Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Suatu organisasi atau perusahaan tidak pernah lepas dari lingkungan
sekitarnya. Lingkungan bisnis dapat menjadi faktor pendukung maupun
penghambat organisasi, dan juga sebaliknya, aktivitas bisnis organisasi dapat
mempengaruhi lingkungan sekitarnya. Lingkungan bisnis adalah faktor-faktor
yang dapat mempengaruhi secara langsung maupun tidak langsung terhadap
aktifitas usaha. Setiap perubahan dalam lingkungan bisnis dapat berdampak
secara langsung maupun tidak langsung pada perusahaan sehingga
perusahaan harus mampu beroperasi dan menyesuaikan diri secara optimal
dalam kondisi lingkungan yang hampir selalu mengalami perubahan. Bank
Syariah sebagai suatu perusahaan juga tidak dapat terlepas dari lingkungan
yang ada di sekitarnya, baik lingkungan internal maupun lingkungan
eksternal. Lingkungan perusahaan tersebut dapat saling mempengaruhi
aktivitas bisnis yang dilakukan perusahaan. Untuk dapat bertahan dalam
industri perbankan dan sekaligus memiliki keunggulan yang kompetitif,
setiap bank syariah harus selalu mampu menyesuaikan diri terhadap berbagai
perubahan yang terjadi di sekitarnya. Lingkungan bisnis sendiri terdiri atas
dua jeni yaitu lingkungan bisnis internal dan eksternal.
Lingkungan bisnis eksternal seperti kebijakan pemerintah, kekuatan
hukum dan politik, teknologi, sumber daya, pesaing, selera pelanggan, dan
pengelolaan perusahaan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi
kinerja perusahaan. Faktor lingkungan bisnis eksternal merupakan lingkungan
yang berada di luar organisasi, namun perlu dipertimbangkan dalam
pengambilan keputusan bisnis.
Perubahan dalam bidang teknologi juga mempengaruhi perusahaan.
Perusahaan akan mengoptimalkan teknologi yang ada guna mendukung tata
kelola perusahaan sehingga perusahaan bekerja dengan optimal. Lingkungan
industri juga berperan dalam mempercepat perubaan lingkungan bisnis

1
2

eksternal. Lingkungan industri yang dimaksud adalah bargaining power


pembeli, bargaining power penjual, masuknya pendatang baru yang
potensial, adanya barang substitusi, dan intensitas persaingan perusahaan
dalam industri.
Dari sudut pandang perusahaan semua faktor di atas merupakan faktor
yang berada di luar kendali perusahaan (faktor eksternal). Semua faktor
eksternal memberikan peluang dan ancaman bagi perusahaan untuk
mewujudkan visi, misi, dan tujuan perusahaan. Faktor eksternal tersebut tidak
akan dapat dikendalikan perusahaan tanpa adanya strategi yang tepat sesuai
dengan situasi perubahan lingkungan. Oleh karena itu perusahaan, dalam hal
ini bank syariah, harus terus mempertimbangkan setiap faktor dalam
lingkungan bisnis eksternalnya agar tetap eksis dalam dunia perbankan.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep lingkungan perusahaan?
2. Bagaimana analisis lingkungan bisnis eksternal?
3. Bagaiman lingkungan bisnis bank syariah secara global?
4. Bagaiman lingkungan pasar keuangan bank syariah di Indonesia?
5. Bagaimana manfaat lingkungan bisnis yang kondusif?
C. Tujuan
1. Untuk memberi informasi dan pengetahuan kepada pembaca mengenai
konsep lingkungan perusahaan.
2. Untuk memberi informasi dan pengetahuan kepada pembaca mengenai
analisis lingkungan bisnis eksternal.
3. Untuk memberi informasi dan pengetahuan kepada pembaca mengenai
lingkungan bisnis bank syariah secara global.
4. Untuk memberi informasi dan pengetahuan kepada pembaca mengenai
lingkungan pasar keuangan bank syariah di Indonesia.
5. Untuk memberi informasi dan pengetahuan kepada pembaca mengenai
manfaat lingkungan bisnis yang kondusif.
3

BAB II

PEMBAHASAN

A. Lingkungan Perusahaan
Lingkungan perusahaan adalah keseluruhan faktor-faktor intern dan
ekstern yang mempengaruhi perusahaan baik organisasi maupun kegiatannya.
Berdasarkan tingkat pengaruh pada perusahaan maka lingkungan bisnis atau
lingkungan perusahaan dapat dibedakan menjadi dua kategori, yaitu
Lingkungan Internal dan Lingkungan Eksternal.1
1. Lingkungan Internal
Lingkungan internal adalah faktor-faktor yang ada di dalam
organisasi yang berpengaruh terhadap manajemen organisasi. Lingkungan
internal ini biasanya digunakan untuk menentukan kekuatan (strength)
perusahaan dan juga mengetahui kelemahan (weakness) perusahaan.
Lingkungan internal terdiri dari:
a. Visi dan misi perusahaan f. Karyawan
b. Budaya perusahaan g. Modal
c. Gaya manajemen h. Material/bahan baku
d. Kebijakan organisasi i. Peralatan/perlengkapan produksi2
e. Hubungan antar divisi
2. Lingkungan Eksternal
Lingkungan eksternal adalah faktor-faktor yang berpengaruh secara
tidak langsung terhadap kegiatan perusahaan. Lingkungan eksternal
meliputi variabel-variabel di luar organisasi yang dapat berupa tekanan
umum dan tren di dalam lingkungan sosial ataupun faktor-faktor spesifik
yang beroperasi di dalam lingkungan kerja.3
Lingkungan eksternal terbagi mnjadi dua bagian yaitu lingkungan
eksternal khusus (mikro) dan lingkungan eksternal umum (makro):
1
Taufiqurokhman, Manajemen Strategik (Jakarta: Fakiltas Ilmu Sosial dan Politik Universitas
Prof. Dr. Moestopo Beragama, 2016), 46.
2
Poppy Rufaidah, Manajemen Strategik: Analisis, Formulasi, Implementasi & Evaluasi
(Bandung: Humaniora, 2014), 69-70.
3
Taufiqurokhman, Manajemen Strategik, 41.
4

a. Lingkungan khusus (mikro); pada lingkungan khusus, perusahaan


dapat melakukan aksi-reaksi terhadap faktor-faktor penentu peluang
pasar (opportunity) dan juga ancaman dari luar (threat). Faktor-faktor
yang mempengaruhi lingkungan khusus yaitu pelanggan, pemasok,
pesaing, pemegang saham, kreditor, serikat pekerja dan pemerintah
sebagai pembuat peraturan.
b. Lingkungan Umum (Makro); Lingkungan umum mencakup kondisi
yang mungkin dapat mempengaruhi dan mempunyai dampak terhadap
perusahaan secara tidak langsung. Lingkungan ini jauh lebih luas dan
lebih besar dari lingkungan mikro. Pada lingkungan umum (makro),
perusahaan hanya dapat merespon terhadap perubahan yang terjadi
pada lingkungan di luar perusahaan. Faktor-faktor yang
mempengaruhi lingkungan umum yaitu kondisi ekonomi, kondisi
sosial budaya, kondisi hukum politik, kondisi internasional, kondisi
demografi, kondisi teknologi, dan kondisi lingkungan alam (ekologi).4
B. Analisis Lingkungan Eksternal
1. Analisis Lingkungan Eksternal Mikro
Lingkingan mikro sering kali disebut sebagai task environment 
atau lingkungan tugas. Lingkungan tersebut terdiri dari pelanggan
(custumer), pesaing (competitor), pemasok (collaborate), dan pemberi
pinjaman (creditors).5
a. Customers (Market) Analysis
Tahap pertama untuk melakukan analisis lingkungan mikro adalah
dengan melakukan analisis atas pasar yang dilayani perusahaan atau
customer (market) analysis. Perusahaan pada dasarnya melayani dua
jenis pelanggan, yaitu pelanggan akhir atau pelanggan individual,
dimana pelanggan jenis ini membeli produk atau jasa untuk
dikonsumsi sendiri. Jenis pelanggan kategori ini sering kali disebut
sebagai customers market. Perusahaan yang melayani pasar seperti ini
disebut sebagai B2C atau Business to Customers. Sedangkan,

4
Iqbal Arraniri, Manajemen Strategi: Dilengkapi dengan Studi Kasus Manajemen Strategi
(Sukabumi: Al Fath Zumar, 2014), 39.
5
Poppy Rufaidah, Manajemen Strategik: Analisis, Formulasi, Implementasi & Evaluasi, 141.
3
5

pelanggan jenis kedua adalah pelanggan korporasi atau business


market. Pelanggan korporasi adalah pelanggan perusahaan yang
melakukan pembelian produk atau jasa perusahaan untuk
diperjualbelikan kembali dalam rangka mendapatkan keuntungan.
Perusahaan yang seperti ini disebut dengan B2B atau Business to
Business. 6 
b. Competitors (Industri) Analysis
Komponen kedua lingkungan mikro (tugas) adalah para pesaing.
Analisis pesaing dapat dilakukan melalui tiga cara, yaitu analisis
industri (Porter’s Forces Model of Industri Competition), analisis
kelompok (Strategic Groups Analysis), dan analisis factor kunci
keberhasilan (Key Success Analysis).7
1. Industri Analysis
Industri adalah kelompok perusahaan yang menproduksi
barang atau jasa yang serupa, seperti jasa keuangan atau minuman
ringan. Sedangkan, analisis industri adalah identifikasi tentang
pentingnya kelompok-kelompok yang miliki dorongan langsung
pada perusahaan lingkungan eksternal perusahaan.
Porter (1980, 1985) dalam Rufaidah, Popy (2013)
penggagas strategi kompetitif, berpendapat bahwa perusahaan
lebih memberikan perhatian pada pesaingnyayang ada dalam
industri. Dalam melakukan pengamatan industri, perusahaan
harus menilai pentingnya enam kekuatan dalam persaingan
industri, yaitu :
a. Threat of New Entrants (Ancaman Pendatang Baru)
Pendatang baru dalam industri biasanya membawa kapasitas
baru, sebagai usaha untuk mendapatkan keuntungan dari pasar
saham, dan sumber daya penting lainnya. Mereka menjadi
ancaman untuk membangun perusahaan. Ancaman pendatang
ini bergantung dari adanya penghalang masuk dan reaksi-
reaksi yang datang dari pesaing-pesaing yang sudah ada.
6
Poppy Rufaidah, Manajemen Strategik: Analisis, Formulasi, Implementasi & Evaluasi, 141.
7
Ibid., 144.
6

b. Rivalry Among Existing Firms (Persaingan Diantara


Perusahaan yang Telah Ada)
Pada sebagian besar industri, perusahaan saling bergantung
satu sama lain. Namun, persaingan yang digerakkan oleh
suatu perusahaan dapat dipastikan mempengaruhi para
pesaingnya, dan mungkin menyebabkan pembalasan atau
usaha-usaha perlawanan untuk mempertahankan posisi
perusahaan.
c. Threat of Substitute Products or Services (Ancaman Produk
atau Jasa Pengganti).
Perusahaan yang memproduksi barang / jasa akan
menghadapi ancaman (bila ada) dan bila produk tersebut
terbatas atau mahal harganya. Perusahaan dalam suatu industri
bersaing dengan perusahaan yang bergerak di industri lainnya
yang memproduksi produk pengganti. Produk pengganti
muncul dalam bentuk yang berbeda, tetapi dapat memuaskan
kebutuhan yang sama dari produk yang ditawarkan
perusahaan. Produk pengganti akan membatasi pendapatan
potensial dari suatu industri akibat penurunan penjualan dari
produk-produk yang digantikan fungsinya.
d. Bargaining Power of Buyer (Kekuatan Penawaran
Pembelian).
Pembeli mempengaruhi industri melalui kemampuan mereka
untuk menekan turunnya harga, permintaan terhadap kualitas
atau jasa yang lebih baik, dan memainkan peran untuk
melawan satu pesaing dengan lainnya.
e. Bargaining Power of Supplier (Kekuatan Penawaran
Pemasok).
Pemasok dapat mempengaruhi industri dengan kemampuan
mereka untuk menaikan harga atau menurunkan kualitas
barang atau jasa yang dibeli.
7

f. Relative Power from Other Stakeholder (Kekuatan Relatif


dari Stakeholder lain)
Wheelen & Hunger menambahkan kekuatan yang keenam
dalam daftar Porter, yaitu berbagai kelompok stakeholder dari
lingkungan perusahaan, kelompok tersebut terdiri dari
pemerintah, serikat kerja, komunitas local, kreditur, asosiasi
pedagang, kelompok kepentingan khusus, dan pemegang
saham.
2. Strategic Groups Analysis (Analisis Kelompok).
Tahap selanjutnya dalam analisis persaingan adalah
melakukan analisis atas suatu kelompok strategis (strategic group
atau SG). Strategic Group adalah sejumlah unit bisnis atau
sejumlah perusahaan yang menggunakan strategi yang sama
dengan sumber daya yang sama.kelompok strategis dapat
dipetakan dengan mengelompokkan kedalam beberapa kategori,
mislanya perusahaan yang menawarkan produk sejenis dari range
harga (misal murah, medium, dan mahal) dan dari jenis variasi
lini produk (misal sedikit dan banyak).
Selanjutnya kelompok strategis tersebut dipetakan dalam
suatu matriks yang terdiri dari garis horizontal (jenis variasi
variasi lini produk yang terdiri dari sedikit dan banyak) dan garis
vertikal(harga produk murah,medium,dan mahal). Pemetaan
lainnya dapat dilakukan dengan mempertimbangkan kategori
lokasi,jenis pelayanan,mutu produk,dan tingkat integritas vertikal
atau horizontal.8

3. Key Success Factors Analysis (Analisis Faktor Kunci


Keberhasilan).
Faktor kunci kesuksesan perusahaan (key success factors)
merupakan variabel yang secara signifikan mempengaruhi posisi

8
Poppy Rufaidah, Manajemen Strategik: Analisis, Formulasi, Implementasi & Evaluasi, 144-148.
8

persaingan suatu perusahaan di dalam suatu industri. Untuk


melakukan analisis kunci keberhasiklan perusahhan (Kay Success
Factors Analysis/KSFA) dilakukan dengan menyusun industri
(industri matrix). Matriks ini disusun dengan terlebih dahulu
menganalisis berbagai faktor kunci yang akan menentukan
kesuksesan perusahaan dalanm sebuah industri atau biasa disebut
key succss factors. Dari key success factors ini keudian
dianalisiskinerja perusahaan dalam setiap faktor yang telah
diuraikan. Masing-masing  key success factors diberi bobot
(weight) sesuai dengan besarnya pengaruh, sedangkan kinerja
perusahaan  pada faktor tersebut diukur dalam bentuk rating.
Total score perusahaan menggambarkan bagaiman kapasitas
perusahaan dalam menghadapi persaingan dalam industri.9
c. Collaborators (Suppliers) Analysis
Komponen ketiga lingkungan mikro (tugas) adalah pemasok.
Untuk memudahkan pemahaman dalam analisis situasional
perusahaan yang berhubungan dengan pemasok, maka dilakukan
enyederhanaan dengan menggunakan ‘collaborator’ untuk pemasok.
Collaborator adalah pihak yang bekerjasama dengan perusahaan
dalam memperlancar aktivitas usaha, dalam hal ini yaitu pemasok.
Pada bagian ini dilakukan suppliers (collaborators) analysis atau
analisis pemasok, khususnya dilakukan analisis rantai pasikannya  dan
analissi rantai nilai industri.
1. Supply Chain Analysis
Analisis rantai pasokan (supply chain analysis tau SCA)
merupakan proses analisis aktivitas perusahaan yang berkaitan
dengan pengadaan input, proses produksi dan operasional untuk
menjadi barang atau jasa, dan menyalurkannya kepada konsumen
melalui suatu sistem distribusi. Analisis rantai pasokan dimulai
dari analisis pemasok, analisis produsen dan analisis konsumen.
2. Industri Value Chain Analysis

9
Poppy Rufaidah, Manajemen Strategik: Analisis, Formulasi, Implementasi & Evaluasi,149-150.
9

Industri value chain (IVCA) atau analisis rantai nilai industri


dapat dilakukan pada dua arus, yaitu industri yang berada di hulu
(upstream) dan hilir (downstream). Suatu industri dapat dianalisis
marjin pada setiap rantai nilainya.10
d. Creditors (Financial Institutions & Market) Analysis.
Komponen terakhir atau keempat dari lingkungan mikro (tugas)
adalah pasar dan intitusi keuangan. Perusahaan yang sukses seringkali
memerlukan dana yang berkesinambungan. Mereka dapat
memperoleh dan sumber eksternal melalui tiga cara, yaitu : 
1. Melalui institusi keuangan (institutional markets) yang menerima
simpanan (savings) dan mendistribusikannya pada yang
memerlukannya.
2. Melalui pasar keuangan (financial markets), yaitu suatu forum
terstruktur dimana penyediaan dana dan yang memerlukan dana
dapat bertemu untuk melakukan transaksi.
3. Melalui private placement, yaitu penjualan surat berharga
langsung kepada investor atau kelompok investor. Namun
dikarenakan private placement sangat tidak terstruktur, maka
pembahasan hanya dijelaskan melalui dua mekanisme utama.
e. Analisis Situasional Perusahaan 
Tahap selanjutnya dalam proses manajemen stratregik dalah
melakukan analisis situasional perusahaan secara menyelururh dengan
menggabungkan hasil analisis lingkungan internal dan eksternal. Pada
tahap ini melakukan pengintegrasian seluruh informasi strategis yang
menjadi dasar perusahaan dalam pengambilan keputusan. Proes ini
seringkali disebut sebagai Aanalisis SWOT, dimana pada tahap ini
diidentifikasi tidak hanya dilakukan pada kompetensi unik/ khas
perusahaan saja (kapabilitas tertentu dan sumber daya yang dimiliki
perusahaan serta cara yang superior untuk memanfaatkan hal-hal
tersebut) tetapi juga diidentifikasi peluang-peluang yang belum dapat
ditangkap dikarenakan kekurangan sumber daya perusahaan.11 
10
Poppy Rufaidah, Manajemen Strategik: Analisis, Formulasi, Implementasi & Evaluasi, 157.
11
Poppy Rufaidah, Manajemen Strategik: Analisis, Formulasi, Implementasi & Evaluasi,158-162.
10

2. Analisis Lingkungan Eksternal Makro


Lingkungan makro terdiri dari faktor-faktor yang sulit
dikendalikan karena berada diluar jangkauan kendali manajemen
perusahaan yang mempengaruhi suatu industri dan perusahaan di
dalamnya.12 Untuk memudahkanan alisis, seringkali komponen
lingkungan makro disingkat sebagai PEST (Politics, Economics, Social &
Cultural dan Technology).
a. Lingkungan Politik.
Analisis lingkungan eksternal bertujuan untuk menemukan
peluang dan atau ancaman dari lingkungan eksternal. Lingkungan
eksternal pertama adalah lingkungan plitik yang terdiri dari kondisi
politik dan regulasi. Regulasi perlu mendapat perhatian serius. 
Bentuk regulasi tersebut biasanya seperti peraturan pemerintah
(regulasi antitruth, UU perlindungan lingkungan, UU perpajakan,
Insentif Khusus, Regulasi Perdagangan LN, sikap terhadap
perusahaan asing, UU tentang gaji dan promosi karir, stabilitas
pemerintah, peraturan mengenai outsourcing atau alih daya),
keputusan menteri, dan peraturan daerah. 
b. Lingkungan Ekonomi
Analisis lingkungan eksternal kedua adalah menemukan peluang
dan ancaman dari lingkungan ekonomi. Komponen dari faktor
perekonomian, misalnya tren GNP, tingkat bunga, persediaan uang,
tingkat pengangguran, tingkat inflasi, pengaruhan atas tingkat upah,
devaluasi/revaluasi, ketersediaan biaya energy, pendapatan disposable
& discretionary, pasar mata uang asing, dan suistem keuangan global. 

c. Lingkungan Sosial Budaya 


Analisis lingkungan eksternal ketiga adalah menemukan
peluang dan ancaman dari lingkungan sosial dan budaya, yaitu terdiri
dari faktor perubahan gaya hidup, harapan karir, aktivisme konsumen,
tingkat, tingkat formasi keluarga, pertumbuhan tingkat populasi,

12
Endah Prapti Lestari, Pemasaran Strategik (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2011), 31.
11

tingkat harapan hidup, tingkat kelahiran, perencanaan pension,


perawatan kesehatan, dan tingkat pendidikan. 
d. Lingkungan Teknologi 
Analisis lingkungan eksternal keempat adalah menemukan
peluang dan ancaman dari lingkungan teknologi. Misalnya total
pengeluarannegara dalam penelitian dan pengembangan, total
pengeluaran industri untuk penelitian dan pengembangan,
perlindungan paten, pengembangan produk baru, transfer teknologi,
perbaikan produktivitas melalui otomatisasi produk baru,
pengembangan produk baru dalam transfer teknologi dari
laboratarium ke pasar, ketersediaan internet, dan infrastruktur
telemunikasi. 
e. Lingkungan Lainnya (Ekologi) 
Analisis lingkungan eksternal kelima adalah menemukan
peluang dan ancaman dari lingkungan alam yang berpengaruh
terhadap keberadaan perusahaan. Misalnya, Upaya Pengelolaan
Lingkungan (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL), usaha
melakukan program sustainability (green building, dan lain-lain),
emission footprintnyaperusahaan yaitu jumlah pelepasan emisi ke
udara atas penggunaan energi yang digunakan. Factor lainnya dampak
perubahan iklim terhadap perusahaan dan dampak kerusakan
lingkungan dan bencana alam (god clouse).13
C. Lingkungan Bisnis Bank Syariah Secara Global
Di tingkat global perkembangan keuangan dan perbankan syariah
mempunyai market share dari masing-masing negara. Negara-negara yang
dikelompokkan ke dalam GCC sebesar 42,9 %, Iran sebesar 35,6 %, Asia
sebesar 20% dan Eropa sebesar 2,5%. Suatu kenyataan yang terjadi saat ini
bahwa Bank Islam bukan lagi milik negara-negara yang berpenduduk
mayoritas muslim saja, namun Bank Islam sudah menjadi fenomena baru
pada negara-negara maju yang berpenduduk minoritas muslim. Sebagaimana
di negara-negara Asia dan Timur Tengah, ekonomi dan keuangan Islam

13
Poppy Rufaidah, Manajemen Strategik: Analisis, Formulasi, Implementasi & Evaluasi,110-132.
12

adalah salah satu fenomena keuangan yang juga berkembang di benua Eropa
seperti; Inggris, Perancis, Jerman, Belanda dan Luxemburg. Negara-negara
tersebut sangat bersemangat mengembangkan ekonomi dan keuangan Islam.
Inggris adalah salah satu negara dari empat negara yang tergabung dalam
United Kingdom (UK) yaitu Inggris, Scotland, Wales dan Irlandia Utara.
United Kingdom dibawah komando seorang Ratu (Queen) yang dikenal
dengan nama Ratu Inggris (Queen Elizabeth II) dengan Perdana Menteri
sebagai kepala pemerintah. Selain United Kingdom, Inggris juga memiliki
sejumlah negara bekas jajahan yang dikenal dengan istilah Commonweath
Countries seperti India, Pakistan, Malaysia, Austria, Canada, Australia dll.
Yang beberapa diantaranya negara-negara berpenduduk muslim. Regulator
utama perekonomian dipegang oleh bank sentral Inggris (Bank of England)
dan Kementrian Keuangan (Chancellor of the Exchequer). Terkait dengan
keuangan Islam, peran muslim Inggris yang berjumlah lebih dari 2 Juta jiwa
sangat penting dalam menciptakan fenomena Islamic Finance di negeri yang
mayoritas penduduknya kristen tersebut. Hanya dalam kurun waktu lima
tahun Inggris telah berhasil mendirikan lima bank Islam dan hal ini tidak
terlepas dari dukungan pemerintah dan parlemen.14
D. Lingkungan Pasar Keuangan dan Perbankan Syariah di Indonesia
Khusus di Indonesia dengan diberlakukannya Undang-Undang
Perbankan No. 10/1998 yang merupakan revisi undang-undang Perbankan
No. 7/1992, maka berlakulah dua sistem perbankan yang merupakan
penguatan hukum dari ide lahirnya bank syariah yang dicetuskan oleh para
cendekiawan muslim pada tahun 1990 di Bogor. Sesuai dengan karakter
perekonomian Indonesia, secara umum pengembangan industri perbankan
syariah diarahkan kepada penguasaan para domestik yang sangat besar,
namun belum sepenuhnya dieksplorasi dan belum secara merata
memanfaatakan layanan perbankan syariah. Orientasi pada penguasaan pasar
mensyaratkan industri perbankan syariah yang mampu melayani beragam

14
Muklis, Analisis Lingkungan dan Perbankan Syariah, Jurnal Ekonomi dan Perbankan Syariah,
Vol. 04 No. 01, April 2013 (Tangerang: Sekolah Tinggi Ekonomi Syariah Islamic Village, 2013),
diakses melalui https://jurnal.stesislamicvillage.ac.id/index.php/JURNAL/article/view/5/2 pada
tanggal 27 Februari 2020 pukul 19.05, 28.
13

lapisan masyarakat, mulai dari segmen ekonomi mikro, usaha kecil dan
menengah hingga segmen korporasi.15
Volume usaha perbankan syariah dalam kurun waktu satu tahun
terakhir, khususnya Bank Umum Syariah (BUS) dan Unit Usaha Syariah
(UUS), mengalami pertumbuhan yang sangat pesat. Total aset per Oktober
2011 telah mencapai Rp 127,19 triliun atau meningkat tajam sebesar 48,10 %
yang merupakan pertumbuhan tertinggi sepanjang 3 tahun terakhir. Ditambah
dengan aset BPRS sebesar Rp 3,35 triliun, total aset perbankan syariah per
Oktober 2011 telah mencapai Rp 130,5 triliun. Marketshare perbankan
nasional telah mencapai sekitar 3,8%. Tingginya pertumbuhan aset tersebut
tidak terlepas dari tingginya pertumbuhan dana pihak ketiga pada sisi pasiva
dan pertumbuhan dana pihak ketiga pada sisi aktiva. Penghimpunan dana
pihak ketiga meningkat 52,79 % dan penyaluran dana masyarakat meningkat
sebesar 46,43 %. Pertumbuhan aset yang tinggi tersebut terkait erat dengan
ekspansi perbankan syariah terutama pasca disahkannya Undang-undang
No.21 tahun 2008 tentang Perbankan Syariah. Secara kelembagaan, jaringan
perbankan syariah meningkat menjadi 11 BUS (bertambah 6 BUS setelah
lahirnya UU), 23 UUS dan 154 BPRS, dengan total jaringan kantor mencapai
1.688 kantor dan 1.277 office chanelling.
Pencapaian market share 3,8 % diatas menggambarkan bahwa
pencapaian pertumbuhan market share selama 16 tahun (dari tahun 1992)
sangat lamban. Apa yang menyebabkan kelambanan dimaksud diantaranya
karena pertumbuhan bank syariah terkesan tidak boleh mematikan bank-bank
akibat krisis 1997/1998 dan sekaligus sebagai penguat kembali perbankan
secara nasional.16

E. Manfaat Lingkungan Bisnis Kondusif


1. Mampu Meningkatkan Budaya Organisasi yang Lebih Kuat
Semakin ketatnya persaingan dan perubahan lingkungan eksternal
organisasi, BUS selalu melakukan penyesuaian dalam meningkatkan
kemampuan teknologinya perkembangan itu memerlukan sarana dan
15
Muklis, Analisis Lingkungan dan Perbankan Syariah, 29-30.
16
Ibid.
14

prasarana pendukung agar nasabah dapat terlayani dengan baik.


Penerapan teknologi informasi xi-ma oleh tenaga yang handal dengan
keterampilan praktis tentang pelaksanaan perhitungan pencatatan
merupakan keharusan dalam bisnis perbankan disamping teknologi yang
berhubungan langsung dengan nasabah.
Budaya organisasi BUS relatif beradaptasi dengan lingkungan
eksternal dan mempertahankan kelangsungan hidupnya, serta dalam
melakukan integrasi internal. Budaya BUS mampu berfungsi untuk
mengatasi permasalahan integrasi internal dengan meningkatkan
pemahaman dan kemampuan anggota organisasi.17
2. Mampu Meningkatkan Startegi Bisnis yang Lebih Efektif
Kebijakan pemerintah yang kondusif yang berimplikasi pada
strategi yang baik bagi BUS diantaranya adalah komitmen BI untuk
meningkatkan pertumbuhan perbankan syariah yang berkualitas, telah
menyusun enam strategi kebijakan perbankan syariah 2012 yang meliputi
pengeluaran intermediasi produktif, pengembangan produk, peningkatan
sinergi dengan bank induk, edukasi dan komunikasi, peningkatan good
governance, dan pengelolaan risiko dan penguatan sistem pengawasan. 18
3. Meningkatkan Kinerja Organisasi yang Lebih Tinggi
Dalam meningkatkan kinerja BUS, tidak bisa hanya diserahkan
kepada BUS sendiri di tengah-tengah ekonomi pasar. tetapi peranan
pemerintah dalam pengelolaan perekonomian nasional sangat diperlukan.
Karena pemerintah lah, dengan otoritas dan fasilitas yang dimilikinya
dapat membuat kebijakan dan keputusan yang powerfull. Perkembangan
BUS yang terlalu cepat kurang disertai infrastruktur yang mendukungnya
seperti kebijaksanaan yang sempurna, arah kegiatan usaha, dan
ketersediaan sumber daya manusia yang profesional. promosi yang terlalu
cepat menjadi proses pematangan karyawan yang tidak sebanding dengan
pengalaman, kemampuan dan keterampilan. hal-hal inilah yang

17
Walunta, Budaya Organisasi dalam Meningkatkan Keefektifan Organisasi (Majalah Ilmiah
UNIKOM, 2011), 207-214.
18
Ibid.
15

diantaranya yang menyebabkan peranan lingkungan bisnis secara


langsung terhadap kinerja organisasi tidak terbukti.19

BAB III
PENUTUP

19
Walunta, Budaya Organisasi dalam Meningkatkan Keefektifan Organisasi, 215-216.
16

A. Kesimpulan
1. Lingkungan perusahaan adalah keseluruhan faktor-faktor intern dan
ekstern yang mempengaruhi perusahaan baik organisasi maupun
kegiatannya. Berdasarkan tingkat pengaruh pada perusahaan maka
lingkungan bisnis atau lingkungan perusahaan dapat dibedakan menjadi
dua kategori, yaitu lingkungan internal dan lingkungan eksternal.
2. Lingkingan mikro sering kali disebut sebagai task environment  atau
lingkungan tugas. Lingkungan tersebut terdiri dari pelanggan (custumer),
pesaing (competitor), pemasok (collaborate), dan pemberi pinjaman
(creditors). Lingkungan makro terdiri dari faktor-faktor yang sulit
dikendalikan karena berada diluar jangkauan kendali manajemen
perusahaan. Untuk memudahkanan alisis, seringkali komponen
lingkungan makro disingkat sebagai PEST (Politics, Economics, Social &
Cultural dan Technology). 
3. Di tingkat global perkembangan keuangan dan perbankan syariah
mempunyai market share dari masing-masing negara. Negara-negara
yang dikelompokkan ke dalam GCC sebesar 42,9 %, Iran sebesar 35,6 %,
Asia sebesar 20% dan Eropa sebesar 2,5%.
B. Saran
Terlepas dari keterbatasan yang dimiliki, diharapkan makalah hasil
analisis kritis ini memiliki implikasi yang luas untuk pembuatan makalah
selanjutnya dengan topik serupa. Selain itu penulis juga berharap bahwa
analisis makalah yang akan datang mampu melengkapi kekurangan-
kekurangan yang terdapat pada makalah ini.

DAFTAR PUSTAKA

16
Lestari, Endah Prapti. 2011. Pemasaran Strategik. Yogyakarta: Graha Ilmu.
17

Taufiqurokhman. 2016. Manajemen Strategik. Jakarta: Fakultas Ilmu Sosial


dan Politik Universitas Prof. Dr. Moestopo Beragama.

Rufaidah, Poppy. 2014. Manajemen Strategik: Analisis, Formulasi,


Implementasi & Evaluasi. Bandung: Humaniora.

Arraniri, Iqbal. 2014. Manajemen Strategi: Dilengkapi dengan Studi Kasus


Manajemen Strategi. Sukabumi: Al Fath Zumar.

Muklis. “Analisis Lingkungan dan Perbankan Syariah”. Jurnal Ekonomi dan


Perbankan Syariah, Vol. 04 No. 01, 2013,
(https://jurnal.stesislamicvillage.ac.id/index.php/JURNAL/article/view
/5/2, diakses 27 Februari 2020)

Walunta. “Budaya Organisasi dalam Meningkatkan Keefektifan Organisasi”.


Majalah Ilmiah UNIKOM. 2011.

Anda mungkin juga menyukai