Based
Costing
KELOMPOK A
1. A G N E S V I N C E N T I A G U LT O M ( 2 1 6 2 2 0 1 2 4 2 )
2. B E R L I A N A S I LV I A D E W I ( 2 1 6 2 2 0 1 2 4 3 )
3. SUMARLIN (2162201245)
4. L A R A S AT I ( 2 1 6 2 2 0 1 2 5 0 )
5. E D U A R D U S W I L LY L I O N G ( 2 1 6 2 2 0 1 2 5 3 )
LATAR BELAKANG
Pada perusahaan perusahaan manufaktur, penetapan harga produk
menjadi bagian yang sangat penting. Dalam penentuannya cukup
sulit sehingga harus dilakukan dengan teliti. Ada metode akuntansi
yang bisa membantu penentuannya yaitu activity based costing.
Menurut Cooper dan Kaplan, Activity Based Costing adalah sistem untuk perhitungan biaya
kegiatan individu dalam penentuan biaya pada objek biaya. Contohnya saja seperti barang dan
jasa yang berbasis aktivitas sehingga menghasilkan produk.
Sistem akuntansi yang umum digunakan disebut juga sebagai COGS atau harga pokok
penjualan. COGS tersebut digunakan untuk perhitungan jumlah biaya dalam pembuatan
produk itu sendiri. Namun, untuk sistem yang satu ini tidak menyangkut anggaran tak langsung.
Untuk pelaku usaha biasanya akan mengambil biaya overhead dalam setiap produksi barang.
Dan COGS ini dirasa tidak cukup akurat dalam keperluan akuntansi bisnis yang tidak sama
besarnya.
Komponen Activity Bsed Costing
Di dalam metode akuntansi untuk perhitungan biaya ini tentu saja terdapat komponen. Dengan begitu, perhitungan akan
lebih kompleks dan lengkap. Pada biaya berbasis aktivitas ini terdapat beberapa komponen yang bisa diketahui dengan
penjelasannya, yaitu:
1. Aktivitas
Komponen pertama adalah aktivitas yang merupakan sebuah unit kerja. Tentu saja aktivitas operasional yang dilakukan
oleh perusahaan. Contohnya saja saat kamu ke sebuah cafe maka akan ada pramusaji yang melakukan aktivitas, seperti:
•Memberikan menu kepada pelanggan.
•Mencatat dan menerima pesanan
•Mengirimkan pesanan ke bagian yang memasak
•Menyajikan makanan dan minuman pesanan sesuai standar perusahaan
•Menghitung tagihan dan memberikannya kepada pelanggan
•Menerima uang serta memberikan kembaliannya.
Dalam hal tersebut tentu saja aktivitas yang dilakukan oleh pramusaji tersebut memiliki biaya masing-masing. Untuk biaya
tersebut sudah diperhitungkan dalam sumber daya dan penggerak sumber daya tersebut.
2. Resource Drivers 4. Cost Objects
Selanjutnya ada komponen resource drivers yang Cost objects juga merupakan salah satu dalam
penggerak sumber daya. Untuk komponen ini merupakan komponen activity based costing. Apabila dilihat dari
proses pada sumber daya tersebut untuk menuju aktivitas bentuknya maka biasanya adalah produk, kontrak,
yang dimaksudkan. pelanggan, protek, maupun aktivitas lainnya yang
Dengan kata lain, resource divers ini maksudnya adalah masih berada dalam satu unit kerja namun memiliki
tolak ukur jumlah resources yang dibutuhkan agar pengukuran sendiri.
aktivitas perusahaan bisa berjalan dengan baik. Dalam anggaran sebuah produk bisa dikatakan
sebagai objek biaya. Untuk komponen esensialnya
3. Resources sendiri yaitu perhitungan objek aktivitas pada objek
Kemudian, ada juga unsur ekonomi yang sering biaya tersebut adalah penggerak aktivitas.
digunakan dalam penyelesaian aktivitas dan disebut
dengan resources atau sumber daya. Sering juga 5. Activities Drivers
digunakan untuk wadah organisasi dalam menganggarkan Penggerak biaya kegiatan atau biasa disebut dengan
dana dengan berbagai kategori biaya yang dimaksudkan. activities drivers ini memiliki prinsip yang sama seperti
Contohnya seperti gaji dan material dalam pembentukan penggerak sumber daya. Pengertiannya sendiri
sebuah produk. Ada juga yang masuk di dalamnya seperti adalah parameter intensitas serta banyak permintaan
biaya perbaikan, biaya sewa, biaya utilitas, asuransi, dalam sebuah aktivitas agar menimbulkan nilai biaya.
depresiasi, persediaan, maupun biaya inspeksi.
Fungsi dan Manfaat Activity Based Costing
2. Adanya sistem ABC ini maka dapat menerapkan harga yang sesuai dan bisa
bersaing di pasaran.
2. Ini mempertimbangkan penyebab overhead yaitu cost driver atau pemicu biaya.
3. Karena menekankan pada aktivitas utama dan biaya yang terkait dengan produksi, ini
juga merupakan metode yang akurat untuk mengidentifikasi aktivitas bottleneck untuk unit
produksi.
5. Karena metode ini menekankan pada pemicu biaya, metode ini secara keseluruhan
meningkatkan pemantauan dan efisiensi fasilitas produksi; pendekatan yang lebih holistik
terhadap operasi kompetitif.
Kekurangan Menggunakan Metode Activity Based
Costing
1. Karena metode Activity Based Costing pertama-tama mengidentifikasi pemicu biaya,
metode ini bergantung pada data historis yang mungkin tidak tersedia untuk penyiapan
baru.
3. Metode ini dapat diterapkan dengan sukses ke pengaturan di mana rangkaian produk
beragam dan produksi dalam volume besar.
4. Metode ini sulit dan mahal untuk mengidentifikasi pemicu biaya secara akurat dalam
skala besar.
1. Pada kondisi seperti apa activity based costing diterapkan dalam suatu perusahaan?
Jawaban :
Activity Based Costing dilakukan pada kondisi berikut, yaitu:
a. Perusahaan memiliki tingkat diversitas tinggi. Syarat yang pertama perusahaan diharuskan
memiliki produksi bermacam-macam produk atau lini produk yang diproses dengan fasilitas
yang sama. Kondisi demikianlah yang nantinya akan menimbulkan masalah dalam melakukan
pembebanan biaya ke masing- masing produk
b. Tingkat persaingan yang tinggi. Jika persaingan produk dari perusahaan lain tinggi, maka
perusahaan akan meningkatkan persaingan untuk memperbesar jangkauan pasarnya,
semakin besar jangkauan pasarnya maka semakin besar pula peran informasi tentang
penentuan harga pokok yang dilakukan oleh pihak manajemen perusahaan.
c. Biaya pengukuran rendah. Syarat yang terakhir adalah biaya yang digunakan dalam
pengukuran sistem ABC haruslah lebih rendah dari manfaat yang akan diperoleh, jika sampai
biayanya di atas dari manfaat maka perusahaan akan mengalami kerugian.
2. Jelaskan Apa saja manfaat activity based costing bagi perusahaan?
Jawaban :
Adapun beberapa manfaat activity based costing adalah sebagai berikut:
1. Memudahkan pengambilan keputusan. Penghitungan biaya pengeluaran berdasarkan kegiatan
produksi dapat membantu perusahaan mengambil keputusan bisnis di kemudian hari.
2. Membantu pengembangan produk. Hasil hitungan dari biaya pengeluaran dalam activity based
costing bisa dijadikan tolak ukur dalam pembuatan produk.
3. Mempermudah evaluasi keuangan. Activity based costing adalah sistem penghitungan biaya
pengeluaran produksi yang dilakukan secara sistematis.Setiap informasi pengeluaran disajikan
dengan ringkas dan detail sehingga akan memudahkan proses evaluasi keuangan di akhir
periode
4. Mampu bersaing. Penentuan biaya pengeluaran dengan sistem ABC dapat meningkatkan
kemampuan saing perusahaan dengan kompetitor. Pencatatan biaya pengeluaran yang
didasarkan pada kegiatan usaha ini dapat membuat harga jual produk yang lebih bersaing di
pasar.
5. Memberikan gambaran tentang aktivitas produksi. Rincian biaya pengeluaran produksi dapat
memberikan pemahaman yang lebih baik kepada decision maker di suatu perusahaan.
3. Apa saja metode yang diterapkan activity based costing?
Jawaban
Biasanya dalam activity based costing menggunakan 2 metode:
2. Harga produk, mengalokasikan biaya sesuai dengan kebutuhannya merupakan kunci dari
metode activity based costing. Perlu diperhatikan alokasi biaya pada kegiatan tertentu untuk
memperbesar margin keuntungan. Agar mendapatkan keuntungan, pertimbangkan semua
biaya yang berkaitan dalam produksi untuk menentukan harga produk.
4. Mengapa metode activity based coasting dianggap sulit dan mahal?
Jawaban:
Dianggap sulit di terapkan dalam aktivitas berbasis biaya di semua fasilitas dan lini produk serta tidak
mudah untuk meimplementasikan sistem karena kesulitan dalam pemilihan cost, tarif cost dan biaya biaya
tipikal. Dan jika tidak mampu maka sejumlah besar departemen terlibat dalam resiko kegagalan dari waktu
ke waktu. Dianggap mahal karena seringkali memerlukan waktu dan biaya lebih untuk mengumpulkan dan
menganalisis informasi, juga di beberapa kasus tidak sesuai dengan kinerja manajerial yang telah ditetapkan
sebelumnya.
10. Apakah Activity Based Costing dapat diterapkan pada perusahaan jasa??
Jawaban:
System kerja activity based costing banyak diterapkan pada perusahaan manufaktur, tetapi juga dapat diterapkan
pada perusahaan jasa. Penerapan metode activity based costing pada perusahaan jasa memilki beberapa ketentuan
khusus, disebabkan oleh karakteristik yang dimilki perusahaan jasa. ntuk perusahaan manufaktur, keluaran mudah
ditentukan ( produk-produk nyata yang di produksi ) atau dapat di hitung , tetapi untuk perusahaan jasa,
pendefinisian keluaran lebih sulit. Keluaran untuk perusahaan jasa kurang nyata ( kurang dapat di hitung ).
Keluaran harus didefinisikan sehingga keluaran dapat dihitung harganya.
TERIMA KASIH
DAFTA PUSTAKA