Anda di halaman 1dari 12

AKUNTANSI MANAJEMEN

DISUSUN OLEH :
NAMA : FATIMAH ADE AYU PRATIWI
STAMBUK : C 301 19 165
KELAS : AK 2 / B

JURUSAN/PRODI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS TADULAKO
2020
Bab 8 : Anggaran Untuk Perencanaan Dan Pengendalian

Anggaran dan peranannya dalam perencanaan, pengendalian, dan pembuatan keputusan


Ada beberapa pendapat etntang pengertian aggaran yaitu:
Menurut Hansen &Mowen “Anggaran merupakan alat untuk perencanaan yang menyatakan
pendapatan dan biaya untuk periode satu tahun dan berfungsi sebagai alat pengawasan bagi
pihak manajemen untuk mengadakan penilaian hasil-hasil yang telah dicapai”
Anggaran adalah pembuatan rencana tindakan yang dinyatakan dalam istilah keuangan.
Anggaran memainkan suatu peranan penting dalam perencanaan, pengendalian, dan pembuatan
keputusan. Anggaran juga berfungsi untuk memperbaiki komunikasi dan koordinasi, suatu
peranan yang menjadi semakin penting, seiring dengan berkembangnya ukuran perusahaan.

Fungsi anggaran:
 Hasil akhir proses perencanaan
 Cetak biru perusahaan untuk bertindak
 Alat komunikasi internal yang menghubungkan beragam departemen
 Standar terhadap hasil operasi yang dapat dibandingkan
 Sebagai alat pengendalian
 Memotivasi manajemen untuk bertindak konsisten

Sistem anggaran memberikan beberapa keuntungan bagi organisasi :


a. Memaksa manajer untuk membuat rencana
b. Memberikan informasi sumber daya yang dapat meningkatkan kualitas pengambilan
keputusan
c. Sebagai standar bagi evaluasi kinerja
d. Meningkatkan komunikasi dan koordinasi

Tiga tahapan penyusunan anggaran


1. Penetapan tujuan
2. Implementasi
3. Pengendalian dan evaluasi kinerja

Pembuatan Anggaran:
a. Pengarahan dan pengkoordinasian
b. Anggran induk
c. Pembuatan anggaran operasi
d. Pembuatan anggaran keuangan
A. MEMPERSIAPKAN ANGGARAN INDUK
Anggaran induk adalah rencana keuangan komprehensif bagi organisasi secara
keseluruhan.biasanya anggaran induk adalah satu tahun,sesuai dengan tahun fiscal
perusahaan.anggaran induk dapat dibagi ke dalam anggaran operasional dan anggaran
keuangan. Anggaran operasional (operational budget), yaitu mendeskripsikan aktivitas
yang menghasilkan pendapatan bagi perusahaan: penjualan, produksi, dan persediaan
barang jadi.sedangkan Anggaran keuangan (financial budget), merinci aliran masuk dan
keluar kas serta posisi keuangan secara umum.
Anggaran operacional terdiri dari perkiraan laba dan rugi dan disertai dengan
laporan pendukung berikut:
1. Anggaran penjualan adalah projeksi yang disetujui oleh komite anggaran,yang
menjelaskan penjualan yang diharapkan dalam satuan unit dan uang.
2. Anggaran produksi menjelaskan berapa banyak unit yang harus diproduksi untuk
memenuhi kebutuhan penjualan dan memenuhi kebutuhan persediaan akhir.
3. Anggaran pembelian bahan baku langsungyaitu menyatakan jumlah dan biaya bahan
mentah yang dibeli tiap periode;jumlahnya tergantung pada perkiraan penggunaan
bahan baku dalm produksi dan persediaan bahan mentah yang dibutuhkan
perusahaan.
4. Anggaran tenaga kerja langsung yaitu menunjukkan total jam tenaga kerja langsung
yang di butuhkan dan biaya yang berhubungan dengan jumlah unit dalam anggaran
produksi
5. Anggaran overhead yaitu menunjukkan biaya yang diharapkan dari semua componen
produksi tidak langsung
6. Anggaran beban penjualan dan administrasi yaitu menguraikan pengeluaran yang
direncanakan untuk aktivitas non produksi
7. Anggaran persedian akhir barang jadi yaitu memberikan informasi yang dibutuhkan
untuk neraca dan juga bertindak sebagai input penting untuk persiapan anggaran
harga pokok penjualan
8. Anggaran harga pokok penjualan mengungkapkan harga yang diharapkan untuk
barang yang akan dijual

Anggaran yang tersisa dalam anggaran induk adalah anggran keuangan. Anggaran
keuangan meliputi anggaran kas, anggaran pengeluaran untuk barang modal, dan laporan
neraca yang dianggarkan. Anggaran kas hanyalah saldo awal dalam akun kas, plus
penerimaan yang diantisipasi, minus pengeluaran yang diantisipasi, plus atau minus
pinjaman yang diperlukan. Neraca yang dianggarkan menyajikan saldo akhir aktiva,
kewajiban, dan akun modal jika rencana yang dianggarkan berjalan sesuai rencana.
B. MENGGUNAKAN ANGGARAN UNTUK EVALUASI KINERJA.
Anggaran yang memungkinkan suatu perusahaan untuk menghiyunh perkirstatis
tergantung pada tingkat aktivitas tertentu maka anggaran statis ini tidak terlalu berguna
untuk menyiapkan laporan kinerja. Dan anggaran fleksibel adalah anggaran yang
memungkinkan suatu perusahaan untuk menghitung perkiraan biaya dalam suatu tingkat
aktivitas. Suatu sistem anggaran mengalami kesuksesan tergantung pada seberapa serius
faktor manusia dipertimbangkan. Guna menghindari perilaku disfungsional, organisasi
seharusnya menghindari anggaran yang terlalu menekan sebagai mekanisme
pengendalian. Area kinerja lain seharusnya dievaluasi sebagai tambahan atas anggaran.
Anggaran dapat diperbaiki sebagai ukuran kinerja, ngan menggunakan anggaran
parsitipatif dan insentif non-uang lainnya, menyediakan umpan balik kinerja secara
sering, menggunakan anggaran fleksibel, memastikan bahwa tujuan anggaran
mencerminkan realita, dan membebankan tanggung jawab pada manajer hanya atas
biaya-biaya yang dapat dikendalikan oleh mereka.

Terdapat dua dimensi dalam penggaran yaitu :


a. Bagaimana anggaran di buat
b. Bagaimana anggaran di gunakan untuk mengimpletasikan rencana organisasi

Langkah menyusun anggaran :


1. Menentukan tujuan jangka pendek
2. Tujuan disesuaikan dengan sumberdaya
3. Anggaran harus disusun, disetujui kemudian di komunikasikan
4. Pengendalian, dengan membandingkan hasil dengan tujuan yang telah
dianggarkan

C. ANGGARAN BERDASARKAN AKTIVITAS


Anggaran berdasarkan aktivitas mengidentifikasi aktivitas, permintaan akan
output aktivitas, dan biaya sumber daya yang dibutuhkan untuk mendukung output
aktivitas yang diminta. Perbedaan prinsip dalam pendekatan berdasarkan aktivitas adalah
daftar terinci atas aktivitas perkiraan biayanya dalam kategori overhead, penjualan, dan
administrasi. Anggaran berdasarkan aktivitas memiliki potensi untuk lebih akurat
daripada anggaran tradisional karena berfokus pada ukuran output tiap aktivitas, dan
kemudian memungkinkan seorang manajer untuk memahami perilaku biaya dengan
tingkat yang jauh lebih rinci.
Aktivitas menimbulkan biaya dengan cara mengkonsumsi sumberdaya, tetapi,jumlah
sumberdaya yang dikonsumsi tergantung pada permintaan output aktivitas untuk
membangun suatu anggaran berdasarkan aktivitas diperlukan tiga lanhkah, yaitu:
 Aktivitas dalam organisasi harus diidentifikasikan
 Permintaan tiap output aktivitas harus diperkirakan
 Biaya sumberdaya yang diperlukan untuk aktivitas harus diperkirakan
Anggaran fleksibel aktivitas (activity flexible budgeting), adalah prediksi berapa biaya
aktivitas nantinya jika terdapat perubahan pada output aktivitas. Analisis varians dalam
suatu kerangka kerja aktivitas memungkinkan perbaikan dalam pelaporan kinerja
anggaran tradisional. Hal ini juga meningkatkan kemampuan untuk mengelola aktivitas.
Anggaran fleksibel aktivitas juga lebih akurat karena menggunakan rumusan biaya yang
tergantung pada ukuran output tiap aktivitas.

Bab 9 : STANDAR UNIT: suatu alat pengendalian manajerial


A. STANDAR UNIT
Anggaran menetapkan standar-standar yang digunakan untuk mengendalikan dan
mengevaluasi kinerja manajerial. Tetapi anggaran adalah ukuran kinerja secara agregat,
mereka mengidentifikasi pendapatan dan biaya dalam total, yang seharusnya dialami oleh
suatu organisasi jika rencana-rencana berjalan sesuai harapan. Dengan membandingkan
biaya aktual dan pendapatan, dengan jumlah yang berhubungan, yang dianggarkan untuk
tingkat aktivitas yang sama, maka muncullah suatu ukuran efisiensi manajerial.
Pengendalian dapat ditingkatkan mengembangkan standar untuk jumlah unit dan jumlah
total. Biaya variabel input yang dianggarkan per unit output adalah standar unit. Standar
unit adalah dasa atau fondasi tempat anggaran fleksibel dibangun.

Guna menentukan biaya standar unit untuk suatu input tertentu, dua keputusan harus
dibuat:
1. Jumlah input yang seharusnya digunakan per unit output (keputusan kuantitas)
2. Jumlah yang seharusnya dibayar untuk kuantitas input yang digunakan (keputusan
harga).

Keputusan kuantitas menghasilkan standar kuantitas, dan keputusan harga menghasilkan


standar harga. Biaya standar unit dapat dihitung dengan mengalikan kedua standar ini :
standar kuantitas x standar harga.

B. BAGAIMANA STANDAR DIBUAT


Untuk standar kuantitatif, pengalaman historis, studi teknis dan output dari
personil operasional adalah tiga sumber potensial. Sementara untuk standar harga dengan
memperhatikan tanggung jawab gabungan dari operasional, pembelian, personalia dan
akuntansi.

C. TIPE-TIPE STANDAR
Standar umumnya diklasifikasikan sebagai suatu yang ideal, maupun yang saat ini dapat
tercapai. Standar ideal (ideal standards) membutuhkan efisiensi maksimum dan hanya
dapat dicapai jika segala sesuatu beroperasi secara sempurna. Tidak ada kekurangan yang
dapat ditoleransi. Standar yang saat ini dapat dicapai (currently attainable standards) bisa
dicapai dengan beroperasi secara efisien.
D. MENGAPA SISTEM BIAYA STANDAR DITERAPKAN
1. Perencanaan dan Pengendalian
Sistem perhitungan biaya standar memperbaiki perencanaan dan pengendalian
serta memperbaiki pengukuran kinerja. Standar unit adalah yang fundamental bagi
sistem anggaran fleksibel, yang merupakan kunci bagi sistem perencanaan dan
pengendalian yang baik. Sistem pengendalian anggaran membandingkan biaya aktual
dengan biaya yang dianggarkan, dengan menghitung variansi, yaitu perbedaan antara
biaya aktual dan yang direncanakan untuk tingkat aktivitas aktual. Dengan
mengembangkan standar harga per unit dan standar kuantitas, variansi keseluruhan
dapat dipisahkan menjadi variansi harga dan variansi efisiensi atau penggunaan.
2. Perhitungan Biaya Produk
Dalam sistem perhitungan biaya standar, biaya-biaya dibebankan pada produk
dengan menggunakan standar kuantitas dan harga untuk ketiga harga pokok produksi:
bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, dan overhead.

E. ANALISIS VARIANSI
Anggaran fleksibel dapat digunakan untuk mengidentifikasikan biaya yang
seharusnya telah muncul pada tingkat aktivitas aktual tertentu. Angka ini dihasilkan
dengan mengkalikan jumlah input yang diizinkan pada output aktual dengan standar
harga per unit. Formula yang digunakan :
Biaya input yang direncanakan atau dianggarkan : SP x SQ
Biaya input aktual : AP x AQ
Dimana :
SP = standar harga per unit suatu input
SQ = standar kuantitas iput yang diizinkan untuk output aktual
AP = harga aktual per unit input
AQ = kuantitas input aktual yang digunakan

Variansi total anggaran adalah perbedaan antara biaya aktual input dan biaya yang
direncanakan, dengan rumus :
Variansi Total = (AP x AQ) – (SP x SQ)

Dari diagram tiga cabang, biasanya total variansi dibagi dalam komponen harga dan
efisiensi untuk bahan baku langsung dan tenaga kerja langsung. Variansi yang tidak
ditoleransi (Unfavorable Variance) muncul ketika harga aktual atau penggunaan input
lebih banyak daripada standar harga atau penggunaan. Ketika hal berlawanan yang
muncul, variansi yang ditoleransi (Favorable Variance) diperoleh. Apakah variansi itu
baik atau buruk tergantung pada mengapa mereka muncul. Penentuan penyebabnya
mensyaratkan para manajer untuk melakukan beberapa penyelidikan.

ANALISIS VARIANSI : Bahan Baku dan Tenaga Kerja


Variansi total mengukur perbedaan antara biaya aktual bahan baku dan tenaga kerja serta
biaya yang dianggarkan untuk tingkat aktivitas aktual.
1. VARIANSI BAHAN BAKU LANGSUNG
Pendekatan kolom dapat digunakan untuk menghitung harga bahan baku dan
variansi penggunaan. Banyak yang berpendapat bahwa pendekatan grafis ini lebih
mudah daripada menggunakan rumus variansi.
Variansi harga bahan baku: Pendekatan Rumus. Variansi harga bahan baku dapat
dihitung secara terpisah. Variansi harga bahan baku (MPV) mengukur perbedaan
antara berapa yang harus dibayar untuk bahan baku dan berapa yang secara aktual
dibayar. Rumusnya adalah :
MPV = (AP x AQ) – (SP x AQ)
Atau secara faktor :
MPV = (AP – SP) x AQ
Dimana : AP = harga aktual perunit
SP = harga standar per unit
AQ = kuantitas aktual bahan baku yang digunakan

a. Tanggung Jawab Terhadap Variansi Harga Bahan Baku


Tanggung jawab terhadap pengendalian variansi harga bahan baku biasanya
diemban oleh agen pembelian. Diakui, bahwa harga bahan baku kebanyakan
diluar kendalinya, tetapi variansi harga dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor
seperti kualitas, kuantitas diskon, jarang sumber dari pabrik, dan lainnya. Faktor-
faktor ini seringkali dibawah kendali agen.
b. Analisis Variansi Harga Bahan Baku
Langkah pertama dalam analisis variansi adalah memutuskan apakah variansi
signifikan atau tidak. Jika dinilai tidak signifikan, tidak ada langkah lebih jauh
diperlukan. Jika variansi signifikan, langkah selanjutnya adalah mencari tahu
mengapa hal ini muncul.
c. Waktu Penghitungan Variansi Harga
Variansi harga bahan baku dapat dihitung pada satu dari dua poin : (1) ketika
bahan baku dikeluarkan untuk digunakan dalam produksi, atau (2) ketika mereka
dibeli. Penghitungan variansi harga pada titik pembelian lebih disukai.
d. Variansi Penggunaan Bahan Baku Langsung : Pendekatan Rumus
Variansi penggunaan bahan baku (materials usage varianve-MUV) mengukur
perbedaan antara bahan baku langsung yang secara aktual digunakan dan bahan
baku langsun yang seharusnya digunakan untuk output aktual. Rumus untuk
menghitung variansi ini adalah :
MUV = (SP x AQ) – (SP x SQ)

Atau dengan pemfaktoran :

MUV = (AQ – SQ) x SP


Dimana : SP = harga standar perunit
SQ = kuantitas standar bahan baku yang diperbolehkan untuk
Output aktual
AQ = kuantitas aktual bahan baku yang digunakan

e. Tanggung Jawab Atas Variansi Penggunaan Bahan Baku


Manajer produksi secara umum bertanggung jawab pada penggunaan bahan baku.
Meminimalkan sisa, pembuangan dan pengerjaan kembali, semuanya adalah cara-
cara manajer untuk dapat memastikan bahwa standar akan terpenuhi. Tetapi
kadangkala penyebab variansi diakibatkan oleh hal lain selain area produksi.
Seperti juga dengan variansi harga, menerapkan variansi penggunaan untuk
mengevaluasi kinerja dapat mengarah pada perilaku yang tidak diinginkan.
Sebagai contoh, seorang manajer produksi yang merasakan tekanan untuk
menghasilkan variansi yang diinginkan dapat mengizinkan unit cacat ditransfer ke
barang jadi. Walau hal tersebut dapat menghindari masalah pemborosan bahan
baku, hal tersebut menimbulkan masalah pada hubungan pelanggan.

2. VARIANSI TENAGA KERJA LANGSUNG


Variansi tarif harga dan efisiensi (penggunaan) untuk tenaga kerja dapat
dihitung baik dengan menggunakan pendekatan kolom atau pendekatan rumus.
Variansi Tarif Tenaga Kerja : Pendekatan Rumus
Variansi tarif tenaga kerja (labor rate variance-LRV) menghitung perbedaan antara
apa yang sudah dibayar untuk tenaga kerja langsung dan apa yang seharusnya
dibayar.
LRV = (AR x AH) – (SR x AH)
Atau dengan pemfaktoran :
LRV = (AR – SR) x AH
Dimana : AR = tarif upah aktual per jam
SR = tarif upah standar per jam
AH = jam tenaga kerja langsung aktual yang digunakan

a. Tanggung Jawab Terhadap Variansi Tarif Tenaga Kerja


Tarif-tarif tenaga kerja sangat dipengaruhi oleh tekanan eksternal seperti pasar
tenaga kerja dan kontrak persatuan buruh. Tarif upah aktual jarang mengacu pada
tarif standar. Ketika variansi tarif tenaga kerja muncul, biasanya disebabkan
karena tarif upah rata-rata digunakan sebagai tarif standar, dan karena lebih
banyak tenaga kerja yang memliki keahlian serta yang digaji lebih tinggi,
digunakan untuk tugas yang membutuhkan keahlian lebih sedikit. Lembur yang
tidak diperkirakan juga dapat menyebabkan variansi tarif tenaga kerja.
Penggunaan tenaga kerja dapat dikendalikan oleh manajer produksi. Penggunaan
pekerja yang lebih ahli untuk mengerjakan tugas yang memerlukan keahlian lebih
sedikit (atau kebalikannya), adalah keputusan yang dibuat secara sadar oleh
seorang manajer produksi.
b. Variansi Efisiensi Tenaga Kerja: Pendekatan Rumus
Variansi efisiensi tenaga kerja (labor efficiency variance-LEV) mengukur
perbedaan antara jam tenaga kerja yang secara aktual digunakan dan jam tenaga
kerja yang seharusnya digunakan :
LEV = (AH x SR) – (SH x SR)
Atau dengan pemfaktoran :
LEV = (AH – SR) x SR
Dimana : AH = jam aktual tenaga kerja langsung yang digunakan
SH = Jam standar tenaga kerja langsung yang seharusnya
Digunakan
SR = Tarif upah standar per jam
c. Tanggung Jawab Terhadap Variansi Efisiensi Tenaga Kerja
Secara umum dapat dikatakan bahwa, para manajer produksi bertanggungjawab
atas penggunaan secara produktif tenaga kerja langsung. Tetapi,sebagaimana yang
berlaku untuk semua variansi, begitu penyebab ditemukan, tanggung jawab dapat
dibebankan ke bidang lain. Perilaku manajer produksi bisa jadi tergoda untuk
melakukan perilaku disfungsional jika terlalu banyak penekanan ditempatkan
pada variansi efisiensi tenaga kerja.

3. VARIANSI BIAYA OVERHEAD


Variansi overhead total yaitu perbedaan antara overhead yang dibebankan dan
yang aktual, juga dibagi menjadi berbagai variansi komponen. Berapa banyak
variansi komponen yang dihitung, tergantung pada metode analisis variansi yang
digunakan. Variansi total overhead variabel dibagi menjadi dua komponen: variansi
pengeluaran overhead variabel dan variansi efisiensi overhead variabel. Dalam cara
yang hampir sama, variansi total overhead tetap dibagi menjadi dua kategori: variansi
pengeluaran overhead tetap dan variansi volume overhead tetap.
a. Variansi Total Overhead Variabel
Variansi total overhead variabel adalah perbedaan antara overhead variabel yang
aktual dengan yang dibebankan.
b. Variansi Pengeluaran Overhed Variabel
Variansi pengeluaran overhead variabel mengukur pengaruh agregat dari
perbedaan antara tarif aktual overhead variabel (actual variable overhead-AVOR)
dan tarif standar overhead variabel (standar variable overhead rate-SVOR). Tarif
aktual overhead variabel adalah overhead variabel aktual dibagi dengan jam
aktual.
c. Perbandingan Variansi Harga Bahan Dan Tenaga Kerja
Jika satu-satunya sumber variansi pengeluaran overhead variabel adalah
perubahan harga, maka hal ini akan benar-benar dapat disamakan dengan variansi
harga bahan dan tenaga kerja. Sayangnya variansi pengeluaran juga dipengaruhi
oleh seberapa efisiennya overhead digunakan. Terbuang atau tidak efisiennya
penggunaan overhead variabel akan meningkatkan biaya overhead variabel yang
aktual. Peningkatan biaya ini selanjutnya dicerminkan sebagai kenaikan tarif
verhead variabel aktual. Maka, meski harga aktual tiap bagian overhead sama
dengan harga yang dianggarkan atau standar, variansi pengeluaran overhead
variabel yang tidak ditoleransi masih dapat terjadi.
d. Tanggung Jawab PadaVariansi Pengeluaran Overhead Variabel
Banyak bagian overhead variabel dipengaruhi oleh beberapa pusat
pertanggungjawaban. Jika tingkat konsumsi overhead variabel dapat ditelusuri ke
suatu pusat pertanggungjawaban, maka tanggung jawab dapat dibebankan.
Konsumsi bahan baku tidak langsung adalah suatu contoh biaya overhead variabel
yang dapat ditelusuri.
e. Variansi Efisiensi Overhead Variabel
Overhead variabel diasumsikan bervariasi sejalan dengan perubahan volume
produksi. Jadi. Overhead variabel berubah sesuai proporsi perubahan jam tenaga
kerja langsung yang digunakan. Variansi efisiensi overhead variabel mengukur
perubahan dalam konsumsi overhead variabel, yang muncul karena penggunaan
efisien (atau tidak efisien) tenaga kerja langsung. Variansi efisiensi dihitung
dengan menggunakan rumus:
Variansi efisiensi overhead variabel = (AH – SH) x SVOR
f. Tanggung Jawab pada Variansi Efisiensi Overhead Variabel
Variansi efisiensi overhead variabel secara langsung berhubungan dengan
efisiensi tenaga kerja langsung, atau variansi penggunaan. Jika overhead variabel
benar-benar proporsional dengan konsumsi tenaga kerja langsung, maka seperti
variansi penggunaan tenaga kerja, variansi efisiensi overhead variabel disebabkan
oleh efisien atau tidak efisiennya penggunaan tenaga kerja langsung.
g. Analisis Variansi Efisiensi Overhead Variabel
Alasan untuk variansi efisiensi overhead variabel yang tidak ditoleransi sama
dengan yang dikemukakan pada variansi penggunaan tenaga kerja yang tidak
ditoleransi. Lebih banyak waktu digunakan daripada standarnya karena waktu
menganggur yang banyak bagi para pengawas dan karena operator mesin
digunakan sebagai pengganti para pengawas, tidak berpengalaman dalam
pemilihan. Informasi lebih lanjut tentang pengaruh penggunaan tenaga kerja pada
overhead variabel tersedia dalam analisis lini-perlini tiap overhead variabel.
h. Variansi Overhead Tetap
Variansi total overhead tetap adalah perbedaan antara overhead tetap aktual dan
overhead tetap yang dibebankan, dimana overhead tetap yang dibebankan
diperoleh dengan mengkalikan tarif standar overhead tetap dengan jam standar
yang diizinkan untuk output aktual. Jadi, overhead tetap yang dibebankan adalah:
Overhead tetap yang dibebankan = tarif standar overhead tetap x jam standar
Variansi overhead tetap = overhead tetap aktual – overhead tetap yang
dibebankan
i. Variansi Pengeluaran Overhead Tetap
Variansi pengeluaran overhead tetap didefinisikan sebagai perbedaan antara
overhead tetap aktual dan overhead tetap yang dianggarkan. Variansi pengeluaran
dapat ditoleransi karena lebih sedikit overhead tetap dikeluarkan daripada yang
dianggarkan.
j. Tanggung Jawab pada Variansi Pengeluaran Overhead Tetap
Overhead tetap dibuat dari beberapa bagian terpisah seperti gaji, penyusutan,
pajak dan asuransi. Banyak overhead tetap = investasi jangka panjang sebagai
contoh, tidak berubah dalam jangka pendek, akibatnya biaya overhead tetap
sering diluar kendali langsung manajemen.

k. Analisis Variansi Pengeluaran Overhead Tetap


Oleh karena overhead tetap dibuat dari banyak bagian terpisah, perbandingan lini
per lini dari biaya yang dianggarkan dengan biaya aktual, memberikan informasi
lebih banyak tentang penyebab variansi pengeluaran.

l. Variansi Volume Overhead Tetap


Variansi volumen overhead tetap adalah perbedaan antara overhead tetap yang
dianggarkan dan overhead tetap yang dibebankan. Variansi volume mengukur
pengaruh perbedaan output aktual dari output yang digunakan di awal tahun,
untuk menghitung tarif perkiraan standar overhead tetap.
m. Tanggung Jawab pada Variansi Volume Overhead Tetap
Dengan mengasumsikan variansi volume mengukur penggunaan kapasitas tersirat
bahwa tanggun jawab umum atas variansi ini seharusnya dibebankan pada
departemen produksi. Tetapi, kadangkala penyelidikan terhadap alasan variansi
volume yang signifikan dapat mengungkapkan penyebabnya adalah faktor diluar
kendali produksi.

Anda mungkin juga menyukai