Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

“TEORI DASAR-DASAR PERHITUNGAN BIAYA PRODUK DAN


JASA”

Dosen Pengampuh: Dr. Auliah Alwi, S.E., M.E.

DISUSUN OLEH:

Meliyanti Liling S. (22479004)


A. Anggun Suci R (22479005)
Riwaid Qofri (22479006)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN RITEL

INSTITUT BISNIS DAN KEUANGAN NITRO

MAKASSAR

2023
KATA PENGANTAR

Tidak lupa kami mengantarkan rasa syukur kepada Allah SWT, karena dengan
rahmatnya kami dapat menyelesaikan makalah mata kuliah Akuntansi Biaya dengan
materi “Teori Dasar-Dasar Perhitungan Biaya Produk dan Jasa”.

Kami berharap makalah ini dapat digunakan oleh mahasiswa/i Institut Bisnis dan
Keuangan Nitro serta mahasiswa/i seluruh Indonesia yang dapat membantu mereka dalam
pemahaman materi mata kuliah Akuntansi Biaya.

Terciptanya makalah ini tidak luput dari kesalahan dan kekurangan, maka sehubungan
dengan hal tesebut saya sangat menghargai dan berterima kasih untuk kritik dan saran dari
pihak mana saja baik mahasiswa/i maupun dosen untuk penyempurnaan makalah ini.

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................................. 2

DAFTAR ISI............................................................................................................................. 3

BAB I PEDAHULUAN........................................................................................................... 4
1.1 Latar Belakang ............................................................................................................................................. 4
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................................................................ 4
1.3 Tujuan ........................................................................................................................................................... 4

BAB II PEMBAHASAN ......................................................................................................... 5


2.1 Sistem Perhitungan Biaya............................................................................................................................. 5
2.1.1 Jenis-jenis Sistem Perhitungan Biaya .................................................................................................... 5
2.2 Alokasi Biaya dalam Manajemen Biaya ....................................................................................................... 6
2.2.1 Tujuan Alokasi Biaya ............................................................................................................................. 7
2.2.2 Metode Alokasi Biaya............................................................................................................................ 9
2.3 Dasar Sistem Perhitungan Biaya Atas Produk ............................................................................................ 10
2.3.1 Sistem Perhitungan Biaya pada Produk dan Jasa................................................................................ 11

BAB III PENUTUP ............................................................................................................... 13


3.1 Kesimpulan ................................................................................................................................................. 13
3.2 Saran .......................................................................................................................................................... 13

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 14

3
BAB I
PEDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam lingkungan bisnis yang sangat kompetitif, pemahaman yang menyeluruh tentang
perhitungan biaya produk dan jasa menjadi krusial bagi kelangsungan serta kesuksesan
perusahaan. Dasar-dasar perhitungan biaya memberikan fondasi yang solid untuk
pengambilan keputusan yang akurat dalam menentukan harga jual, mengevaluasi
profitabilitas, dan merencanakan strategi bisnis yang efisien. Memiliki pemahaman yang
jelas mengenai biaya produksi secara detail memungkinkan perusahaan untuk mengelola
sumber daya dengan lebih efektif, mengidentifikasi area-area potensial untuk menghemat
biaya, serta menyesuaikan strategi operasional guna meningkatkan kinerja finansial.
Makalah ini bertujuan untuk mengeksplorasi komponen-komponen dasar yang menjadi
landasan dalam perhitungan biaya produk dan jasa. Dengan demikian, pemahaman yang
komprehensif mengenai dasar-dasar perhitungan biaya produk dan jasa menjadi pondasi
yang tak tergantikan untuk mengarungi perubahan dalam lingkungan bisnis yang dinamis.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa definisi dari sistem perhitungan biaya dan jenis-jenisnya?
2. Apa saja cakupan alokasi biaya dalam manajemen biaya?
3. Apakah dasar dari sistem perhitungan biaya atas produk?

1.3 Tujuan
1. Untuk memahami definisi dari sistem perhitungan biaya dan jenis-jenisnya
2. Untuk memberikan pemahaman terkait cakupan alokasi biaya dalam manajemen biaya
3. Untuk mengetahui dasar dari sistem perhitungan biaya atas produk

4
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Sistem Perhitungan Biaya


Dalam kompleksitas yang terus berkembang di dalam dunia bisnis, sistem perhitungan
biaya bukan hanya merupakan alat perhitungan semata, melainkan juga inti dari strategi
kesuksesan jangka panjang perusahaan. Dalam konteks ini, penelitian yang menyeluruh
terhadap sistem perhitungan biaya tidak dapat dihindari guna memahami bagaimana
perusahaan dapat secara lebih efisien dan strategis mengalokasikan sumber daya mereka,
menghadapi tantangan serta peluang yang ada.
Pentingnya sebuah sistem perhitungan biaya disebuah perusahaan adalah untuk
menentukan biaya dari barang atau jasa yang dihasilkan oleh perusahaan. Sistem
perhitungan biaya disetiap perusahaan berbeda-beda baik itu berdasarkan teknologi,
manufaktur, organisasi produksi produk dll.

2.1.1 Jenis-jenis Sistem Perhitungan Biaya


Didalam perhitungan biaya terdapat dua jenis sistem perhitungan biaya diantaranya:
1 Sistem Perhitungan Biaya Berdasarkan Pesanan (job order costing)
Job order costing adalah sistem pengakumulasian dan penetapan biaya
produksi untuk menentukan harga pokok produk dari setiap pesanan, baik harga
pokok produk secara keseluruhan tiap pesanan maupun satuan. Sistem ini
digunakan dalam kondisi –kondisi yang banyak menggunakan banyak produk,
pekerjaan atau batch produksi yang berbeda yang diproduksi setiap periode.
Contoh perusahaannya adalah perusahaan mebel, perusahaan modiste,
perusahaan industri pesawat terbang dan galangan kapal.
Adapun karakteristik proses produksi pada job order costing diantaranya:
• Sifat produksi : terputus-putus/intermitten
• Tujuan produksi : untuk memenuhi pesanan
• Bentuk produksi : sesuai dengan spesifikasi pesanan
• Dasar produksi : atas dasar order

2 Sistem perhitungan biaya berdasarkan proses (process costing)


Process costing adalah suatu sistem penetapan biaya produk yang
mengakumulasikan biaya-biaya menurut proses-proses atau departemen-

5
departemen dan membebankan biaya-biaya tersebut kepada sejumlah besar
produk-produk yang sama. Sistem process costing ini digunakan dalam
perusahaan yang memproduksi satu jenis produk dalam jumlah besar dalam
jangka panjang.
Adapun karakteristik proses produksi pada process costing diantaranya:
• Proses produksi dilakukan secara terus-menerus
• Produk diproduksi berdasarkan hasil analisis perusahaan
• Produksi tidak didasarkan atas permintaan konsumen
• Produk dihasilkan dalam jumlah yang besar
• Pembebanan biaya dilakukan saat biaya dari semua departemen sudah
terkumpul menjadi satu.

3 Sistem Perhitungan Biaya Berdasarkan Activity-Based Costing (ABC)


Activity-Based Costing (ABC) adalah metode penghitungan biaya yang
mengidentifikasi aktivitas dalam suatu organisasi dan mengalokasikan biaya
dari setiap aktivitas ke semua produk dan jasa sesuai dengan konsumsi setiap
produk. Metode ini banyak digunakan dalam industri manufaktur karena
meningkatkan keakuratan data biaya, sehingga menghasilkan biaya yang lebih
akurat dan memkelompokkan biaya yang diperlukan untuk menghasilkan
produk.
ABC memiliki beberapa karakteristik penting:
• Mengidentifikasi Aktivitas: ABC mengidentifikasi aktivitas yang
terlibat dalam proses produksi, seperti pemesinan, pengujian, dan
pengaturan mesin
• Mengalokasikan Biaya: Metode ini mengalokasikan biaya overhead dan
langsung ke produk atau jasa berdasarkan konsumsi aktivitas yang
sebenarnya

2.2 Alokasi Biaya dalam Manajemen Biaya


Alokasi biaya (cost allocation) merupakan suatu proses rutin yang tidak dapat dihindari
oleh setiap manajer akuntansi didalam perusahaan. Alokasi biaya adalah upaya untuk
membebankan, mengindentifikasi, dan mengumpulkan suatu biaya ke obyek biaya.
Sebagai contoh; produk, departemen dan divisi.

6
Dalam manajemen biaya, sebuah perusahaan yang memiliki berbagai divisi atau
departemen dapat melakukan alokasi biaya. Sebagai contoh, dalam sebuah perusahaan
manufaktur yang memiliki departemen produksi, pemasaran, dan administrasi. Ketika
perusahaan menghitung biaya keseluruhan yang terjadi karena penggunaan mesin di setiap
divisi, mereka dapat menggunakan metode alokasi biaya. Metode ini memungkinkan
perusahaan untuk membagi biaya penggunaan mesin secara adil ke setiap divisi yang
menggunakan mesin tersebut. Misalnya, jika mesin digunakan oleh departemen produksi
selama 60% waktu, departemen pemasaran 30%, dan departemen administrasi 10% dalam
periode tertentu, perusahaan dapat mengalokasikan biaya penggunaan mesin sesuai
dengan proporsi waktu penggunaannya. Hal ini memungkinkan setiap divisi membayar
sesuai dengan penggunaannya terhadap sumber daya yang sama.
Apabila proses alokasi biaya dilakukan dengan tepat, perusahaan dapat melacak dengan
lebih akurat objek biaya tertentu yang mungkin menjadi sumber keuntungan atau kerugian
bagi bisnis. Ini memungkinkan manajemen untuk mengetahui dengan jelas kontribusi
masing-masing objek biaya terhadap laba atau rugi secara keseluruhan. Namun, jika biaya
dialokasikan ke objek biaya yang salah atau terjadi kesalahan dalam proses alokasi,
risikonya adalah perusahaan akan mengalokasikan sumber daya ke objek biaya yang tidak
mampu menghasilkan laba sesuai dengan harapan. Oleh karena itu, penting untuk
memastikan bahwa proses alokasi biaya dilakukan dengan cermat dan didasarkan pada
kriteria yang relevan untuk memastikan pengambilan keputusan yang lebih tepat dan
efisien.

2.2.1 Tujuan Alokasi Biaya


Biaya-biaya dialokasikan dengan empat tujuan utama, yaitu:
A. Pengambilan Keputusan yang Tepat
Dalam konteks pengambilan keputusan yang tepat, alokasi biaya
menyediakan informasi yang akurat dan relevan kepada manajemen agar
mereka dapat membuat keputusan yang lebih bijaksana. Dengan pemahaman
yang lebih baik tentang biaya yang terlibat dalam setiap aspek operasional,
manajemen dapat membuat keputusan yang lebih terinformasi, seperti alokasi
sumber daya yang tepat, identifikasi area penghematan biaya, dan strategi bisnis
yang lebih cerdas. Oleh karena itu, tujuan alokasi biaya adalah untuk
memberikan landasan yang kuat bagi manajemen dalam mengambil keputusan

7
yang memengaruhi profitabilitas, efisiensi, dan strategi jangka panjang
perusahaan.
B. Evaluasi Kinerja
Alokasi biaya memainkan peran penting dalam evaluasi kinerja perusahaan
dengan memungkinkan manajemen untuk melakukan analisis komprehensif
terhadap berbagai unit bisnis atau produk. Dengan alokasi biaya yang akurat,
manajemen dapat membandingkan dengan cermat pendapatan yang dihasilkan
oleh setiap unit atau produk dengan biaya yang telah dialokasikan. Melalui
perbandingan ini, perusahaan mampu mengidentifikasi dengan jelas unit bisnis
atau produk yang memberikan kontribusi terbesar terhadap laba secara
keseluruhan.
C. Penentuan Harga Jual yang Akurat
Dengan alokasi biaya yang tepat, perusahaan dapat menghitung harga jual
yang mencakup biaya produksi secara komprehensif, termasuk biaya bahan
baku, tenaga kerja langsung, serta alokasi biaya overhead. Hal ini
memungkinkan perusahaan untuk menetapkan harga yang tidak hanya
mencakup biaya produksi, tetapi juga mencerminkan laba yang diharapkan.
Dengan demikian, perusahaan dapat memperoleh keuntungan yang diinginkan,
sambil mempertimbangkan faktor-faktor kompetitif di pasar. Kemampuan
untuk menetapkan harga jual yang akurat membantu perusahaan tetap
kompetitif dengan menawarkan harga yang sesuai dengan nilai produk atau jasa
yang diberikan, sehingga memungkinkan perusahaan untuk mempertahankan
pangsa pasarnya dan tetap menghasilkan laba yang sehat.
D. Pengelolaan Sumber Daya
Informasi biaya yang diperoleh dari proses alokasi biaya merupakan landasan
penting bagi manajemen dalam mengelola sumber daya secara optimal. Melalui
pemahaman yang mendalam dan analisis yang teliti terhadap alokasi biaya,
perusahaan mampu mengambil keputusan yang lebih terukur dan efisien, dapat
mengidentifikasi area-area spesifik yang memerlukan penyesuaian atau
perbaikan, serta merencanakan strategi penghematan biaya yang lebih terarah.
Hal ini dapat membuka peluang untuk meningkatkan efisiensi operasional, baik
dengan mengurangi biaya yang tidak perlu maupun dengan menyesuaikan
alokasi sumber daya ke area yang memberikan hasil terbaik bagi perusahaan
secara keseluruhan.
8
2.2.2 Metode Alokasi Biaya
Metode alokasi biaya merupakan pendekatan yang diterapkan perusahaan dalam
membagi biaya tidak langsung atau overhead ke unit bisnis, departemen, atau produk
yang berbeda. Beberapa metode alokasi biaya lazim digunakan berdasarkan sifat industri,
struktur biaya perusahaan, dan tujuan alokasi. Contoh metode yang umum digunakan
meliputi:
1 Metode Alokasi Berdasarkan Jam Mesin
Merupakan strategi yang mengalokasikan biaya overhead dengan
mempertimbangkan penggunaan waktu mesin produksi. Proses ini melibatkan
pendistribusian biaya yang terkait dengan operasional mesin, seperti biaya
pemeliharaan, depresiasi, atau konsumsi energi, ke produk atau jasa berdasarkan
durasi penggunaan mesin tersebut dalam pembuatan setiap produk. Secara
praktis, produk yang menggunakan mesin dalam jangka waktu yang lebih
panjang akan diberikan alokasi biaya yang lebih tinggi, karena dianggap lebih
banyak memanfaatkan sumber daya mesin dan berkontribusi lebih besar
terhadap biaya overhead yang terkait dengan penggunaannya.
2 Metode alokasi biaya berdasarkan jam tenaga kerja
Adalah pendekatan yang membagi biaya overhead ke dalam produk atau jasa
dengan memperhatikan jumlah jam kerja yang digunakan untuk membuatnya
atau memberikan jasanya. Dalam konteks ini, biaya-biaya overhead seperti
biaya administrasi atau keamanan diperhitungkan dan dialokasikan ke setiap
produk sesuai dengan seberapa banyak jam tenaga kerja yang digunakan untuk
setiap produk atau jasa. Oleh karena itu, produk yang membutuhkan lebih
banyak jam tenaga kerja untuk proses produksi akan diberi alokasi biaya
overhead yang lebih besar dibandingkan dengan produk yang menggunakan
waktu kerja yang lebih sedikit. Pendekatan ini memberikan gambaran tentang
kontribusi relatif setiap produk atau jasa terhadap penggunaan sumber daya
perusahaan, dengan mengakui bahwa biaya-biaya overhead bervariasi
tergantung pada seberapa intensif jam kerja yang digunakan dalam proses
produksi atau penyediaan jasa.
3 Metode Alokasi Berdasarkan Unit Produk
Merupakan strategi yang diterapkan untuk mendistribusikan biaya overhead
di antara unit-unit produk yang dihasilkan. Dalam pendekatan ini, total biaya
overhead dibagi dengan jumlah unit produk yang dihasilkan, sehingga setiap
9
unit produk diberi alokasi biaya yang seragam. Cara ini mengabaikan
variabilitas dalam penggunaan mesin atau jam tenaga kerja, fokus utamanya
adalah pada kesetaraan alokasi biaya di antara setiap unit produk yang
dihasilkan. Metode ini terutama cocok digunakan dalam lingkungan di mana
produk-produk yang dihasilkan memiliki kompleksitas atau biaya yang hampir
serupa, sehingga sulit untuk membedakan penggunaan mesin atau tenaga kerja
yang spesifik untuk setiap unit produk. Meskipun sederhana, pendekatan ini bisa
memberikan keadilan alokasi biaya dalam situasi di mana perbedaan antara
produk yang dihasilkan tidak signifikan dari segi biaya produksi.

2.3 Dasar Sistem Perhitungan Biaya Atas Produk


Sistem biaya atas produk merupakan pendekatan dalam akuntansi yang bertujuan untuk
menghitung biaya produksi secara terperinci dan mengalokasikan biaya tersebut ke setiap
unit produk yang dihasilkan. Sistem perhitungan biaya atas produk melibatkan
penghitungan semua biaya yang dikeluarkan selama proses produksi untuk menghasilkan
suatu produk dari bahan baku menjadi barang jadi.
Adapun komponen-komponen biaya, antara lain:
1 Biaya bahan baku langsung, merupakan biaya perolehan dari seluruh bahan
langsung yang menjadi bagian yang integral sehingga membentuk barang jadi.
Misalnya kayu yang dipakai untuk memproduksi meja ataupun kursi.
2 Biaya tenaga kerja langsung, merupakan biaya dari semua tenaga kerja
langsung yang secara fisik baik menggunakan tangan maupun mesin ikut dalam
proses produksi untuk menghasilkan suatu produk atau barang jadi. Misalnya
pekerja yang bertugas sebagai operator mesin di pabrik atau yang bertugas
sebagai pemotong kayu dalam produksi meja ataupun kursi.
3 Biaya overhead pabrik, adalah biaya produksi yang dikeluarkan selain untuk
keperluan bahan baku dan biaya tenaga kerja secara langsung. Biaya ini
mencakup pengeluaran yang tidak berkaitan secara langsung dengan proses
produksi barang atau jasa, seperti biaya sewa, asuransi, biaya listrik, biaya air
pabrik, biaya perawatan aktiva tetap pabrik, dan biaya overhead lainnya

Dalam mengendalikan biaya produksi, perusahaan dapat menggunakan beberapa


metode yang umum digunakan dalam akuntansi biaya. Diantaranya adalah:

10
1 Job order costing adalah sistem pengakumulasian dan penetapan biaya
produksi untuk menentukan harga pokok produk dari setiap pesanan, baik harga
pokok produk secara keseluruhan tiap pesanan maupun satuan.
2 Process costing adalah suatu sistem penetapan biaya produk yang
mengakumulasikan biaya-biaya menurut proses-proses atau departemen-
departemen dan membebankan biaya-biaya tersebut kepada sejumlah besar
produk-produk yang sama
3 Activity-Based Costing (ABC) adalah metode penghitungan biaya yang
mengidentifikasi aktivitas dalam suatu organisasi dan mengalokasikan biaya
dari setiap aktivitas ke semua produk dan jasa sesuai dengan konsumsi setiap
produk

Dalam bisnis, memahami konsep biaya atas produk sangat penting untuk menentukan
harga jual yang kompetitif dan strategi untuk memenangkan pangsa pasar dalam jangka
panjang. Namun, setiap metode yang tersedia memiliki kekurangan dan kelebihan,
sehingga diperlukan analisis yang mendalam terkait hal ini berdasarkan situasi perusahaan.
Perhitungan biaya atas produk membantu perusahaan dalam membuat keputusan strategis
terkait produksi, pengendalian biaya, dan alokasi sumber daya untuk mencapai tujuan
keuangan yang diinginkan. Oleh karena itu, penting bagi perusahaan untuk memahami
konsep biaya atas produk dan melakukan analisis yang tepat untuk memastikan
keberhasilan bisnis mereka.

2.3.1 Sistem Perhitungan Biaya pada Produk dan Jasa


Dalam hal ini, biaya produksi adalah biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan selama
proses manufakturing atau pengelolaan denga tujuan menghasilkan produk yang siap
dipasarkan. Perhitungan biaya produksi ini akan dilakukan mulai dari awal pengolahan,
hingga barang jadi atau setengah jadi. Akumulasi pengeluaran yang diperlukan oleh
perusahaan untuk bisa memproses bahan baku hingga menjadi produk jadi disebut sebagai
biaya produksi. Cakupan biaya produksi memuat 3 komponen, antara lain adalah bahan
baku, tenaga kerja langsung, dan overhead pabrik.
Untuk menghitung biaya produksi produk digunakan rumus sebagai berikut:
Biaya Produksi =
Biaya Bahan Baku + Biaya Tenaga Kerja Langsung + Biaya Tenaga Kerja Tidak
Langsung + Biaya Overhead Pabrik
Contoh Kasus

11
1 Saya mempunyai usaha katering makanan sehat harian. Dimana setiap harinya saya
bisa menjual 25 paket makanan sehat. Dengan rincian biaya produk untuk membuat
25 paket katering makanan sehat tersebut adalah:
• Bahan baku (nasi, bahan lauk, dan kemasan) sebesar Rp 2.000.000
• Karyawan untuk memasak dibayar harian Rp 50.000/hari per orang
• 1 orang driver untuk mengantar makanan dibayar harian Rp 30.000/hari
• Biaya sewa toko dan ongkos untuk kirim makanan ke pelanggan sebesar,
estimasi harian Rp 200.000.

Maka total biaya produksinya adalah:


Rp 2.000.000 + Rp 150.000 (upah langsung 3 x Rp 50.000) + Rp 30.000 + Rp
200.000
Didapatkan total biaya produksi sebesar Rp 2.380.000
Setelah itu, kita bisa menghitung biaya produksi untuk setiap paket makanan yang
dijual dengan cara:
Rp 2.380.000/25 paket makanan = Rp 95.200

Setelah mendapat harga produksi dari setiap paket makanan tersebut, langkah
selanjutnya adalah menghitung harga jual per paket makanan.
Contohnya:
Harga Produksi + Mark Up (Keuntungan) = Harga Jual
Misalnya saya menginginkan setiap paket makanan yang saya produksi itu,
mendapat keuntungan sebesar Rp 20.000, maka harga jual untuk setiap paket
makanan saya adalah:
Rp 95.200 + Rp 20.000 = Rp 115.200/paket makanan.

12
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Sistem perhitungan biaya merupakan pendekatan dalam akuntansi yang bertujuan
untuk menghitung biaya produksi secara terperinci dan mengalokasikan biaya tersebut ke
setiap unit produk yang dihasilkan. Biaya-biaya produksi meliputi biaya bahan baku, biaya
tenaga kerja, dan biaya overhead pabrik.
Dalam menghitung biaya secara rinci terdapat beberapa metode yang dapat digunakan
antara lain:
• Job Order Costing
• Process Costing
• Activity-Based Costing (ABC)
Selain itu, dalam perhitungan biaya diperlukannya alokasi biaya yang berfungsi sebagai
fondasi dalam akuntansi biaya karena memungkinkan perusahaan untuk menghubungkan
biaya-biaya yang terjadi dengan produk atau jasa yang dihasilkan. Tanpa alokasi biaya
yang tepat, perusahaan tidak akan memiliki visibilitas yang akurat mengenai biaya
produksi atau profitabilitas produknya. Dengan alokasi biaya yang benar, perusahaan
dapat membuat keputusan strategis terkait harga, produksi, dan pengendalian biaya untuk
mencapai tujuan keuangan yang diinginkan.

3.2 Saran
Perhitungan biaya produksi menjadi pondasi utama dalam mengelola efisiensi dan
profitabilitas perusahaan dalam lingkungan bisnis yang kompetitif saat ini. maka dari itu,
suatu perusahaan penting untuk memahami secara mendalam konsep biaya produksi dan
metode perhitungan biaya yang relevan. Selain itu, analisis yang komprehensif terkait
kelebihan dan kekurangan setiap metode perhitungan biaya perlu dilakukan, dengan
mempertimbangkan situasi dan kebutuhan perusahaan. Alokasi biaya memegang peranan
penting dalam optimalisasi pemanfaatan sumber daya yang dimiliki oleh suatu perusahaan.

13
DAFTAR PUSTAKA

Don R. Hansen. Maryanne M. Mowen. (2000). Manajemen Biaya: Akuntansi dan


Pengendalian. Jakarta: Selemba Empat.
Charles T. Horngren. (1994). Pengantar Akuntansi Manajemen. Jakarta: Erlangga.
Santi Rahma Dewi, S.E., M.Ak. (2019). Akuntansi Biaya. Sidoarjo, Jawa Timur: Umsida Press.

14

Anda mungkin juga menyukai