Anda di halaman 1dari 13

BAB 1

 Anggaran: rencana kerja organisasi dimasa mendatang yang diwujudkan dalam bentuk
kuantitatif (moneter) formal dan sistematis
 penganggaran: proses menyiapkan anggaran

unsur Anggaran...
 Rencana

 Meliputi seluruh kegiatan organisasi

 Dinyatakan dalam unit moneter

 Jangka waktu mendatang

Fungsi anggaran

a. Planning: pada fungsi ini ditetapkan tujuan jangka panjang, tujuan jangka pendek, sasaran
yang ingin dicapai, strategi yang akan digunakan dsb.
b. Organizing: setelah ditetapkan semua yang ingin dicapai dan dihasilkan perusahaan, maka
perusahaan harus mencari sumberdaya yang dibutuhkan untuk melaksanakan rencana yang
telah ditetapkan. (membuat departemen/bagian yang nantinya akan melaksanan rencana)
c. Actuating: setelah sumberdaya yang dibutuhkan diperoleh makan tugas selanjutnya adalah
mengarahkan dan mengelola setiap sumberdaya yang dimiliki agar dapat digunakan sesuai
dengan fungsinya masing-masing.
d. Controlling: memastikan bahwa setiap sumberdaya telah bekerja sesuai dengan rencana
yang dibuat perusahaan (efektif dan efisien), untuk menjamin bahwa tujuan perusahaan
secara umum telah dicapai.
Klasifikasi anggaran
Anggaran operasional:
a. Anggaran pendapatan: rencana yang dibuat perusahaan untuk memperoleh pendapatan
pada kurun waktu tertentu
b. Anggaran biaya: rencana biaya yang akan dikeluarkan perusahaan untuk memperoleh
pendapatan yang direncanakan. Jenis anggaran biaya: anggaran biaya bahan baku (BBB),
anggaran biaya tenaga kerja langsung (BTKL), anggaran biaya overhead (BOP), anggaran
biaya pemasaran, anggaran biaya administrasi dan umum
c. Anggaran laba: besarnya laba yang ingin diperoleh perusahaan dalam satu periode tertentu
dimasa mendatang.
Anggaran keuangan
a. Anggaran investasi: rencana perusahaan untuk membeli barang modal atau barang yang
dapat digunakan untuk menghasilkan produk perusahaan dimasa mendatang dalam jangka
panjang (gedung kantor & pabrik, mesin, tanah dll)
b. Anggaran kas: rencana aktivitas penerimaan dan pengeluaran kas perusahaan dalam satu
periode tertentu
c. Proyeksi neraca: kondisi keuangan yang diinginkan perusahaan dalam periode tertentu
dimasa mendatang
Klasifikasi anggaran (II)
 Anggaran parsial: anggaran yang terdiri dari satu jenis atau kelompok kegiatan tertentu saja
(misal: anggararan penjualan, angaran biaya dll)
 Anggaran komprehensif: keseluruhan anggaran yang terdiri dari gabungan anggaran-
anggaran parsial dalam satu periode tertentu
 Anggaran fleksibel: anggaran yang dapat diubah dan disesuaikan berdasarkan perubahan
lingkungan yang ada (misal: nilai tukar rupiah, suku bunga, politik dll)
 Anggaran tetap: anggaran yang tidak berubah meskipun terjadi perubahan di lingkungan
dimana anggaran tersebut diterapkan.
Manfaat anggaran
 Mempercepat dan mengefesienkan pencapaian suatu tugas.

 Mengurangi berbagai tugas-tugas rutin operasional pimpinan sehingga ia lebih terfokus


kepada hal-hal yang bersifat jangka panjang dari stategis.
 Meningkatkan daya kopetensi, motivasi dan menimbulkan suatu proses penilaian yang lebih
objektif.
 Dapat menilai kemajuan kerja (progress) dalam pencapaian tujuan.

 Dapat mengetahui lebih dini setiap penyimpangan dari suatu tujuan.

 Dapat membedakan antara yang efisien atau yang tidak efisien.

 Mengurangi berbagai hal-hal yang bersifat kabur, ambivalen, atau ambigius.

 Dapat memantapkan suatu pelaksanaan manajemen, pengawasan, akuntansi secara lebih


baik.
 Dapat mengarahkan suatu kegiatan kebidang yang lebih menguntungkan.

 Dapat menilai prestasi para karyawan atau bagian yang lebih objektif.

Kekurangan anggaran
 Aggaran dibuat berdasarkan taksiran dan asumsi sehingga mengandung suatu unsur
ketidakpastian.
 Menyusun sebuah anggaran yang cermat memerlukan waktu, uang dan tenaga.
 Pihak yang merasa dipaksa untuk dapat melaksanakan anggaran, dapat menggerutu dan
menentang. Sehingga pelaksanaan anggaran tersebut menjadi kurang efektif.
Pertimbangan Penyusunan Anggaran
 Tingkat kesulitan: optimal dan realistis

 Partisipasi manajemen puncak: manajemen puncak meninjau dan mengesahkan anggaran

 Keadilan: setiap pelakasana diberikan sesuai dengan porsi masing-masing

 Struktur organisasi: partisipasi dalam penyusunan anggaran

 Sumberdaya yang dimiliki: menyesuaikan dengan sumberdaya yang dimiliki perusahaan

Hubungan anggaran dengan akuntansi


 Komponen keuangan dari suatu anggaran umumnya disusun dalam format akuntansi

 Anggaran berkaitan dengan akuntansi manajemen, yaitu harga pokok standar dan
penentuan biaya variabel.
 Akuntansi keuangan mencatat transaksi keuangan dimasa lalu sedangkan
penganggaranmencatat transaksi dimasa mendatang, dalam hal ini anggaran merupakan
pedoman dalam pelaksanaan transaksi keuangan
 Untuk membandingkan anggaran dengan realisasi diperlukan data yang dihasilkan oleh
akuntansi keuangan
 Anggaran merupakan perencanaan akuntansi sedangkan akuntansi keuangan merupakan
pelaksanaan akuntansi.
 Akuntansi keuangan memberikan masukan data historis yang relvan terutama untuk tujuan
analisis dalam pengembangan anggaran.
BAB 2
KARAKTERISTIK PERUSAHAAN MANUFAKTUR DAN STRUKTUR BIAYA
JENIS PERUSAHAAN
 Perusahaan jasa: produknya non fisik

 Perusahaan dagang: membeli barang dari perusahaan lain dan menjual kembali kepada
pihak yang membutuhkan
 Perusahaan manufaktur: membeli bahan mentah/bahan baku kemudian mengolahnya
menjadi produk jadi siap pakai
Fungsi Perusahaan Manufaktur
Jenis Persediaan
 Persediaan bahan baku: bahan dasar yang menjadi komponen utama produk jadi

 Persediaan barang dalam proses: bahan baku yang telah diproses menjadi barang jadi tapi
sampai pada tanggal neraca belum selesai proses produksinya
 Persediaan barang jadi: bahan baku yang telah selesai diproses menjadi barang jadi yang
siap pakai dan siap dipasarkan
Jenis dan Pengelompokan Biaya:
. Biaya produksi
 Biaya bahan baku

 Biaya tenaga kerja langsung

 Biaya overhead: biaya bahan penolong, biaya tenaga kerja penolong, biaya pabrikasi lain

b. Biaya non produksi


 Biaya pemasaran

 Biaya adminsitrasi dan umum


Perilaku Biaya
 Biaya variable: biaya yang akan selalu berfluktuasi/berubah-ubah sejalan dengan perubahan
tingkat aktivitas perusahaan
 Biaya tetap: biaya yang relative tidak akan berubah walaupun terjadi perubahan tingkat
aktivitas perusahaan dalam batas tertentu.
 Biaya semi variable: jenis biaya yang sebagian mengandung biaya variable dan biaya tetap

BAB 3
 Anggaran operasional adalah rencana kerja perusahaan yang mencakup semua kegiatan
utama perusahaan dalam memperoleh pendapatan di dalam suatu periode tertentu.
Anggaran operasional merupakan anggaran yang bertujuan untuk menyusun anggaran laba
rugi.
Jenis anggaran operasional
 Anggaran penjualan atau pendapatan

Anggaran penjualan atau pendapatan merupakan suatu rencana yang dibuat oleh perusahaan
untuk memperoleh pendapatan pada kurun waktu tertentu. Anggaran ini dapat disusun
berdasarkan jenis produk, wilayah pemasaran, dan kelompok konsumen.
 Anggaran Biaya

Anggaran Biaya merupakan rencana biaya yang akan dikeluarkan perusahaan untuk
memperoleh pendapatan yang direncanakan. Anggaran ini disusun berdasarkan jenis biaya yang
dikeluarkan. contoh: Biaya bahan baku, Biaya Tenaga kerja langsung, Biaya Overhead Pabrik,
Biaya Pemasaran dan Biaya Administrasi dan Umum.
Jenis anggaran operasional (lanjutan)
 Anggaran laporan laba

Anggaran laba adalah besaran laba yang diinginkan perusahaan didalam satu periode tertentu
dimasa akan datang, anggaran ini gabungan dan rangkuman antara anggaran pendapatan dan
anggaran biaya.
 Tujuan anggaran laba:

a. Mengalokasikan sumberdaya
b. Merencanakan dan mengkoordinasikan kegiatan organisasi.
c. Alat pengecek akhir tentang efisiensi biaya yang dianggarkan.
d. Membagi tanggungjawab kepada semua manajer atas kinerja keuangan perusahaaan.
Tahapan Penyusunan Anggaran
BAB 4
Anggaran Pendapatan atau Penjualan
 suatu rencana yang dibuat oleh perusahaan untuk memperoleh pendapatan pada kurun
waktu tertentu.
 Anggaran penjualan dapat dikelompokan berdasarkan beberapa variabel tertentu yang
saling berintegrasi antara satu dengan lainnya, pengelompokan itu berdasarkan:
a. Wilayah Pemasaran.
b. Kelompok Konsumen.
c. Jenis Produk
d. Kelompok Salesman dan Salesgirl (wiraniaga).
Waktu terjadinya penjualan
 Ilustrasi: PT.Emak adalah Produsen pakaian merek JJ, tahun 2011 merencanakan menjual

Pakaian anak sebanyak 10.000 pcs, 60% pakaian anak laki-laki (PAL) dan 40% pakaian anak
perempuan (PAP), dengan harga per pcs Rp.30.000 untuk pakaian anak laki-laki dan
Rp.40.000 untuk pakaian anak perempuan.

Kemeja Pria (KP) Dewasa sebanyak 15.000 pcs seharga Rp.60.000. per pcs.
Celana panjang sebanyak 20.000 pcs dimana sebanyak 70% merupakan celana panjang pria
(CPP) dan 30% celana panjang wanita (CPW), dengan harga Rp.75.000 merupakan celana
panjang pria dan Rp.85.000 celana panjang wanita.
Target penjualan diharapkan diwilayah A sebanyak 30%, diwilayah B 10%, diwilayah C 20%,
diwilayah D 25% dan diwilayah E 15%.
Dari total Volume yang direncanakan untuk tahun 2011 tersebut, dialokasikan masing-
masing sebanyak 15% untuk bulan 10 dan 12, 10 % untuk bulan 1, 2, 9, dan 11 dan 5% untuk
bulan 3, 4, 5, 6, 7, dan 8. Pengalokasian volume penjualan tersebut didasarkan pada data
historis penjualan tahun-tahun sebelumnya.
Perusahaan memiliki 9 orang Wiraniaga dan target penjualan mereka adalah:
Wiraniaga Wilayah Target
Iqbal A 60%
Rahman A 40%
Nurhasanah B 70%
Fatahudin B 30%
Herkulanus C 50%
Yoga C 50%
Niko D 60%
Suhada D 40%
Alif E 100%

a. Susun anggaran penjualan berdasarkan Jenis Produk


b. Susun anggaran Penjualan per Periode Waktu
c. Susun anggaran Penjualan per Wilayah Pemasaran
d. Susun anggaran Penjualan Per Wiraniaga
JAWAB

a. Anggaran penjualan berdasarkan Jenis Produk


b.
Jenis Produk Volume Harga (Rp) Nilai (Rp)
PAL 6.000 30.000 180.000.000
PAP 4.000 40.000 160.000.000
KP 15.000 60.000 900.000.000
CPP 14.000 75.000 1.050.000.000
CPW 6.000 85.000 510.000.000
TOTAL 2.800.000.000

Bulan Produk
PAL PAP KP CPP CPW
Januari 600 400 1.500 1.400 600
Februari 600 400 1.500 1.400 600
Maret 300 200 750 700 300
April 300 200 750 700 300
Mei 300 200 750 700 300
Juni 300 200 750 700 300
Juli 300 200 750 700 300
Agustus 300 200 750 700 300
September 600 400 1.500 1.400 600
Oktober 900 600 2.250 2.100 900
November 600 400 1.500 1.400 600
Desember 900 600 2.250 2.100 900
Total 6.000 4.000 15.000 14.000 6.000

c. Anggaran Penjualan per Wilayah Pemasaran


Jenis Volume Penjualan Per Wilayah Total Harga Nilai
Produk A B C D E Volume Perunit Penjualan
PAL 1.800 600 1.200 1.500 900 6.000 30.000 180.000.000
PAP 1.200 400 800 1.000 600 4.000 40.000 160.000.000
KP 4.500 1.500 3.000 3.750 2.250 15.000 60.000 900.000.000
CPP 4.200 1.400 2.800 3.500 2.100 14.000 75.000 1.050.000.000
CPW 1.800 600 1.200 1.500 900 6.000 85.000 510.000.000
Total 2.800.000.000

d. Anggaran Penjualan Per Wiraniaga


Nama Wilayah Volume Penjualan Per Jenis Produk
Wiraniaga PAL PAP KP CPP CPW
Iqbal A 1.080 720 2.700 2.520 1.080
Rahman A 720 480 1.800 1.680 720
Nurhasanah B 420 280 1.050 980 420
Fatahudin B 180 120 450 420 180
Herkulanus C 600 400 1.500 1.400 600
Yoga C 600 400 1.500 1.400 600
Niko D 900 600 2.250 2.100 900
Suhada D 600 400 1.500 1.400 600
Alif E 900 600 2.250 2.100 900
Total 6.000 4.000 15.000 14.000 6.000

Keterangan:

Untuk wilayah A:

PAL: 6.000 x 30% x 60% = 1.080, 6.000 x 30% x 40% = 720 (1.080+720=1.800)

Wilayah B PAL: 6.000x10%x70%= 420, 6.000x10%x 30%= 180 (420+180=600)


Pertumbuhan
Tahun Volume Unit
Volume Presentase
2011 220.000
24.200 11%
2012 244.200
36.630 15%
2013 280.830
28.083 10%
2014 308.913
46.337 15%
2015 355.250

Rerata Pertumbuhan 33.813 12,75%

Keterangan:

Pertumbuhan penjualan tahun 2012-2013 (280.830 - 244.200) : 244.200 = 15%,


Pertumbuhan

Volume 33.813 diperoleh dari 24.200 + 36.630 + 28.083 + 46.337 + 45.294= 135.250 : 4 =
33.813.

Pertumbuhan selama 4 tahun 12.75% diperoleh dari 11% + 15% + 10% + 15% = 51% : 4
=12,75%,

1. untuk pertumbuhan volume tahun ke 5 (2016) , 355.250 (100%+12,75%) = 400.544 unit.

2. Thn 2016 = thn 2015+(tahun 2015x%rata-rata)

= 355.250 +(355.250x12.75%)

= 355.250+45.294

= 400.544

b. Metode last square

 Metode Last Square adalah metode statistik yang biasa digunakan untuk membuat suatu
taksiran trent tertentu, tren tersebut tercermin didalam sekumpulan data berupa time series
(sekumpulan data yang mewakili beberapa tahun secara berurutan).Rumus : 

Y = a + bx
 Dimana:
Y = nilai proyeksi Y untuk suatu nilai x
a = konstanta, nilai Y seandainya x=0
b = slope, menunjukan beberapa satuan Y akan berubah seandainya x berubah satu satuan.
Volume
Tahun Tahun Ke Xi Xi.Yi Xi2
Unit (Y)
2011 1 220.000 -2 (440.000) 4
2012 2 244.200 -1 (244.200) 1
2013 3 280.830 0 0 0
2014 4 308.913 1 308.913 1
2015 5 355.250 2 710.500 4
Total ∑Y 1.409.193 0 ∑XY 335.213 ∑Xi2 10
a = 1.409.193 : 5 = 281.838,6

b = 335.213 : 10 = 33.521,3

x = 3 (koding untuk tahun 2016)

Penjualan tahun 2016

Y = a +b.x

= 281.838,6 + (33.521,3 (3))

= 382. 402.5 unit

2. Target Pertumbuhan Penjualan

a. Pertumbuhan Volume Penjualan.

Berdasarkan pertumbuhan rata-rata volume penjualan dalam beberapa tahun terakhir,


perusahaan menetapkan target volume penjualan ditahun berikutnya. Penetapan target ini
merupakan harapan terhadap kenaikan volume penjualan pada tahun-tahun mendatang
berdasarkan data pertumbuhan volume penjualan historis. Misalnya dari data sebelumnya,
diketahui bahwa volume penjualan rata-ratanya sebesar 33.813 unit pertahun, berdasarkan
data tersebut perusahaan dapat meningkatkan volume pertumbuhan rata-rata ditahun
berikutnya sebesar 34.000 atau 35.000 atau 36.000 unit, atau berdasarkan persentase
pertumbuhan rata- ratanya yang sebesar 12,75 pertahun, perusahaan menetapkan harapan
pertumbuhan yang lebih tinggi misalnya 13%, 14% atau 15% ditahun berikutnya.

b. Pertumbuhan Pangsa Pasar.

Besarnya pangsa pasar yang dikuasai oleh perusahaan pada suatu periode tertentu dan
pertumbuhannya selama beberapa tahun terakhir dapat dijadikan dasar untuk menentukan
volume penjualan yang dianggarkan ditahun berikutnya. Penetapan ini berdasarkan harapan
pertumbuhan pangsa pasar yang ingin dikuasai perusahaan ditahun tertentu.

Penetapan Harga Jual Produk

Contoh:

 Kapasitas produksi normal PT. 565 per tahun adalah sebesar 120.000 unit, tetapi perusahaan
berencana hanya memproduksi produk sebanyak 100.000 unit untuk tahun 2016. Untuk
pembuatan anggaran pada tahun 2016, pada akhir tahun 2015 perusahaan membuat
proyeksi biaya yang diperlukan untuk memproduksi 100.000 unit produk tersebut, sebagai
berikut:
Biaya Rp
Biaya Bahan Langsung 200.000.000
Biaya Tenaga Kerja Langsung 350.000.000
Biaya Overhead Variabel 150.000.000
Biaya Overhead Tetap 240.000.000
Biaya Pemasaran Variabel 100.000.000
Biaya PemasaranTetap 50.000.000
Biaya Administrasi dan Umum 110.000.000
Total 1.200.000.000
 Manajemen mempertimbangkan untuk menetapkan harga jual produk dengan metode biaya
total plus. Jika perusahaan merencanakan menetapkan harga jual produknya dengan
metode biaya total plus 20%, maka akan menghasilkan harga jual produk sebesar:

Jawab:

Penjualan Total = Biaya Total + 20%

= Rp.1.200.000.000 + (20% x Rp.1.200.000.000)

= Rp.1.200.000.000 + Rp.240.000.000

= Rp.1.440.000.000

Harga jual/unit = Rp.1.440.000.000 : 100.000 unit

= Rp.14.400 per unit


Biaya Rp

Biaya Bahan Langsung 200.000.000

Biaya Tenaga Kerja Langsung 350.000.000

Biaya Overhead Variabel 150.000.000

Biaya Overhead Tetap 240.000.000

Total 940.000.000

 Jika perusahaan merencanakan menetapkan harga jual produknya dengan metode biaya
produksi plus 40%, maka akan menghasilkan perhitungan sebagai berikut:

 Untuk menghasilkan 100.000 unit produk, perusahaan menganggarkan biaya produksi total
sebesar Rp.940.000.000 maka harga jual produk perusahaan ditetapkan sebesar:

Jawab:

Penjualan Total = Biaya produksi+ 40%

= Rp.940.000.000 + (40% x Rp.940.000.000)

= Rp.940.000.000 + Rp.376.000.000

= Rp.1.316.000.000

 Harga jual/unit = Rp.1.316.000.000 : 100.000 unit

= Rp.13.160 per unit

Metode Tingkat Pengembalian Atas Modal

contoh

 PT.MMM adalah sebuah perusahaan produsen pemanas air listrik. Total modal yang
digunakan oleh perusahaaan adalah Rp.500.000.000 dengan tingkat pengembalian investasi
atas modal sebesar 20%. Volume produksi dan volume penjualan yang direncanakan adalah
sebesar 50.000 unit produk. Sedangkan biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi seluruh
produk tersebut adalah sebesar Rp.320.000.000. maka harga jual perunit pemanas air listrik
tersebut adalah sebesar:

 Harga Jual = Total Biaya + (tingkat pengembalian Modal x Modal)


Volume Penjualan unit

 = 320.000.000 + (20% x 500.000.000)

 50.000

 = Rp.8.400 per unit

 Bukti:

  

 Penjualan = 50.000 unit x Rp.8.400 = Rp.420.000.000

 Total Biaya = (Rp.320.000.000)

 Laba = 20% x Rp.500.000.000 = Rp.100.000.000

  

Anda mungkin juga menyukai