Anda di halaman 1dari 6

RESUME PENGUKURAN KINERJA OPERASIONAL – SELISIH

BIAYA LANGSUNG DAN PERANAN UKURAN KINERJA NON-


FINANSIAL

Disusun oleh:

Erdana Dwiyatna Fauzilana 1810112128

PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
JAKARTA
2020
Mata Ajaran : Manajemen Biaya
Judul Makalah/Tugas : Pengukuran Kinerja Operasional – Selisih Biaya langsung dan
Peranan Ukuran Kinerja Non-finansial

Tanggal : 16 April 2020


Dosen : Agus Maulana
Pengukuran Kinerja Operasional – Selisih Biaya langsung dan Peranan Ukuran
Kinerja Non-finansial
1. Sistem Kendali Finansial
Suatu perusahaan pasti kita mengenal di dalamnya terdapat sistem kendali. Kendali
sendiri mempunyai arti sebagai berikut yaitu mengacu pada kumpulan prosedur, alat, dan
sistem yang digunakan perusahaan untuk mencapai tujuan mereka. System kendali dan
akuntansi manajemen merupakan sistem inti pengukur kinerja perusahaan, salah satunya
dengan cara evaluasi. Kendali operasional berfokus pada kinerja operasional jangka
pendek. Kendali finansial yang terdiri dari perbandingan antara hasil yang sebenarnya
dengan hasil finansial yang dianggarkan. Selisih merupakan perbedaan antara anggaran
dengan jumlah finansial yang sebenarnya Mengembangkan sistem kendali operasional:
lima langkah strategis pembuatan keputusan, yaitu:
a. Menentukan isu-isu strategis yang tercakup dalam masalah, untuk pabrik atau
perusahaan yang sudah besar pasti memikirkan isu yang akan muncul seperti pesaing
baru. Perusahaan harus mampu untuk mengatasi ini dengan melakukan efisiensi kerja
tidak menurunkan kualitasnya.
b. Memperkenalkan berbagai tindakan alternatif, seperti pada bab 13 yaitu contohnya
seperti mendesain ulang produk demi mengurangi biaya atau penerapan sistem baru.
c. Memperoleh informasi dan membuat alternatif, menganalisis kegiatan-kegiatan yang
tidak menguntungkan.
d. Berdasarkan pada strategi dan analisis, memilih dan menerapkan alternatif yang
diinginkan, lebih memfokuskan pada pengembangan karena mendesain ulang akan
menurunkan kualitas dimata pelanggan.
e. Menyediakan evaluasi berkelanjutan atas efektivitas penerapan pada langkah
keempat, perusahaan akan melakukan evaluasi dan perbaikan.

2. Kendali Finansial Jangka Pendek


Tujuan penting finansial jangka pendek bagi perusahaan adalah untuk mencapai laba
operasional yang dianggarkan untuk satu periode. Perbedaan antara laba operasional
aktual dengan laba operasional anggaran induk yang disebut juga jumlah selisih laba
operasional.

3. Anggaran Fleksibel dan Analisis Selisih Laba


Anggaran yang paling pertama dibentuk adalah anggaran induk sebagai awalan dalam
satu periode. Anggaran induk berguna untuk perencanaan awal dan koordinasi aktivitas
untuk satu periode yang telah diberikan. Tidak selamanya anggaran yang dibuat oleh
perusahaan dapat dengan tepat terjadi pada kejadian nyata, maka dari itu diperlukannya
anggaran fleksibel. Anggaran fleksibel adalah anggaran yang disesuaikan dengan
pendapatan dan pengeluaran pada tingkat hasil yang telah dicapai aktual. Anggaran
fleksibel juga dapat berguna untuk menaksir hasil kinerja finansial jangka pendek. Hasil
dari penaksiran tersebut akan menimbulkan pertanyaan yang mengenai selisih atau tidak
tepatnya anggaran yang telah dibuat bahkan bias terjadi lebih rendah dari apa yang
dianggarkan.
Penyiapan anggaran fleksibel memperbolehkan manajemen untuk menyesuaikan
anggaran pada tingkat hasil yang dicapai dan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan.
Anggaran fleksibel berbeda dengan anggaran induk dalam hal yang berhubungan dengan
jumlah unit yang dibuat pada anggaran. Berikut beberapa langkah dalam anggaran
fleksibel :
Langkah 1 : Tentukan hasil dari satu periode
Langkah 2 : Gunakan harga jual dan data biaya variabel per unit dari anggaran induk
untuk menghitung laba atas penjualan yang telah dianggarkan dan pengeluaran tidak tetap
yang telah dianggarkan berturut-turut untuk hasil pada satu periode dan hitung margin
kontribusi anggaran fleksibel.
Langkah 3 : tentukan jumlah anggaran dari biaya variabel lalu menghitung laba
operasional anggaran fleksibel.
Harus diingat bahwa jumlah biaya tetap dalam anggaran fleksibel mungkin berbeda dari
jumlah yang ada dianggarkan induk. Ringkasan, jumlah penjualan dan jumlah
pengeluaran untuk anggaran tetap yang dihitung dengan menggunakan rumus ini :

Jumlah penjualan = Jumlah unit akrual terjual x Harga penjualan yang telah dianggarkan
per unit

Jumlah pengeluaran tidak tetap = Jumlah unit yang sebenarnya terjual x Biaya variabel
yang telah dianggarkan per unit
Jumlah pengeluaran = Jumlah pengeluaran tetap pada anggaran induk

a. Selisih Volume Penjualan dan Jumlah Selisih Anggaran Belanja Fleksibel


1) Selisih volume penjualan
Satu periode merupakan perbedaan antara jumlah anggaran fleksibel dengan
jumlah anggaran induk (statis) 1 periode untuk laporan laba item yang cocok.
Catatan bahwa selisih komposisi penjualan berkenaan dengan laba operasional
biasanya sama dengan margin kontribusi selisih volume penjualan.
2) Selisih anggaran fleksibel
Menunjuk pada perbedaan antara jumlah anggaran fleksibel.
Selisih anggaran fleksibel = Hasil aktual – Hasil anggaran fleksibel
Total selisih anggaran fleksibel, dari satu periode merupakan perbedaan antara
laba operasional dengan laba operasional yang diperoleh selama satu periode.
Total selisih anggaran fleksibel = Laba operasi – Laba operasional anggaran
belanja fleksibel
3) Selisih harga jual
Dapat ditentukan dengan pengambilan perbedaan antara laba atas penjualan aktual
dengan laba atas penjualan pada anggaran fleksibel untuk satu periode.
Laba atas penjualan yang sebenarnya = Unit terjual x Harga jual aktual per unit
Laba atas penjualan anggaran fleksibel = Unit terjual x Harga jual yang telah
dianggarkan per unit
4) Selisih biaya anggaran fleksibel tidak tetap
Total selisih anggaran fleksibel biaya variabel, merupakan perbedaan antara
jumlah biaya variabel yang diadakan selama satu periode dengan jumlah biaya
variabel pada anggaran fleksibel untuk satu periode.

4. Biaya Standar
Biaya standar, merupakan biaya yang ditentukan secara hati-hati oleh perusahaan atau
perusahaan untuk menetapkan biaya operasional perusahaan atau perusahaan harus
diadakan untuk operasional.
a. Tipe-tipe Standar
1) Standar Ideal
Menggambarkan efisiensi yang maksimum pada setiap aspek operasi.
2) Standar yang dapat dicapai saat ini
Mengatur kriteria kinerja pada tingkat seseorang dengan latihan yang tepat dan
berpengalaman sehingga dapat mencapai banyak waktu tanpa mengerahkan
tenaga berlebih.
b. Pemilihan standar
Standar sekarang yang dapat dicapai mungkin membantu hal yang tidak efisien di
dalam pemilihan standar mereka.
c. Prosedur-prosedur penetapan standar
Standar otoritatif, ditentukan semata-mata atau terutama oleh manajemen. Sedangkan,
standar partisipatif mensyaratkan penetapan standar dengan melibatkan para
karyawan secara menyeluruh.
d. Menetapkan biaya –biaya standar
1) Menetapkan biaya-biaya standar untuk bahan baku langsung
Biaya standar bahan baku langsung mempunyai tiga unsur : kualitas, kuantitas,
dan harga. Langkah pertama dalam pembuatan biaya standar adalah menetapkan
kualitas bahan baku langsung.
Menetapkan biaya standar untuk tenaga kerja langsung
Biaya tenaga kerja langsung berubah-ubah seiring dengan tipe-tipe pekerjaan
produk, tingkat kemampuan pekerja, sifat dasar proses produksi, dan kondisi
peralatan yang digunakan. Departemen kepegawaian menentukan nilai standar
gaji untuk tipe dan tingkat kemampuan pekerja yang dibutuhkan untuk proses
produksi.
e. Neraca biaya standar
Menetapkan biaya standar (mencakup harga dan kualitas) untuk semua elemen biaya
produksi (yaitu, bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, beban pabrik)
dibutuhkan dalam produksi satu unit sebuah produk.

5. Pencatatan Arus Biaya dan Selisih Pada Sistem Biaya Standar


Sistem biaya standar menggunakan laporan yang sama untuk persediaan dan
pencatatan biaya produksi aktual atau sistem pembiayaan normal yang digunakan.
Perbedaan lainnya adalah penggunaan laporan selisih pada sistem biaya standar.
a. Biaya bahan baku langsung
Perusahaan menggunakan sistem biaya standar dan yang mengetahui selisih harga
bahan baku pada titik pembelian dicatat pembelian bahan baku langsung.
b. Biaya tenaga kerja langsung
Biaya memproduksi satu unit meningkat dengan biaya-biaya tenaga kerja langsung.
c. Penyelesaian produksi
Dalam penyelesaian produksi, jumlah biaya standar dari unit yang diproduksi
dipindahkan dari laporan persediaan proses kerja ke dalam laporan persediaan barang-
barang jadi.
6. Peran Strategi Indikator Kinerja Non-finansial
a. Pembatasan indikator kinerja finansial jangka pendek
Bagaimanapun juga, akuntan manajemen harus mengenal batasan utama penggunaan
biaya-biaya standar dan selisih analisis untuk tujuan kendali operasional.
b. Proses bisnis
Proses bisnis yang biasa mencakup : proses operasional (yaitu, aktivitas sehari-hari
yang menghasilkan hasil dari perusahaan dan mengantarkannya ke para pelanggan),
proses manajemen pelanggan (yaitu, aktivitas yang berfokus pada memperbanyak
pelanggan dan memperdalam hubungan dengan pelanggan), proses inovasi (yaitu,
aktivitas yang berhubungan dengan lingkungan perusahaan dan pertanggung jawaban
masyarakat, dan juga tanggung jawab yang sah baik tingkat lokal dan nasional).
c. Sistem produksi tepat waktu (just in time)
Proses tepat waktu merupakan salah satu proses produksi yang pada saat tahapan
prosesnya terjadi hingga pemesanan, dari pelanggan internal atau eksternal diterima.
Keuntungan dari penerapan JIT:
1) Penurunan biaya pengangkut
2) Penurunan biaya peluang yang berhubungan dengan persediaan.
3) Kemungkinan meningkatkan penjualan, penguasaan pasar dan keuntungan
4) Menurunkan biaya produksi
d. Siklus efisiensi proses
Suatu ukuran alternatif (dan saling melengkapi) dari efisiensi proses operasional
dikenal sebagai siklus efisiensi proses (PCE). PCE adalah suatu metode dari penilaian
efisiensi proses, berdasarkan atas hubungan waktu proses aktual dan jumlah waktu
produksi.

Anda mungkin juga menyukai