a. Perencanaan.
b. Pengevaluasian
c. Pengendalian
d. Menjamin pertanggungjawaban sumber
e. Pelaporan eksternal
5. Etika professional
Ada empat standar etika untuk akuntan manajemen yaitu:
1. Kompetensi
2. Kerahasiaan
3. Integritas
4. Objektivitas
ISTILAH-ISTILAH BIAYA, KONSEP, DAN KLASIFIKASI
1. Klasifikasi biaya
Biaya adalah pengorbanan atau pengeluaran yang dilakukan oleh suatu perusahaan atau perorangan
yang bertujuan untuk memperoleh manfaat lebih dari aktifitas yang dilakukan tersebut.
2. Klasifikasi biaya untuk pengambilan keputusan
- Biaya Relevan
Biaya relevan merupakan biaya yang terjadi pada suatu alternatif tindakan tertentu, tetapi tidak
terjadi pada alternatif tindakan lain
Contoh : biaya bahan baku, biaya transportasi, biaya gaji
- Biaya tidak relevan
Biaya tidak relevan merupakan biaya yang tidak berbeda diantara alternatif tindakan yang ada.
Contoh : biaya penyusutan mesin
3. Klasifikasi biaya untuk pengendalian
HUBUNGAN BIAYA-VOLUME-LABA
Analisis biaya volume laba adalah alat yang sangat berguna bagi manajer untuk menjalankan fungsinya, ada
lima elemen yang saling berhubungan antara biaya, volume, dan laba organisasi yakni :
- Harga produk
- Volume atau tingkat aktivitas
- Biaya variabel per unit
- Total biaya tetap
- Bauran produk yang dijual.
1. Pokok-pokok analisis BVL
Dalam meelakukan analisis BVL didasarkan pada suatu asumsi bahwa :
- Semua biaya dapat dipisahkan menjadi biaya tetap biaya dan biaya variabel.
- Jumlah biaya tetap tidak berubah dalam kisaran tertentu dari data yg dianalisis.
- Biaya variabel berubah seiring dengan perubahan dalam volume produk atau kegiatan dalam
kisaran tertentu dar volume yg dianalisis.
2. Analisis titik impas(break even point)
Titik mpas adalah tingkat penjualan dengan tingkat laba nol. Pada titik impas besarnya laba adalah nol.
Titik impas dapat dihitung dengan menemukan titik dimana penjualan sama dengan biaya variabel
ditambah dengan biaya tetap.
Unit penjualan untuk mencapai target = target laba + beban tetap : margin kontribusi per unit
Unit penjualan untuk mencapai target = target laba + beban tetap : rasio margin kontribusi
3. Pertimbangan BVL dalam memilih struktur biaya
Struktur biaya mengacu pada proporsi relative biaya tetap dan biaya variabel dalam suatu organisasi.
Beberapa pilihan struktur biaya :
Perusahaan umumnya membayar tenaga penjual menggunakan basis komisi atas penjualan ataupun
keduanya. Komisi yang didasarkan pada nilai penjualan dapat menghasilkan laba yang lebih rendah
untuk perusahaan.
Contoh :
Model yang mana yg akan diutamakan oleh tenaga penjual jika dibayar dengan komisi 10% dari
pendapatan penjualan ? jawabannya adalah turbo karena memiliki harga jual yang tinggi, sehingga
menghasilkan komisi yang tinggi, namun untuk sudut pandang perusahaan, laba akan lebih besar jika
tenaga penjual memfokuskan pada XR7 karena model tersebut memiliki margin kontribusi lebih tinggi.
PERENCANAN LABA
Perencanaan laba adalah analisis yang sistematis terhadap pendapatan dan biaya dan setiap unit di suatu
perusahaan yang diharapkan dapat menghasilkan keuntungan atau laba dengan sumber daya yang tersedia.
Penggunaan anggaran untuk mengendalikan aktivitas perusahaan disebut sebagai budgetary control
Biaya relevan adalah biaya yg terjadi pada masa mendatang dalam berbagai alternative untuk pengambilan
keputusan manajemen.biaya relevan biasa disebut sebagai biaya deferensial yaitu biaya yang mempunyai
alternative yg berbeda-beda.
Manajemen selalu mengambil keputusan yang meliputi berbagai macam hal, seperti keputusan dalam
kegiatan produksi rutinatau keputusan yang diambil dalam masalah-masalah khusus. Pengambilan
keputusan kegiatan rutin pada umumnya terjadi dan berkaitan dalam melaksanakan kegiatan produksi yang
dilakukan perusahaan secara rutin dan teratur. Pengambilan keputusan khusus merupakan keputusan yang
bersifat tidak teratur atau tidak rutin dilakukan oleh perusahaan.Pengambilan keputusan khusus dalam
perusahaan mempunyai banyak jenis diantaranya:
1. Desentralisasi organisasi
Desentralisasi adalah pembuatan keputusan tidak hanya dimonopoli oleh pimpinan puncak (top
executive) saja (disebut sentralisasi), melainkan dengan cara melibatkan seluruh elemen yang ada
dalam organisasi (melibatkan manajer dan bawahannya sesuai dengan keterkaitannya dengan
masalah yang akan diputuskan).
2. Pelaporan segmen dan analisis profitabilitas
Desentralisasi yang efektif memiliki pelaporan segmen yang berfungsi sebagai laporan
tambahan pada laporan keuangan. Segmen adalah bagian atau aktivitas suatu organisasi
dimana para manajer menginginkan data biaya dan laba dari organisasi tersebut. Segmen
antara lain meliputi divisi organisasi,wilayah pemasaran, toko perindividual, pusat
pelayanan, pabrik manufaktur dan lain-lain. Laporan laba rugi tersegmen ini bermanfaat
untuk menganalisis profibilitas usaha dan mengukur kinerja manajer.
Laporan Segmen adalah laporan rugi laba yang menyajikan informasi tentang laporan rugi
laba untuk setiap segmen usaha. Dengan adanya laporan segmen maka akan diketahui
bagaimana kinerja dari masing-masing segmen usaha tersebut. Output dari metode
absorption berupa laporan rugi laba konvensional memberikan informasi untuk penyusunan
laporan segmen, maksudnya laporan rugi laba konventional kita olah lagi dengan
menggunakan analisa perilaku biaya yang menghasilkan laporan segmen.
3. Penilaian prestasi manajer
4. Ukuran penilaian lain
Penerapan produksi JIT dapat mempunyai pengaruh pada sistem akuntansi biaya dan
manajemen dalam beberapa cara sebagai berikut:
1. Ketertelusuran langsung sejumlah biaya dapat ditingkatkan
2. Mengeliminasi atau mengurangi kelompok biaya (cost pools) untuk aktivitas tidak
langsung
3. Mengurangi frekuensi perhitungan dan pelaporan informasi selisih biaya tenaga kerja dan
overhead pabrik secara individual
4. Mengurangi keterincian informasi yang dicatat dalam “work tickets”
Dimensi kedua, dimensi proses, memberikan informasi tentang aktivitas apa yang dikerjakan,
mengapa dikerjakan, dan seberapa baik dikerjakannya. Dimensi inilah yang memberikan
kemampuan untuk berhubungan dan mengukur perbaikan berkelanjutan (Hansen dan Moven,
2004: 487).
a. Dimensi Biaya
Dimensi biaya atau dimensi ABC atau dimensi vertikal atau dimensi pembebanan biaya
adalah dimensi ABM. Yang bertujuan menyempurnakan keakuratan biaya pada objek – objek
biaya dengan cara :
1. Sumber – sumber. Tahap pertama ABC adalah mengidentifikasi biaya sumber –
sumber.
2. Aktivitas – aktivitas. Tahap kedua ABC adalah menelusuri biaya – biaya sumber –
sumber pada aktivitas – aktivitas.
6. Analisis Nilai proses
1. Pengertian
Dalam jurnal yang ditulis oleh Ostrenga Michael R.dan Probst R. Frank, disebutkan bahwa
process value analysis (PVA) adalah suatu metodologi untukmengurangi biaya dan
meningkatkan proses denganmengidentifikasi sumber daya yang dikonsumsidalam suatu
proses dan dasar penyebab biaya itu.
2. Tujuan
Analisis nilai proses memungkin untuk menentukan keuntungan kompetitif terdiri dari dua yaitu:
meningkatkan nilai bagi konsumen (customer value) dan meningkatkan efisiensi proses (process
efficiency).
a. Meningkatkan nilai bagi konsumen (costumer value)
Proses bisnis (atau value chain) adalah suatu mesin yang menghasikan nilai dalam wujud
produk atau jasa bagi konsumen yang ingin membeli. Peningkatan proses efektif harus
memulai dengan pemahaman yang benar terhadap konsumen dan bagaimana atau
mendefinisikan nilai, agar dapat menciptakan suatu sistem yang lebih efisien dari “garbage
in, garbage out“.
b. Meningkatkan efisiensi proses (process efficiency)
Secara rata-rata, 20% dari semua biaya proses produksi dan 30% dari semua biaya proses
jasa/layanan dapat dihubungkan dengan aktivitas non value added.
Proses bisnis merupakan koleksi aktivitas yang menciptakan nilai bagi pelanggan. Dengan
mengabaikan industri atau sektor, organisasi manapun berusaha memberikan nilai lebih secara
efisien dibanding dengan saingannya yang mempunyai keunggulan kompetitif berbeda.
Peningkatan proses dimulai dengan pemahaman terhadap pelanggan dan bagaimana untuk
mendefinisikan nilai (dalam jurnal process value analysis: a strategic approach to cost reduction).
3. Komponen
a. Analisis penggerak
Analisis penggerak menekankan bagaimana untuk mencari penyebab utama biaya aktivitas.
Dan dalam setiap aktivitas memiliki masukan dan keluaran. Masukan aktivitas merupakan
sumber daya yang dibutuhkan oleh aktivitas untuk memproduksi keluaran, misalnya:
membuat program komputer maka yang menjadi masukan adalah programmer, komputer,
printer, kertas komputer dan disket. Sedangkan keluaran aktivitas adalah hasil atau produk
dari aktivitas, dari contoh di atas maka keluarannya adalah program komputer.
b. Analisis aktivitas
Fokus utama dari analisis nilai proses adalah analisis aktivitas. Analisis aktivitas menekankan
pada bagaimana mengidentifkasi dan menentukan nilai. Analisis aktivitas akan menghasilkan
empat hal : aktivitas apa yang telah dilakukan, berapa banyak orang yang melakukan
aktivitas, waktu dan sumber daya yang diperlukan untuk aktivitas, menentukan nilai aktivitas
bagi organisasi termasuk rekomendasi untuk memilih dan mempertahankan aktivitas bernilai
tambah.
c. Pengukuran kinerja aktivitas
Hal yang mendasar bagi usaha manjemen dalam meningkatkan profitabilitas maka
diperlukan pengukuran aktivitas seberapa baik proses yang telah dilakukan. Pengukuran ini
dapat dilihat dari segi keuangan dan non keuangan. Ukuran ini juga dirancang untuk
mengetahui adanya perbaikan berkelanjutan. Pengukuran kinerja aktivitas berpusat pada tiga
dimensi utama yaitu: efisiensi , kualitas dan waktu.
7. Perhitungan biaya pelanggan dan pemasok berdasarkan aktivitas
ACTIVITY BASED COSTING
Tujuan dari ABC adalah memahami overhead dan profitabilitas produk dan konsumen. Sebagai
konsekuensi perbedaan tujuan ini, praktek ABC memiliki perbedaan dengan sistem akuntansi biaya
tradisional.
Dalam ABC:
Biaya produksi dan non produksi dibebankan ke produk
Beberapa biaya produksi tidak dimasukkan ke biaya produk
Ada sejumlah pool biaya overhead, setiap pool dialokasikan ke produk dan obyek biaya lainnya
dengan menggunakan ukuran aktivitas masing-masing yang khusus.
Basis alokasi biasanya berbeda dengan basis alokasi dalam sistem akuntansi biaya tradisional.
Tarif overhead atau tingkat aktivitas disesuaikan dengan kapasitas dan bukannya dengan kapasitas
yang dianggarkan.
Dari komponen biaya produksi di atas, biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja mudah ditelusuri
sampai ke produk jadi. Sedangkan Biaya overhead pabrik pembebanannya tidak bisa langsung
ditelusuri ke masing-masing produk jadi. Pada umumnya dibebankan berdasarkan sesuatu, misal:
jam tenaga kerja langsung, atau jam mesin (metode tradisional). Oleh karena itu muncul suatu
pemikiran bagaimana membebankan BOP agar lebih akurat dibanding metode tradisional.Sehingga
dapat membantu pengambilan keputusan manajemen untuk penetapan harga jual dengan akurat. Hal
ini dapat dicapai dengan menerapkan Activity Based Costing (ABC).
Pada Konsep ABC tersebut terlihat bahwa sistem ABC ini memiliki dua tahap sebgai berikut:
Tahap I : Bagaimana mengalokasikan sumber daya yang dimiliki perusahaan ke dalam aktifitas.
Tahap II : Bagaimana membebankan biaya yang dikeluarkan masing-masing aktivitas ke dalam
objek biaya. Untuk menetapkan aktivitas dan objek biaya, terlebih dahulu harus diketahui apa yang
menyebakan terjadinya biaya atau disebust penggerak biaya (cost driver).
Dalam akuntansi biaya tradisional, hanya biaya produksi yang dibebankan ke produk. Beban
penjualan, umum dan administrasi diperlakukan beban periodic dan tidak dibebankan ke produk.
Meskipun demikian, beberapa biaya non produksi ini juga sebagai bagian dari biaya produksi,
penjualan, distribusi dan pelayanan atas produk. Contoh, komisi yang dibayarkan kepada tenaga
penjualan, biaya pengiriman dan biaya garansi dapat dengan mudah ditelusuri ke produk. Untuk
menentukan tingkat profitabilitas barang dan jasa biaya-biaya non produksi tersebut dalam activity-
based costing dibebankan ke produk.
BIAYA PRODUKSI
Dalam akuntansi biaya tradisional, semua biaya produksi dibebankan ke produk-produk, bahkan
biaya produksi tidak langsung. Dalam ABC, biaya hanya akan dibebankan ke produk apabila ada
alas an yang mendasar bahwa biaya tersebut dipengaruhi oleh produk yang dibuat.
2. Merancang sistem ABC
3. Mekanisme ABC
4. Membebankan biaya ke objek biaya
Ada setidaknya dua persoalan dalam pembebanan biaya, yakni:
Keakuratan Pembebanan
Pembebanan biaya secara akurat pada obyek biaya adalah hal yang sangat penting. Pentingnya
keakuratan pembebanan tidaklah didadasarkan pada berapa biaya yang terjadi. Namun lebih
didasarkan pada konsep relatif yang menyangkut kelogisan metode pembebanan biaya. Tujuannya
adalah untuk mengukur dan membebankan seakurat mungkin biaya sumber daya kepada obyek
biaya. Artinya bahwa apa yang dibebankan sesuai dengan apa yang dikonsumsi.
Sebagai ilustrasi, misalnya kita ingin mengetahui beban biaya listrik sebuah departemen
katakan saja departemen pelatihan pada satu bulan tertentu. Salah satu pendekatan adalah
menghitung jumlah biaya listrik yang dikeluarkan oleh perusahaan dalam bulan tersebut (mis
100.000) kemudian membaginya dengan jumlah departemen yang ada dalam perusahaan (10).
Dengan pendekatan yang seperti itu, diperoleh gambaran bahwa departemen pelatihan
mengkonsumsi listrik sebesar 10.000 pada bulan tersebut. Pedekatan lainnya adalah mencoba
mengamati dan menghitung langsung konsumsi listik departemen pelatihan ternyata departemen
pelatihan tidaklah menggunakan listrik sepanjang hari dan fasilitas yang menggunakan listrik pun
tidak besar. Setelah dihitung ternyata konsumsi listrik departemen pelatihan dalam satu bulan
tersebut adalah 7.500. Dengan demikian bila departemen pelatihan dibebankan biaya listrik sebesar
10.000 maka angka tersebut adalah angka yang tyerdistorsi oleh pola penggunaan listrik dari
departemen lain.
Pembebanan yang terdistorsi dapat menghasilkan evaluasi yang salah dan keputusan yang salah
pula. Misalnya pimpinan perusahaan merencanakan perampingan organisasi dengan tetap
mempertahankan divisi pemeliharaan atau menutupnya dan menyerahkan pada perusahaan
outsourching. Evaluasi yang akurat mengenai biaya yang dikeluarkan dan dikonsumsi oleh divisi
pemeliharaan merupakan hal mendasar untuk analisis. Gambaran biaya yang lebih hitung dapat
mengarah pada keputusan menutup divisi pemeliharaan dan menyerahkan pada perusahaan
outsourching. Namun, pembebanan biaya yang lebih akurat mungkin saja akan merekomendasikan
hal yang sebaliknya. Bagaimanapun, pembebanan yang buruk terbukti memakan biaya.
Ketertelusuran Biaya
Hubungan antara biaya dan obyek biaya dapat digunakan untuk membantu meningkatkan
keakuratan pembebanan biaya, baik biaya yang secara langsung maupun yang tidak langsung
berhubungan dengan obyek biaya. Berdasarkan ketertelusurannya, biaya dikelompokkan menjadi
dua yaitu, pertama, biaya langsung adalah biaya yang dapat dengan mudah dan akurat ditelusuri ke
obyek biaya. Mudah ditelusuri berarti biaya-biaya tersebut dapat dibebankan dengan cara
seekonomis mungkin. Secara akurat ditelusuri berarti bahwa biaya dibebankan dengan menggunakan
hubungan penyebab. Oleh karena itu arti ”dapat ditelusuri” adalah kemampuan untuk membebankan
biaya secara langsung pada obyek biaya dengan cara ekonomis yang memungkinkan dengan sarana
hubungan penyebab. Semakin banyak biaya yang dapat ditelusuri, semakin akurat pembebanan
biaya yang dilakukan. Kedua, biaya tidak langsung adalah biaya-biaya yang tidak dapat dengan
mudah dan akurat ditelusuri ke obyek biaya.
5. Perbandingan biaya produk tradisional & ABC
Terdapat perbedaan mendasar antara traditional costing method dengan activity based costing
menurut Carter Usry 2006:499 antara lain: 1. Activity based costing ABC menggunakan cost driver
lebih banyak dibandingkan traditional costing method yang hanya menggunakan satu atau dua cost
driver berdasarkan unit, sehingga ABC mempunyai tingkat ketelitian lebih tinggi dalam penentuan
harga pokok produk bila dibandingkan dengan sistem tradisional. 2. ABC menggunakan aktivitas-
aktivitas sebagai pemacu untuk menentukan berapa besar overhead pabrik yang akan dialokasikan
pada suatu produk tertentu. Traditional costing method mengalokasikan biaya overhead berdasarkan
satu atau dua basis alokasi saja. 3. Fokus ABC adalah pada biaya, mutu, dan faktor waktu,
sedangkan traditional costing concept lebih mengutamakan pada kinerja keuangan jangka pendek,
seperti laba. Sistem tradisional dapat mengukurnya dengan cukup akurat. Tetapi apabila traditional
costing method digunakan untuk penetapan harga pokok dan untuk mengidentifikasikan produk
yang menguntungkan, angka-angkanya tidak dapat dipercaya dan diandalkan. 4. ABC membagi
konsumsi overhead dalam 4 empat kategori yaitu: unit, batch, produk, dan fasilitas. Traditional
costing method membagi biaya overhead dalam unit yang lain. Perbedaan antara perhitungan
traditional costing method dengan activity based costing menurut Amin Widjaja 2009:100 antara
lain: 1. Activity based costing mengunakan penggerak biaya berdasarkan aktivitas termasuk yang
berdasarkan volume maupun yang tidak berdasarkan volume, sedangkan traditional costing method
menggunakan penggerak biaya berdasarkan volume. 2. ABC membebankan biaya overhead pertama
ke pusat biaya aktivitas dan kedua ke sebelum produk atau jasa, sedangkan traditional costing
method membebankan biaya overhead pertama ke departemen dan kedua ke produk atau jasa. 3.
ABC fokus pada pengelolaan proses dan aktivitas serta pemecahan masalah lintas fungsional,
sedangkan traditional costing method fokus pada pengelolaan biaya departemen fungsional atau
pusat pertanggungjawaban. Berdasarkan beberapa pendapat ahli mengenai perbedaan sistem activity
based costing dengan traditional costing method maka dapat disimpulkan bahwa ABC memiliki
beberapa keunggulan yaitu ABC membagi konsumsi overhead ke dalam empat kategori yaitu unit,
batch, produk, dan fasilitas. Fokus ABC adalah pada biaya, mutu, dan faktor waktu, sedangkan
traditional costing method lebih mengutamakan pada kinerja keuangan jangka pendek, seperti laba.