Anda di halaman 1dari 24

KEBUTUHAN DAN SUMBER DANA

MAKALAH

Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Studi Kelayakan Bisnis

Dosen Pengampu: Dr. Dedi Rudiana.,S.E.,M.P.

Disusun oleh :

Arya Renaldi (203402204)

Dhika Fikri Trisdiana (203402200)

Muhammad Irfansyah (203402204)

Ramanda Aprishall Noer (203402215)

JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS SILIWANGI

2022
KATA PENGANTAR
Bismillahirrohmanirrohim

Puji dan syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat kepada
penulis, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.
Tak lupa kami panjatkan sholawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada
Nabi Muhammad SAW, kepada keluarganya, kepada sahabatnya, dan kita semua
sebagai pengikutnya sampai akhir zaman.

Makalah ini diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Studi
Kelayakan Bisnis, dengan judul “Kebutuhan dan Sumber Dana”

Motivasi, dorongan, bimbingan, dan dukungan dari banyak orang telah


memberikan semangat dalam penyusunan makalah ini. Kami menemukan
beberapa kesulitan dalam menyelesaikan makalah ini, terutama disebabkan oleh
kurangnya pengetahuan. Tetapi karena banyak bantuan dari berbagai pihak,
akhirnya makalah ini dapat selesai.

Kami berharap kritik dan saran untuk membuat makalah ini lebih baik dan
berguna untuk semua orang.

Tasikmalaya, 5 September 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. Latar Belakang.......................................................................................1
B. Rumusan Masalah..................................................................................1
C. Tujuan....................................................................................................1
D. Manfaat..................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................2
A. Kebutuhan Dana....................................................................................2
Kebutuhan Dana Untuk Aktiva Tetap...................................................2
Kebutuhan Dana untuk Modal Kerja....................................................4
B. Sumber Dana......................................................................................12
BAB III PENUTUP..............................................................................................20
A. Simpulan..............................................................................................20
B. Saran....................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................21

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keuangan adalah kegiatan yang berhubungan dengan penentuan
investasi jangka panjang sebuah perusahaan, mendapatkan dana untuk
membayar, dan memimpin kegiatan keuangan harian sebuah perusahaan.
Investasi yang dilakukan dalam berbagai bidang bisnis(usaha),sudah
tentu memerlukan sejumlah modal (uang), disamping keahlian lainnya. Modal
yang digunakan untuk membiayai suatu bisnis , mulai dari biaya pra-investasi,
biaya investasi dalam aktiva tetap, hingga modal kerja.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa aspek keuangan
merupakan aspek yang digunakan aspek yang digunakan untuk menilai
keuangan perusahaan secara keseluruhan. Aspek ini sama pentingnya dengan
aspek lainnya, bahkan ada beberapa perusahaan menganggap justru aspek
inilah yang paling utama untuk dianalisis karena dari apek ini tergambar jelas
hal-hal yg berkaitan dengan keuntungan perusahaan, sehingga merupakan
salah satu aspek yang sangat penting untuk diteliti kelayakannya. Aspek
keuangan merupakan  aspek yang digunakan untuk menilai keuangan
perusahaan secara keseluruhan dan merupakan aspek yang sangat penting
untuk diteliti kelayakannya.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana kebutuhan dana dan sumber dana suatu proyek?

C. Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini adalah untuk mengetahui kebutuhan
dana dan sumber dana serta aliran kas.

D. Manfaat
1. Untuk memberikan pengetahuan kepada pembaca mengenai kebutuhan dan
sumber dana suatu proyek

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Kebutuhan Dana

Kebutuhan dana adalah semua dana yang dibutuhkan untuk


memproduksi barang, memasarkan barang, dan kebutuhan lainnya seperti
transportasi.

Kebutuhan Dana Untuk Aktiva Tetap


Aktiva tetap yang diperlukan untuk investasi bisa diklasifikasikan
sebagai berikut :

1. Aktiva tetap berwujud


Dalam membangun dan menjalankan kegiatan suatu
perusahaan hendaknya memiliki syarat yang mendasar yaitu memiliki
aktiva tetap berwujud.Pada umumnya perusahaan melakukan investasi
yang cukup besar jumlahnya pada berbagai aktiva tetap berwujud
yang dimilikinya. Karena nilai investasi yang besar dan bersifat
jangka panjang, maka sangatlah penting untuk merancang dan
menetapkan pengendalian intern yang efektif atas aktiva tetap
berwujud tersebut.
Aktiva tetap berwujud merupakan salah satu bagian dari
harta (assets) perusahaan yang dapat menunjang kegiatan operasional
perusahaan dimana besar kecilnya suatu perusahaan atau kuat
tidaknya suatu perusahaan antara lain dapat dilihat dari aktiva yang
dimiliki oleh perusahaan tersebutAktiva tetap berwujud yang dimiliki
oleh perusahaan dapat mempunyai macam-macam bentuk seperti :
a. Tanah dan pengembangan lokasi
Biaya ini termasuk harga tanah, biaya pendaftaran,
pembersihan, penyiapan tanah, pembuatan jalan ke jalan yang
terdekat, pemagaran dan sebagainya.
b. Bangunan dan perlengkapannya

2
Ini termasuk bangunan atau pabrik, bangunan untuk
administrasi, gudang, untuk pembangkit tenaga, pos-pos
keamanan, jasa-jasa arsitektur, dan lain sebagainya.
c. Pabrik dan mesin-mesin
Ini merupakan komponen terbesar dari investasi. Termasuk
di dalamnya adalah biaya pembangunan pabrik, harga mesin,
biaya pemasangan, biaya pengangkutan, suku cadang, dan
sebagainya.
d. Aktiva tetap lainnya
Ini termasuk perlengkapan angkutan dan materials
handling. Perlengkapan untuk penelitian dan pengembangan,
perlengkapan kantor dan sebagainya
2. Aktiva tetap tidak berwujud
Aktiva tetap tidak berwujud ( Intangible assets ) adalah
aktiva berumur panjang yang tidak mempunyai karakteristik fisik dan
yang dibeli bukan untuk dijual kembali, serta digunakan dalam operasi
normal perusahaan. Aktiva tetap tidak berwujud merupakan hak-hak
yang dimiliki yang dapat digunakan lebih dari satu tahun, aktiva
seperti ini mempunyai nilai karena diharapkan dapat memberikan
sumbangan pada laba. Yang termasuk dalam aktiva tetap tidak
berwujud adalah
a. Aktiva tidak berwujud
Misalnya patent, copyright, merek dagang, goodwill,
Franchises dan sebagainya
1) Patent
suatu hak yang diberikan kepada pihak yang
menemukan sesuatu hal baru untuk membuat, menjual atau
mengawasi penemunnya selama jangka waktu 17 tahun.
2) Hak Cipta ( copy right )
Hak cipta adalah hak yang diberikan kepada
pengarang atau pemain (artis/aktor) untuk menerbitkan,

3
menjual atau mengawasi karangannya, musik atau
pekerjaan pementasan.
3) Merek Dagang
Merek dagang/cap dagang bisa didaftarkan sehingga
akan dilindungi oleh undang-undang. Hak untuk merek
dagang adalah tak terbatas.
4) Franchises
Franchises adalah hak yang diberikan oleh suatu
pihak (disebut Franchisor) kepada pihak lain untuk
menggunakan fasilitas yang dimiliki oleh franchisor.
5) Goodwill
Yang dimaksud dengan goodwill adalah semua
kelebihan yang terdapat dalam suatu usaha seperti letak
perusahaan yang baik, nama yang terkenal, pimpinan yang
ahli dal lain-lain
b. Biaya-biaya pendahuluan
Biaya ini terdiri dari biaya untuk studi pendahuluan, penyiapan
pembuatan, laporan studi kelayakan, survey pasar, dan sebagainya.
c. Biaya-biaya sebelum operasi
Biaya ini adalah biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan
sebelum berproduksi secara komersial. Komponen yang utama
adalah biaya penarikan tenaga kerja, biaya latihan, beban bunga,
biaya-biaya selama masa produksi percobaan.

Kebutuhan Dana untuk Modal Kerja


Istilah modal kerja bisa diartikan sebagai modal kerja bruto, atau
modal kerja netto. Modal kerja bruto menunjukan semua investasi yang
diperlukan untuk aktiva lancar yang terdiri dari :

1. Kas
Kas adalah salah satu istilah yang sering digunakan dalam dunia
akuntansi. Istilah ini biasanya dipakai untuk menggambarkan kepemilikan

4
uang tunai perusahaan. Makin besar nilai kasnya, maka makin besar pula
uang tunai yang mereka miliki.
Dalam dunia bisnis, jumlah kas sebuah perusahaan kerap dijadikan
salah satu indikator kemampuan atau kinerja perusahaan tersebut. Makin
besar kas yang dimiliki, makin baik pula kinerja perusahaan tersebut.

Sumber penerimaan kas dalam suatu perusahaan pada dasarnya


berasal dari:

a. Hasil penjualan investasi

b. Adanya emisi saham atau penambahan modal oleh pemilik perusahaan


dalam bentuk kas.

c. Pengeluaran surat tanda utang baik jangka pendek (wesel) maupun


utang jangka panjang (obligasi, hipotek, dll) serta bertambahnya utang
yang diimbangi dengan penerimaan kas.

d. Adanya penurunan atau berkurangnya aktiva lancar selain kas yang


diimbangi dengan adanya penerimaan kas (adanya
penerimaan piutang, adanya penjualan secara tunai, dan sebagainya)

e. Adanya penerimaan kas karena


sewa, bunga atau dividen dari investasi, sumbangan atau hadiah
maupun adanya pengembalian pembayaran pajak pada periode
sebelumnya

2. Surat-surat berharga
Surat berharga merupakan dokumen yang memiliki nilai, dilindungi
oleh hukum dan diakui oleh negara. Biasa surat berharga erat kaitannya
dengan kepentingan transaksi perdagangan, penagihan, pembayaran, dan
sebagainya.
Macam-Macam Surat Berharga
Ada beberapa macam surat berharga yang perlu Anda ketahui.
Masing-masing surat berharga tersebut memiliki ciri dan syarat yang mirip

5
secara umum, namun kegunaan dan fungsinya berbeda-beda. Mari simak
macam-macam surat berharga tersebut di bawah ini.
a. Wesel
Wesel merupakan surat berharga yang di dalamnya memuat kata
wesel, tanggal, dan ditandatangani oleh penerbit yang memberikan perintah
tanda syarat kepada pihak terkait perihal hari pembayaran kepada penerima
yang telah ditunjuk penerbit maupun penggantinya di suatu tempat. Ada pun
syarat-syarat wesel sesuai dengan pasal 100 KUHD, sebagai berikut:
1) Tertera kata wesel yang jelas pada dokumen.
2) Pemerintah tidak memiliki syarat sejumlah uang yang sudah ditentukan.
3) Tertera nama orang yang bertanggung jawab untuk membayar.
4) Adanya ketentuan tanggal pembayaran, tempat pembayaran akan
dilakukan, dan nama orang yang akan menerima uang.
5) Tempat dan tanggal surat wesel ditarik.
6) Terdapat tanda tangan dari pihak yang menerbitkan wesel atau penerima.
b. Surat Sanggup
Surat sanggup atau dikenal juga dengan promes adalah surat berharga
yang memuat kata accept atau promes yang mana penerbit menyanggupi
untuk melakukan pembayaran kepada pihak yang juga disebutkan dalam surat
berharga tersebut, maupun penggantinya pada hari pembayaran.
Mengapa dikatakan surat sanggup? Karena surat ini merupakan janji
kesanggupan untuk melakukan pembayaran. Bedanya dengan wesel, pada
surat sanggup, tidak ada perintah melainkan pernyataan menyanggupi. Nah,
berikut ini ketentuan dalam surat sanggup:
1) Keterangan terkait yang menyebutkan bahwa sanggup dalam menanggung
pembayaran.
2) Adanya penetapan waktu dan tempat pembayaran.
3) Adanya tanggal surat sanggup yang ditandatangani.
4) Adanya tanda tangan orang yang membuat atau mengeluarkan surat.
c. Saham

6
Pengertian tentang saham ini sudah diatur dalam 40 KUHD yang
berarti modal perseroan dibagi atas saham-saham atau sero-sero atau nama
atau blanko. Saham juga dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan atau
kepemilikan seseorang maupun badan dalam suatu perusahaan atau perseroan
terbatas.
Bentuk dari saham sendiri merupakan selembar kertas yang berisi
keterangan bahwa pemilik dokumen tersebut adalah pemilik perusahaan yang
menerbitkan surat saham tersebut. Porsi kepemilikan ditentukan dari seberapa
besar penyertaan yang ditanamkan di perusahaan tersebut.
Dari segi perpajakan, pajak atas transaksi nilai penjualan saham
bersifat final dengan besaran 0,1% dari nilai bruto transaksi penjualan saham.

d. Cek
Surat berharga ini mungkin sudah sering Anda dengar. Cek
merupakan salah satu surat berharga yang sifatnya sebagai alat bayar. Berikut
ini ciri-ciri cek secara umum:
1) Nama harus tertulis dengan jelas.
2) Adanya perintah untuk membayarkan sejumlah uang.
3) Tertera nama badan hukum atau bank yang wajib membayar.
4) Sudah ditetapkan tanggal, tempat pembayaran, dan tempat mengeluarkan
cek.
5) Semua syarat atau ciri di atas ini harus terpenuhi. Jika tidak, maka cek
dikatakan tidak sah.
6) Cek dapat dikeluarkan secara atas tunjuk, atas perintah, atas bawa,
dan/atau atas nama.
e. Kuitansi atas Tunjuk
Kuitansi atas tunjuk merupakan surat berharga yang berisi
penandatanganan untuk suatu pembayaran sejumlah uang/dana dan waktu
yang sudah ditentukan kepada petunjuk (atas tunjuk).
f. Konosemen/Bill of Lading

7
Konosemen (Bill of Lading) merupakan surat bertanggal yang dibuat
oleh pengangkut. Pengangkut dalam hal ini adalah perusahaan pelayaran yang
menerangkan bahwa pihak tersebut sudah menerima barang dari pengirim
untuk diangkut pihak tertentu (penerima). Di dalam surat ini ada nama dan
keterangan mengenai syarat-syarat penyerahan barang yang dikirim.
Pihak-pihak yang terlibat dalam konosemen adalah penerbit yang
dalam hal ini perusahaan pelayaran yang diwakili oleh nahkoda kapal dan
pihak penerima/penggantinya. Penerima yang dimaksud adalah:
1) Orang yang namanya ada dalam konosemen.
2) Orang pengganti pengirim atau kepada orang yang ditunjuk oleh
pengirim.
3) Orang pengganti pihak ketiga atau orang yang ditunjuk namanya oleh
pihak ketiga.
4) Orang yang disebut dalam konosemen atau pembawa.
5) Orang yang membuat konosemen itu.
g. Delivery Order (DO)
Dalam pasal 520 Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (KUHD)
Indonesia, delivery order merupakan pemegang yang sah dan berhak
menuntut penyerahan barang di tempat sesuai dengan ini konosemennya,
kecuali pihak tersebut menjadi pemegang tidak sah menurut hukum.
h. Surat Utang
Surat utang dapat dibagi menjadi 3 jenis, di antaranya: obligasi, Surat
Utang Negara (SUN), dan Surat Berharga Syariah Nasional (SBSN). Obligasi
merupakan jenis surat utang jangka menengah hingga panjang yang dapat
dipindahtangankan. Obligasi sendiri berisi janji untuk membayar imbalan
berupa bunga pada periode tertentu dan melunasi pokok utang pada waktu
yang ditentukan kepada pihak pembeli obligasi. Obligasi dapat diterbitkan
oleh korporasi atau negara.
Surat utang negara merupakan surat pengakuan utang yang dijamin
pembayaran bunga dan pokoknya oleh negara sesuai masa berlakunya. SUN

8
juga digunakan pemerintah dalam membiayai defisit APBN dan menutup
kekurangan kas jangka pendek dalam satu tahun anggaran.
3. Piutang
Piutang adalah hak milik kita yang masih ada di tangan orang atau
pihak lain, baik berupa uang atau penjualan yang belum dibayar lunas.
a. Piutang Usaha (Account Receivable)
Piutang usaha adalah suatu jumlah pembelian kredit dari
pelanggan. Piutang timbul sebagai akibat dari penjualan barang atau
jasa. Piutang ini biasanya diperkirakan akan tertagih dalam waktu 30-
60 hari. Secara umum, jenis piutang ini merupakan piutang terbesar
yang dimiliki perusahaan.
b. Wesel Tagih (Notes Receivable)
Wesel Tagih adalah surat formal yang diterbitkan sebagai
bentuk pengukuran utang. Wesel tagih biasanya memiliki waktu tagih
antara 60-90 hari atau lebih lama serta mewajibkan pihak yang
berutang untuk membayar bunga. Wesel tagih dan piutang usaha yang
disebabkan karena transaksi penjualan biasa disebut dengan piutang
dagang (trade account).
c. Piutang Lain-Lain (Other Receivable)
Piutang lain-lain mencakup selain piutang dagang. Contohnya
piutang bunga, piutang gaji, uang muka karyawan, dan restitusi pajak.
Secara umum bukan berasal dari kegiatan operasional perusahaan.
Oleh karena itu, piutang jenis ini diklasifikasikan dan dilaporkan pada
bagian yang secara terpisah di neraca.
4. Persediaan
Persediaan adalah jumlah produk yang dimiliki perusahaan yang
tersedia untuk dibeli. Kumpulan barang ini pada akhirnya akan dijual kepada
pelanggan untuk mendapatkan keuntungan.
Hal ini membuat persediaan dilaporkan sebagai aset lancar di neraca
perusahaan Anda. Namun, perlu diingat bahwa menyimpan persediaan untuk

9
waktu yang lama belum tentu merupakan hal yang baik. Ini karena Anda
dapat membayar biaya penyimpanan dan produk berpotensi menjadi usang.
Berikut adalah beberapa contoh persediaan:
a. Jumlah pakaian yang harus dijual perusahaan
b. Hot dog yang siap dijual oleh stand hot dog
c. Bahan baku yang dibutuhkan untuk membuat furnitur
d. Cupcake yang belum selesai di toko roti
e. Bahan-bahan yang dibutuhkan untuk membuat limun untuk stand limun

Modal kerja Netto merupakan selisih antara aktiva lancar dengan


utang jangka pendek. Dimaksudkan dengan aktiva lancar, aktiva yang
berubah menjadi kas memerlukan waktu yang pendek, kurang dari satu tahun,
atau satu siklus produksi.

Untuk menghitung kebutuhan modal kerja tersedia beberapa metode.


Ketetapan metode tersebutakan tergantung pada pengertian yang kita
pergunakan. Metode yang kita pergunakan adalah didasarkan atas waktu
keterkaitan dan dalam modal kerja yaitu waktu yang diperlukan sejak kita
mengeluarkan kas sampai dengan kembali menjadi kas dan pengeluaran kas
perhari. Untuk jelasnya kita berikan contoh berikut ini.

Misalkan perusahaan akan memproduksi sebanyak 72.000 unit dalam


satu tahun. Produksi perbulan diperkirakan stabil selama satu tahun tersebut.
Biaya per unit untuk membuat 72.000 unit tersebut diperkirakan sebagai
berikut :

Biaya Bahan Mentah Rp. 1.000

Biaya Tenaga Kerja Rp. 300

Biaya Pabrik Tidak Langsung Rp. 400 +

Biaya Produksi Rp. 1.700

Harga Jual Rp. 2.500

10
Penyelesaian :

Biaya Produksi Perbulan, untuk membuat 6.000 unit adalah sebagai berikut

Biaya Bahan Mentah Rp. 1.000 x 6.000 unit = Rp.6.000.000

Biaya Tenaga Kerja Rp. 300 x 6.000 unit = Rp.1.800.000

Biaya Pabrik Tidak Langsung Rp. 400 x 6.000 unit = Rp. 2.400.000 +

Total Biaya Produksi Rp. 10.200.000

Misalkan bahwa tahap-tahap operasi adalah sebagai berikut :

Tahap bahan mentah 3 bulan

Tahap barang dalam proses 1 bulan

Tahap barang jadi 1 bulan

Tahap barang piutang 2 bulan

Berarti bahwa rata-rata bahan ada dalam gudang selama 3 bulan, rata-
rata produksi 1 bulan, penyimpanan barang jadi 1 bulan, rata-rata pembeli
membayar pembelian 2 bulan.

Tabel. Investasi pada berbagai aktiva lancer (dalam jutaan rupiah)

11
Misalkan perusahaan menginginkan persediaan cuku cadang sebesar
Rp. 6.000.000 dan persediaan kas untuk berjaga-jaga sebesar Rp. 5.000.000
maka kebutuhan modal kerjanya adalah :

Rp. 66.300.000+Rp. 6.000.000+Rp. 5.000.000=Rp. 77.300.000

Jadi dari contoh di atas kita melihat bahwa besar kecilnya kebutuhan
modal kerja tergantung pada lama keterikatan dana, dan volume kegiatan
produksi.

B. Sumber Dana
Pada dasarnya pemilihan sumber dana bertujuan untuk memilih
sumber dana yang pada akhirnya bisa memberikan kombinasi dengan biaya
yang terendah, dan tidak menimbulkan kesulitan likuiditas bagi proyek atau
perusahaan yang mensponsori proyek tersebut (artinya jangka waktu
pengambilan sesuai dengan jangka waktu penggunaan dana).

12
Untuk mendanai suatu kegiatan investasi maka biasanya diperlukan
dana yang relative cukup besar. Perolehan dana dapat dicari dari berbagai
sumber dana yan ada seperti dari modal sendiri atau dari modal pinjaman atau
keduanya. Pilihan apakah menggunakan modal sendiri atau modal pinjaman
atau gabungan dari keduanya tergantung dari jumlah modal yang dibutuhkan
dari kebijakan pemilik usaha. Pertimbangannya tidak lain adalah untung
ruginya jika menggunakan salah satu modal atau dengan modal gabungan.
Dilihat dari segi sumber asalnya, modal dibagi 2 (dua) macam, yaitu:

1. Modal asing (modal pinjaman)

Modal asing atau modal pinjaman merupakan modal yang


diperoleh dari pihak luar  perusahaan dan biasanya diperoleh secara pinjaman.
Sumber dana dari modal asing dapat siperoleh antara lain:

a. Pinjaman dari dunia perbankan

b. Pinjaman darilembaga keuangan seperti perusahaan modal ventura,


asuransi, leasing, dana pension, atau lembaga keuangan lainnya.

c. Pinjaman dari perusahaan nonbank.

2. Modal sendiri

Modal sendiri adalah modal yang diperoleh dari pemilik perusahaan


dengan cara mengeluarkan saham baik tertutup atau terbuka. Perolehan dana
dari modal sendiri biasanya berasal dari:

a. Setoran dari pemegang saham.

b. Dari cadangan laba.

c. Atau dari laba yang belum dibagi.

Selain itu dengan adanya keputusan untuk mengadakan investasi maka


diperlukan dana yang dapat membelanjai investasi. Timbullah masalah
bagaimana perusahaan dapat memperoleh dana yang dibutuhkan untuk

13
membiayai investasi yang direncanakan dengan syarat-syarat yang paling
menguntungkan dengan mengingat, bahwa para pemilik dana mengharapkan
balas jasa atas penggunaan dananya dan merupakan biaya investasi yang
direncanakan tersebut.

Menurut Bambang Riyanto Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan


(2004 : 25), bahwa sumber dana yang dapat diperoleh untuk membelanjai
suatu perusahaan adalah:

1. Sumber dana dari dalam perusahaan (internal source) dapat diartikan sebagai
bentuk dana dimana pemenuhan kebutuhan dananya berasal dari dalam
perusahaan itu sendiri, dengan kata lain dana dengan kekuatan atau
kemampuan sendiri. Dana dari dalam perusahaan dapat diadakan dengan atau
menggunakan laba cadangan dari sebagian sisa hasil usaha yang merupakan
unsur dana sendiri, sebagai sumber dana intern. Akumulasi penyusutan aktiva
tetap karena jangka waktu penggunaan dari aktiva tersebut biasanya lama,
misalnya lima tahun, maka cadangan penyusutan yang masih menganggur
dapat digunakan dan disebut sebagai sumber dana insentif. Dana dari dalam
perusahaan terdiri dari:

a) Dana yang berasal dari pemilik perusahaan

b) Saldo keuntungan yang ditanam kembali dalam perusahaan.

c) Surplus dana dan akumulasi penyusutan atau yang disebut sebagai


cadangan dana.  Terdiri atas nilai buku dan nilai pasar dari harta yang
dimiliki perusahaan.

2. Sumber dana dari luar perusahaan (external source) yaitu pemenuhan


kebutuhan dana diambil atau berasal dari sumber-sumber dana yang ada di
luar perusahaan. Dana yang berasal dari luar perusahaan adalah dana yang
berasal dari pihak bank, asuransi, dan kreditur lainnya. Dana yang berasal
dari para kreditur adalah hutang bagi perusahaan yang disebut sebagai

14
dana pinjaman. Dana pinjaman yang dimaksud adalah dana yang didapat
dari pihak ketiga (kreditur).

Berdasarkan pengertian tersebut, maka dapat diasumsikan bahwa


sumber dana terdiri dari:

1.    Berkurangnya aktiva lancar selain kas

2.    Berkurangnya aktiva tetap

3.    Bertambahnya setiap jenis hutang

4.    Bertambahnya modal

5.    Adanya keuntungan dari operasi perusahaan

Secara umum dalam menentukan kebutuhan dana untuk proyek


dipengaruhi oleh jenis proyek. Proyek berskala besar memerlukan dana yang
besar dan begitu juga sebaliknya. Pengalokasian dana untuk proyek investasi
secara umum dialokasikan ke dalam dua kelompok, yaitu untuk aktiva tetap
dan untuk modal kerja. Aktiva tetap adalah aktiva yang memiliki umur
ekonomis lebih dari satu periode, dibeli tidak untuk dijual kembali tetapi
digunakan untuk operasi dan setiap periodenya mengalami penyusutan.
Sedangkan modal kerja adalah aktiva yang digunakan dalam operasi
perusahaan (satu tahun) dapat berubah menjadi kas. Pengeluaran yang
berkaitan dengan modal kerja biasanya disebut dengan pengeluaran
pendapatan.

Sumber-sumber dana yang utama adalah sebagai berikut :

1. Modal sendiri yang disetor oleh pemilik perusahaan. Apabila perusahaan


tidak berbentuk Perseroan Terbatas (PT) yang berniat go public (artinya
menjual saham di pasar modal), maka modal sendiri hanya bisa diperoleh dari
para pemilik perusahaan. Karena itulah bagi perusahaan yang ingin
menghimpun dana yang besar mereka mungkin memilih untuk go public.

15
2. Saham biasa atau saham preferen (yang juga merupakan modal sendiri) yang
diperoleh dari emisi (Penerbitan) saham dari pasar modal. Perusahaan yang
memutuskan go public dapat menghimpun dana masyarakat dengan jalan
menerbitkan saham yang nanti akan diperjual belikan di bursa. Secara ringkas
perusahaan yang bisa menerbitkan saham di pasar modal Indonesia adalah
perusahaan yang berbentuk PT, besar dan baik (dalam artian menghasilkan
keuntungan).
3. Obligasi, yang diterbitkan oleh perusahaan dan dijual di pasar modal.
Obligasi yang diterbitkan bisa berbentuk :
a. Obligasi biasa
Obligasi ini menawarkan suku bunga yang tetap (bunga tersebut
mungkin dibayarkan per semester atau per tahun) untuk jangka waktu usia
obligasi dan dicantumkan nilai pelunasannya.
b. Obligasi dengan suku bunga mengambang (Floating Rate)
Besarnya bunga dibayarkan akan tergantung pada tingkat bunga
yang berlaku. Apabila suku bunga meningkat, bunga obligasi juga
meningkat. Demikian pula ababila suku bunga menurun. Suku bunga
yang dipakai sebagai patokan biasanya adalah suku bunga deposito
(biasanya jangka waktu 6 bulan) dari beberapa bank ditambah dengan
persentase tertentu. Misalnya dikatakan bahwa bunga yang dibayar adalah
1% diatas suku bunga deposito jangka waktu 6 bulan.
c. Obligasi tanpa bunga (Zero Coupon Bonds)
Meskipun obligasi ini tidak membayarkan bunga, tetapi membeli
obligasi tersebut tetap menerima penghasilan karena obligasi tersebut
dijual dengan discount. Sebagai misal, obligasi yang akan jatuh tempo 5
tahun lagi, dengan nilai pelunasan Rp. 1.000.000 di jual saat ini dengan
harga hanya Rp. 519.000 dikatakan bahwa obligasi tersebut dijual dengan
discount 48,1%. Seringkali penerbitan zero coupon bonds dimaksudkan
untuk menghemat present value pembayaran pajak.
d. Obligasi konversi (convertible bonds)

16
Ini merupakan jenis obligasi yang bisa diubah menjadi saham pada
waktu tertentu. Jika calon pembeli obligasi konversi mengharapkan
bahwa sewaktu obligasi tersebut dikonversikan menjadi saham biasa,
harga saham telah sangat tinggi, maka mereka mungkin bersedia untuk
membeli obligasi tersebut meskipun bunga yang ditawarkan relative
rendah. Bagi perusahaan, membayar bunga yang rendah pada masa awal
proyek mungkin akan menghindarkan diri dari kesulitan likuiditas.
Misalkan obligasi biasa, dengan jangka waktu pelunasan 5 tahun,
memberikan bunga 14% pertahun. Obligasi tersenut laku terjual sesuai
harga pelunasan sebesar Rp.1.000.000, obligasi konversi ditawarkan
hanya dengan bunga 7% pertahun, tetapi pemilik obligasi tersebut bisa
menukar obligasi tersebut dengan 100 lembar saham biasa pada lima
tahun yang akan mendatang atau minta dilunasi. Jika harga saham
diperkirakan akan mencapai Rp. 20.000 perlembar, pembeli obligasi
konversi akan lebih beruntung daripada pembeli obligasi biasa.
4. Kredit bank, baik kredit investasi maupun non-investasi
Harus diakui bahwa sampai saat ini kredit bank masih merupakan
sumber dana yang terbesar bagi dunia usaha. Sebagai misal, selama tahun
2022, jumlah kredit yang diberikan oleh bank-bank, baik dalam rupiah
maupun valuta asing mencapai sekitar Rp. 081 triliun. Sedangkan dana
yang dihimpun ileh perusahaan-perusahaan dari penerbitan saham di pasar
modal mencapai hanya Rp. 0,578 triliun dan untuk obligasi (termasuk
obligasi konversi) sebesar Rp. 0,134 triliun. Masalahnya adalah seringkali
spread yang ditentukan bank masih terlalu besar. Misalnya bank
menghimpun dana masyarakat dengan membayar bunga 12%, tetapi
menyalurkan sebagai kredit dengan bunga 18%. Berarti spread yang
diambil adalah 6%. Semakin besar spread ini, semakin besar keinginan
perusahaan untuk memotong biaya intermediasi keuangan tersebut. Cara
yang dilakukan adalah dengan menerbitkan obligasi. Perusahaan mungkin
menawarkan obligasi dengan bunga 15% pertahun. Dibandingkan dengan
kredit bank, obligasi tersebut lebih murah 3% biayanya. Dari sudut

17
pandang pembeli obligasi, obligasi tersebut memberi keuntungan 3%
diatas tingkat bunga simpanan. Apabila risiko membeli obligasi dipandang
sama dengan risiko menyimpan uang di bank, maka obligasi tersebut akan
lebih menarik. Tentu saja perusahaan tidak akan bisa menerbitkan obligasi
kalau jumlahnya terlalu kecil (di bursa efek Jakarta disyaratkan minimal
Rp. 25 miliar) atau hanya berjangka pendek (misal hanya untuk beberapa
bulan). Dalam situasi itulah perusahaan akan tetap memerlukan kredit dari
bank.
5. Leasing (sewa guna)
Dari lembaga keuangan non-bank, beberapa lembaga keuangan
(bukan bank) menawarkan jasa untuk menyediakan aktiva (misal mesin) yang
diperlukan oleh perusahaan. Secara resmi lembaga keuangan tersebutlah yang
memiliki aktiva tersebut dan perusahaan hanya menyewanya. Bagi
perusahaan, tentu saja yang penting adalah apakah perusahaan bisa
menggunakan aktiva tersebut dan apakah biaya sewanya jatuhnya lebih kecil
(setelah memperhatikan kemungkinan penghematan pajak) disbanding
dengan kalau meminjam dari bank dan membeli aktiva tersebut.
6. Project Finance
Tipe pendanaan ini merupakan tipe pendanaan yang makin banyak
dipergunakan untuk membiayai proyek-proyek besar. Pada dasarnya project
finance merupakan kewajiban finansialnya. Dengan demikian, perusahaan
yang mensponsori proyek tersebut, apabila terjadi gangguan cash flow dari
proyek tersebut. Jadi, misalkan PT A (yang telah mempunyai berbagai divisi
dan bisnis) mendapatkan kesempatan untuk membangun dan mengelola jalan
tol. Untuk membangun jalan tol tersebut diperlukan dana yang sangat besar
(misalkan Rp. 200 miliar). Jika tipe pendanaan project finance digunakan,
maka lembaga-lembaga keuangan yang menyediakan dana untuk proyek
tersebut akan dilunasi berdasarkan atas penghasilan jalan tol tersebut. PT A
tidak perlu mengambil cash flow dari bisnis lainnya untuk memenuhi
kewajiban finansial tersebut, karena sifat ketergantungan hanya pada protek

18
tersebut saja, para sponsor pendanaan akan sangat hati-hati dalam melakukan
analisis. Akan lebih disukai kalau ada kepastian arus kas.
Dalam prakteknya ada semacam pedoman untuk menentukan sumber
dana apa yan sebenarnya dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan dana,
yaitu :
1. Aktiva tetap yang tidak disusutkan sebaiknya dibelanjai dengan modal
sendiri.
2. Aktiva tetap yang disusut sebaiknya mengunakan modal sendiri atau hutang
jangka panjang yang jatuh temponya tidak lebih pendek daripada usia
ekonomi aktiva tetap.
3. Aktiva lancar bisa dibelanjai dengan hutang jangka pendek, dan periode jatuh
temponya tidak lebih pendek daripada periode keterikatan dana pada aktiva
lancar
4. Untuk aktiva lancar yang permanen sebaiknya dibelanjai dengan hutang
jangka panjang atau modal sendiri.

19
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Kebutuhan dana adalah semua dana yang dibutuhkan untuk
memproduksi barang, memasarkan barang, dan kebutuhan lainnya seperti
transportasi.
Secara umum dalam menentukan kebutuhan dana untuk proyek
dipengaruhi oleh jenis proyek. Beberapa sumber dana yang penting adalah :
1) Modal sendiri yang disediakan oleh pemilik perusahaan,
2) Saham yang diperoleh dari emisi (penerbitan) saham di pasar modal,
3) Obligasi, yang diterbitkan oleh perusahaan dan dijual di pasar modal
4) Kredit bank dan
5) Leasing (sewa guna) dari lembaga non-bank.
B. Saran
Penulis tentunya masih menyadari jika makalah di atas terdapat banyak
kesalahan dan jauh dari kata sempurna. Penulis akan memperbaiki makalah
tersebut dengan pedoman pada banyak sumber serta kritik yang membangun
dari pembaca.

20
DAFTAR PUSTAKA
Ikatan Akuntan Indonesia, Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan

(PSAK).(Jakarta: Salemba Empat, 2009).

Mulyadi, 2001. Sistem Akuntansi, Cet. Ketiga, Jakarta: Salemba Empat

Al Haryono Jusuf, 2001. Dasar-dasar Akuntansi Jilid II. Edisi 7, Yogyakarta:


STIE

YKPN Ismail, 2010. Akuntansi Bank Teori Dan Aplika.si Dalam Rupiah,
Jakarta: Penerbit

Kencana Prenada Media. Pahala Nainggolan, 2005. Akuntansi Keuangan


Yayasan dan Lembaga Nirlaba

Sejenis. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

21

Anda mungkin juga menyukai