Anda di halaman 1dari 11

BAB II

LINGKUNGAN BISNIS

Tujuan Instruksional
Setelah selesai mempelajari topik ini mahasiswa dapat:

1. Mendefenisikan lingkungan bisnis


2. Mengetahui variabel-variabel lingkungan bisnis
3. Mengetahui pengaruh variabel-variabel lingkungan terhadap bisnis
4. Mengetahui cara perusahaan menjalankan bisnis internasional

Pokok Bahasan

1. Pengertian Lingkungan Bisnis


2. Variabel Lingkungan Bisnis
3. Lingkungan Mikro Bisnis
4. Lingkungan Global Bisnis
5. Cara Perusahaan Menjalankan Bisnis Internasional

A. Pengertian Lingkungan Bisnis


Suatu bisnis merupakan bagian dari sistem yang lebih luas. Oleh karena setiap perusahaan bagian
dari sistem yang lebih luas, maka perusahaan sangat terkait dan mungkin juga akan tergantung kepada
lingkungannya. Lingkungan ini akan dapat mempengaruhi kehidupan atau keberlangsungan
(sustainibility) suatu perusahaan atau bisnis. Lingkungan itu terdiri dari variabel-variabel tertentu yang
selanjutnya disebut dengan lingkungan bisnis (business enviromental). Apakah yang dimaksud dengan
lingkungan bisnis?

Di bawah ini akan didefenisikan lingkungan bisnis yang diambil dari beberapa ahli:

1. Menurut Kusdi (2009:62) mengatakan lingkungan (organisasi) adalah elemen-elemen di luar


organisasi yang mempunyai pengaruh terhadap kehidupan organisasi.

2. Menurut Nickels et.al. (2009:13) mengatakan lingkungan bisnis terdiri atas faktor-faktor sekitar
yang dapat membantu atau menghambat perkembangan bisnis.

Dari defenisi di atas dapat diartikan bahwa lingkungan bisnis atau organisasi akan dapat
mempengaruhi terhadap kegiatan bisnis atau organisasi. Pengaruhnya bisa bersifat membantu atau
menghambat perkembangan bisnis. Membantu perkembangan bisnis berarti lingkungan itu dapat
memberikan peluang tertentu yang dapat meningkatkan keberhasilan bisnis untuk mencapai tujuannya.
Menghambat perkembangan bisnis berrati dapat mengakibatkan kemunduran atau tidak berhasilnya bisnis
mencapai tujuannya.

Lingkungan bisnis bisa dikatakan juga akan dapat mempengaruhi secara positif apabila membantu atau
memberikan peluang keberhasilan dan berpengaruh secara negatif apabila menghambat keberhasilan
bisnis. Walaupun demikian lingkungan bisnis tidak selalu sama pengaruhnya untuk setiap bisnis. Bagi
suatu bisnis lingkungan bisnis bisa berpengaruh secara positif tetapi bagi bisnis lain berpengaruh secara
negatif.

Lingkunngan bisnis dapat dituliskan ke dalam fungsi sebagai berikut:

Lingkungan Bisnis = f(Peluang, Ancaman)

Peluang = membantu keberhasilan bisnis


Ancaman menghambat keberhasilan bisnis

B. Variabel-variabel Lingkungan Bisnis


Variabel-variabel lingkungan bisnis yang dapat membantu atau menghambat keberhasilan bisnis
untuk mencapai tujuannya dapat dibagi kedalam dua bagian yaitu:

1. Lingkungan Internal

a. Karyawan (tenaga kerja/sumber daya manusia).


b. Manajemen (keahlian/pengelola).
c. Pemegang saham (stockholders).
d. Modal dan peralatan fisik (dana,mesin,gedung).
e. Informasi.

2. Lingkungan Eksternal

a. Lingkungan Khusus

1) Konsumen (pelanggan)
2) Pemasok (supplier)
3) Pesaing
4) Kreditur

b. Lingkungan Umum

1) Ekonomi
2) Politik dan Hukum
3) Sosial Budaya
4) Demografi
5) Globalisasi

C. Lingkungan Internal
Lingkungan internal adalah sumber daya manusia dan fisik yang mempengaruhi kinerja bisnis
secara langsung.
1. Karyawan
Kesuksesan dan tingkat efisiensi kegiatan perusahaan pada akhirnya sangat bergantung pada
kemampuan para pekerja yang melakukan pekerjaannya dengan baik. Pemilik perusahaan dan pemimpin
perusahaan hanya dapat merencanakan dengan sebaik-baiknya tentang hal-hal yang perlu dilakukan
perusahaan pada masa kini dan masa depan. Pada akhirnya, apakah rencana itu dapat terlaksana dengan
sempurna, sangat tergantung kepada kemampuan dan kesungguhan pekerja-pekerja di berbagai tingkat
dan manajemen. Untuk memperoleh hasil yang efektif dan efisien para pekerja harus bekerja sesuai
dengan spesifikasi kemampuannya.

2. Manajemen
Keberhasilan bisnis mencapai tujuannya juga dipengaruhi oleh manajemen perusahaan.
Manajemen yang dimaksud yaitu bagaimana pihak manajemen mengelola sumber-sumber daya yang
dimiliki oleh bisnis. Sumber-sumber daya yang tersedia harus dapat dikelola secara efisien dan efektif.
Semakin baik pengelolaan sumber-sumber daya semakin baik bisnis untuk mencapai tujuannya.

3. Pemegang saham
Setiap pendirian perusahaan memerlukan dana modal. Modal tersebut biasanya digunakan untuk
membeli tanah, membeli alat dan kebutuhan yang mendukung berdirinya perusahaan. Apabila modal
tidak mencukupi untuk usaha, dapat diperoleh dari institusi keuangan, selain itu juga dapat dilakukan
dengan yang diperlukan. Pemilik modal dan institusi keuangan sangat penting peranannya sebagai
penyedia dana untuk menjalankan operasi perusahaan. Semakin baik fasilitas penyediaan dana dapat
memperlancar jalannya kegiatan usaha.

4. Modal dan peralatan fisik


Modal dan peralatan fisik berhubungan dengan dana yang tersedia di perusahaan. Kecukupan dan
akan memperlancar kegiatan operasi perusahaan. Semain tersedia dana sesuai kebutuhan semakin besar
peluang untuk mencapai keberhasilan. Begitu juga menganai peralatan fisik dan bangungan yang banyak
menunjang kepada kegiatan bisnis. Termasuk peralatan lain yanga dapat digunakan oleh perusahaan
untuk memperlancar operasinya seperti alat transportasi untuk mengangkut bahan atau untuk
mendistribusikan barang yang dihasilkan.

5. Informasi
Informasi bagi perusahaan sangat penting, Informasi dibutuhkkan pihak manajemen perusahaan
untuk membuat keputusan (decision making). Tanpa adanya informasi pihak manajemen akan sulit untuk
membuat suatu keputusan yang tepat. Informasi harus dikumpulkan dari dalam ataupun dari luar
perusahaan. Perkembangan ataupun keadaan yang ada dalam perusahaan harus tersedia. Perkembangan
pasar atau yang lainnya juga harus tersedia bagi manajemen untuk mempermudah dan mempercepat para
manajer membuat keputusan.

D. Lingkungan Eksternal
Lingkungan eksternal adalah faktor atau kekuatan luar yang potensial mempengaruhi
keberhasilan bisnis atau organisasi. Lingkungan eksternal dikelompokkan menjadi dua yaitu:
1. Lingkungan Khusus
Lingkungan khusus adalah bagian dari lingkungan yang secara langsung relevan terhadap
pencapaian tujuan organisasi. Lingkungan khusus, meliputi pihak-pihak yang mempunyai kepentingan
pada organisasi atau perusahaan (stakeholder), seperti konsumen, pemasok, pesaing dan kreditor.

a. Pelanggan (Consumer)

The consumer is king merupakan ungkapan yang sering dinyatakan mengenai kegiatan dalam
dunia bisnis. Maksud dari ungkapan tersebut adalah untuk menekankan bahwa walaupun perusahaan yang
menghasilkan dan menjual barang, tetapi pada akhirnya konsumen yang menentukan jenis-jenis barang
yang harus diproduksikan. Apabila konsumen tidak menyukai barang yang diproduksi, penjualan tersebut
tidak akan menguntungkan dan perusahaan bisa saja terancam tutup. Ini menunjukkan bahwa pada
akhirnya keinginan konsumenlah yang akan menentukan tetap berjalannya perusahaan.

b. Pemasok (Supplier)

Kebanyakan perusahaan melakukan operasi produksi dengan menggunakan bahan mentah yang
dihasilkan oleh pihak lain. Dengan demikian operasi penghasilan barang dari suatu kegiatan usaha sangat
bergantung pada kegiatan industri hulu, yaitu kegiatan usaha pada perusahaan yang menghasilkan bahan
mentah dan alat-alat perusahaan. Ketergantungan tersebut menimbulkan efek yang baik atau buruk.
Apabila di industri penyedia bahan mentah mengalami kerugian dan harus tutup, perusahaan perlu
mencari sumber bahan mentah lain yang mungkin tak murah dan sebaik penyedia bahan mentah yang
asal. Hal ini dapat menaikkan biaya produksinya dan dan menurunkan hasil produksinya. Sebaliknnya
apabila penyedia bahan mentah dapat beroperasi dengan lebih efisien dan menghasilkan barang yang
lebih bermutu, perusahaan pengguna bahan mentah tersebut dapat menaikkan keuntungan dan menjual
barang lebih bermutu.

c. Pesaing (Competitor)

Pesaing mereka yang menghasilkan atau menawarkan barang dan jasa sejenis. Barang yang
dihasilkan dapat saling menggantikan atau saling bersubstitusi barang yang dihasilkan perusahaan yang
satu dengan yang dihasilkan perusahaan lain. Persaingan terjadi antar perusahaan yang ada dalam satu
industri. Walaupun persaingan bisa lebih luas dari hanya sekedar mereka yang ada dalam industri. Untuk
itu perusahaan yang dapat memenangkan persainganlah yang bisa lebih berhasil. Perusahaan harus selalu
berusaha untuk memenangkan persaingan dengan cara memberikan kepuasan yang lebih kepada
konsumen dibandingkan apa yang ditawarkan oleh pesaing. Semakin banyak pesaing, menjadi hambatan
bagi setiap bisnis.

d. Kreditur (Creditor)

Setiap perusahaan membutuhkan dana yang digunakan untuk menjalankan operasinya. Dana yang
dibutuhkan perusahaan tidak selalu mencukupi dari pemegang saham. Untuk itu perusahaan harus
berusaha memperolehnya melalui pinjaman. Pihak yang meminjamkan tersebutlah disebut dengan
kreditur. Perusahaan perlu memperhatikan kreditor yang mempengaruhi kegiatan organisasi secara
finansial(institusi keuangan ataupun individu yang memberikan pinjaman dana). Kreditor menganalisis
secara seksama dan teliti mengenai perkembangan bisnis dan potensi dari suatu perusahaan. Kreditur
harus berusaha untuk mencegah terjadinya kredit macet atau ketidakmampuan perusahaan dalam
mengembalikan pinjaman yang diberikan.
2. Lingkungan Umum
Lingkungan umum meliputi berbagai faktor, antara lain kondisi ekonomi, politik dan bukum,
sosial budaya, demografi, teknologi, dan kondisi global yang dapat mempengaruhi organisasi atau bisnis
untuk mencapai keberhasilannya.

Lingkungan umum seperti yang sudah disebutkan di atas terdiri dari:

a. Perekonomian

Kondisi ekonomi. Tinkat inflasi, masalah pengangguran, tingkat pertumbuhan pendapatan


nasional, tingkat inflasi, masalah pengangguran, dan suku bunga, secara umum adalah beberapa faktor
ekonomi yang mempengaruhi aktivitas bisnis untuk mencapai keberhasilannya. Pertumbuhan ekonomi
(economic growth) akan mendorong lebih banyak permintaan terhadap barang dan jasa, karena daya beli
masyarakat tinggi. Pertumbuhan ekonomi yaitu suatu keadaan apabila pendapatan nasional dari tahun ke
tahun mengalami kenaikan. Indikator adanya pertumbuhan ekonomi yaitu naiknya total produksi dan
naiknya total pengeluaran masyarakat. Kenaikan total produksi dan total pengeluaran menunjukkan
pertumbuhan ekonomi yang positif. Selain naiknya total produksi dan total pengeluaran di masyarakat
sebagai indikator pertumbuhan ekonomi juga dapat dilihat dari tingkat pengangguran (unemployment).
Apabila semakin tinggi tingkat pengangguran itu menunjukkan pertumbuhan ekonomi yang negatif.

Pengangguran dapat dibagi menjadi 4 tipe yaitu:

1) Pengangguran karena friksi (pengangguran natural) adalah pengangguran karena


menunggu pekerjaan yang lainnya, sifatnya sementara.
2) Pengangguran Musiman adalah pengangguran yang jasanya tidak diperlukan beberapa
musim.
3) Pengangguran Siklus adalah pengangguran yang terjadi karena kondisi ekonomi
memburuk.
4) Pengangguran Struktural adalah pengangguran karena memang tidak mempunyai
ketrampilan yang cukup.

Inflasi (inflation) juga salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kondisi ekonomi. Inflasi
adalah suatu keadaan naiknya harga-harga barang dan jasa secara umum. Naiknya harga akan mengurangi
daya beli masyarakat terhadap barang dan jasa. Sehingga mempengaruhi kepada bisnis atau perusahaan
mencapai keberhasilannya.

Inflasi dapat dibagi kedalam dua jenis yaitu:

1) Cost push inflation adalah inflasi karena adanya kenaikan biaya produksi.
2) Demand pull inflation adalah inflasi karena adanya permintaan terhadap barang dan jasa
yang tinggi.

Tingkat suku bunga (discount rate) akan dapat mempengaruhi kepada bisnis. Tingkat suku bunga
mewakili biaya meminjam uang. Naiknya suku bunga akan menaikkan biaya bagi perusahaan sehingga
dapat menaikkan harga pokok produksi. Naiknya harga pokok produksi akan menaikkan harga jual
barang sehingga dapat mengurangi permintaan terhadap barang dan jasa.Terdapat hubungan timbal balik
antara keadaan perekonomian dan aktivitas bisnis atau dunia usaha. Kestabilan dan pertumbuhan ekonomi
akan mendorong perkembangan dunia usaha, dan sebaliknya perkembangan dunia usaha akan
mewujudkan kestabilan dan pertumbuhan ekonomi.
b. Kondisi politik dan hukum.

Terdapat kestabilan politik dan kebijakan pemerintah yang sesuai dapat menciptakan suasana
kondusif untuk mengembangkan aktivitas organisasi bisnis di berbagai bidang. Pertimbangan hukum juga
perlu diperhatikan perusahaan, antara lain adanya peraturan pemerintah mengenai pembentukan dan
pengawasan organisasi yang membatasi kebijakan manajerial, termasuk dalam hal pengelolaan sumber
daya manusia.

c. Kondisi sosial budaya.

Para manajer perlu memperhatikan adanya perubahan sosial budaya masyarakat khususnya pola
dan tren pasar yang dituju. Manajer perlu menyesuaikan strategi bisnis terutama pemasarannya dengan
kondisi nilai-nilai sosial, kebiasaan, dan selera konsumen.

d. Kondisi demografi.

Kondisi demografi mencakup kebiasaan yang berlaku dalam karakteristik fisik dari populasi,
seperti jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan, lokasi geografis, pendapatan, konsumsi keluarga.
Perubahan pada karakteristik-karakteristik ini dapat berpengaruh pada kebijakan manajemen perusahaan
dalam merencanakan, mengorganisasikan, memimpin dan mengontrol organisasi bisnisnya.

e. Teknologi.

Teknologi merupakan salah satu faktor lingkungan umum yang paling dramatis atau paling cepat
mengalami perubahan. Teknologi pun menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi keputusan manajer
terutama dalam hal pengembangan produk.

f. Globalisasi.

Globalisasi adalah salah satu faktor utama yang mempengaruhi organisasi bisnis. Manajer dari
perusahaan besar maupun kecil yang ada di dalam negeri semakin ditantang dengan meningkatnya jumlah
pesaing sebagai dampak dari adanya pasar global yang merupakan bagian dari lingkungan eksternal.

E. Cara Perusahaan Menjalankan Bisnis Internasional


Perusahaan dalam menjalankan bisnisnya bisa saja berkecimpung dalam berbagai bentuk bisnis
internasional. Cara yang dapat dilakukan perusahaan untuk menjalankan bisnis internasional dapat
dilakukan dengan bentuk yang populer yaitu:

1. Impor adalah pembelian barang atau jasa dari negara asing


2. Ekspor adalah penjualan barang dan jasa ke negara asing
3. Investasi asing langsung (direct foreign invesment)
4. Aliansi strategis (strategic alliances)

Dibawah ini akan dijelaskan setiap bentuk sebagai berikut:

1. Impor
Impor adalah proses transportasi barang atau komoditas dari suatu negara ke negara lain
secara legal, umumnya dalam proses perdagangan. Proses impor umumnya adalah tindakan
memasukan barang atau komoditas dari negara lain ke dalam negeri. Impor barang secara besar
umumnya membutuhkan campur tangan dari bea cukai di negara pengirim maupun penerima.
Impor adalah bagian penting dari perdagangan internasional, lawannya adalah ekspor.

2. Ekspor
Ekspor adalah proses transportasi barang atau komoditas dari suatu negara ke negara lain.
Proses ini seringkali digunakan oleh perusahaan dengan skala bisnis kecil sampai menengah
sebagai strategi utama untuk bersaing di tingkat internasional. Strategi ekspor digunakan karena
risiko lebih rendah, modal lebih kecil dan lebih mudah bila dibandingkan dengan strategi lainnya.
Cara ekspor dapat dilakukan dengan dua cara yaitu: Strategi lainnya misalnya franchise dan
akuisisi

a. Ekspor langsung adalah cara menjual barang atau jasa melalui perantara/ eksportir yang
bertempat di negara lain atau negara tujuan ekspor. Penjualan dilakukan melalui
distributor dan perwakilan penjualan perusahaan. Keuntungannya, produksi terpusat di
negara asal dan kontrol terhadap distribusi lebih baik. Kelemahannya, biaya transportasi
lebih tinggi untuk produk dalam skala besar dan adanya hambatan perdagangan serta
proteksionisme

b. Ekspor tidak langsung adalah teknik dimana barang dijual melalui perantara/eksportir
negara asal kemudian dijual oleh perantara tersebut. Melalui, perusahaan manajemen
ekspor ( export management companies) dan perusahaan pengekspor ( export trading
companies ). Kelebihannya, sumber daya produksi terkonsentrasi dan tidak perlu
menangani ekspor secara langsung: Kelemahannya, kontrol terhadap distribusi kurang
dan pengetahuan terhadap operasi di negara lain kurang.

3. Investasi Langsung Asing (Foreign Direct Investment.


Foreign Direct Investment (FDI) ialah investasi asing yang melibatkan pendirian bisnis
baru dan transfer modal untuk menanggung investasi tersebut. FDI secara lebih spesifik memiliki
pengertian sejumlah penanaman modal dalam jangka panjang ke sebuah perusahaan di negara
lain. Penanaman modal yang diijinkan ialah sekurang-kurangnya sejumlah 10% dari kepemilikan
modal murni. FDI menjadi bisnis sebagian besar perusahaan yang diizinkan di sejumlah negara
berkembang. Situasi yang mendorong ialah, (1) terjadi kelengahan ekonomi domestik sehingga
perusahaan mengembangkan bisnis di negara lain, (2) terdapat prospek potensial dan jangka
panjang/ jangka pendek (melibatkan faktor dependen) perusahaan untuk berinvestasi di luar
negeri, (3) motif untuk mengurangi ketergantungan di negara asal, motif untuk mencapai
produksi yang lebih efisien dan keuntungan maksimal, motif mendekati pasar, motif mencari
pasar yang lebih luas.

FDI memainkan peran penting dalam proses internasionalisasi bisnis secara


multilateralisme. Terdapat banyak perubahan besar yang melekat dalam FDI. Sebagian besar
perubahan tersebut melibatkan perkembangan teknologi, pengurangan batasan investasi asing dan
akuisisi perusahaan, deregulasi, dan privatisasi industri di berbagai sektor. Perkembangan sistem
informasi dan komunikasi ikut mempermudah pengawasan administrasi investasi di negara lain.
Sistem informasi dan komunikasi mendukung kemajuan manajemen global yang jauh lebih
mudah.
4. Aliansi Strategis
Aliansi strategis adalah hubungan formal antara dua atau lebih kelompok untuk mencapai
satu tujuan yang disepakati bersama ataupun memenuhi bisnis kritis tertentu yang dibutuhkan
masing-masing organisasi secara independen, Aliansi strategis pada umumnya terjadi pada
rentang waktu tertentu, selain itu pihak yang melakukan aliansi bukanlah pesaing langsung,
namun memiliki kesamaan produk atau layanan yang ditujukan untuk target yang sama. Dengan
melakukan aliansi, maka pihak-pihak yang terkait haruslah menghasilkan sesuatu yang lebih baik
melalui sebuah transaksi. Rekanan dalam aliansi dapat memberikan peran dalam aliansi strategis
dengan sumberdaya seperti produk, saluran distribusi, kapabilitas manufaktur, pendanaan projek,
pengetahuan, keahlian ataupun kekayaan intelektual. Dengan aliansi maka terjadi kooperasi atau
kolaborasi dengan tujuan muncul sinergi. Dengan aliansi, perusahaan dapat saling berbagi
kemampuan transfer teknologi, risiko, dan pendanaan. Aliansi strategis terkait pula dengan
konsep seperti koalisi internasional, jaringan strategis, joint venture.

Keuntungan penggunaan aliansi strategis adalah

a. Memungkinkan partner untuk konsentrasi pada aktivitas terbaik yang sesuai dengan
kapabilitasnya,
b. Pembelajaran dari partner dan pengembangan kompetensi yang mungkin untuk memperluas
akses pasar,
c. Memperoleh kecukupan sumber daya dan kompetensi yang sesuai agar organisasi dapat hidup.
Aliansi strategis pada umumnya digunakan perusahaan untuk:

a. Mengurangi biaya melalui skala ekonomi atau pengingkatan pengetahuan


b. Meningkatkan akses pada teknologi baru
C. Melakukan perbaikan posisi terhadap pesaingMemasuki pasar baru
d. Mengurangi waktu siklus produk
e. Memperbaiki usaha-usaha riset dan pengembangan Memperbaiki kualitas

Tipe aliansi strategis

Ada empat tipe aliansi strategi, yaitu joint venture, equity strategic alliance, non-equity strategic
alliance, dan global strategic alliances.

a. Joint venture adalah aliansi strategis dimana dua atau lebih perusahaan menciptakan
perusahaan yang independen dan legal untuk saling berbagi sumber daya dan akapabilitas
untuk mengembangkan keunggulan bersaing.

b. Equity strategic alliance adalah aliansi strategis dimana dua atau lebih perusahaan
memiliki persentase kepemilikan yang dapat berbeda dalam perusahaan yang dibentuk
bersama namun mengkombinasikan semua sumber daya dan kapabilitas untuk
mengembangkan keunggulan bersaing.

c. Nonequity strategic alliance adalah aliansi strategis dimana dua atau lebih perusahaan
memiliki hubungan kontraktual untuk menggunakan sebagian sumber daya dan
kapabilitas unik untuk mengembangkan keunggulan bersaing

d. Global Strategic Alliances adalah kerjasama secara partnerships antara dua atau lebih
perusahaan lintas negara dan lintas industri. Terkadang alinasi ini dibentuk antara
korporasi (atau beberapa korporasi) dengan pemerintah asing.
Selain itu ada juga perusahaan untuk menjalankan bisnis internasional dengan cara waralaba
(franchise). Waralaba atau franchising adalah hak-hak untuk menjual suatu produk atau jasa maupun
layanan. Sedangkan menurut versi pemerintah Indonesia, yang dimaksud dengan waralaba adalah
perikatan dimana salah satu pihak diberikan hak memanfaatkan dan atau menggunakan hak dari kekayaan
intelektual atau pertemuan dari ciri khas usaha yang dimiliki pihak lain dengan suatu imbalan berdasarkan
persyaratan yang ditetapkan oleh pihak lain tersebut dalam rangka penyediaan dan atau penjualan barang
dan jasa.

Menurut International Franchise Association (IFA) franchise adalah sebagai hubungan


kontraktual antara franchisor dengan franchise, dimana franchisor berkewajiban menjaga kepentingan
secara kontinyu pada bidang usaha yang dijalankan oleh franchisee misalnya, lewat pelatihan, di bawah
merek dagang yang sama, format dan standar operasional atau kontrol pemilik (franchisor), dimana
franchisee menamakan investasi pada usaha tersebut dari sumber dananya sendiri.
Sebagai sebuah sistem, perusahaan sangat terkait dengan lingkungannya, Perusahaan sebagai
sistem berarti sebgai unit yang terdiri dari subsistem, seperti sumber-sumber ekonomi, kegiatan
perusahaan dan lingkungan perusahaan yang saling bekerja sama untuk mencapai tujuan tertentu.
Pengelolaan bisnis menjadi semakin kompleks seiring dengan perkembangan lingkungan ekonomi.
Perkembangan dalam sistem dan mekanisme industrial telah memberikan implikasi pada organisasi bisnis
atau perusahaan. Alternatif-alternatif dari peluang yang ada masih banyak dan terbuka untuk dihadapi
dalam mencapai tujuan perusahaan.

Lingkungan bisnis memiliki ketergantungan yang kuat dengan kondisi ekonomi, industri dan
kepentingan dalamanggota masyarakat yang lainnya. Oleh karena lingkungan itulah, keputusan bisnis
banyak dipengaruhi oleh kepentingan pihak-pihak yang berasal dari berbagai latar belakang (sosial,
budaya dan politik) yang berbeda. Pada dasarnya bisnis terkait dengan lingkungan internal sebagai
sumber daya yang mempengaruhi aktivitas bisnis secara langsung. Bisnis juga dipengaruhi oleh
lingkungan eksternal yang terdiri dari pihak- pihak pemegang kepentingan utama perusahaan
(stakeholders) dan lingkungan umum yang secara tidak langsung terkait dengan aktivitas bisnis atau
mempengaruhi kinerja perusahaan.

Mengetahui komponen apa saja dari lingkungan dan memahami bagaimana lingkungan
mempengaruhi perusahaan merupakan hal yang penting bagi manajer perusahaan. Lingkungan yang
mengandung unsur ketidakpastian mempengaruhi perusahaan melalui berbagai aspek yang terkait dengan
aktivitas perusahaan dan lingkungan eksternalnya. Misalkan, saja kondisi bencana alam dahsyat, seperti
Tsunami di Aceh yang datang secara tiba-tiba, merubah semua perencanaan yang telah dibuat perusahaan
yang ada disana, bahkan perubahan perencanaan pembangunan indonesia secara global. Oleh karena itu,
sangat penting bagi manajer perusahaan untuk mengetahui komponen-komponen dalam lingkungan yang
akan mempengaruhi kesuksesan perusahaan. Berdasarkan tingkat pengaruh pada perusahaan maka
lingkungan bisnis dapat dibedakan menjadi 2, yaitu lingkungan internal dan lingkungan eksternal.

1. Lingkungan Internal

Lingkungan internal adalah sumber daya manusia dan fisik yang mempengaruhi kinerja bisnis
secara langsung. Lingkungan ini terdiri atas berikut ini.

a. Karyawan (tenaga kerja/sumber daya d. Modal dan peralatan fisik


manusia). (dana,mesin,gedung).
b. Manajemen (keahlian/pengelola). e. Informasi.
c. Pemegang saham (stakeholders).

2. Lingkungan Eksternal

Lingkungan eksternal adalah institusi atau kekuatan luar yang potensial mempengaruhi kinerja
organisasi. Lingkungan eksternal terdiri dari dua komponen, yakni berikut ini.

 Lingkungan khusus

Lingkungan khusus adalah bagian dari lingkungan yang secara langsung relevan terhadap
pencapaian tujuan organisasi. Lingkungan khusus, meliputi orang-orang yang mempunyai kepentingan
dalam organisasi (stakeholder), seperti konsumen, pemasok, pesaing dan kreditor.

Konsumen. Sebagaimana diketahui, perusahaan ada untuk memenuhi kebutuhan konsumen.


Konsumen atau pelanggan merupakan kelompok potensial yang mengonsumsi output atau barang dan
jasa yang dihasilkan perusahaan atau organisasi bisnis dan juga lembaga pemerintahan maupun organisasi
nonprofit lainnya.
Pemasok. Perusahaan atau individu yang menyediakan faktor-faktor produksi yang dibutuhkan
perusahaan untuk memproduksi produk atau jasanya. Pasokan meliputi penyediaan bahan baku/material,
peralatan, input keuangan dan tenaga kerja.

Pesaing. Perrsaingan, meliputi semua tawaran pesaing yang nyata maupun potensial serta
substitusi yang dipertimbangkan oleh pembeli. Biasanya setiap perusahaan mempunyai satu atau lebih
pesaing. Perusahaan perlu lebih memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen melalui penawaran
produk dan jasa yang lebih baik dari pesaing.

Kreditor. Perusahaan perlu memperhatikan kreditor atau kelompok kepentingan tertentu yang
mempengaruhi kegiatan organisasi secara finansial (institusi keuangan ataupun individu yang
memberikan pinjaman dana). Kreditor, misalnya bank akan menganalisi secara seksama dan teliti
mengenai perkembangan bisnis dan potensi dari suatu perusahaan karena bank sangat berkepentingan
dalam hal pencegahan terjadinya kredit macet atau ketidakmampuan perusahaan dalam mengembalikan
pinjaman yang diberikan.

 Lingkungan umum

Lingkungan umum meliputi berbagai faktor, antara lain kondisi ekonomi, politik dan hukum,
sosial budaya, demografi, teknologi, dan kondisi global yang mungkin mempengaruhi organisasi.
Perubahan lingkungan umum biasanya tidak mempunyai dampak sebesar perubahan lingkungan khusu,
namun demikian manajer haru memperhatikan ketika merencanakan, mengorganisasi, mengarahkan serta
mengendalikan aktivitas organisasi bisnis.

Kondisi ekonomi. Tinkat inflasi, masalah pengangguran, tingkat pertumbuhan pendapatan nasional,
keadaan neraca pembayaran, kondisi pasar saham serta fluktuasi kurs valuta asing dan uku bunga, secara
umum adalah beberapa faktor ekonomi yang mempengaruhi praktik manajemen dalam aktivitas bisnis.
Terdapat hubungan timbal balik antara keadaan perekonomian dan aktivitas bisnis atau dunia usaha.
Kestabilan dan pertumbuhan ekonomi akan mendorong perkembangan dunia usaha, dan sebaliknya
perkembangan dunia usaha akan mewujudkan kestabilan dan pertumbuhan ekonomi.

Anda mungkin juga menyukai