PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Suatu organisasi atau perusahaan tidak pernah lepas dari lingkungan
sekitarnya. Lingkungan bisnis dapat menjadi faktor pendukung maupun
penghambat organisasi, dan juga sebaliknya, aktivitas bisnis organisasi dapat
mempengaruhi lingkungan sekitarnya. Lingkungan bisnis adalah faktor-faktor
yang dapat mempengaruhi secara langsung maupun tidak langsung terhadap
aktifitas usaha. Setiap perubahan dalam lingkungan bisnis dapat berdampak
secara langsung maupun tidak langsung pada perusahaan sehingga
perusahaan harus mampu beroperasi dan menyesuaikan diri secara optimal
dalam kondisi lingkungan yang hampir selalu mengalami perubahan. Bank
Syariah sebagai suatu perusahaan juga tidak dapat terlepas dari lingkungan
yang ada di sekitarnya, baik lingkungan internal maupun lingkungan
eksternal. Lingkungan perusahaan tersebut dapat saling mempengaruhi
aktivitas bisnis yang dilakukan perusahaan. Untuk dapat bertahan dalam
industri perbankan dan sekaligus memiliki keunggulan yang kompetitif,
setiap bank syariah harus selalu mampu menyesuaikan diri terhadap berbagai
perubahan yang terjadi di sekitarnya. Lingkungan bisnis sendiri terdiri atas
dua jeni yaitu lingkungan bisnis internal dan eksternal.
Lingkungan bisnis eksternal seperti kebijakan pemerintah, kekuatan
hukum dan politik, teknologi, sumber daya, pesaing, selera pelanggan, dan
pengelolaan perusahaan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi
kinerja perusahaan. Faktor lingkungan bisnis eksternal merupakan lingkungan
yang berada di luar organisasi, namun perlu dipertimbangkan dalam
pengambilan keputusan bisnis.
Perubahan dalam bidang teknologi juga mempengaruhi perusahaan.
Perusahaan akan mengoptimalkan teknologi yang ada guna mendukung tata
kelola perusahaan sehingga perusahaan bekerja dengan optimal. Lingkungan
industri juga berperan dalam mempercepat perubaan lingkungan bisnis
1
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Lingkungan Perusahaan
Lingkungan perusahaan adalah keseluruhan faktor-faktor intern dan
ekstern yang mempengaruhi perusahaan baik organisasi maupun kegiatannya.
Berdasarkan tingkat pengaruh pada perusahaan maka lingkungan bisnis atau
lingkungan perusahaan dapat dibedakan menjadi dua kategori, yaitu
Lingkungan Internal dan Lingkungan Eksternal.1
1. Lingkungan Internal
Lingkungan internal adalah faktor-faktor yang ada di dalam
organisasi yang berpengaruh terhadap manajemen organisasi. Lingkungan
internal ini biasanya digunakan untuk menentukan kekuatan (strength)
perusahaan dan juga mengetahui kelemahan (weakness) perusahaan.
Lingkungan internal terdiri dari:
a. Visi dan misi perusahaan f. Karyawan
b. Budaya perusahaan g. Modal
c. Gaya manajemen h. Material/bahan baku
d. Kebijakan organisasi i. Peralatan/perlengkapan produksi2
e. Hubungan antar divisi
2. Lingkungan Eksternal
Lingkungan eksternal adalah faktor-faktor yang berpengaruh secara
tidak langsung terhadap kegiatan perusahaan. Lingkungan eksternal
meliputi variabel-variabel di luar organisasi yang dapat berupa tekanan
umum dan tren di dalam lingkungan sosial ataupun faktor-faktor spesifik
yang beroperasi di dalam lingkungan kerja.3
Lingkungan eksternal terbagi mnjadi dua bagian yaitu lingkungan
eksternal khusus (mikro) dan lingkungan eksternal umum (makro):
1
Taufiqurokhman, Manajemen Strategik (Jakarta: Fakiltas Ilmu Sosial dan Politik Universitas
Prof. Dr. Moestopo Beragama, 2016), 46.
2
Poppy Rufaidah, Manajemen Strategik: Analisis, Formulasi, Implementasi & Evaluasi
(Bandung: Humaniora, 2014), 69-70.
3
Taufiqurokhman, Manajemen Strategik, 41.
4
4
Iqbal Arraniri, Manajemen Strategi: Dilengkapi dengan Studi Kasus Manajemen Strategi
(Sukabumi: Al Fath Zumar, 2014), 39.
5
Poppy Rufaidah, Manajemen Strategik: Analisis, Formulasi, Implementasi & Evaluasi, 141.
3
5
8
Poppy Rufaidah, Manajemen Strategik: Analisis, Formulasi, Implementasi & Evaluasi, 144-148.
8
9
Poppy Rufaidah, Manajemen Strategik: Analisis, Formulasi, Implementasi & Evaluasi,149-150.
9
12
Endah Prapti Lestari, Pemasaran Strategik (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2011), 31.
11
13
Poppy Rufaidah, Manajemen Strategik: Analisis, Formulasi, Implementasi & Evaluasi,110-132.
12
adalah salah satu fenomena keuangan yang juga berkembang di benua Eropa
seperti; Inggris, Perancis, Jerman, Belanda dan Luxemburg. Negara-negara
tersebut sangat bersemangat mengembangkan ekonomi dan keuangan Islam.
Inggris adalah salah satu negara dari empat negara yang tergabung dalam
United Kingdom (UK) yaitu Inggris, Scotland, Wales dan Irlandia Utara.
United Kingdom dibawah komando seorang Ratu (Queen) yang dikenal
dengan nama Ratu Inggris (Queen Elizabeth II) dengan Perdana Menteri
sebagai kepala pemerintah. Selain United Kingdom, Inggris juga memiliki
sejumlah negara bekas jajahan yang dikenal dengan istilah Commonweath
Countries seperti India, Pakistan, Malaysia, Austria, Canada, Australia dll.
Yang beberapa diantaranya negara-negara berpenduduk muslim. Regulator
utama perekonomian dipegang oleh bank sentral Inggris (Bank of England)
dan Kementrian Keuangan (Chancellor of the Exchequer). Terkait dengan
keuangan Islam, peran muslim Inggris yang berjumlah lebih dari 2 Juta jiwa
sangat penting dalam menciptakan fenomena Islamic Finance di negeri yang
mayoritas penduduknya kristen tersebut. Hanya dalam kurun waktu lima
tahun Inggris telah berhasil mendirikan lima bank Islam dan hal ini tidak
terlepas dari dukungan pemerintah dan parlemen.14
D. Lingkungan Pasar Keuangan dan Perbankan Syariah di Indonesia
Khusus di Indonesia dengan diberlakukannya Undang-Undang
Perbankan No. 10/1998 yang merupakan revisi undang-undang Perbankan
No. 7/1992, maka berlakulah dua sistem perbankan yang merupakan
penguatan hukum dari ide lahirnya bank syariah yang dicetuskan oleh para
cendekiawan muslim pada tahun 1990 di Bogor. Sesuai dengan karakter
perekonomian Indonesia, secara umum pengembangan industri perbankan
syariah diarahkan kepada penguasaan para domestik yang sangat besar,
namun belum sepenuhnya dieksplorasi dan belum secara merata
memanfaatakan layanan perbankan syariah. Orientasi pada penguasaan pasar
mensyaratkan industri perbankan syariah yang mampu melayani beragam
14
Muklis, Analisis Lingkungan dan Perbankan Syariah, Jurnal Ekonomi dan Perbankan Syariah,
Vol. 04 No. 01, April 2013 (Tangerang: Sekolah Tinggi Ekonomi Syariah Islamic Village, 2013),
diakses melalui https://jurnal.stesislamicvillage.ac.id/index.php/JURNAL/article/view/5/2 pada
tanggal 27 Februari 2020 pukul 19.05, 28.
13
lapisan masyarakat, mulai dari segmen ekonomi mikro, usaha kecil dan
menengah hingga segmen korporasi.15
Volume usaha perbankan syariah dalam kurun waktu satu tahun
terakhir, khususnya Bank Umum Syariah (BUS) dan Unit Usaha Syariah
(UUS), mengalami pertumbuhan yang sangat pesat. Total aset per Oktober
2011 telah mencapai Rp 127,19 triliun atau meningkat tajam sebesar 48,10 %
yang merupakan pertumbuhan tertinggi sepanjang 3 tahun terakhir. Ditambah
dengan aset BPRS sebesar Rp 3,35 triliun, total aset perbankan syariah per
Oktober 2011 telah mencapai Rp 130,5 triliun. Marketshare perbankan
nasional telah mencapai sekitar 3,8%. Tingginya pertumbuhan aset tersebut
tidak terlepas dari tingginya pertumbuhan dana pihak ketiga pada sisi pasiva
dan pertumbuhan dana pihak ketiga pada sisi aktiva. Penghimpunan dana
pihak ketiga meningkat 52,79 % dan penyaluran dana masyarakat meningkat
sebesar 46,43 %. Pertumbuhan aset yang tinggi tersebut terkait erat dengan
ekspansi perbankan syariah terutama pasca disahkannya Undang-undang
No.21 tahun 2008 tentang Perbankan Syariah. Secara kelembagaan, jaringan
perbankan syariah meningkat menjadi 11 BUS (bertambah 6 BUS setelah
lahirnya UU), 23 UUS dan 154 BPRS, dengan total jaringan kantor mencapai
1.688 kantor dan 1.277 office chanelling.
Pencapaian market share 3,8 % diatas menggambarkan bahwa
pencapaian pertumbuhan market share selama 16 tahun (dari tahun 1992)
sangat lamban. Apa yang menyebabkan kelambanan dimaksud diantaranya
karena pertumbuhan bank syariah terkesan tidak boleh mematikan bank-bank
akibat krisis 1997/1998 dan sekaligus sebagai penguat kembali perbankan
secara nasional.16
17
Walunta, Budaya Organisasi dalam Meningkatkan Keefektifan Organisasi (Majalah Ilmiah
UNIKOM, 2011), 207-214.
18
Ibid.
15
BAB III
PENUTUP
19
Walunta, Budaya Organisasi dalam Meningkatkan Keefektifan Organisasi, 215-216.
16
A. Kesimpulan
1. Lingkungan perusahaan adalah keseluruhan faktor-faktor intern dan
ekstern yang mempengaruhi perusahaan baik organisasi maupun
kegiatannya. Berdasarkan tingkat pengaruh pada perusahaan maka
lingkungan bisnis atau lingkungan perusahaan dapat dibedakan menjadi
dua kategori, yaitu lingkungan internal dan lingkungan eksternal.
2. Lingkingan mikro sering kali disebut sebagai task environment atau
lingkungan tugas. Lingkungan tersebut terdiri dari pelanggan (custumer),
pesaing (competitor), pemasok (collaborate), dan pemberi pinjaman
(creditors). Lingkungan makro terdiri dari faktor-faktor yang sulit
dikendalikan karena berada diluar jangkauan kendali manajemen
perusahaan. Untuk memudahkanan alisis, seringkali komponen
lingkungan makro disingkat sebagai PEST (Politics, Economics, Social &
Cultural dan Technology).
3. Di tingkat global perkembangan keuangan dan perbankan syariah
mempunyai market share dari masing-masing negara. Negara-negara
yang dikelompokkan ke dalam GCC sebesar 42,9 %, Iran sebesar 35,6 %,
Asia sebesar 20% dan Eropa sebesar 2,5%.
B. Saran
Terlepas dari keterbatasan yang dimiliki, diharapkan makalah hasil
analisis kritis ini memiliki implikasi yang luas untuk pembuatan makalah
selanjutnya dengan topik serupa. Selain itu penulis juga berharap bahwa
analisis makalah yang akan datang mampu melengkapi kekurangan-
kekurangan yang terdapat pada makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
16
Lestari, Endah Prapti. 2011. Pemasaran Strategik. Yogyakarta: Graha Ilmu.
17