i
DAFTAR ISI……………………………………………………………………….ii
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………….1
1.1 Latar Belakang………………………………………………………………….1
1.2 Rumusan Masalah………………………………………………………………1
1.3 Tujuan …………………………………………………….................................1
BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………………...2
2.1 Definisi biaya Taksiran…….……………………………....................................2
2.2 Tujuan Penggunaan Sistem Biaya Taksir…………….........................................2
2.3 Penentuan Biaya Taksiran………………………………………………………4
A. Taksiran Biaya Bahan Baku……………………………………………………..4
B. Taksiran Biaya Tenaga Kerja……………………………………………………4
C. Taksiran Biaya Overhead Pabrik………………………………………………...5
2.4 Prosedur Akuntansi Dalam Sistem Biaya Taksiran…………………………….8
2.5 Prosedur Studi Kasus Mengenai Sistem Biaya………………………………..16
2.6 Perlakuan Selisih Sistem Biaya Taksiran……………………………………...17
2.7 Penyelesaian Studi Kasus Mengenai System Biaya Taksiran…………………21
BAB III PENUTUP……………………………………………………………….24
3.1 Kesimpulan……………………………………………………………………24
3.2 Saran…………………………………………………………………………..24
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………25
Kata Pengantar
Segala puji dan syukur sudah sepantasnya kita panjatkan ke hadirat Ilahi Rabbi yang hingga
saat ini masih berkenan memberikan kepercayaan-Nya kepada kita semua untuk menikmati
segala karunia-Nya, dan hanya dengan qudrat dan iradat-Nyalah menyelesaikan Makalah
Akuntansi Biaya ini tepat pada waktunya. Makalah ini kami susun dengan tujuan untuk lebih
memahami tentang Akuntansi Biaya, khususnya di dalam "Prosedur makuntansi dalam sistem
biaya taksiran"
Adapun makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Akuntansi Biaya. Semoga
dengan penyusunan makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pemahaman diri
penyusun tentang mata kuliah ini. Demi kesempurnaannya, penyusun selalu mengharapkan
adanya saran dan masukan dari berbagai pihak.
Harapan penyusun semoga makalah ini dimengerti serta bisa bermanfaat bagi pembaca
khususnya mahasiswa .
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sistem biaya taksiran merupakan bagian dari pembelajaran cabang akuntansi. Aplikasi dan
perhitungan dalam sistem biaya taksiran akan digunakan sebagai dasar untuk mencatat harga
pokok atau biaya kedalam rekening buku besar, selain itu sistem biaya taksiran juga untuk
biaya yang diperlukan yang benar-benar jadi, dan juga untuk menguji selisih biaya yang
timbul taksiran dengan biaya yang nyata. Karenanya, biaya taksiran dapat dijadikan sebagai
jawaban dalam pengambilan keputusan oleh manajemen.
Manajemen seringkali memerlukan data biaya, baik mengenai sifat maupun jumlahnya,
sebelum produksi dilakukan atau sebelum kontrak penjualan disetujui. Harga pokok produk
perlu dihitung lebih dahulu untuk tujuan penetapan harga jual, untuk tujuan penyediaan
sumber-sumber keuangan yang dibutuhkan guna melaksanakan produksi, atau untuk tujuan
pengendalian biaya.
2. Untuk menghindari biaya yang relatif besar dalam pemakaian sistem biaya standar
Dalam perusahaan-perusahaan tertentu, pemakaian sistem biaya taksiran lebih ekonomis bila
dibandingkan dengan sistem biaya standar.
Dalam perusahaan kecil, penentuan biaya standar adalah beban berat dan pada umumnya
manajemen belum membutuhkan sistem pengendalian biaya yang sangat seksama.
Dalam perusahaan yang seringkali mengalami perubahan produk atau produksi, waktu dan
biaya yang diperlukan untuk penentuan biaya standar sangat besar.
Sehingga pemakaian sistem biaya standar tidak ekonomis.
Biaya taksiran ditentukan untuk setiap jenis produk yang diproduksi, pada awal masa
produksi atau pada awal tahun anggaran.
Biaya taksiran bisa ditentukan atas dasar data masa lalu, dari perhitungan, dari rumus
matematis, atau secara sederhana dengan taksiran. Biaya taksiran untuk setiap produk yang
diproduksi pada masa produksi.
Dalam penentuan biaya taksiran, biaya bahan baku yang digunakan untuk menghasilkan
produk-produk khusus perlu dilakukan penaksiran jumlah masing-masing bahan baku yang
dibutuhkan dan taksiran harga masing-masing.
Penaksiran bahan baku akan digunakan dalam setiap satuan produk sesuai spesifikasi,
percobaan, atau data masa lalu. Penaksiran bahan baku yang dapat digunakan untuk membeli
barang dalam jangka waktu tertentu atau jika barang-barang harus dikirim dari waktu ke
waktu dan harga yang sesuai untuk harga yang sama. Dalam penentuan taksiran biaya tenaga
kerja, harus lebih dahulu untuk kegiatan-kegiatan, karena jam tenaga kerja oleh karyawan
setiap orang dan jenis pekerjaannya. Dalam menentukan jumlah jam tenaga kerja yang harus
diperhitungkan juga waktu persiapan produksi, penanganan material, perbaikan mesin, dll.
Taksiran biaya tenaga kerja untuk hasil kali taksiran jumlah jam kerja untuk menghasilkan
setiap satuan produk dengan tarif biaya tenaga kerja.
Taksiran biaya overhead pabrik yang dibebankan kepada produk berdasarkan tarif yang
ditentukan dimuka. Dalam menentukan tarif biaya overhead pabrik diperlukan pemisahan ke
dalam unsur tetap dan variable. Biaya overhead variabel ditaksir dengan melihat hubungan
biaya tersebut dengan produksi, dengan anggapan bahwa terdapat hubungan yang konstan di
antara jumlah produksi dengan biaya yang dikeluarkan. Biaya overhead pabrik ditaksir
dengan cara memperhatikan masing-masing unsur biaya overhead pabrik tetap yang
bersangkutan seperti biaya depresiasi mesin, ditaksir dengan memperhitungkan jumlah mesin
yang dimiliki sekarang dengan memperhitungkan rencana investasi serta rencana
pemberhentian pemakaian mesin yang akan terjadi dimasa datang. Penaksiran jumlah
asuransi tergantung kepada kemungkinan perubahan polis asuransi yang diperkirakan akan
terjadi dalam periode pemakaian biaya taksiran. Gaji pengawas pabrik dapat ditaksir dengan
melihat rencana gaji yang akan dibayarkan kepada pengawas tersebut. Dengan demikian
taksiran biaya overhead pabrik tetap merupakan jumlah taksiran masing-masing unsur biaya
overhead pabrik tersebut.
Karena harga pokok produk jadi yang masuk gudang dihargai dengan biaya taksiran, maka
pada saat dijual, harga pokok penjualannya adalah sebesar hasil kali jumlah produk yang
dijual dengan biaya taksiran per satuan. Selisih diantara biaya taksiran dengan biaya
sesungguhnya dihitung dengan cara mencari saldo rekening barang dalam proses dan
dipindahkan ke rekening Selisih.
D. Prosedur Pencatatan Persediaan Produk Jadi dan Persediaan Barang dalam Proses
1. Pencatatan persediaan produk jadi (harga pokok produk jadi dihitung dengan mengalikan
kuantitas produk jadi dengan biaya taksiran per satuan produk)
2. Persediaan barang dalam proses (harga pokok produk dalam proses dihitung dengan
mengalikan unit ekuivalen kuantitasnya dengan biaya taksiran per satuan produk)
E. Prosedur Pencatatan Harga Pokok Penjualan
Contoh penerapannya ;
PT Lobster Sejati memproduksi pembenihan udang windu dalam satu tahap pengolahan.
Taksiran biaya produksi per kilogram adalah:
Prosedur #1:
Untuk tiap-tiap departemen produksi harus ditentukan biaya taksiran per satuan produk.
Prosedur #2:
Untuk tiap-tiap departemen produksi dibentuk satu rekening Barang Dalam Proses.
Rekening tersebut dapat dipecah lagi sesuai dengan unsur harga pokok produksi suatu
produk.
Prosedur #3:
Rekening Barang Dalam Proses masing-masing departemen produksi didebit dengan biaya
produksi sesungguhnya selama periode tertentu.
Dan dikredit dengan harga pokok taksiran produk jadi serta harga pokok taksiran produk
dalam proses akhir periode (unit ekuivalensi dan biaya taksiran per satuan produk).
Prosedur #4:
Saldo rekening Barang Dalam Proses tiap departemen produksi adalah selisih biaya
sesungguhnya dengan biaya taksiran.
Jumlah selisih ini ditransfer ke dalam rekening Selisih.
2.6 Perlakuan Selisih Sistem Biaya Taksiran
A.Perlakuan Akuntansi
Selisih antara biaya sesungguhnya dengan biaya taksiran dalam suatu periode akuntansi dapat
diperlakukan sebagai berikut:
Note:
Selisih biaya bahan baku = Rp 10.000
Selisih biaya tenaga kerja = Rp 7.000
Selisih biaya overhead pabrik = Rp 3.000
Data produksi bulan Januari 2020 tersebut adalah sebagai berikut:
Tahap #1:
Membagikan selisih-selisih ke dalam rekening Produk Selesai, dan Persediaan Produk Dlm
Proses atas dasar data-data berikut ini:
Tahap #2:
Membagikan jumlah selisih yang dialokasikan ke produk selesai tersebut di atas pada
rekening-rekening produk jadi dan harga pokok penjualan (HPP) atas dasar jumlah unit
sebagai berikut:
Untuk membagikan selisih biaya bahan baku sebesar Rp 10.000 dengan perhitungan sebagai
berikut:
Untuk membagikan selisih biaya tenaga kerja sebesar Rp 7.000, dengan perhitungan sebagai
berikut:
Untuk membagikan seluruh biaya overhead pabrik sebesar Rp 3.000 sebagai berikut:
Jurnal untuk membagikan selisih sebesar Rp 19.134 (Rp 9.286 + Rp 6.894 + 2.955) yang
dialokasikan ke rekening Persediaan Produk Jadi tersebut adalah sebagai berikut:
Note:
= (35.000/35.500) x Rp 19.134 = Rp 18.865
Dengan adanya jurnal ini, maka selisih yang masih tertinggal dalam rekening Persediaan
Produk Jadi adalah sebesar:
= (500/35.500) x Rp 19.134
= Rp 269
Jenis dasar pembagian #2:
Pembagian selisih atas dasar harga pokok persediaan produk dalam proses, persediaan produk
jadi dan harga pokok produk yang terjual.
Data kegiatan perusahaan dalam bulan Januari 2017 adalah sebagai berikut:
1. Persediaan pada awal bulan Januari 2017
a) Harga pokok persediaan bahan baku sebesar Rp 20.000
b) Jumlah persediaan produk dalam proses sebanyak 3000 dengan tingkat penyelesaian
sebagai berikut: biaya bahan baku 100%; biaya konversi 60%. Harga pokok taksiran
persediaan produk dalam proses ini dihitung sebagai berikut:
BBB 100% x 3.000 x Rp 20 Rp 60.000
BTK 60% x 3.000 x Rp 30 Rp 54.000
BOP 60% x 3.000 x Rp 40 Rp 72.000
JUMLAH Rp 186.000.000
c) Persediaan produk jadi 500 kg
2. Kegiatan selama bulan Januari 2017
a. Pembelian bahan baku sebesar Rp 660.000.
b. Jurnal jam tenaga kerja sesungguhnya sebesar 34.500 jam dengan biaya tenaga kerja
sebesar Rp 925.000
c. BOP dibebankan kepada produk atas dasar tarif per jam kerja langsung sebesar Rp
40.000. BOP sesungguhnya yang terjadi dalam bulan Januari berjumlah Rp 1.261.000
d. Produk jadi yang ditransfer ke gudang selama bulan Januari berjumlah 35.500 kg
e. Produk jadi dijual dengan harga jual Rp 100.000 per kg
3. Persediaan pada akhir bulan Januari 2017
a. Harga pokok persediaan bahan baku yang ditentukan dengan metode FIFO sebesar Rp
40.000
b. Jumlah persediaan produk dalam proses sebanyak 2500 kg dengan tingkat
penyelesaian sebagai berikut: BBB 100%; biaya konversi 20%;
c. Persediaan produk jadi berjumlah 1000 kg
Atas dasar data diatas, jurnal-jurnal pencatatan yang dibuat dalam system biaya taksiran
adalah sebagai berikut:
1. Jurnal pembelian bahan baku:
Pembelian Rp 660.000
Utang dagang Rp 660.000
2. Jurnal pencatatan biaya bahan baku yang sesungguhnya dipakai:
BDP-BBB Rp 640.000
Persediaan bahan baku Rp 40.000
Persediaan bahan baku Rp 20.000
Pembelian Rp 660.000
3. Jurnal Pencatatan biaya tenaga langsung sesungguhnya:
BDP-BTK Rp 925.000
Gaji dan Upah Rp 925.000
4. Jurnal pencatatan BOP yang dibebankan pada produk
BDP-BOP Rp 1.380.000
BOP yang dibebankan Rp 1.380.000
6. Jurnal penutupan rekening BOP Pabrik yang dibebankan ke rekening BOP pabrik
sesungguhnya.
BOP yang dibebankan Rp 1.380.000
BOP pabrik sesungguhnya Rp 1.380.000
3.2 Saran
Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan dalam
makalah ini. Kami menyadari masih banyak kekurangan dan kelemahan baik dari segi
penulisan maupun pembahasan, karena masih terbatasnya pengetahuan yang kita miliki serta
kurangnya rujukan yang kita dapat yang berhubungan mengenai pembahasan makalah ini.
Kami berharap pembaca yang budiman khususnya dosen pengampu berkenan memberikan
kritik dan saran yang membangun kepada penulis demi perbaikan dimasa yang akan datang.
DAFTAR PUSTAKA