Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

AKUNTANSI MANAJEMEN
ACTIVITY BASED PRODUCT COSTING

Disusun Oleh:
Kelompok 4

 PUTRY AMANDA 22220061


 NURUL FAZILA 22220057
 FATIYAH IZZATI 22220096
 AULIA RAHMA 22220095

DOSEN PENGAMPU:
ELSA MEIRINA,S.E , M.SI

PROGRAM STUDI S1 MANAJEMEN


STIE "KBP" PADANG 2024
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,
Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ilmiah
tentang ACTIVITY BASED COSTING ( ABC ). Dan harapan kami semoga makalah ini
dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat
memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.

Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan
terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki
makalah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat maupun
inpirasi terhadap pembaca.

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................................ii

DAFTAR ISI.............................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................4

A. Latar Belakang................................................................................................................4

B. Rumusan masalah............................................................................................................4

C. Tujuan Pembahasan.........................................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................5

A. Pengertian Actifity Based Product Costing.....................................................................5

B. Functional Based Product Costing..................................................................................7

C. Limitations Of Functional-Based Cost Accounting System...........................................9

BAB III PENUTUP..................................................................................................................12

A. KESIMPULAN.............................................................................................................12

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Penggunaan sistem tradisional (istilah yang digunakan untuk pembebanan
overhead pabrik dengan satu cost pool atau satu dasar pembebanan) aka menghasilkan
kesalahanperhitungan biaya, khususnya produk yang memiliki volume tinggi dan biaya
tenaga kerja langsung tinggi akan kelebihan pembebanan biaya. Untuk mengatasi maalah
yang timbul dalam pembebanan, maka dikembangkan metode ABC (Activity Based
Costing) pada perusahaan manufaktur di Amerika Serikat pada tahun 1970-an hingga
1980-an. Selama periode tersebut, Consentrium for Advanced Management-Internasional,
sekarang dikenal dengan nama CAM-1, mengembangkan bentuk dasar untuk
mempelajaridan menyusun prinsip-prinsip yang pada akhirnya dikenal dengan nama
activity based costing.

ABC (Activity Based Costing) didefinisikan sebagai suatu sistem pendekatan


perhitungan biaya yang dilakukan berdasarkan aktivitas-aktivitas yang ada di perusahaan.
Sistem ini dilakukan dengan dasar pemikiran bahwa penyebab timbulnya biaya adalah
aktivitas yang dilakukan dalam suatu perusahaan, sehingga wajar bila pengalokasian
biaya-biaya tidak langsung dilakukan berdasarkan aktivitas tersebut (Hongren, 2005).

B. Rumusan masalah
1. Apa yang di maksud dengan unit cost
2. Apa yang di maksud dengan functional - Based product costing
3. Apa yang dimaksud dengan limitations of functional- Based cost
accounting system

C. Tujuan Pembahasan
1. Kita dapat mengetahui Apa yang di maksud dengan unit cost
2. Kita dapat mengetahui Apa yang di maksud dengan functional - Based product
costing
3. Kita dapat mengetahui Apa yang dimaksud dengan limitations of functional-
Based cost accounting system

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Actifity Based Product Costing


Sistem activity-based costing (ABC) adalah metode akuntansi yang dapat
digunakan untuk mencari total biaya aktivitas yang diperlukan untuk membuat suatu
produk. Sistem ABC menetapkan biaya untuk setiap aktivitas yang masuk ke produksi,
seperti pekerja yang menguji suatu produk.

Banyak bisnis menggunakan harga pokok penjualan (COGS) untuk menentukan


berapa biaya untuk membuat produk. Namun, COGS berfokus pada biaya langsung dan
tidak termasuk biaya tidak langsung seperti biaya overhead.

Beberapa bisnis mengambil biaya overhead mereka dan mengalokasikannya


secara merata di antara semua produk. Tetapi karena beberapa produk menggunakan lebih
banyak biaya overhead daripada yang lain, biaya pembuatan setiap produk tidak akurat
dengan metode ini.

1. Unit Cost
Unit cost adalah total biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk
memproduksi, menyimpan, dan menjual satu unit produk atau layanan. Biaya unit
biasa dikenal dengan harga pokok penjualan (HPP).Perhitungan akuntansi ini
mencakup semua biaya tetap dan variabel yang terkait dengan produksi barang atau
jasa. Biaya unit adalah ukuran biaya penting dalam analisis operasional perusahaan.
Hal tersebut karena unit cost dapat membantu dalam memeriksa apakah perusahaan
memproduksi produk secara efisien.
Dengan mengetahui biaya yang perusahaan keluarkan untuk setiap produk,
maka perusahaan dapat menganalisis mengenai efisiensi proses produksi. Hal tersebut
mendukung perusahaan untuk mengambil tindakan strategis yang
dibutuhkan.Selanjutnya, biaya unit membantu dalam memutuskan berapa biaya yang
harus perusahaan keluarkan untuk setiap produk sehingga dapat menguntungkan
perusahaan.
Guna mendapatkan keuntungan yang lebih besar, perusahaan harus memiliki
unit cost yang lebih rendah dari harga jual. Hal tersebut dapat terwujud melalui

5
pengurangan proses produksi yang menyebabkan pemborosan dan menggunakan
teknologi dalam proses produksi sehingga lebih efisien.
Lebih lanjut, salah satu software yang dapat membantu perusahaan dalam
mengefisienkan proses produksi yaitu software ERP Impact. Dengan software
tersebut, seluruh proses bisnis dapat dilakukan secara otomatis sehingga memperkecil
kemungkinan human error.
Selain itu, adanya real-time reports juga memungkinkan perusahaan
memperoleh data real-time sehingga dapat meningkatkan kualitas pengambilan
keputusan. Adapun beberapa data yang diintegrasikan yaitu berupa data penjualan,
keuangan, produk dan jasa, operasional, hin gga data yang berasal dari pelanggan
pada customer service.
2 unsur utama pada unit cost Dalam menghitung biaya per unit, terdapat 2
unsur utama yang meliputi:
1. Biaya tetap
Biaya tetap adalah biaya produksi yang tidak tergantung pada volume unit
yang diproduksi. Contohnya adalah sewa, asuransi, dan peralatan. Biaya tetap seperti
pergudangan dan penggunaan peralatan produksi, dapat dikelola melalui perjanjian
sewa jangka panjang.
2. Biaya variabel
Biaya variabel merupakan biaya yang tergantung pada tingkat output yang
dihasilkan. Biaya ini memiliki pembagian lebih lanjut ke dalam kategori tertentu
seperti biaya tenaga kerja langsung dan biaya bahan langsung.
Biaya tenaga kerja langsung adalah gaji yang dibayarkan kepada mereka yang
terlibat langsung dalam produksi, sedangkan biaya bahan langsung adalah biaya
bahan yang dibeli dan digunakan dalam produksi.

Langkah-langkah menghitung unit cost Guna menghitung unit cost secara


akurat, terdapat langkah-langkah yang harus dilakukan. Beberapa langkah tersebut
meliputi:
Identifikasi komponen yang termasuk pada biaya tetap di perusahaan Anda.
Adapun beberapa hal yang termasuk pada biaya tetap yaitu biaya sewa kantor,
asuransi, gaji, dan pajak properti. Setiap perusahaan memiliki biaya tetap yang
berbeda-beda sehingga Anda harus dapat mengidentifikasi secara mandiri biaya tetap
pada perusahaan.
6
Identifikasi biaya variabel. Biaya ini tergantung pada jumlah unit yang
diproduksi oleh perusahaan seperti biaya tenaga kerja langsung dan biaya bahan
langsung. Setiap perusahaan memiliki biaya variabel yang berbeda.
Ketahui jumlah unit yang perusahaan Anda produksi. Jumlah unit yang
diproduksi dapat berasal dari perhitungan bulanan, kuartal, atau pada periode tertentu.
Rumus unit cost dan contohnya Setelah mengetahui langkah-langkah dalam
menghitung unit cost sebelumnya, maka Anda dapat dengan mudah menghitung dan
memasukkan komponen tersebut ke dalam rumus berikut:

Unit Cost = (Total Biaya Tetap + Total Biaya Variabel) / Total Unit
Yang Di Produksi

B. Functional Based Product Costing


Functional Based Product Costing membebankan biaya bahan baku dan tenaga
kerja langsung dengan menggunakan direct tracing (penelusuran langsung).
Sementara itu, biaya overhead dibebankan ke produk dengan menggunakan
penelusuran penggerak dan alokasi. Sistem ini membebankan biaya overhead melalui
dua tahap yaitu tahap pertama adalah mengalokasikan biaya overhead yang terjadi ke
pusat biaya (cost center) dan tahap kedua mengalokasikan biaya-biaya tersebut dari
masing-masing cost center ke produk dengan menggunakan pemicu yang berbasis
pada unit produksi, misalkan jam tenaga kerja langsung, jam mesin, biaya bahan
baku, dan lain-lain.
Langkah pertama yang harus dilakukan dalam menghitung biaya produk
adalah membebankan biaya bahan baku langsung dan biaya tenaga kerja langsung,
karena kedua biaya ini dapat langsung ditelusuri ke produk. Sedangkan pembebanan
biaya overhead unit produk dalam berbagai hal merupakan tugas yang sulit. Untuk
mengatasinya adalah dengan menggunakan teknik alokasi. Teknik alokasi dikerjakan
melalui pemilihan suatu dasar aktivitas yang dikaitkan pada seluruh produk melalui
proses produksi pada satu periode, kemudian dihitung tarif overheadnya.
Tarif overhead yang dipilih menyatakan hubungan dari overhead pabrik
dengan dasar yang dipilih. Bila perusahaan banyak menggunakan tenaga kerja
sehingga biaya upah pekerjanya dominan dalam struktur biaya produk, maka dasar

7
yang digunakan adalah jam tenaga kerja langsung. Demikian pula jam mesin menjadi
unsur yang dominan, maka pembebanan biaya overhead berdasarkan jam mesin.

Tarif Overhead = Overhead yang diestimasikan : Pemicu (Driver) yang diestimasikan

Setelah menentukan tarif, selanjutnya adalah menghitung biaya yang dibebankan

Overhead yang dibebankan = Tarif Overhead : Actual Pemicu (Driver)

Sistem ini mengalokasikan biaya overhead melalui dua pendekatan, yakni


dengan menggunakan tarif overhead keseluruhan pabrik (plantwide rate) dan tarif
overhead departemen (departemental rate). Kedua pendekatan tersebut
mengasumsikan bahwa biaya overhead yang terjadi berhubungan dengan volume unit
yang diproduksi. Pendekatan yang digunakan oleh sistem ini sebenarnya bukanlah
suatu pendekatan yang salah. Namun seiring dengan perkembangan zaman dan
kemajuan teknologi, metode ini sudah menjadi kurang akurat untuk digunakan
sebagai penunjang decision making oleh manajemen suatu perusahaan.

Contoh Overhead Application : Plant Wide Rate


Budgeted overhead

$360,000
Expected activity (in direct labor hours)

120,000
Predetermined overhead rate
$ 3.00

Pocket calculator
Currency translator
Actual activity (in direct labor hours)
40,000

60,000
8
Predetermined overhead rate
$3.00

$3.00
Overhead applied to production
$120,000

$180,000
Units produced
80,000

90,000
Overhead per unit
$1.50

$2.00

Overhead Variances:
Overhead Variances adalah selisih dari biaya overhead yang dibebankan
(Applied Overhead) di kurang dengan Actual Overhead. Bila biaya yang dibebankan
(Applied Overhead) lebih besar dari actual overhead, maka itu disebut overapplied
overhead. Jika Applied lebih kecil dari actual overhead maka itu disebut under applied
overhead.

C. Limitations Of Functional-Based Cost Accounting System


LIMITATIONS OF FUNCTIONAL-BASED COST ACCOUNTING
SYSTEM Selama beberapa dekade, tarif pabrik dan departemen berdasarkan jam
tenagakerja langsung, jam mesin, atau ukuran berbasis volume lainnya
telah digunakanuntuk membebankan biaya overhead ke produk dan terus berhasil
digunakan olehbanyak organisasi. Namun, dalam berbagai kondisi, pendekatan
penetapan biaya inisetara dengan pendekatan rata-rata dan dapat menghasilkan biaya
yang terdistorsi,atau tidak akurat. Sebagai contoh, asumsikan dua orang teman yaitu
Lisa dan Jessiepergi ke Cold Stone Creamery untuk membeli hidangan pentup. Lisa
memesan eskrim cokelat kecil dalam cangkir plastik tanpa campuran, seharga $3,00,

9
dan Jessiememesan pertemuan pisang stroberi ukuran sedang dalam piring
wafel (yangmemiliki empat campuran: kulit pai graham cracker, keping cokelat
putih, stroberi ,dan pisang), seharga $10,00. Jika total tagihan dibagi rata di antara
keduanya, setiap individu akan membayar $6,50, yang tidak secara akurat mewakili
biaya sebenarnyadari setiap makanan penutup. Makanan penutup Lisa dilebih-
lebihkan sebesar $3,50,dan makanan penutup Jessie dilebih-lebihkan sebesar
$3,50. Jika penting untukmengetahui biaya setiap makanan penutup, pendekatan
rata-rata tidak cocok. Dengancara yang sama, tarif seluruh pabrik dan departemen
dapat menghasilkan biaya rata-rata yang sangat mengecilkan atau melebih-lebihkan
biaya produk individual. Dengan demikian, Cold Stone Creamery akan sangat tertarik
untuk mengetahui biaya berbagaiproduknya dan kemungkinan besar tidak akan
puas dengan pendekatan rata-rata.Tanpa penetapan biaya yang akurat, Cold Stone
tidak akan dapat menetapkan hargayang tepat untuk berbagai produknya.Distorsi
biaya produk dapat merusak, terutama bagi perusahaan yang lingkungan bisnisnya
dicirikan oleh hal-hal berikut:1. Tekanan kompetitif yang intens atau meningkat
(seringkali tingkat dunia)2. Margin keuntungan kecil3. Perbaikan terus-menerus4.
Manajemen kualitas total5. Kepuasan pelanggan total6. Teknologi canggih.
Perusahaan yang beroperasi dalam jenis lingkungan bisnis ini
khususnya membutuhkan informasi biaya yang akurat untuk membuat keputusan
yang efektif.Kebutuhan akan biaya produk yang lebih akurat telah memaksa banyak
Perusahaan untuk memperhatikan dengan serius prosedur penetapan biaya mereka.
Dua faktorutama yang mengganggu kemampuan tarif pabrik dan departemen berbasis
unit untukmembebankan biaya overhead secara akurat:
1. Proporsi biaya overhead yang tidak terkait dengan unit terhadap
total biaya overhead adalah besar
2. Tingkat keragaman produk sangat bagus Nonunit-Related Overhead Costs
(Biaya Overhead Terkait Nonunit)Penggunaan tarif seluruh pabrik atau tarif
departemen mengasumsikan bahwa konsumsi produk atas sumber daya overhead
terkait erat dengan unit yang diproduksi.Untuk kegiatan tingkat unit aktivitas yang
dilakukan setiap kali unit diproduksi.Semua biaya lain (yaitu, yang bukan tingkat
unit) dianggap tetap oleh sistem biaya berbasis volume.
Menyiapkan peralatan adalah salah satu contoh aktivitas tingkat non-unit
karena,seringkali, peralatan yang sama digunakan untuk menghasilkan produk yang
berbeda.penggerak aktivitas tingkat nonunit (yaitu, batch, pendukung produk, dan
10
fasilitas mempertahankan) adalah faktor syang mengukur konsumsi aktivitas tingkat
non-unitoleh produk dan objek biaya lainnya, sedangkan penggerak aktivitas
tingkat unitmengukur konsumsi aktivitas tingkat unit. Penggerak aktivitas,
kemudian, adalah faktor-faktor yang mengukur konsumsi aktivitas oleh produk dan
objek biaya lainnyadan dapat diklasifikasikan sebagai: tingkat unit atau
tingkat non-unit. Hanya menggunakan penggerak aktivitas berbasis unit untuk
membebankan biaya overhead yang tidak terkait unit dapat menciptakan biaya
produk yang terdistorsi. Tingkat keparahan distorsi ini tergantung pada proporsi
biaya overhead total yang diwakili oleh biaya berbasis non-unit ini. Jika biaya
overhead non-unit hanya sebagian kecildari total biaya overhead, maka distorsi biaya
produk akan cukup kecil.Product Diversity (Keanekaragaman Produk)Ketika produk
mengkonsumsi aktivitas overhead tingkat non-unit dalam proporsi yang sama dengan
aktivitas overhead tingkat unit, maka tidak ada distorsi penetapan biaya produk
yang akan terjadi (dengan penggunaan metode penetapan biaya overhead
tradisional). Adanya keragaman produk juga diperlukan agar terjadi distorsi biaya
produk. Keaneka ragaman produk berarti bahwa produk mengkonsumsi aktivitas
overhead dalam proporsi yang berbeda secara sistematis. Hal ini dapat terjadi karena
beberapa alasan, termasuk perbedaan dalam:
1. Ukuran produk
2. Kompleksitas produk
3. Waktu penyetelan
4. Ukuran batch Ilustrating the Failure of Unit Based Overhead Rates Sistem
biaya berbasis aktivitas menghasilkan data biaya yang lebih akurat dari pada
sistem biaya berbasis unit karena perlakuannya yang lebih tepat terhadap biaya
overhead. Masalah dengan Akurasi Penetapan Biaya, data penggunaan aktivitas dalam
tampilan di bawah ini mengungkapkan beberapa masalah serius baik dengantarif
seluruh pabrik atau departemen untuk membebankan biaya overhead. Masalah utama
dengan kedua prosedur tersebut adalah asumsi bahwa penggerak tingkat unit.

11
BAB III

PENUTUP
A. KESIMPULAN
ABC (Activity Based Costing) adalah suatu sistem pendekatan perhitungan biaya
yang dilakukan berdasarkan aktivitas-aktivitas yang ada di perusahaan. Sistem ABC
mjuga membahas tentang penentuan biaya per unit produk. Perhtungan biaya produk
dilakukan dengan menjumlahkan semua komponen biaya produ, yaitu biaya bahan baku,
biaya tenaga kerja langsung,dan baiya overhead.

12
DAFTAR PUSTAKA
Akuntansi Biaya/Firdaus A. Dunia, Wasilah Abdullah – Jakarta: Salemba Empat,
2011 – Cetakan Kedua.
Akuntansi Manajemen/Baldric Siregar, Bambang Suripto, Dody Hapsoro, Eko
Widodo Lo, Frasto Bianto – Jakarta: Salemba Empat,2013

13

Anda mungkin juga menyukai