Anda di halaman 1dari 14

AKUNTANSI MANAJEMEN

AKUNTANSI MANAJEMEN DAN LINGKUNGAN BISNIS

1. Pekerjaan manajemen dan kebutuhan informasi akuntansi manajemen


2. Perbandingan akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen
 Akuntansi manajemen memberikan informasi kepada orang-orang dalam suatu organisasi
sedangkan akuntansi keuangan terutama bagi mereka yang di luar itu, seperti pemegang
saham
 Akuntansi keuangan diperlukan oleh hukum sedangkan akuntansi manajemen tidak. Standar
khusus dan format mungkin diperlukan untuk akun hukum seperti dalam Standar Akuntansi
Internasional di Eropa.
 Akuntansi keuangan meliputi seluruh organisasi sedangkan akuntansi manajemen mungkin
lebih fokus kepada produk tertentu atau pusat biaya.
3. Struktur organisasi
Struktur organisasi adalah sekelompok orang yang secara formal dipersatukan dalam suatu
kerjasama untuk mencapai tujuan yg telah ditetapkan
Adapun terdapat beberapa macam bentuk struktur organisasi yaitu :
 Struktur organisasi lini (pelimpahan wewenang sepenuhnya dari kepemimpinan terhadap
bawahannya)
 Struktur organisasi lini dan staff (kombinasi dari organisasi lini dan organisasi fungsional)
 Struktur organisasi fungsional (kekuasaan pimpinan dilimpahkan kepada para pejabat)
4. Hubungan lini dan staf
Organisasi Lini dan Staf adalah kombinasi dari organisasi lini dan organisasi fungsional. Pelimpahan
wewenang dalam organisasi ini berlangsung secara vertikal dari seorang atasan pimpinan hingga
pimpinan dibawahnya. Untuk membantu kelancaran dalam mengelola organisasi tersebut seorang
pimpinan mendapat bantuan dari para staf dibawahnya. Tugas para staf disini adalah untuk
membantu memberikan pemikiran nasehat atau saran-saran, data, informasi dan pelayanan kepada
pimpinan sebagai bahan pertimbangan untuk menetapkan suatu keputusan atau kebijaksanaan. Pada
struktu organisasi ini Hubungan antara atasan dengan bawahan tidak secara langsung.
Tanggung jawab yang dimiliki oleh seorang akuntan manajemen lebih luas dibandingkan tanggung
jawab seorang akuntan keuangan, yaitu:

a. Perencanaan.
b. Pengevaluasian
c. Pengendalian
d. Menjamin pertanggungjawaban sumber
e. Pelaporan eksternal
5. Etika professional
Ada empat standar etika untuk akuntan manajemen yaitu:
1. Kompetensi
2. Kerahasiaan
3. Integritas
4. Objektivitas
ISTILAH-ISTILAH BIAYA, KONSEP, DAN KLASIFIKASI

1. Klasifikasi biaya
Biaya adalah pengorbanan atau pengeluaran yang dilakukan oleh suatu perusahaan atau perorangan
yang bertujuan untuk memperoleh manfaat lebih dari aktifitas yang dilakukan tersebut.
2. Klasifikasi biaya untuk pengambilan keputusan
- Biaya Relevan
Biaya relevan merupakan biaya yang terjadi pada suatu alternatif tindakan tertentu, tetapi tidak
terjadi pada alternatif tindakan lain
Contoh : biaya bahan baku, biaya transportasi, biaya gaji
- Biaya tidak relevan
Biaya tidak relevan merupakan biaya yang tidak berbeda diantara alternatif tindakan yang ada.
Contoh : biaya penyusutan mesin
3. Klasifikasi biaya untuk pengendalian

HUBUNGAN BIAYA-VOLUME-LABA

Analisis biaya volume laba adalah alat yang sangat berguna bagi manajer untuk menjalankan fungsinya, ada
lima elemen yang saling berhubungan antara biaya, volume, dan laba organisasi yakni :

- Harga produk
- Volume atau tingkat aktivitas
- Biaya variabel per unit
- Total biaya tetap
- Bauran produk yang dijual.
1. Pokok-pokok analisis BVL
Dalam meelakukan analisis BVL didasarkan pada suatu asumsi bahwa :
- Semua biaya dapat dipisahkan menjadi biaya tetap biaya dan biaya variabel.
- Jumlah biaya tetap tidak berubah dalam kisaran tertentu dari data yg dianalisis.
- Biaya variabel berubah seiring dengan perubahan dalam volume produk atau kegiatan dalam
kisaran tertentu dar volume yg dianalisis.
2. Analisis titik impas(break even point)

Titik mpas adalah tingkat penjualan dengan tingkat laba nol. Pada titik impas besarnya laba adalah nol.

Titik impas dapat dihitung dengan menemukan titik dimana penjualan sama dengan biaya variabel
ditambah dengan biaya tetap.

Anggapan yg mendasari analisis titik impas :

1. Harga jual produk dianggap tidak berubah


2. Kapasitas produksi pabrik dianggap konstan
3. Harga faktor produksi dianggap tidak berubah
4. Komposisi produk yg dijual dianggap tidak berubah

--titik impas dalam unit penjualan :

Unit penjualan untuk mencapai target = target laba + beban tetap : margin kontribusi per unit

--titik impas dalam nilai penjualan:

Unit penjualan untuk mencapai target = target laba + beban tetap : rasio margin kontribusi
3. Pertimbangan BVL dalam memilih struktur biaya

Struktur biaya mengacu pada proporsi relative biaya tetap dan biaya variabel dalam suatu organisasi.
Beberapa pilihan struktur biaya :

a. Struktur biaya dan stabilitas laba


b. Leverage operasi
Adalah alat untuk menggandakan tenaga
4. Penstrukturan komisi penjualan

Perusahaan umumnya membayar tenaga penjual menggunakan basis komisi atas penjualan ataupun
keduanya. Komisi yang didasarkan pada nilai penjualan dapat menghasilkan laba yang lebih rendah
untuk perusahaan.

Contoh :

Keterangan XR7 TURBO

- Harga jual $ 695 $ 749


- Beban variabel 344 410
- Margin kontribusi $ 351 $ 339

Model yang mana yg akan diutamakan oleh tenaga penjual jika dibayar dengan komisi 10% dari
pendapatan penjualan ? jawabannya adalah turbo karena memiliki harga jual yang tinggi, sehingga
menghasilkan komisi yang tinggi, namun untuk sudut pandang perusahaan, laba akan lebih besar jika
tenaga penjual memfokuskan pada XR7 karena model tersebut memiliki margin kontribusi lebih tinggi.

5. Konsep komposisi penjualan


6. Asumsi analisis BVL
- Harga jual konstan dalam cakupan yang relevan. Harga jual produk atau jasa tidak berubah
meskipun volumenya berubah.
- Biaya bersifat linier dalam rentang cakupan yang relevan dan dapat dibagi secara akurat kedalam
elemen biaya tetap dan biaya variabel.
- Dalam perubahan dengan mutu produk, bauran penjualannya tetap.
- Dalam perusahaan manufaktur, persediaan tidak mengalami perubahan.
7. Ada 3 faktor yang mempengaruhi laba :
- Volume produk
- Harga jual produk atau jasa
- Biaya produksi

PERENCANAN LABA

Perencanaan laba adalah analisis yang sistematis terhadap pendapatan dan biaya dan setiap unit di suatu
perusahaan yang diharapkan dapat menghasilkan keuntungan atau laba dengan sumber daya yang tersedia.

1. Kerangka dasar anggaran


Anggaran merupakan suatu rencana yang disusun secara sistematis dalam bentuk angka dan
dinyatakan dalam unit moneter yang meliputi seluruh kegiatan perusahaan dalam jangka waktu
tertentu dimasa yg akan datang.

Penggunaan anggaran untuk mengendalikan aktivitas perusahaan disebut sebagai budgetary control

Tahap dalam penganggaran :


- Tahap persiapan
- Tahap penyusunan
- Tahap pengesahan
- Tahap pertanggungjawaban
2. Penyusunan anggaran induk (12 jenis anggaran)
Anggaran induk adalah suatu jaringan kerja yang berisi berbagai macam anggaran yang dipisahkan
tetapi saling berhubungan&saling tergantung.
1) Anggaran penjualan
Suatu penentuan jumlah unit penjualan yg diperkirakan akan dijual di dalam suatu perusahaan
untuk periode mendatang.
2) Anggaran produksi
Disusun setelah mengetahui berapa besar rencana penjualan untuk masing-masing produk.
3) Anggaran bahan baku
4) Anggaran tenaga kerja langsung
5) Anggaran BOP
Komponen ketiga di dalam penyusunan perhitungan besarnya harga pokok produksi
6) Anggaran persediaan
Anggaran yang merencanakan secara terperinci berapa nilai persediaan pada periode mendatang.
7) Anggaran biaya nonproduksi
Merupakanstruktur terinci yg tidak termasuk dalam biaya produksi
8) Anggaran pengeluaran modal
Anggaran yang mengumpulkan laba sebanyak-banyaknya dengan mengeluarkan semua aktiva
atau modal yg dimiliki.
9) Anggaran kas
Anggaran yang sederhana menunjukkan saldo awal kas, ditambah kas masuk, dikurangin
pengeluaran kas.
10) Anggaran rugi-laba
Hasil akhir dari semua anggaran operasional seperti penjualan,, harga pokok penjualan, biaya
administrasi, diringkas dalam laporan laba rugi dianggarkan.
11) Anggaran neraca
Neraca yang memberikan gambaran saldo akhir aktiva, utang, dan modal yang diantisipasi jika
rencana yg dianggarkan terlaksana dengan baik
12) Anggaran perubahan posisi keuangan
Memuat mengenai rencana perubahan aktiva, utang, dan modal perusahaan selama periode yang
dianggarkan untuk mengetahui posisi keuangan suatu perusahaan.

ANGGARAN FLEKSIBEL DAN ANALISIS BOP

1. Karakteristik anggaran fleksibel


Anggaran fleksibel memperhitungkan perubahan- perubahan biaya yang terjadi sebagai konsekuensi
dari perubahan aktivitas. Anggaran fleksibel (flexible budget) memberikan estimasi mengenai
berapakah biaya yang seharusnya terjadi untuk setiap tingkat aktivitas dalam rentang waktu tertentu.
Pada saat anggaran fleksibel digunakan dalam evaluasi kinerja, biaya aktual di bandingkan dengan
biaya yang seharusnya terjadi pada tingkat efektivitas aktual selama periode tertentu dan bukan
dengan biaya yang dianggarkan dari anggaran awal (original budget).
2. Kekurangan anggaran statis
Anggaran statis adalah anggaran yang dibuat berdasarkan tingkat aktivitas yang sudah ditentkan,
karena anggaran statis tergantung pada tingkat aktvitas tertentu. Anggaran ini tidak begitu berguna
bila digunakan untuk menyusun laporan kinerja,
3. Penyusunan anggaran fleksibel
 Menentukan relevan range yang dapat diharapkan pada range ini adalah aktivitas akan
fluktuasi selama period yang akan datang.
 Menganalisa biaya pada range relevan ini dengan menentiukan pola perilaku biaya (fixed,
variabel dan mix)
 Memisahkan biaya berdasarkan pola perilakunya, dengan menentukan rumus biaya variabel
dan biaya campuran.
 Dengan menggunakan rumus biaya variabel, anggaran flexibel disusun dengan dasar pada
biaya yang akan dikeluarkan pada berbagai tingkat aktivitas sepanjang range relevan.
4. Selisih BOP
Dalam menghitung selisih BOP, harus membandingkan antara BOP sesungguhnya dengan BOP
yang dibebankan, jika BOP sesungguhnya lebih besar dari BOP dibebankan disebut underapplied
factory overhead yang sifatnya tidak menguntungkan sebaliknya bila biaya dibebankan lebih besar
maka disebut overapplied factory overhead yang sifatnya menguntungkan atau laba.

Analisis selisih BOP.


Selisih BOP yang timbul akan dianalisis kedalam 2 macam selisih yaitu :
a) Selisih Anggaran
Selisih anggaran adalah selisih yang disebabkan oleh perbedaan antara BOP sesungguhnya
dibandingkan budget BOP pada kapasitas sesungguhnya. Selisih anggaran dapat pula dihitung
dari perbedaan BOP variabel sesungguhnya dibandingkan dengan budget BOP variabel pada
kapasitas sesungguhnya.
b) Selisih Kapasitas
Selisih kapasitas berhubungan dengan BOP tetap yang disebabkan kapasitas sesungguhnya yang
dicapai lebih kecil dibandingkan kapasitas yang dipakai untuk menghitung tarip.
5. Analisis BOP tetap dan tariff BOP

BIAYA RELEVAN UNTUK PEMBUATAN KEPUTUSAN

Biaya relevan adalah biaya yg terjadi pada masa mendatang dalam berbagai alternative untuk pengambilan
keputusan manajemen.biaya relevan biasa disebut sebagai biaya deferensial yaitu biaya yang mempunyai
alternative yg berbeda-beda.

Manajemen selalu mengambil keputusan yang meliputi berbagai macam hal, seperti keputusan dalam
kegiatan produksi rutinatau keputusan yang diambil dalam masalah-masalah khusus. Pengambilan
keputusan kegiatan rutin pada umumnya terjadi dan berkaitan dalam melaksanakan kegiatan produksi yang
dilakukan perusahaan secara rutin dan teratur. Pengambilan keputusan khusus merupakan keputusan yang
bersifat tidak teratur atau tidak rutin dilakukan oleh perusahaan.Pengambilan keputusan khusus dalam
perusahaan mempunyai banyak jenis diantaranya:

1. Keputusan membuat sendiri atau membeli dari tempat lain

2. Keputusan mempertahankan atau menghentikan usaha

3. Menyewakan atau menjual fasilitas perusahaan

4. Menerima atau menolak pesanan khusus

5. Menjual atau mengolah lebih lanjut

1. Konsep biaya untuk pembuatan keputusan


1. Biaya Masa Lalu (Historical Cost) VS Biaya Akan Datang (Future Cost)
2. Biaya langsung (Direct cost) VS Biaya tidak langsung (Undirect cost)
3. Biaya Terkendali (Controllable cost) VS Biaya Tidak Terkendali (Uncontrollable cost).
4. Biaya relevan (Relevant cost) VS Biaya Tidak Relevan (Irrelevant cost).
5. Biaya pengeluaran tunai (Out of pocket cost) VS Biaya Terbenam (Sunk cost)

2. Sunk cost bukan biaya relevan


Sunk cost tidak pernah relevan dalam pembuatan keputusan. Sunk cost tidak dapat dihindari,
dan oleh karenanya dapat diabaikan dalam pembuatan keputusan.
3. Biaya masa depan yang tidak berbeda bukan biaya relevan
Biaya yang tersisa, biaya tenaga kerja langsung dan biaya tetap yang berkaitan dengan mesin
baru merupakan biaya yang relevan.
Contoh biaya masa depan yang tidak relevan. Mesin baru menjajikan penghematan $3 untuk
biaya tenaga kerja langsung per unit, tetapi akan meningkatkan biaya tetap $3000 per tahun.
Penghematan biaya tenaga kerja langsung
(5000 unit produksi x $ 3 per unit) $15000
Dikurangi penambahan biaya tetap 3000
Penghematan total yang diperoleh
Dengan adanya mesin baru $12000
Kita dapat melihat bahwa biaya mas adepan yang tidak berbeda diantara alternative yang
tersedia sesungguhnya tidak relevan dalam proses pembuatan dan dapat dihilangkan dari analisis.
4. Penambahan dan pengurangan lini produk
Keputusan akan menambahkan atau mengurangi lini produk atau segmen perusahaan
menjadi bagian sulit yang harus dihadapi oleh para manajer. Beberapa factor kuantitatif dan
kualitatif harus dipertimbangkan. Keputusan final untuk menambah atau mengurangi segmen
perusahaan terutama akan bergantung pada dampak keputusan tersebut laba bersih operasi. Untuk
menaksir dampak ini sangat perlu untuk membuat analisis secara hati-hati terhadap biaya apa saja
yang digunakan.
Yang dimaksud bagaimana manajer melakukan analisis biaya yang dibebankan lini produk
menentukan hal seperti biaya gaji menunjukan upah yang dibayarkan kepada pekerja yang bekerja
secara langsung di setiap lini produk, biaya iklan menunjukan biaya langsung untuk setiap lini
produk, biaya utilitas menunjukan biaya utilitas untuk perusahaan secara keseluruhan, beban
penyusutan menunjukan peralatan yang digunakan untuk memamerkan produk perusahaan, biaya
sewa adalah sewa gedung secara keseluruhan, biaya asuransi adalah asuransi untuk persediaan
disetiap lini produk.
Untuk menentukan bagaimana penghentian lini tersebut akan mempengaruhi laba
secarakeseluruhan, kita dapat membandingkan antara berkutangnya margin kontribusi dengan biaya
yang dapat dihindari.
5. Keputusan membuat untuk membeli
Keputusan khusus yang pertama adalah perusahaan dihadapkan pada pilihan dalam rangka
pengadaan komponen barang untuk memproduksi barang. Perusahaan akan membuat sendiri atau
membeli komponen tersebut di tempat lain. Akuntansi manajemen membuat hitungan dari sisi
keuangan mana dari kedua alternatif tersebut yang paling menguntungkan dari segi keuangan.
Keputusan membuat sendiri atau membeli dari tempat lain ada dua tipe, yaitu:
1. Kondisi awal membuat sendiri
2. Kondisi awal biasa membeli

PENENTUAN HARGA PRODUK DAN JASA

1. Pendekatan ekonomi dalam penentuan harga


2. Pendekatan absorption costing untuk cost plus pricing
3. Target costing
Target costing adalah metode perencanaan laba dan manajemen biaya yang difokuskan pada produk
dengan mempertimbangkan proses manufaktur sehingga metode target costing ini dapat digunakan
oleh perancang sebelum produk dan proses desain dilakukan untuk mencapai tujuan perbaikan usaha
pada pengurangan biaya operasional produk di masa depan.
4. Time and material pricing

LAPORAN SEGMEN DAN DESENTRALISASI

1. Desentralisasi organisasi
Desentralisasi adalah pembuatan keputusan tidak hanya dimonopoli oleh pimpinan puncak (top
executive) saja (disebut sentralisasi), melainkan dengan cara melibatkan seluruh elemen yang ada
dalam organisasi (melibatkan manajer dan bawahannya sesuai dengan keterkaitannya dengan
masalah yang akan diputuskan).
2. Pelaporan segmen dan analisis profitabilitas
 Desentralisasi yang efektif memiliki pelaporan segmen yang berfungsi sebagai laporan
tambahan pada laporan keuangan. Segmen adalah bagian atau aktivitas suatu organisasi
dimana para manajer menginginkan data biaya dan laba dari organisasi tersebut. Segmen
antara lain meliputi divisi organisasi,wilayah pemasaran, toko perindividual, pusat
pelayanan, pabrik manufaktur dan lain-lain. Laporan laba rugi tersegmen ini bermanfaat
untuk menganalisis profibilitas usaha dan mengukur kinerja manajer.
 Laporan Segmen adalah laporan rugi laba yang menyajikan informasi tentang laporan rugi
laba untuk setiap segmen usaha. Dengan adanya laporan segmen maka akan diketahui
bagaimana kinerja dari masing-masing segmen usaha tersebut. Output dari metode
absorption berupa laporan rugi laba konvensional memberikan informasi untuk penyusunan
laporan segmen, maksudnya laporan rugi laba konventional kita olah lagi dengan
menggunakan analisa perilaku biaya yang menghasilkan laporan segmen.
3. Penilaian prestasi manajer
4. Ukuran penilaian lain

JUST IN TIME (JIT)

1. Konsep sistem JIT


Sistem produksi tepat waktu (Just In Time) adalah sistem produksi atau sistem manajemen fabrikasi
modern yang dikembangkan oleh perusahaan-perusahaan Jepang yang pada prinsipnya hanya
memproduksi jenis-jenis barang yang diminta sejumlah yang diperlukan dan pada saat dibutuhkan
oleh konsumen.
Konsep just in time adalah suatu konsep di mana bahan baku yang digunakan untuk aktifitas
produksi didatangkan dari pemasok atau suplier tepat pada waktu bahan itu dibutuhkan oleh proses
produksi, sehingga akan sangat menghemat bahkan meniadakan biaya persediaan barang /
penyimpanan barang / stocking cost.
- Konsep just in time adalah sebagai berikut :
1. Berfokus pada simplicity / kesederhanaan & tepat waktu
2. Standar mutu yang tinggi
3. Memusnahkan segala aktivitas yang tidak memberikan manfaat
4. Menjunjung upaya perbaikan yang selalu berkelanjutan.
2. Sitem JIT dan implikasi terhadap persediaan
Perusahaan manufaktur pada dasarnya menyelenggarakan tiga macam persediaan yaitu persediaan
bahan baku, persediaan barang dalam proses, dan persediaan produk jadi. Bahan baku adalah bahan
yang digunakan untuk membuat produk. Barang dalam proses terdiri atas produk yang belum selesai
diproduksi dan masih memerlukan beberapa pemrosesan sebelum barang tersebut siap dikirimkan
kepada para pelanggan. Persediaan barang jadi terdiri atas unit produk yang telah selesai namun
belum dikirimkan kepada pelanggan.
Terjaminnya kelancaran operasi suatu perusahaan karena tersedianya persediaan dalam jumlah
cukup, disisi lain juga memerlukan biaya. Karena ada sebagian dana yang terikat (tertanam) dalam
persediaan, maka hal ini menimbulkan ketidakefisienan dalam perusahaan. Jika hal ini berlanjut
terus maka akan berdampak pada meningkatnya jumlah produk cacat, dan jumlah waktu yang
diperlukan untuk membuat produk. Dengan demikian jelas bahwa pengurangan investasi dalam
persediaan merupakan hal yang memerlukan perhatian yang cukup dari manajemen, sehingga
efisiensi dapat ditingkatkan, jumlah produk cacat dapat ditekan, dan waktu pembuatan produk dapat
dikurangi. (Krismiaji, 2002:8-9)
Sistem Just In Time implikasinya bisa pada persediaan. Sebab terjadinya persediaan yang berlebihan
adalah sebagai berikut :
1. Perusahaan takut kehabisan stok barang.
2. Kesalahan yang terjadi pada produksi.
3. Stasiun kerja yang kurang terkoordinasi.
4. Departemen produksi meyakini gugus yang banyak lebih ekonomis untuk diolah daripada
gugus yang sedikit.
5. Stasiun kerja diarahkan untuk menghasilkan barang yang tidak diperlukan.
3. Sistem JIT dan akuntansi manajemen
Terdapat dua implikasi besar pabrikasi Just In Time terhadap akuntansi manajemen yaitu :
1. Akuntansi manajemen mesti mendukung gerakan ke arah pabrikasi Just In Time dengan
memantau, mengidentifikasi dan mengkomunikasikan sumber keterlambatan, kesalahan dan
pemborosan dalam sistem pabrikasi kepada para pengambil keputusan.
2. Proses klerikal akuntansi manajemen disederhanakan oleh pabrikasi Just In Time karena terdapat
persediaan yang perlu dilaporkan atau dipantau.
Ukuran penting dari keandalan sistem Just In Time akan meliputi faktor-faktor efektivitas siklus
pabrik, yaitu sebagai berikut :
1. Tingkat produk cacat atau rusak.
2. Waktu siklus.
3. Presentase pengiriman produk yang tepat waktu.
4. Akurasi pesanan.
5. Persentasi produksi sesungguhnya dibandingkan dengan produksi yang dianggarkan.
6. Jam mesin sesungguhnya dibandingkan dengan jam mesin tersedia yang direncanakan.

Penerapan produksi JIT dapat mempunyai pengaruh pada sistem akuntansi biaya dan
manajemen dalam beberapa cara sebagai berikut:
1. Ketertelusuran langsung sejumlah biaya dapat ditingkatkan
2. Mengeliminasi atau mengurangi kelompok biaya (cost pools) untuk aktivitas tidak
langsung
3. Mengurangi frekuensi perhitungan dan pelaporan informasi selisih biaya tenaga kerja dan
overhead pabrik secara individual
4. Mengurangi keterincian informasi yang dicatat dalam “work tickets”

2. Pemanufakturan JIT dan Penentuan Biaya Produk


Pemanufakturan JIT menggunakan pendekatan yang lebih memusat daripada yang ditemui dalam
pemanufakturan tradisional.Penggunaan sistem pemanufakturan JIT mempunyai dampak pada:
1. Meningkatkan Keterlacakan (Ketertelusuran) biaya.
2. Meningkatkan akurasi penghitungan biaya produk.
3. Mengurangi perlunya alokasi pusat biaya jasa (departemen jasa)
4. Mengubah perilaku dan relatif pentingnya biaya tenaga kerja langsung.
4. Sistem JIT dan penentuan harga pokok produk
Pemanufakturan JIT dan Penentuan Biaya Produk
Pemanufakturan JIT menggunakan pendekatan yang lebih memusat daripada yang ditemui dalam
pemanufakturan tradisional.Penggunaan sistem pemanufakturan JIT mempunyai dampak pada:
1. Meningkatkan Keterlacakan (Ketertelusuran) biaya.
2. Meningkatkan akurasi penghitungan biaya produk.
3. Mengurangi perlunya alokasi pusat biaya jasa (departemen jasa)
4. Mengubah perilaku dan relatif pentingnya biaya tenaga kerja langsung.
Mempengaruhi sistem penentuan harga pokok pesanan dan proses.

 JIT Dibandingkan dengan Pemanufakturan Tradisional.


Pemanufakturan JIT adalah sistem tarikan permintaan (Demand-Pull). Tujuan
pemanufakturan JIT adalah memproduksi produk hanya jika produk tersebut dibutuhkan dan hanya
sebesar jumlah permintaan pembeli (pelanggan). Beberapa perbedaan pemanufakturan JIT dengan
Tradisional meliputi:
a. Persediaan Rendah
b. Sel-sel Pemanufakturan dan Tenaga Kerja Interdisipliner
c. Filosofi TQC (Total Quality Control)
5. Activity Based Manajemen
Activity Based Management (ABM) atau manajemen berdasarkan aktivitas adalah pendekatan
yang luas dan terpadu yang memfokuskan perhatian manajemen pada aktivitas dengan tujuan
perbaikan nilai pelanggan dan laba yang dicapai dengan menyediakan nilai ini (Hansen dan Mowen,
2004 : 487).
 Dimensi ABM
Manajemen berdasarkan aktivitas meliputi penghitungan biaya produk atau Activity Based
Costing (ABC) dan analisis nilai proses atau Process Value Analysis (PVA). Jadi, model
manajemen berdasarkan aktivitas memiliki dua dimensi : dimensi biaya dan dimensi proses.
Dimensi biaya memberikan informasi biaya mengenai sumber daya, aktivitas, produk dan
pelanggan (dan objek biaya lainnya yang diperlukan). Tujuan dimensi biaya adalah
memperbaiki keakuratan pembebanan biaya. Sebagaimana disebutkan pada model terserbut,
sumber biaya ditelusuri pada aktivitas, dan kemudian biaya aktivitas dibebankan pada produk
dan pelanggan. Dimensi penghitungan biaya berdasarkan aktivitas berguna untuk penghitungan
biaya produk, manajemen biaya strategis, dan analisis taktis.

Dimensi kedua, dimensi proses, memberikan informasi tentang aktivitas apa yang dikerjakan,
mengapa dikerjakan, dan seberapa baik dikerjakannya. Dimensi inilah yang memberikan
kemampuan untuk berhubungan dan mengukur perbaikan berkelanjutan (Hansen dan Moven,
2004: 487).

a. Dimensi Biaya
Dimensi biaya atau dimensi ABC atau dimensi vertikal atau dimensi pembebanan biaya
adalah dimensi ABM. Yang bertujuan menyempurnakan keakuratan biaya pada objek – objek
biaya dengan cara :
1. Sumber – sumber. Tahap pertama ABC adalah mengidentifikasi biaya sumber –
sumber.
2. Aktivitas – aktivitas. Tahap kedua ABC adalah menelusuri biaya – biaya sumber –
sumber pada aktivitas – aktivitas.
6. Analisis Nilai proses
1. Pengertian
Dalam jurnal yang ditulis oleh Ostrenga Michael R.dan Probst R. Frank, disebutkan bahwa
process value analysis (PVA) adalah suatu metodologi untukmengurangi biaya dan
meningkatkan proses denganmengidentifikasi sumber daya yang dikonsumsidalam suatu
proses dan dasar penyebab biaya itu.
2. Tujuan
Analisis nilai proses memungkin untuk menentukan keuntungan kompetitif terdiri dari dua yaitu:
meningkatkan nilai bagi konsumen (customer value) dan meningkatkan efisiensi proses (process
efficiency).
a. Meningkatkan nilai bagi konsumen (costumer value)
Proses bisnis (atau value chain) adalah suatu mesin yang menghasikan nilai dalam wujud
produk atau jasa bagi konsumen yang ingin membeli. Peningkatan proses efektif harus
memulai dengan pemahaman yang benar terhadap konsumen dan bagaimana atau
mendefinisikan nilai, agar dapat menciptakan suatu sistem yang lebih efisien dari “garbage
in, garbage out“.
b. Meningkatkan efisiensi proses (process efficiency)
Secara rata-rata, 20% dari semua biaya proses produksi dan 30% dari semua biaya proses
jasa/layanan dapat dihubungkan dengan aktivitas non value added.
Proses bisnis merupakan koleksi aktivitas yang menciptakan nilai bagi pelanggan. Dengan
mengabaikan industri atau sektor, organisasi manapun berusaha memberikan nilai lebih secara
efisien dibanding dengan saingannya yang mempunyai keunggulan kompetitif berbeda.
Peningkatan proses dimulai dengan pemahaman terhadap pelanggan dan bagaimana untuk
mendefinisikan nilai (dalam jurnal process value analysis: a strategic approach to cost reduction).
3. Komponen
a. Analisis penggerak
Analisis penggerak menekankan bagaimana untuk mencari penyebab utama biaya aktivitas.
Dan dalam setiap aktivitas memiliki masukan dan keluaran. Masukan aktivitas merupakan
sumber daya yang dibutuhkan oleh aktivitas untuk memproduksi keluaran, misalnya:
membuat program komputer maka yang menjadi masukan adalah programmer, komputer,
printer, kertas komputer dan disket. Sedangkan keluaran aktivitas adalah hasil atau produk
dari aktivitas, dari contoh di atas maka keluarannya adalah program komputer.
b. Analisis aktivitas
Fokus utama dari analisis nilai proses adalah analisis aktivitas. Analisis aktivitas menekankan
pada bagaimana mengidentifkasi dan menentukan nilai. Analisis aktivitas akan menghasilkan
empat hal : aktivitas apa yang telah dilakukan, berapa banyak orang yang melakukan
aktivitas, waktu dan sumber daya yang diperlukan untuk aktivitas, menentukan nilai aktivitas
bagi organisasi termasuk rekomendasi untuk memilih dan mempertahankan aktivitas bernilai
tambah.
c. Pengukuran kinerja aktivitas
Hal yang mendasar bagi usaha manjemen dalam meningkatkan profitabilitas maka
diperlukan pengukuran aktivitas seberapa baik proses yang telah dilakukan. Pengukuran ini
dapat dilihat dari segi keuangan dan non keuangan. Ukuran ini juga dirancang untuk
mengetahui adanya perbaikan berkelanjutan. Pengukuran kinerja aktivitas berpusat pada tiga
dimensi utama yaitu: efisiensi , kualitas dan waktu.
7. Perhitungan biaya pelanggan dan pemasok berdasarkan aktivitas
ACTIVITY BASED COSTING

1. Perlakuan biaya dalam ABC


Activity Based Costing (ABC) adalah metode costing yang dirancang untuk menyediakan informasi
bagi manajer untuk keputusan stratejik dan keputusan lainnya yang mungkin akan mempengaruhi
kapasitas dan juga biaya tetap. ABC juga digunakan sebagai elemen activity-based management,
yaitu pendekatan manajemen yang fokus pada aktivitas. Activity Based Costing dapat diartikan juga
sebagai penentuan harga pokok produk berdasarkan kegiatan atau aktivitas.
Dalam sistem akuntansi biaya tradisional, tujuannya adalah untuk menilai secara tepat persediaan
dan harga pokok penjualan untuk pelaporan keuangan eksternal.

Tujuan dari ABC adalah memahami overhead dan profitabilitas produk dan konsumen. Sebagai
konsekuensi perbedaan tujuan ini, praktek ABC memiliki perbedaan dengan sistem akuntansi biaya
tradisional.

Dalam ABC:
Biaya produksi dan non produksi dibebankan ke produk
Beberapa biaya produksi tidak dimasukkan ke biaya produk
Ada sejumlah pool biaya overhead, setiap pool dialokasikan ke produk dan obyek biaya lainnya
dengan menggunakan ukuran aktivitas masing-masing yang khusus.
Basis alokasi biasanya berbeda dengan basis alokasi dalam sistem akuntansi biaya tradisional.
Tarif overhead atau tingkat aktivitas disesuaikan dengan kapasitas dan bukannya dengan kapasitas
yang dianggarkan.

Komponen biaya produksi:


Biaya Bahan Baku (Direct material/ DM)
Biaya Tenaga Kerja Langsung (Direct labor/DL)
Biaya Overhead Pabrik (Factory Overhead/FOH)

Dari komponen biaya produksi di atas, biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja mudah ditelusuri
sampai ke produk jadi. Sedangkan Biaya overhead pabrik pembebanannya tidak bisa langsung
ditelusuri ke masing-masing produk jadi. Pada umumnya dibebankan berdasarkan sesuatu, misal:
jam tenaga kerja langsung, atau jam mesin (metode tradisional). Oleh karena itu muncul suatu
pemikiran bagaimana membebankan BOP agar lebih akurat dibanding metode tradisional.Sehingga
dapat membantu pengambilan keputusan manajemen untuk penetapan harga jual dengan akurat. Hal
ini dapat dicapai dengan menerapkan Activity Based Costing (ABC).

Pada Konsep ABC tersebut terlihat bahwa sistem ABC ini memiliki dua tahap sebgai berikut:
Tahap I : Bagaimana mengalokasikan sumber daya yang dimiliki perusahaan ke dalam aktifitas.
Tahap II : Bagaimana membebankan biaya yang dikeluarkan masing-masing aktivitas ke dalam
objek biaya. Untuk menetapkan aktivitas dan objek biaya, terlebih dahulu harus diketahui apa yang
menyebakan terjadinya biaya atau disebust penggerak biaya (cost driver).

Perlakuan biaya dalam system ABC:

BIAYA NON PRODUKSI

Dalam akuntansi biaya tradisional, hanya biaya produksi yang dibebankan ke produk. Beban
penjualan, umum dan administrasi diperlakukan beban periodic dan tidak dibebankan ke produk.
Meskipun demikian, beberapa biaya non produksi ini juga sebagai bagian dari biaya produksi,
penjualan, distribusi dan pelayanan atas produk. Contoh, komisi yang dibayarkan kepada tenaga
penjualan, biaya pengiriman dan biaya garansi dapat dengan mudah ditelusuri ke produk. Untuk
menentukan tingkat profitabilitas barang dan jasa biaya-biaya non produksi tersebut dalam activity-
based costing dibebankan ke produk.

BIAYA PRODUKSI

Dalam akuntansi biaya tradisional, semua biaya produksi dibebankan ke produk-produk, bahkan
biaya produksi tidak langsung. Dalam ABC, biaya hanya akan dibebankan ke produk apabila ada
alas an yang mendasar bahwa biaya tersebut dipengaruhi oleh produk yang dibuat.
2. Merancang sistem ABC
3. Mekanisme ABC
4. Membebankan biaya ke objek biaya
Ada setidaknya dua persoalan dalam pembebanan biaya, yakni:
Keakuratan Pembebanan
Pembebanan biaya secara akurat pada obyek biaya adalah hal yang sangat penting. Pentingnya
keakuratan pembebanan tidaklah didadasarkan pada berapa biaya yang terjadi. Namun lebih
didasarkan pada konsep relatif yang menyangkut kelogisan metode pembebanan biaya. Tujuannya
adalah untuk mengukur dan membebankan seakurat mungkin biaya sumber daya kepada obyek
biaya. Artinya bahwa apa yang dibebankan sesuai dengan apa yang dikonsumsi.

Sebagai ilustrasi, misalnya kita ingin mengetahui beban biaya listrik sebuah departemen
katakan saja departemen pelatihan pada satu bulan tertentu. Salah satu pendekatan adalah
menghitung jumlah biaya listrik yang dikeluarkan oleh perusahaan dalam bulan tersebut (mis
100.000) kemudian membaginya dengan jumlah departemen yang ada dalam perusahaan (10).
Dengan pendekatan yang seperti itu, diperoleh gambaran bahwa departemen pelatihan
mengkonsumsi listrik sebesar 10.000 pada bulan tersebut. Pedekatan lainnya adalah mencoba
mengamati dan menghitung langsung konsumsi listik departemen pelatihan ternyata departemen
pelatihan tidaklah menggunakan listrik sepanjang hari dan fasilitas yang menggunakan listrik pun
tidak besar. Setelah dihitung ternyata konsumsi listrik departemen pelatihan dalam satu bulan
tersebut adalah 7.500. Dengan demikian bila departemen pelatihan dibebankan biaya listrik sebesar
10.000 maka angka tersebut adalah angka yang tyerdistorsi oleh pola penggunaan listrik dari
departemen lain.

Pembebanan yang terdistorsi dapat menghasilkan evaluasi yang salah dan keputusan yang salah
pula. Misalnya pimpinan perusahaan merencanakan perampingan organisasi dengan tetap
mempertahankan divisi pemeliharaan atau menutupnya dan menyerahkan pada perusahaan
outsourching. Evaluasi yang akurat mengenai biaya yang dikeluarkan dan dikonsumsi oleh divisi
pemeliharaan merupakan hal mendasar untuk analisis. Gambaran biaya yang lebih hitung dapat
mengarah pada keputusan menutup divisi pemeliharaan dan menyerahkan pada perusahaan
outsourching. Namun, pembebanan biaya yang lebih akurat mungkin saja akan merekomendasikan
hal yang sebaliknya. Bagaimanapun, pembebanan yang buruk terbukti memakan biaya.

Ketertelusuran Biaya
Hubungan antara biaya dan obyek biaya dapat digunakan untuk membantu meningkatkan
keakuratan pembebanan biaya, baik biaya yang secara langsung maupun yang tidak langsung
berhubungan dengan obyek biaya. Berdasarkan ketertelusurannya, biaya dikelompokkan menjadi
dua yaitu, pertama, biaya langsung adalah biaya yang dapat dengan mudah dan akurat ditelusuri ke
obyek biaya. Mudah ditelusuri berarti biaya-biaya tersebut dapat dibebankan dengan cara
seekonomis mungkin. Secara akurat ditelusuri berarti bahwa biaya dibebankan dengan menggunakan
hubungan penyebab. Oleh karena itu arti ”dapat ditelusuri” adalah kemampuan untuk membebankan
biaya secara langsung pada obyek biaya dengan cara ekonomis yang memungkinkan dengan sarana
hubungan penyebab. Semakin banyak biaya yang dapat ditelusuri, semakin akurat pembebanan
biaya yang dilakukan. Kedua, biaya tidak langsung adalah biaya-biaya yang tidak dapat dengan
mudah dan akurat ditelusuri ke obyek biaya.
5. Perbandingan biaya produk tradisional & ABC
Terdapat perbedaan mendasar antara traditional costing method dengan activity based costing
menurut Carter Usry 2006:499 antara lain: 1. Activity based costing ABC menggunakan cost driver
lebih banyak dibandingkan traditional costing method yang hanya menggunakan satu atau dua cost
driver berdasarkan unit, sehingga ABC mempunyai tingkat ketelitian lebih tinggi dalam penentuan
harga pokok produk bila dibandingkan dengan sistem tradisional. 2. ABC menggunakan aktivitas-
aktivitas sebagai pemacu untuk menentukan berapa besar overhead pabrik yang akan dialokasikan
pada suatu produk tertentu. Traditional costing method mengalokasikan biaya overhead berdasarkan
satu atau dua basis alokasi saja. 3. Fokus ABC adalah pada biaya, mutu, dan faktor waktu,
sedangkan traditional costing concept lebih mengutamakan pada kinerja keuangan jangka pendek,
seperti laba. Sistem tradisional dapat mengukurnya dengan cukup akurat. Tetapi apabila traditional
costing method digunakan untuk penetapan harga pokok dan untuk mengidentifikasikan produk
yang menguntungkan, angka-angkanya tidak dapat dipercaya dan diandalkan. 4. ABC membagi
konsumsi overhead dalam 4 empat kategori yaitu: unit, batch, produk, dan fasilitas. Traditional
costing method membagi biaya overhead dalam unit yang lain. Perbedaan antara perhitungan
traditional costing method dengan activity based costing menurut Amin Widjaja 2009:100 antara
lain: 1. Activity based costing mengunakan penggerak biaya berdasarkan aktivitas termasuk yang
berdasarkan volume maupun yang tidak berdasarkan volume, sedangkan traditional costing method
menggunakan penggerak biaya berdasarkan volume. 2. ABC membebankan biaya overhead pertama
ke pusat biaya aktivitas dan kedua ke sebelum produk atau jasa, sedangkan traditional costing
method membebankan biaya overhead pertama ke departemen dan kedua ke produk atau jasa. 3.
ABC fokus pada pengelolaan proses dan aktivitas serta pemecahan masalah lintas fungsional,
sedangkan traditional costing method fokus pada pengelolaan biaya departemen fungsional atau
pusat pertanggungjawaban. Berdasarkan beberapa pendapat ahli mengenai perbedaan sistem activity
based costing dengan traditional costing method maka dapat disimpulkan bahwa ABC memiliki
beberapa keunggulan yaitu ABC membagi konsumsi overhead ke dalam empat kategori yaitu unit,
batch, produk, dan fasilitas. Fokus ABC adalah pada biaya, mutu, dan faktor waktu, sedangkan
traditional costing method lebih mengutamakan pada kinerja keuangan jangka pendek, seperti laba.

AKUNTANSI PERTANGGUNG JAWABAN

1. Akuntansi pertanggung jawaban


Akuntansi pertanggungjawaban adalah suatu sistem akuntansi yang disusun sedemikian rupa
sehingga pengumpulan dan pelaporan biaya dan pendapat dilakukan sesuai dengan pusat
pertangungjawaban dalam organisasi dengan tujuan agar dapat ditunjuk orang atau kelompok orang
yang bertanggung jawab atas penyimpanan biaya dan pendapatan yang dianggarkan.
2. Analisis Nilai Proses
Adalah suatu metodologi untuk mengurangi biaya dan meningkatkan proses dengan
mengidentifikasi sumber daya yang dikonsumsi dalam suatu proses dan dasar penyebab biaya itu.
Tujuan :
- Meningkatkan nilai bagi konsumen
- Meningkatkan efisiensi proses
Analisis nilai proses memusatkan pada tiga aspek yaitu : analisis penggerak, analisis aktivitas, dan
analisis kinerja.

3. Ukuran keuangan bagi kinerja aktivitas


Penilaian aktivitas berdasarkan ukuran keuangan:
- Laporan biaya penambahan nilai dan bukan penambahan nilai
4. Ukuran non keuangan bagi kinerja aktivitas
Penilaian atas dasar ukuran nonkeuangan, disamping ukuran keuangan, menjadi penilaian utama
kinerja manajemen dalam lingkungan manufaktur maju. Ukuran tersebut mencakup tentang kualitas
produk pada pelanggan, pengendalian persediaan, manajemen mesin dan pemeliharaan.

Anda mungkin juga menyukai