Anda di halaman 1dari 6

Nama : Ramanda Aprishall Noer

NPM : 203402215

Kelas : Akuntansi Manajemen K3

MAHASISWA MBKM UNIVERSITAS SILIWANGI

RESUME ANGGARAN BERBASIS OPERASIONAL DAN AKTIVITAS

Penganggaran (budgeting) adalah kegiatan mengalokasikan sumber daya keuangan


yang menyediakan dana untuk pengeluaran organisasi, dan pengeluaran organisasi seringkali
tidak terbatas (Haryanto, Sahmuddin, Arifuddin: 2007). Sedangkan menurut Nafarin
(2013:11), mendifinisikan bahwa “Anggaran (budget) adalah perencanaan yang dicatat untuk
kegiatan yang terkait dengan organisasi yang ditunjukkan dalam mata uang, dan juga dapat
ditunjukkan dalam unit barang/jasa.” Dari beberapa penjelasan tersebut, dapat disimpulkan
bahwa anggaran secara umum ialah hal yang sangat penting dalam perencanaan yang disusun
secara sistematis guna mencapai sasaran organisasi. Anggaran juga menjadi alat untuk
mengendalikan kegiatan organisasi yang akan dilaksanakan.

ANGGARAN OPERASIONAL

Pada dasarnya suatu perusahaan mempunyai tujuan untuk memperoleh laba atau
penghasilan. Namun, semakin kompleksnya suatu masalah dalam perusahaan dapat
mengakibatkan banyaknya aktivitas yang harus dilaksanakan berdasarkan perencanaan yang
tepat dan cermat, karena dengan dilaksanakannya rencana yang matang dalam setiap kegiatan
operasionalnya, maka akan memudahkan perusahaan mencapai tujuan yang optimal. Untuk
mencapai tujuan tersebut manajemen dalam mengelola perusahaan harus membuat
perencanaan, pengendalian, pengawasan yang tepat dan cermat terhadap seluruh aktivitas
perusahaan. Disamping hal tersebut manajemen juga harus dapat mengelola sumber-sumber
ekonomi perusahaan secara efi sien dan efektif. Perencanaan, pengendalian, dan pengawasan
oleh manajemen perusahaan dapat disajikan dalam bentuk anggaran, baik anggaran yang
bersifat jangka pendek maupun jangka panjang.
Seperti yang telah dijelaskan dalam bab sebelumnya, bahwa salah satu isi Budget adalah
Forecasting Budget, yang diartikan sebagai Budget yang berisi taksiran-taksiran atau
peramalan (forecast) tentang kegiatan-kegiatan perusahan dalam jangka waktu (periode)
tertentu yang akan datang, serta berisi taksiran-taksiran (forecast) tentang keadaan atau
kondisi fi nansial perusahaan pada suatu saat yang akan datang. Dari pengertian tersebut
nampaknya bahwa Forecasting Budget terdiri dari dua kelompok Budget, yaitu : Operating
Budget (Anggaran Operasional) dan Finansial Budget (Anggaran Keuangan). Terkait dengan
anggaran operasional tersebut terdapat beberapa pendapat yang dapat diuraikan sebagai
berikut

1. Menurut Munandar: operating budget didefi nisikan sebagai budget yang berisi
taksiran-taksiran tentang kegiatan-kegiatan perusahaan dalam jangka waktu
(periode) tertentu yang akan datang. 16 Teknik Penyusunan Anggaran
Operasional Perusahaan
2. Menurut Gunawan Adisaputro dan Marwan Asri: anggaran operasional
merupakan rencana seluruh kegiatan-kegiatan perusahaan untuk mencapai
tujuannya. Umumnya tujuan perusahaan adalah mendapatkan keuntungan

Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa anggaran operasional merupakan


deskripsi rinci pendapatan dan biaya yang dibutuhkan untuk mencapai hasil laba yang
memuaskan. Dan operating budget berisi tentang rencana kegiatan-kegiatan perusahaan
selama periode tertentu yang akan datang,

RUANG LINGKUP ANGGARAN OPERASIONAL

Operating Budget merencanakan tentang kegiatan-kegiatan perusahaan selama periode


tertentu yang akan datang. Pada dasarnya kegiatan-kegiatan perusahaan selama periode
tertentu terkait dengan ruang lingkup anggaran operasional meliputi dua sektor, yaitu :

a. Sektor Penghasilan (Revenues) ; ialah pertambahan Aktiva perusahaan yang


mengakibatkan bertambahnya Modal Sendiri, tetapi bukan karena penambahan
setoran modal baru dari para pemiliknya, dan bukan pula merupakan
pertambahan Aktiva perusahaan yang disebabkan karena bertambah Utang.
Sering pula dikatakan bahwa Penghasilan adalah suatu kondisi prestasi yang
diterima oleh perusahaan atas “sesuatu” yang diberikan kepada pihak lain, atau
atas jasa-jasa yang diberikan kepada pihak lain.
b. Sektor Biaya (Expenses) ; ialah pengurangan Aktiva perusahaan yang
mengakibatkan berkurangnya Modal Sendiri, tetapi bukan karena pengurangan
(pengambilan) modal oleh para pemiliknya, dan bukan pula merupakan
pengurangan Aktiva perusahaan yang disebabkan karena berkurangnya Utang

TEKNIK PENYUSUNAN ANGGARAN OPERASIONAL

Anggaran Operasional (Operating Budget ) secara terperinci disusun dalam Income


Statement Supporting Budget , yang pada dasarnya berisi Budget tentang penghasilan, yaitu
tentang Anggaran Penjualan , dan anggaran anggaran tentang biaya, yaitu Anggaran
Produksi serta Anggaran Biaya Administrasi dan Anggaran Biaya Penjualan

Teknik penyusunan anggaran operasional dimulai dari:

1. Membuat peramalan penjualan yang nantinya dijadikan sebagai pendukung


dalam penyusunan anggaran penjualan;
2. Membuat anggaran produksi, dan yang mesti diingat bahwa penjualan
mempunyai hubungan timbal balik dengan produksi;
3. Membuat anggaran bahan baku, anggaran tenaga kerja dan anggaran biaya
overhead pabrik yang mendasarkan pada anggaran produksi;
4. Membuat anggaran biaya umum dan administrasi (anggaran beban usaha);
5. Membuat harga pokok produksi dan penjulan; dan
6. Membuat proyeksi rugi laba yang didasarkan pada data anggaran-anggaran yang
telah dibuat sebelumnya (anggaran penjualan, anggaran produksi, anggaran
bahan baku, anggaran tenaga kerja, anggaran overhead pabrik, anggaran biaya
umum dan administrasi, anggaran persediaan jarang jadi, anggaran harga pokok
produksi, anggaran harga pokok penjualan)

ANGGARAN BERBASIS AKTIVITAS

Ativity based budgeting atau anggaran berbasis aktivitas sangat berbeda dengan model
penganggaran tradisional. Dalam anggaran berbasis aktivitas akan dilakukan analisis
terhadap peluang untuk mengalokasikan sumber daya terkait setiap kegiatan yang
direncanakan. Menggunakan anggaran jenis ini membuat organisasi bisnis akan memilih
kegiatan berdasarkan tujuan organisasi, seperti menarik pelanggan baru atau memasuki lini
bisnis baru. Melalui pertombangan tersebut, kemudian akan mengalokasikan pengeluaran
dengan memprioritaskan kegiatan.

Proses penganggaran berbasis aktivitas ini dapat dikembangkan dari pengalaman masalah
lalu organisasi atau memulai dari awal. Menurut Smith, apabila melakukannya dari awal,
maka hal ini disebut penganggaran zero based, yang mengharuskan setiap unit untuk
membenarkan tempatnya dalam anggaran setiap tahun.

Penganggaran berbasis aktivitas dimulai dari memisahkan semua biaya anggaran ke dala
mkelompok biaya seperti gugus, unit, produk, dan fasilitas. Ukuran kinerja keuangan dalamm
anajemen berbasis aktivitas untuk efisiensi aktivitas mencakup anggaran variable
aktivitas,anggaran daur hidup produk dan nilai tambah ekonomi. Penganggaran berbasis
aktivitas dapatdisusun dalam bentuk anggaran variable, dan dapat juga disusun dalam bentuk
anggaran tetap.Anggaran tetap berupa anggaran induk yang terdiri atas anggaran operasional
dan anggarankeuangan.

Anggaran berdasarkan aktivitas mengidentifikasi aktivitas, permintaan akan output


aktivitas, dan biaya sumber daya yang dibutuhkan untuk mendukung output aktivitas
yang diminta.Perbedaan prinsip dalam pendekatan berdasarkan aktivitas adalah daftar terinci
atas aktivitas perkiraan biayanya dalam kategori overhead, penjualan, dan administrasi.
Anggaran berdasarkan aktivitasmemiliki potensi untuk lebih akurat daripada anggaran
tradisional karena berfokus pada ukuranoutput tiap aktivitas, dan kemudian memungkinkan
seorang manajer untuk memahami perilaku biaya dengan tingkat yang jauh lebih rinci

Aktivitas menimbulkan biaya dengan cara mengkonsumsi sumberdaya, tetapi,jumlah


sumberdaya yang dikonsumsi tergantung pada permintaan output aktivitas untuk membangun
suatu anggaran berdasarkan aktivitas diperlukan tiga lanhkah, yaitu:

1. aktivitas dalam organisasi harus diidentifikasikan


2. permintaan tiap output aktivitas harus diperkirakan
3. biaya sumberdaya yang diperlukan untuk aktivitas harus diperkirakan
Anggaran fleksibel aktivitas (activity flexible budgeting), adalah prediksi berapa
biaya aktivitas nantinya jika terdapat perubahan pada output aktivitas. Analisis varians dalam
suatu kerangka kerja aktivitas memungkinkan perbaikan dalam pelaporan kinerja anggaran
tradisional. Hal ini juga meningkatkan kemampuan untuk mengelola aktivitas. Anggaran
fleksibel aktivitas juga lebih akurat karena menggunakan rumusan biaya yang tergantung
pada ukuran output tiap aktivitas.

TAHAPAN PENGANGGARAN BERBASIS AKTIVITAS

1. Identifikasi faktor pendorong biaya dari berbagai aktivitas

Misalnya, pendorong biaya untuk fasilitas manufaktur dapat berupa total jam
kerja dan upah yang dibayarkan kepada karyawan

2. Proyeksikan jumlah unit yang dibutuhkan dalam setiap pemicu biaya

Misalnya, fasilitas manufaktur mungkin selalu membutuhkan tiga orang di lini


produksi, yang berarti 240 jam kerja per minggu

3. Hitung biaya per unit aktivitas yang berkaitan dengan pemicu biaya tersebut

Misalnya, upah pekerja gudang bisa menjadi 12.000 rupiah per jam

Bisnis harus menganalisis tujuan dan persyaratan mereka untuk menentukan apakah
sistem ABB masuk akal untuk diterapkan. ABB lebih cocok untuk bisnis baru yang tidak
memiliki data biaya historis yang dimiliki bisnis yang lebih mapan.

Misalnya, bisnis ritel yang lebih mapan, seperti Indomaret atau Alfamart, telah
membuat perubahan untuk mengoptimalkan strateginya untuk profitabilitas selama bertahun-
tahun. Keuntungan mereka akan tetap pada tingkat pertumbuhan yang relatif sama, dan
mereka tahu persis apa pendorong biaya mereka.

Di sisi lain, perusahaan baru tidak memiliki informasi keuangan historis selama
bertahun-tahun. Mungkin bermanfaat bagi perusahaan rintisan yang lebih baru untuk
memeriksa setiap pemicu biaya dan tingkat aktivitas yang sesuai untuk membuat proyeksi
keuangan yang lebih akurat.

KELEBIHAN PENGANGGARAN BERBASIS AKTIVITAS


Sehubungan dengan metode penganggaran lainnya, ABB memungkinkan Anda untuk
melihat dengan tepat berapa biaya terkait untuk setiap aktivitas operasional. Ini juga
membantu untuk memecah biaya ini lebih lanjut untuk menentukan apa yang dapat merusak
profitabilitas perusahaan.

Sementara metode penganggaran lain melihat biaya input untuk melakukan aktivitas,
ABB melihat output yang mendorong biaya. Dengan demikian, manajemen dapat
mengevaluasi dengan lebih baik unit bisnis yang berbeda relatif satu sama lain dan
mengalokasikan modal di tempat yang dianggap paling menguntungkan.

KEKURANGAN PENGANGGARAN BERBASIS AKTIVITAS

Kekuranganterbesar dari penerapan ABB adalah lebih mahal dan memakan waktu
untuk mengimplementasikannya daripada metode penganggaran lainnya. Karena semua biaya
yang terkait dengan aktivitas bisnis dilacak, semua detail teknis harus dicatat saat terjadi.

Selain itu, akuntan yang menangani ABB perlu memiliki pemahaman yang
mendalam tentang proses bisnis. Ini bisa jadi sulit, terutama dalam bisnis dengan siklus
produksi yang kompleks. Bisnis perlu memutuskan apakah peningkatan akurasi perkiraan
sepadan dengan investasi ekstra yang diperlukan untuk menerapkan sistem ABB.

CONTOH KASUS PENGANGGARAN BERBASIS AKTIVITAS

Untuk mendemonstrasikan bagaimana ABB dapat diimplementasikan, ada baiknya


membandingkannya dengan metode penganggaran tradisional.

Misalkan Perusahaan ABC mengharapkan untuk menjual 1.000 unit produknya


selama bulan depan, dan biaya produksinya $ 5. Dengan menggunakan penganggaran
berbasis aktivitas, perusahaan akan memperkirakan harga pokok penjualan menjadi $ 5.000.

Lalu, asumsikan Perusahaan ABC melaporkan harga pokok penjualan sebesar $


4.000 bulan lalu, dengan tingkat kenaikan rata-rata 10% setiap bulan di masa lalu. Di bawah
metode penganggaran tradisional, perusahaan akan memperkirakan harga pokok penjualan di
bulan mendatang menjadi $ 4.400 [$ 4.000 + ($ 4.000 x 10%)].

Anda mungkin juga menyukai