Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Menurut Andrew S. Carnegie, orang yang tidak bisa memotivasi
dirinya sendiri akan berada pada level rata-rata, tidak peduli bagaimana
mengesankannya bakat yang lain. Setiap orang pasti memiliki tujuan-tujuan
yang ingin dicapai dalam hidup. Mahasiswa yang sedang berkuliah memiliki
target agar memperoleh ipk yang tinggi dan dapat bekerja di bidang yang
diinginkan setelah mereka lulus nanti. Orang-orang yang berwira usaha juga
memiliki target agar usahanya lancar sehingga memperoleh keuntungan yang
besar. Orang-orang yang bekerja di suatu perusahaan berharap dapat
menempati posisi atau jabatan yang strategis dan memperoleh gaji yang
sesuai. Semua hal tersebut adalah beberapa hal yang sering kita jumpai di
kehidupan sehari-hari. Akan tetapi, terkadang kita menjumpai orang-orang
tertentu yang berhasil mewujudkan tujuannya dalam kurun waktu yang cukup
singkat. Ada pula yang belum berhasil mengubah nasib mereka. Ada banyak
variabel yang menjadi pemicu tercapainya tujuan-tujuan tersebut. Salah satu
variabel tersebut adalah motivasi diri.
Motivasi adalah suatu hal yang berperan sebagai pendorong dan
pemberi semangat bagi seseorang dalam meraih sesuatu. Motivasi juga
berperan sebagai “pegangan” agar seseorang tidak mudah putus asa dan patah
semangat dalam memperjuangkan impiannya. Adanya motivasi akan
membuat seseorang menjadi gigih dan tekun mengusahakan keinginannya.
Seseorang yang memiliki motivasi kuat akan dapat memunculkan rnental
kerja keras dan tidak mudah putus asa dalam dirinya. Oleh karena hal
tersebut, maka motivasi menjadi salah satu hal yang sangat penting dalam
proses mencapai keingin atau tujuan seseorang. Dengan adanya motivasi
seseorang akan terus terpacu dan bergairah dalam mengejar hal yang
diinginkan dan dicita-citakan.

1
2

B. Rumusan Masalah
1. Apa makna dari motivasi?
2. Apa saja sumber motivasi?
3. Bagaimana konsep dari intermediate target vs final goal?
4. Bagaimana cara meluruskan motivasi?
C. Tujuan
1. Untuk memberi informasi dan pengetahuan kepada pembaca mengenai
makna dari motivasi.
2. Untuk memberi informasi dan pengetahuan kepada pembaca mengenai
sumber-sumber motivasi.
3. Untuk memberi informasi dan pengetahuan kepada pembaca mengenai
konsep intermedate target vs final goal.
4. Untuk memberi informasi dan pengetahuan kepada pembaca mengenai
cara meluruskan motivasi.
3

BAB II

PEMBAHASAN

A. Makna Motivasi
Istilah motivasi berasal dari bahasa latin movere yang berarti
"menggerakkan". Motivasi merupakan hasil dari sejumlah proses, baik yang
bersifat internal ataupun eksternal pada seseorang individu. Hal tersebut
menyebabkan timbulnya rasa antusiasme dan persistensi dalam menjalankan
segala sesuatu. Motivasi juga dapat diartikan sebagai daya dorong,
kebutuhan, keinginan, dan kemauan pada diri seseorang untuk menjadi lebih
baik dari sebelumnya. Ada juga yang berpendapat bahwa motivasi adalah
usaha sadar yang ditujukan untuk mempengaruhi perilaku seseorang agar
mengarah pada tujuan pribadi ataupun organisasi.1 Menurut Dr. Muhammad
Utsman Najaati, motivasi adalah kekuatan penggerak. Motivasi dianggap
dapat meningkatkan vitalitas pada diri makhluk hidup, menampilkan peirlaku,
dan mengarahkannya ke satu atau beberapa tujuan tertentu. Kemudian oleh
Dr. Nabiil as-Samaaluthy motivasi diartikan sebagai kondisi internal (fisik
atau mental, fitrah atau perolehan) yang merangsang perilaku seorang
individu untuk menentukan jenis orientasinya, dan mengantarkannya untuk
mencapai tujuan-tujuan tertentu yang dapat memuaskan salah satu aspek dari
kehidupan manusia.2
Motivasi timbul baik dari dalam diri sendiri (intrinsik) atau pengaruh
dari lingkungan (ekstrinsik). Motivasi yang terbaik adalah motivasi yang
muncul dari dalam diri sendiri (intrinsik), bukan pengaruh dari lingkungan
(ekstrinsik).3
Ada juga istilah rantai motivasi, yaitu urutan unsur-unsur yang saling
terhubung dan saling mempengaruhi satu sama lainnya dalam rangkaian
motivasi seseorang. Rantai motivasi ini terdiri dari tiga unsur pokok, yaitu

1
Abu Aly, Habis Gelap Terbitlah Terang (Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 2010), 21.
2
M. Sayyid Muhammad az-Zabalawi, Pendidikan Remaja Antara Salam dan Ilmu Jiwa (Jakarta:
Gema Insani Press, 2007), 191
3
Sunaryo, Psikologi untuk Keperawatan ( Jakarta: EGC, 2004), 7.

3
4

kebutuhan (needs), keinginan (wants), dan kepuasan (satisfaction). Dapat


dipahami jika pangkal motivasi dari seseorang adalah kebutuhan. Artinya
kebutuhan adalah unsur yang harus diperhatikan, karena kebutuhan inilah
yang akan menjadi penggerak seseorang untuk memenuhi kebutuhannya.4
B. Sumber Motivasi
Sumber motivasi dibagi menjadi dua yaitu sumber motivasi intrinsik
(berasal dari dalam diri) dan sumber motivasi ekstrinsik (berasal dari luar).
1. Motivasi Intrinsik
Motivasi intrinsik adalah motivasi yang ada dalam diri setiap individu
yang mendorong untuk melakukan sesuatu, tanpa adanya rangsangan /
dorongan dari luar. Oleh karena itu, motivasi intrinsik bisa juga diartikan
sebagai bentuk motivasi yang didalamnya aktivitas dimulai dan
diteruskan berdasarkan suatu dorongan dari dalam diri.
2. Motivasi Ekstrinsik
Motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang ada dalam diri seseorang untuk
melakukan sesuatu dengan adanya rangsangan/dorongan dari luar diri
seseorang tersebut.5
C. Intermediate Target VS Final Goal
Di dalam motivasi, terdapat tujuan/goals. Seorang ahli bernama Jim
Dornan dan John C. Maxwell memiliki konsep hierarki mengenai strategi
menuju sukses yang didasarkan pada teori hierarki kebutuhan Abraham
Maslow. Dalam teori isi (content theory) menegaskan bahwa kebutuhan
terhadap sesuatu lah yang dapat memotivasi seseorang untuk memenuhi
kebutuhannya. Abraham Maslow menganggap bahwa motivasi sebagai
bentuk reaksi dari persepsi semua individu terhadap lima kebutuhan.6 Teori
hirarki kebutuhan manusia menurut Maslow adalah sebagai berikut:

4
Abu Aly, Habis Gelap Terbitlah Terang (Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 2010), 22
5
Bejo Siswanto, Manajemen Tenaga Kerja, (Bandung: Sinar Baru, 1989), 175-176.
6
Iskandar, Implementasi Teori Hirarki Kebutuhan Abraham Maslow Terhadap Peningkatan
Kinerja Pustakawan, Jurnal Khazanah al-Hikmah, Vol. 04 No. 01, Januari 2016 (Yogyakarta:
UIN Sunan Kalijaga, 2016), diakses melalui
https://www.researchgate.net/publication/315930884_Implementasi_Teori_Hirarki_Kebutuhan_A
braham_Maslow_terhadap_Peningkatan_Kinerja_Pustakawan pada tanggal 4 Maret 2020 pukul
14:35.
5

1. Kebutuhan Fisiologis (Physiological Needs)


Yaitu kebutuhan manusia yang paling dasar atau kebutuhan pokok, seperti
sandang, pangan dan papan.
2. Kebutuhan Rasa Aman (Safety Needs)
Yaitu kebutuhan akan rasa aman secara fisik dan psikologis. Kebutuhan
rasa aman secara fisik yaitu seperti keamanan dan perlindungan dari
bahaya. Sedangan rasa aman secara psikologis yaitu seperti perlakuan
manusiawi.
3. Kebutuhan Cinta (Belonging-love Needs)
Yaitu kebutuhan untuk saling berkomunikasi, berteman, bersahabat dan
berinteraksi yang lebih erat dengan orang lain untuk mencapai ketenangan
batin.
4. Kebutuhan Penghargaan (Esteem Needs)
Yaitu kebutuhan serta keinginan untuk dihargai atas prestasi yang dicapai,
dihormati, sekaligus kebutuhan terhadap pengakuan orang lain atas
kemampuan atau keahlian yang dimiliki.
5. Kebutuhan Aktualisasi diri (Self Actualization Needs)
Yaitu kebutuhan yang berhubungan dengan proses pengembangan akan
potensi yang sesungguhnya pada diri seseorang. 7

7
Elisa Sari, Pendekatan Hierarki Abraham Maslow Pada Prestasi Kerja Karyawan PT. Madubaru,
Jurnal Perilaku dan Strategi Bisnis, Vol. 06 No. 01, Februari 2018 (Yogyakarta: Universitas
Mercu Buana, 2018), diakses melalui https://ejurnal.mercubuana-
yogya.ac.id/index.php/JPSB/article/download/421/336 pada tanggal 4 Maret 2020 pukul 14: 36.
6

Jim Dornan & John C. Maxwell dalam buku mereka yang berjudul
“Strategi Menuju Sukses” telah menjelaskan beberapa hal mengenai jeni-jenis
tujuan. Beberapa hal tersebut adalah: 8
1. Final goal /Life Long Goals (Tujuan Akhir/Tujuan Masa depan)
Target yang diharapkan terpenuhi dalam hidup. Semua orang pasti
mempunyai target yang ingin mereka capai dalam hidupnya. Seperti
menjadi seorang presiden atau yang lainnya.
2. Long Term Goals (Tujuan Jangka Panjang)
Target yang ditetapkan dalam long term goals ini adalah target-target
yang dapat membantu seserang dalam pencapaian tujuan di masa depan
(final goals). Yang termasuk dalam target ini adalah hal-hal yang ingin
dicapai dalam jangka waktu 10 tahun.
3. Intermediate Goals (Tujuan Menengah)
Target yang ditetapkan dalam intermediate goals ini merupakan target-
target yang berperan membantu pencapaian tujuan jangka panjang (long
term goals). Yang termasuk dalam target ini adalah hal-hal yang ingin
dicapai dalam waktu 5 – 10 tahun.
4. Short Terms Goals (Tujuan Jangka Pendek)
Target yang ditetapkan dalam short term goals ini merupakan target-
target yang berperan membantu pencapaian tujuan jangka menengah
(intermediate goals). Yang termasuk dalam target ini adalah hal-hal yang
ingin dicapai dalam waktu 1 – 5 tahun.
5. Regular Diciplines (Disiplin yang Rutin)
Regular diciplines merupakan kegiatan harian, mingguan, bulanan yang
dilakukan dengan rutin untuk memenuhi tujuan jangka pendek. Kegiatan
ini dilakukan tergantung bagaimana cara untuk mengatur waktu.
D. Meluruskan Motivasi
Memotivasi diri sendiri artinya mau berdiskusi, terfokus dan terarah.
Bukan hanya itu, seseorang juga harus siap dalam menghadapi tantangan
yang dapat menguras pikiran. Berikut adalah beberapa cara yang dapat
dilakukan seseorang untuk memotivasi diri sendiri dan meluruskan:

8
Tim Psikologi, Babon Psikotes Paling Update (Jakarta: Transmedia Pustaka, 2014), 244.
7

1. Membentuk Pola Pikir


a. Membiasakan diri berpikir positif; apapun akan terasa sulit apabila
seseorang mempunyai pola pikir yang dapat menghambat diri sendiri.
b. Membangun rasa percaya diri; berpikir positif tentang kehidupan
berarti juga berpikir positif terhadap diri sendiri. Jika berpikir sesuatu
itu sulit, maka hal itu akan menghambat diri.
c. Menjadi orang yang “lapar”; seseorang harus benar-benar
menginginkan sesuatu sampai tidak bisa membayangkan bahwa
dirinya tidak bisa hidup tanpa hal tersebut. Berpikir tentang apa yang
diinginkan itu sudah cukup baik, namun keinginan tersebut tidak akan
terwujud jika orang tersebut pesimis.
d. Menyadari bahwa kendala akan selalu ada; menyadari bahwa
mungkin saja kegagalan akan terjadi, jadikanlah hal ini sebagai
kebiasaan. Keinginan untuk menjadi pribadi yang perfeksionis akan
membuat seseorang menjadi mudah frustasi dan putus asa.
2. Menciptakan Momentum
a. Fokus pada tujuan akhir yang positif; biasanya seseorang akan
mengalami kesulitan untuk mengetahui apa yang membuat mereka
bahagia dan apa yang seharusnya ia perjuangkan. Walau
bagaimanapun tiap orang harus mulai berfikir tentang tujuan akhir
yang positif, bukan rasa takut yang negatif.
b. Memulai dari hal-hal kecil; tujuan akhir yang terlalu tinggi akan
memberikan beban yang berat. Misalkan membaca buku 7 bab
sekaligus akan membuat jenuh, lebih baik membaca sedikit demi
sedikit.
c. Mencatat progres; jika ingin menurunkan berat badan, rajin belajar
agar lulus kuliah, atau apapun itu, catatlah semua hal itu. Hal ini bisa
memicu seseorang untuk lebih semangat, dan menunjukkan hasil
positif dari perilaku yang akan membuat hidup lebih bermakna.9

9
Saifudin, Sri Mulyati, dkk, Pengembangan Kepribadian dan Profesionalisme Bidan (Malang:
Wineka Media, 2018), 71-72.
8

d. Membiasakan untuk istirahat; manusia bukanlah sebuah mesin,


bahkan mesinpun juga harus diistirahatkan. Penelitian telah
membuktikan apabila seseorang mau beristirahat, biasanya orang
tersebut bisa lebih baik dari sebelumnya.
e. Melakukan hal yang disukai; banyak diantara orang-orang yang
bekerja dan mengerjakan suatu hal yang tidak mereka sukai. Hal
tersebut akan selalu ada sehingga seseorang harus bisa mengatur
kegiatan yang dilakukan tersebut agar dapat dilakukan dan dinikmati
sebaik mungkin.
f. Memberikan hadiah untuk diri sendiri; self reward akan sangat
membantu seseorang untuk lebih menghargai dirinya. Self reward ini
dapat berperan layaknya suplemen untuk mengatasi lelah setelah
berjuang.
g. Jangan takut melakukan kesalahan; ketika seseorang ingin ingin
berkembang dan menjadi lebih baik, kesalahan mungkin saca
diciptakan. Seseorang cenderung akan melakukan hal-hal yang belum
pernah dilakukan untuk menemukan cara terbaik dalam memperoleh
suatu hal. Dari kesalah tersebut, sesorang dapat mengetahui cara mana
yang paling tepat dan seharusnya dilakukan. 10
3. Mempertahankan Motivasi
a. Memiliki seorang motivator; seseorang akan membutuhkan pengingat
untuk tetap bertahan. Pengingat bisa berupa orang, benda, atau apa
pun yang dapat membuat orang tersebut mempertahankan pola pikir
yang benar dan tertanam.
b. Mencari teman yang baik; teman bisa menjadi seseorang yang sangat
membantu dalam mencapai keinginan. Meskipun seorang teman tidak
terlibat secara langsung, semangat yang mereka berikan bisa menjadi
obat sekaligus cambuk untuk diri agar tetap berjuang dan bertahan
c. Terus belajar; selama dalam proses, seseorang mungkin saja akan
merasa bosan, gelisah, atau terdistraksi oleh sesuatu. Seseorang harus
terus belajar agar tidak terjebak dalam rutinitas yang menjemukan.

Saifudin, Sri Mulyati, dkk, Pengembangan Kepribadian dan Profesionalisme Bidan (Malang:
10

Wineka Media, 2018), 72.


9

Menemukan dan mempelajari cara baru, memiliki tujuan baru, dan


terus meningkatkan pengetahuan akan sangat membantu.
d. Tidak membandingkan diri sendiri dengan orang lain; dengan tidak
membandingkan diri dengan orang lain, tekanan yang akan diterima
oleh seseorang akan lebih kecil dan akan menghindarkan mereka dari
rasa stress karena tidak bisa/belum sesukses/seberhasil orang lain.
Dengan berhenti membandingkan diri dengan orang lain, seseorang
akan menjadi lebih rileks dalam berproses. Suatu hal yang perlu
ditekankan adalah bahwa kita tidak akan pernah menjadi mereka dan
sebaliknya.
e. Membantu orang lain; ketika seseorang sudah semakin dekat dengan
tujuan mereka, semakin banyak pula hal-hal yang telah mereka
pelajari. Oarang tersebut dapat menggunakan pengetahuannya untuk
membantu orang lain. Membantu orang lain dapat membuat perasaan
seseorang menjadi lebih baik.
f. Menetapkan tujuan yang lebih tinggi; ketika seseorang telah mencapi
tujuan-tujuan kecilnya, akan lebih baik jika ia menetapkan kembali
tujuan yang lebih tinggi dan meraih mimpi yang lebih besar.11

Saifudin, Sri Mulyati, dkk, Pengembangan Kepribadian dan Profesionalisme Bidan (Malang:
11

Wineka Media, 2018), 73.


10

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Motivasi merupakan kekuatan penggerak yang dianggap dapat
meningkatkan vitalitas pada diri makhluk hidup, menampilkan peirlaku,
dan mengarahkannya ke satu atau beberapa tujuan tertentu.
2. Motivasi timbul baik dari dalam diri sendiri (intrinsik) atau pengaruh dari
lingkungan (ekstrinsik). Motivasi yang terbaik adalah motivasi yang
muncul dari dalam diri sendiri (intrinsik), bukan pengaruh dari
lingkungan (ekstrinsik).
3. Intermediate goals merupakan target-target yang berperan membantu
pencapaian tujuan jangka panjang (long term goals). Yang termasuk
dalam target ini adalah hal-hal yang ingin dicapai dalam waktu 5 – 10
tahun. Sedangkan final goal /Life Long Goals (Tujuan Akhir/Tujuan Masa
depan) merupakan target akhir yang diharapkan terpenuhi dalam hidup.
4. Beberapa cara yang dapat dilakukan seseorang untuk meluruskan
motivasi ialah dengan selalu berpikir positif, menciptakan momentum,
dan mempertahankan motivasi.

B. Saran
Terlepas dari keterbatasan yang dimiliki, diharapkan makalah hasil
analisis kritis ini memiliki implikasi yang luas untuk pembuatan makalah
selanjutnya dengan topik serupa. Selain itu penulis juga berharap bahwa
analisis makalah yang akan datang mampu melengkapi kekurangan-
kekurangan yang terdapat pada makalah ini.

10
11

DAFTAR PUSTAKA

Aly, Abu. 2010. Habis Gelap Terbitlah Terang. Jakarta: Elex Media
Komputindo.

az-Zabalawi, M. Sayyid Muhammad. 2007. Pendidikan Remaja Antara Salam


dan Ilmu Jiwa. Jakarta: Gema Insani Press.

Elisa Sari. Pendekatan Hierarki Abraham Maslow Pada Prestasi Kerja


Karyawan PT. Madubaru. Jurnal Perilaku dan Strategi Bisnis. Vol. 06
No. 01. Februari 2018. Yogyakarta: Universitas Mercu Buana, 2018.
Diakses melalui https://ejurnal.mercubuana-
yogya.ac.id/index.php/JPSB/article/download/421/336 pada tanggal 4
Maret 2020 pukul 14: 36.

Iskandar. Implementasi Teori Hirarki Kebutuhan Abraham Maslow Terhadap


Peningkatan Kinerja Pustakawan. Jurnal Khazanah al-Hikmah. Vol. 04
No. 01. Januari 2016. Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga, 2016. Diakses
melalui
https://www.researchgate.net/publication/315930884_Implementasi_Teo
ri_Hirarki_Kebutuhan_Abraham_Maslow_terhadap_Peningkatan_Kinerj
a_Pustakawan pada tanggal 4 Maret 2020 pukul 14:35.

Saifudin, Sri Mulyati, dkk. 2018. Pengembangan Kepribadian dan


Profesionalisme Bidan. Malang: Wineka Media.

Siswanto, Bejo. 1989. Manajemen Tenaga Kerja. Bandung: Sinar Baru.

Sunaryo. 2004. Psikologi untuk Keperawatan. Jakarta: EGC.

Tim Psikologi. 2014. Babon Psikotes Paling Update. Jakarta: Transmedia


Pustaka.

11

Anda mungkin juga menyukai