Anda di halaman 1dari 8

SISTEM PERHITUNGAN BIAYA

(Pengantar Manajemen Biaya)

Dosen Pengampu:

VICTORIA NEISYE UNTU SE, M.Si

Disusun Oleh Kelompok 5

1. Yvonne Pondaag 19061102285

2. Erika Kawinda 19061102286

3. Tesalonika Kafiar 19061102287

4. Enjelita Repi 19061102295

5. Richarda Winantisan 19061102307

6. Hiakia Wowor 19061102376

7. Thesalonika Mambu 19061102276

8. Apriandy Sinadia 19061102312

9. Maesa Wonok 19061102267

10. Julio Makarawung 19061102302

11. Griven Suwuh 19061102299

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS SAMRATULANGI

MANADO

2021

0
Daftar Isi

PENGANTAR MANAJEMEN BIAYA

DAFTAR ISI…………………………………………………………………………..I

BAB 1 Pendahuluan

BAB 2 Pembahasan

2.1 Sistem Perhitungan Biaya..……………………………………………………….3

2.2 Peran Strategis Perhitungan Biaya.……………………………………………….3

2.3 Pembebanan Biaya Overhead Pabrik dalam Perhitungan Biaya Normal.………..3

2.4 Penerapan Manajemen Biaya…………………………………………………….5

2.5 Perhitungan Biaya pada Industri Jasa……………………………………………5

2.6 Perhitungan Biaya Operasi………………………………………………………6

BAB 3 Penutup

Kesimpulan………………………………………………………………………….7

1
BAB 1
PENDAHULUAN

Sistem Perhitungan Biaya merupakan sebuah sistem yang membebankan biaya yang
terjadi ketika proses pembuatan barang berdasarkan bagian dalam perusahaan yang terlibat yaitu
departemen. Karateristik sistem ini akan memberikan perhitungan biaya yang dihasilkan
berdasarkan proses produksi perdepartemen baik produk jadi atau produk setengah jadi.

2
BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 Sistem Perhitungan Biaya

Perhitungan (costing) merupakan proses pengumpulan, pengelompokan, dan pembebanan biaya


bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, dan overhead pabrik pada produk, jasa atau proyek.

Dalam mengembangkan sistem perhitungan biaya tertentu agar sesuai dengan perusahaan
tertentu manajemen harus membuat tiga pilihan, salah satu dari masing-masing pilihan ketiga
mengikuti metode perhitungan sebagai berikut :

1) Metode akumulasi biaya (cost akumulasi method) perhitungan biaa berdasarkan pesanan
(job costing), perhitungan biaya berdasarkan proses (process costing), atau perhitungan
berdasarkan gabungan (joint costing).
2) Metode pengukuran biaya (cost measurement method), perhitungan biaya aktual, nomal,
atau standar (actual, normal, or standard costing system).
3) Metode pembebanan overhead (overhead assignment method) berdasarkan volume
(volume based costing) atau berdasarkan aktivitas (activity based costing).

Jenis biaya yang digunakan untuk

2.2 Peran Strategis Perhitungan Biaya

Perusahaan memerlukan informasi biaya produk yang akurat, terlepas dari strategi kompetitif
mereka. Untuk dapat memperoleh informasi biaya yang tepat waktu dan akurat ini, perusahaan
perlu memilih sistem biaya yang sesuai dengan strategi kompetitifnya. Jenis perusahaan atau
dengan strategi kepemimpinan biaya dapat menggunakan sistem yang mengombinasikan
elemen-elemen perhitungan biaya berddasarkan proses, perhitungan berdasarkan aktifitas, dan
perhitungan standar.

2.3 . Pembebanan Biaya Overhead Pabrik dalam Perhitungan Biaya Normal

Perhitungan biaya normal digunakan untuk menghindari fluktuasi biaya per unit pada
perhitungan biaya aktual yang disebabkan oleh perubahan jumlah unit produksi dan biaya
overhead dari bulan ke bulan. Tarif biaya overhead pabrik yang telah ditentukan sebelumnya
(predetermined overhead rate) merupakan estimasi tarif biaya overhead pabrik yang digunakan
untuk membebankan biaya overhead pabrik ke pesanan tertentu. Jumlah biaya overhead pabrik
3
yang dibebankan ke pesanan dengan menggunakan tarif biaya overhead pabrik yang telah
ditentukan sebelumnya disebut juga biaya overhead pabrik yang dibebankan (factory overhead
applied). Untuk memperoleh tarif biaya overhead yang telah ditentukan sebelumnya, gunakan
empat tahap berikut ini:

1) Mengestimasi total biaya overhead pabrik untuk periode operasi, bianya satu tahun.
2) Memilih penggerak biaya (cost driver) yang paling tepat untuk membebankan biaya
overhead pabrik.
3) Mengestimasi total jumlah penggerak biaya terpilih untuk periode operasi.
4) Membagi estimasi biaya overhead pabrik dengan mengestimasi jumlah penggerak biaya
terpilih untuk memperoleh tarif biaya overhead pabrik yang telah ditentukan sebelumnya.

Penggerak biaya untuk pembebanan biaya overhead pabrik, penggerak biaya yang dipilih untuk
membebankan tarif biaya overhead yang telah ditentukan sebelumnya dapat berupa penggerak
biaya bedasarkan volume maupun penggerak biaya berdasarkan aktivitas. Jem tenaga kerja
langsung, biaya tenaga kerja langsung, dan jam mesin merupakan penggerak biaya berdasarkan
volume yang paling sering digunakan untuk membebankan biaya overhead pabrik.

Membebankan biaya overhead pabrik, tarif biaya overhead pabrik yang telah ditentukan
sebelumnya biasanya dikalkulasikan pada awal tahun berdasarkan empat tahap yang dicatat di
bawah ini:

Tarif biaya overhead pabrik departemen, ketika jumlah biaya overhead pabrik departemen
produksi pada pabrik sangat serupa ddengan jumlah biaya overhead pabrik padda setiap
departemen dan penggunaan penggerak biaya padda departemen, kemudian penggunaan tarif
pabrik secara keseluruhan (satu tarif untuk seluruh departemen produksi digunakan secara
keseluruhan) addalah tepat.

Disposisi biaya overhead pabrik yang dibebankan terlalu rendah dan terlalu tinggi, biaya
overhead pabrik yang dibebankan terlalu tinggi (overapplied overhead) merupakan jumlah biaya
overhead pabrik yang dibebankan melebihi biaya overhead pabrik aktual yang terjadi. Biaya
overhead pabrik yang dibebankan terlalu rendah (underapplied overhead) merupakan jumlah
dimana biaya overhead pabrik aktual melebihi biaya overhead pabrik yang dibebankan. Selisih
akibat peembebanan biaya overhead pabrik yang dibebankan terlalu rendah atau terlalu tinggi
dapat didisposisika dengan dua cara:

1) Menyesuaikan akun harga pokok penjualan.


2) Menyesuaikan biaya produksi pada periode bersangkutan yaitu, membagi rata saldo biaya
overhead pabrik dibebankan yang tersisa pada periode bersangkutan ke saldo akhir akun
persediaan barang dalam proses, persediaan barang jadi, dan harga pokok penjualan.

4
2.4 Penerapan Manajemen Biaya

Penerapan Manajemen biaya disuatu industri ditentukan juga oleh komponen non teknis yaitu:

 Pengambilan Keputusan
Pengambilan keputusan mutlak diperlukan dalam penerapan Manajemen biaya
berorientasi lingkungan karena awal dari adanya pembahasan pengembalian keputusan
menyatakan hak penuh dari pemilik usaha dan diperlukan dibantu konsultan dalam hal ini
dapat dari perguruan tinggi.Keputusan yang diambil disesuaikan dengan besarnya skala
prioritas suatu rencana aksi dan kemampuan finansial dari pemiik usaha.
 Motivasi
Motivasi untuk terus melakukan perbaikan perlu dimiliki oleh para pemilik usaha
didukung oleh karyawan. Sehingga penerapan Manajemen biaya berorientasi lingkungan
tidak dirasakan sebagai beban, namun sebagai suatu kebutuhan.
 Komitmen
Pemilik usaha dan karyawan harus memiliki komitmen yang besar dalam mensuseskan
suatu perubahan yang disepakati. Rasa memiliki karyawan terhadap perusahaan
membantu menumbuhkan komitmen dalam melakukan perbaikan.
 Kebiasaaan
Perubahan-perubahan yang telah disepakati sebelumnya, perlu dijadikan suatu kebiasaan
bagi karyawan. Pemilik usaha perlu melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap
Manajemen biaya berorientasi lingkungan secara berkala untuk menjamin karyawan
melakukan perubahan itu sebagai suatu kebiasaan.
 Hubungan pemilik usaha dan karyawan
Kebersamaan antara pemilik usaha dan karyawan sangat diperlukan dalam menerapkan
suatu perubahan, rasa kebersamaan dan komunikasi yang intensif antara kedua belah
pihak akan memudahkan dalam penyampaian masukan dan kritik terhadap perubahan,
sehingga bisa diambil tindakan yang lebih tepat. Tentunya hasil dan penerapan
Manajemen biaya berorientasi lingkungan tidak hanya dinikmati oleh pemilik usaha,
namun juga karyawan dan masyarakat, baik dari segi finansial, lingkungan dan
organisasional.

2.5 Perhitungan Biaya pada Industri Jasa

Industri jasa merupakan suatu usaha yang hanya memberikan jasa/pelayanan untuk klien atau
pelanggannya. Sehingga aktivitas bisnisnya pun sangat sederhana, hanya antara proses persiapan
penyedia jasa hingga ke penggunaan jasa, dan terakhir pembayaran jasa oleh klien.Karena itulah
siklus perhitungan biaya-nya sangat mudah dan hanya menghitung persiapan pemberian jasa dan
ditutup dengan pemberian harga pokok jasa yang diberikan. Sehingga laporan keuangan pada
perusahaan ini hanya menampilkan data harga pokok jasa yang digunakan oleh pelanggan. Data
inilah yang disebut informasi untuk menentukan langkah atau keputusan yang akan diambil oleh
perusahaan.

5
2.6 Perhitungan Biaya Operasi

Biaya operasional adalah suatu bentuk pengorbanan yang wajib dikeluarkan agar proses produksi
atau kegiatan perusahaan bisa terus bergerak. Biasanya, pengorbanan tersebut akan tertulis dalam
bentuk satuan uang.

Pihak manajemen perusahaan bisa menghitung biaya operasional dengan menggunakan rumus

Biaya Operasional = Biaya produksi + Pengeluaran Operasional.

bisa diambil dari biaya produksi yang tercantum pada laporan laba rugi perusahaan atau bisa juga
disebut dengan biaya penjualan. Carilah total pengeluaran operasional perusahaan yang di
dalamnya termasuk bagian laporan laba rugi. Setelahnya, tambahkan total pengeluaran
operasional pada periode perhitungan.

6
BAB 3

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Pada umumnya, sistem perhitungan biaya berdasarkan proses lebih ekonomis di bandingkan
dengan sistem perhitungan biaya berdasarkan pesanan. Sebaliknya, sistem perhitungan biaya
berdasarkan proses hanya dapat digunakan apabila yang di produksi dalam satu departemen atau
pusat biaya adalah produk sejenis. Konsep akumulasi biaya proses kemudian di ilustrasikan
dengan contoh-contoh laporan biaya prouksi dan ayat jurnal umum terkait yang di perlukan
untuk mencatat pembebanan ke departemen produksi untuk biaya yang terjadi selama periode
berjalan dan untuk mentransfer biaya dari satu departemen ke departemen lain dan akhirnya ke
persediaan barang jadi.

Laporan biaya produksi (cost of production report) adalah kertas kerja yang menampilkan jumlah
biaya yang di akumulasikan dan di bebankan ke produksi selama satu bulan atau periode lain.
Laporan tersebut juga merupakan sumber informasi untuk menyusun ayat jurnal ikhtisar guna
mencatat biaya dari unit-unit yang di transfer dari satu departemen produksi kepada departemen
proseksi lain dan akhirnya ke persediaan barang jadi.

Anda mungkin juga menyukai