan sebagai kategori biaya untuk dicatat. 
Contoh resources adalah gaji dan material. Gaji diberikan untuk karyawan guna
menyelesaikan aktivitas produksi tertentu dan material untuk membentuk suatu produk. Tak
hanya itu, sumber daya bisa termasuk biaya inspeksi, perbaikan, sewa, utilitas, asuransi,
depresiasi, serta persediaan.
4. Cost objects
Komponen lain pada activity based costing adalah cost objects. Istilah dengan nama
lain objek biaya ini dapat berwujud produk, kontrak, pelanggan, proyek, atau aktivitas serta
unit kerja lain yang ingin memiliki pengukurannya tersendiri. Anggaran suatu produk atau
jasa adalah bentuk umum dari objek biaya. Komponen esensial untuk menghitung objek
aktivitas ke objek biaya pada activity based costing adalah penggerak aktivitas.
5. Activities drivers
Activities drivers pada activity based costing adalah penggerak biaya kegiatan. Sama
prinsipnya dengan penggerak sumber daya, activities drivers memberikan objek biaya pada
suatu aktivitas. Istilah ini diberi pengertian sebagai parameter intensitas dan banyaknya
permintaan dan dipatok pada suatu aktivitas untuk diberikan nilai biaya.
Activities drivers ini pun bisa dilihat sebagai segala aktivitas yang menghasilkan
biaya. Penggerak biaya dalam activity based costing adalah unsur-unsur seperti volume atau
tingginya aktivitas dan mampu memberikan dampak langsung pada kebutuhan dana pada
suatu aktivitas (selama kurun waktu tertentu).
Untuk memperjelas apa itu activities drivers, berikut beberapa contohnya pada kegiatan
perdagangan di suatu bisnis:

 Total pesanan pengiriman untuk departemen pengiriman


 Kuantitas pesanan yang diterima untuk departemen penerima
 Besaran pesanan pembelian guna menganggar operasional departemen pembelian
 Nilai material atau bahan dalam suatu produk
 Total inspeksi
 Kuantitas jadwal yang dirubah
 Total karyawan
 Kuantitas unit yang telah dihapus
 Total bagian
 Jumlah pesanan pelanggan yang diproses
 Kuantitas lamanya waktu menangani material
 Besaran jam kerja langsung

Fungsi dan Manfaat activity Based Costing


Apabila suatu perusahaan menerapkan sistem activity based costing dengan baik,
banyak manfaat yang akan didapatkannya. Berikut beberapa fungsi dan manfaat activity
based costing:

 Fungsi activity based costing adalah sebagai pemandu keputusan perusahaan di masa
depan
 Sistem ABC membantu menerapkan harga yang lebih sesuai dan unggul dari para
kompetitor
 Manfaat activity based costing ada pada kemampuannya untuk memberikan
pemangku penting mendapatkan gambaran tentang biaya mana saja yang bisa
dioptimalkan
 Melakukan analisis pada produk-produk yang telah melewati sistem activity based
costing adalah hal yang bijak dikarenakan kesempatannya untuk memperbaiki proses
produksi barang atau layanan untuk mencapai mutu terbaik dengan harga terbaik pula
Karakteristik Activity Based Costing
Sistem activity based costing adalah metode akuntansi yang tak luput dari beberapa
karakteristik untuk dipenuhi perusahaan untuk memenuhi definisi tersebut. 
Berikut beberapa karakteristik activity based costing:
1. Bisnis mempunyai keanekaragaman barang tinggi
Karakteristik pertama perusahaan yang menerapkan activity based costing adalah
diversitas produksi tinggi termasuk bermacam-macam produk maupun lini produksi.  Hal
ini menjadi penyebab bisnis memerlukan perhitungan tersendiri untuk masing-masing
produk di mana sistem ABC dapat membantu.
2. Anggaran perhitungan rendah
Selain itu, anggaran dari mengukur menggunakan sistem ABC haruslah lebih
rendah dari manfaatnya. Apabila sebaliknya di mana biaya pengeluaran dari
mempraktikan sistem ABC lebih tinggi dari keuntungannya, maka perusahaan akan
mengalami kerugian.
3. Tingkat kompetisi yang tinggi
Bilamana produk pada perusahaan kamu memiliki tingkat persaingan yang tinggi,
hal yang biasanya dilakukan adalah meningkatkan nilai kompetitif suatu produk untuk
dapat menjangkau pasar lebih luas. Hal ini memerlukan perhitungan nan lebih akurat
ditawarkan oleh sistem ABC.

Contoh Activity Based Costing dan Penerapannya


Untuk memperjelas konsep ABC dan memahami cara penerapannya, berikut suatu
skenario fiktif guna memberi contoh activity based costing.
Dalam skenario ini, kamu ingin mencari tahu seberapa banyak dana yang telah
dipergunakan untuk memenuhi utilitas suatu produk. Untuk itu, kamu membuat estimasi
dengan hasil Rp15.000.000 utilitas di tahun tersebut. Setelah itu, kamu perlu menemukan
pemicu biaya yang memberikan pengaruh pada tagihan utilitas adalah jam kerja langsung.
Bahkan, besaran jumlah elemen berikut sampai 1.500 jam pada tahun tersebut.
Langkah awal penerapan activity based costing adalah dengan membagi jumlah
tagihan utilitas dengan Activities Drivers (penggerak sumber daya) dalam hal ini merupakan
jam kerja langsung (Rp15.000.000/1.500) untuk mendapatkan cost objects sebesar Rp10.000.
Spesifik produk berikut, kamu memerlukan 4 jam untuk membuatnya. Oleh
karenanya, kamu bisa mengalikannya dengan biaya penggerak aktivitas Rp10.000 dan
mendapatkan hasil Rp400.000.
Itu dia penjelasan mengenai apa itu activity based costing beserta contoh dan
penerapannya dalam sebuah perusahaan. Penting untuk memperhatikan agar bisnis kamu bisa
sukses dan menguntungkan.

Anda mungkin juga menyukai