Di susun oleh :
SAYUTI
Adalah bagian dari manajemen yang memerlukan latihan manajemen professional dan
dikembangkan untuk dapat menerima pendelegasian tanggung jawab secara structural.
(Swanbrug. 2000)
Sebagai penyelesaian suatu pekerjaan melalui orang lain atau dapat juga diartikan sebagai
pelimpahan suatu tugas kepada seseorang atau kelompok dalam menyelesaikan tujuan
organisasi( Marquis dan Huston 2010 dalam Nursalam 2015)
1. under –delegasi : Pelimpahan tugas terlalu sedikit. Staf diberi wewenang yang sangat
sedikit, terbatas dan sering tidak terlalu jelas.
Delegasi yang baik tergantung pada keseimbangan antara komponen tanggung jawab,
kemampuan dan wewenang
1. Tanggung jawab (responsibility) adalah suatu rsa tanggung jawab terhadap penerimaan
suatu tugas,
3. Wewenang (authorirty) adalah pemberian hak dan kekuasaan penerima tugas limpah
untuk mengambil suatu keputusan terhadap tugas yang di limpah
Waktu Pelaksanaan Pendelegasian
2. Tugas yang tidak mencukupi waktunya : Staf didelegasikan untuk menyelesaikan tugas
manajer keperawatan
5. Melatih dan mengembangkan staf bawahan dengan memberikan tugas dan wewenang
baik secara tertulis maupun lisan.
8. Bantu mereka untuk memecahkan masalahnya dengan memberikan ide ide baru yang
bermanfaat.
Teknik Pendelegasian
1. Manajer perawat pada seluruh tingkatan dapat menyiapkan tugas- tugas yang dapat
didelegasikan dari eksekutif perawat sampai eksekutif departemen atau kepala unit, dan
dari kepala unit sampai perawat/bidan klinis.
2. Kontrol dilakukan khusus pada pekerjaan yang sangat teknis atau tugas tugas yang
melibatkan kepercayaan. Hal ini merupakan hal yang kompleks dalam manajemen
keperawatan, sehingga memerlukan pengetahuan dan kemampuan yang khusus.
3. Manajer perawat yang akan menangani hal tersebut seharusnya memiliki kemampuan
ilmu manajemen dan perilaku.
4. Mendelegasikan tugas dan tanggung jawab dapat menyebabkan perawat klinis berasumsi
bahwa manajer tidak mampu untuk menangani tanggung jawab kepemimpinannya
terhadap manajemen keperawatana
Dalam pendelegasian untuk hasil yang lebih efektif, perawat manajer harus mengetahui
tentang :
3. Mengetahui ruang lingkup tugas manajer keperawatan dan kedudukan dalam organisasi
5. Mengetahui hal-hal yang dapat didelegasikan kepada staf dan tenaga non keperawatan.
Keberhasilan Dalam pendelegasian
1. Atasan merasa lebih jika mereka tetap mempertahankan hak pembuatan keputusan.
2. Atasan tidak ingin ambil resiko kalau saja bawahannya salah ataupun gagal dalam
menjalankan wewenangnya.
4. Atasan takut apabila seorang bawahannya melakukan tugas dengan sangat baik dan
efektif, sehingga dapat mengancam posisinya sebagai atasan.
5. Bawahan tidak menerima dengan alasan dapat menambah tanggung jawab yang sudah
diterima.
6. Bawahan takut tidak dapat menjalankan tugas – tugas dengan benar dan dikatakan gagal.
7. Bawahan merasa tertekan apabila dilimpahkan tanggung jawab yang lebih besar
Hambatan pendelegasian
4. Saya dapat melakukannya lebih baik oleh diri saya sendiri” buah pikiran yang keliru
10. Kegagalan untuk mendelegasikan kewenangan yang sepadan dengan tanggung jawab.
12. Kegagalan untuk menetapkan kontrol dan tindak lanjut yang efektif.
Jenis pendelegasian
1. "kejar ini, kejar itu, kerjakan ini, kerjakan itu, dan beritahu saya ketika sudah selesai."
2. Pendelegasian suruhan berprinsip pada metode, yaitu semua didikte secara rinci dan
spesifik step by step cara melakukannya.
3. Pendelegasian dengan cara ini banyak digunakan oleh manager karena mereka berpikir
metode yang dilakukan pasti tidak akan keluar dari jalur, minim kesalahan dan sesuai
dengan apa yang diinginkan.
4. Tapi kelemahannya adalah bahwa mereka tidak melatih creative thinking anak buah
mereka dan bila terjadi kesalahan si anak buah akan merasa tidak bertanggung jawab
kepada hasil yang didapat.
Alur pendelegasian
MERENCANAKAN KEBUTUHAN TENAGA PERAWATAN
Pendahuluan
Dalam merencanakan tenaga keperawatan hal pertama yang harus dilakukan adalah :
1. Mengidentifikasi bentuk dan beban pelayanan keperawatan. Bentuk dan beban pelayanan
keperawatan bisa berupa pelayanan yang dependent, independent, interdependent,
langsung maupun tidak langsung, membutuhkan waktu berapa lama, harus dikerjakan
oleh perawat yang memiliki kemampuan seperti apa, dan sebagainya sehingga bisa
ditentukan kategori perawat yang dibutuhkan serta berapa jumlah yang dibutuhkan.
2. Dilanjutkan dengan proses seleksi, proses orientasi, penempatan, pembagian tenaga setiap
shif dan tanggung jawab apa yang harus dijalankan oleh tenaga keperawatan tersebut
1. Untuk menentukan jumlah perawat yang dibutuhkan dalam suatu ruangan ada beberapan
rumusan, yaitu :
c. Penggunaan tempat tidur rata-rata (akan lebih obyektif bila menggunakan rata
penggunaan tempat tidur pertahun)
Distribusi frequensi perawat perempuan lebih banyak dibanding laki-laki, oleh karena
itu perlu diantisipasi dengan estimasi tenaga perawat cuti hamil
Keterangan :
Rata-rata jam perawatan tiap klien per 24 jam dihitung dari tingkat ketergantungan klien atau
berdasarkan kondisi klien
Jumlah jam kerja per tahun dihitung dari jumlah hari dalam tahun (365 hari) dikurangi hari
tidak bekerja dalam setahun (hari minggu + Cuti tahunan+ hari besar dalam setahun +Cuti
sakit atau ijin)
1. Formula yang sering digunakan untuk menghitung jumlah tenaga perawat di Ruang
Model Praktek Keperawatan Profesional adalah berdasarkan tingkat ketergantunagn
pasien.
3. Semakin pasien tidak mampu melakukan pemenuhan kebutuhan secara mandiri maka
akan lebih banyak membutuhkan waktu bagi perawat untuk memberikan asuhan
Kesimpulan
1. Berdasarkan penghitungan di atas, maka jumlah tenaga perawat yang dibutuhkan setiap
hari adalah : 5,94 + 3,86 + 2,19 = 11,99 dibulatkan menjadi 12 orang perawat
2. Bila kita asumsikan perawat yang libur dan cuti/ijin tiap hari adalah 4 orang (25 % dari
jumlah tenaga yang dibutuhkan), metode penugasan keperawatan menggunakan metode
tim, maka jumlah perawat secara keseluruhan yang dibutuhkan di R DUKU adalah : 12 +
1 + 4 + 4 = 21 orang
3. Keterangan :
4. 12 orang perawat pelaksana + 1 Ka. Ruangan + 4 Ketua Tim ( 2 Orang Ka Tim untuk
dinas pagi, 1 orang ka. Tim untuk dinas sore dan 1 orang Ka. Tim untuk dinas malam) +
4 orang libur/ cuti/ijin = 21 orang perawat:
MANAJEMEN KONFLIK
Pendahuluan
1. Selain dengan pasien, perawat juga menjalin hubungan kolaboratif dengan tenaga
kesehatan lain: dokter, laborat, ahli gizi, apoteker dan semua yang terlibat dalam
pelayanan kesehatan di rumah sakit.
2. Selain dengan pasien, perawat juga menjalin hubungan kolaboratif dengan tenaga
kesehatan lain: dokter, laborat, ahli gizi, apoteker dan semua yang terlibat dalam
pelayanan kesehatan di rumah sakit.
3. Dalam menjalankan pekerjaannya, perawat akan saling berinteraksi dengan tim kesehatan
tersebut dan ketika tim ini memandang suatu masalah atau situasi dari sudut pandang
yang berbeda maka dapat terjadi sebuah konflik
4. Konflik sangat erat kaitannya dengan perasaan manusia, termasuk perasaan diabaikan,
disepelekan, tidak dihargai, dan ditinggalkan, karena kelebihan beban kerja atau kondisi
yang tidak memungkinkan.
Konflik
2. Gillies (1989): Konflik adalah perbedaan pandangan antara individu dengan individu lain
atau individu dengan organisasi.
3. Menurut Lewis A. Coser, arti konflik adalah perjuangan nilai atau tuntutan atas status dan
merupakan bagian dari masyarakat yang akan selalu ada, sehingga apabila ada
masyarakat maka akan muncul konflik.
4. Menurut Soerjono Soekanto, pengertian konflik adalah suatu keadaan pertentangan antara
dua pihak untuk berusaha memenuhi tujuan dengan cara menentang pihak lawan.
Manajemen
1. Menurut R Terry: suatu proses khas yang terdiri dari tindakan-tindakan perencanaan,
pengorganisasian, penggerakan, dan pengendalian yang dilakukan untuk menentukaan
serta mencapai sasaran-sasaran yang telah ditentukan melalui pemanfaatan sumberdaya
manusia dan sumber-sumber lainnya.
Manajemen konflik
1. Manajemen konflik adalah suatu tindakan atau pengelolaan yang dilakukan oleh
seseorang terhadap konflik yang dihadapi dengan cara mengidentifikasi penyebab,
pegaruh, jenis konflik serta melakukan tindakan untuk menanganinya.
2. Manajemen konflik merupakan proses aksi dan reaksi yang diambil secara seimbang dan
rasional. Hal ini dilakukan dalam rangka untuk mengendalikan situasi serta kondisi
perselisihan yang terjadi diantara pihak-pihak yang berkonflik.
3. Konflik pastinya akan terjadi di dalam pelaksanaan operasional bisnis atau dalam hidup
sehari-hari. Adanya perubahan dalam masyarakat serta adanya inovasi akan menimbulkan
konflik, terlebih apabila ada perubahan yang tidak disertai pemahaman mengenai ide
yang tengah berkembang.
Lama
Baru
Penyebab konflik
1. Konflik disebabkan karena: (1) perbedaan interpersonal pada setiap dimensi-umur, jenis
kelamin, ras, pandangan, perasaan, pendidikan, pengalaman, tingkah laku, pendapat,
budaya, kebangsaan, keyakinan, dll, (2) perbedaan kepentingan dalam hubungan antar
manusia karena perbedaan budaya, posisi, peran, status, dan tingkat hirarki (Shetach,
2012).
2. Menurut Robbins (2008), konflik muncul karena ada kondisi yang melatarbelakanginya
(antecedent conditions). Kondisi tersebut, yang disebut juga sebagai sumber terjadinya
konflik, terdiri dari tiga ketegori, yaitu : komunikasi, struktur, dan variabel pribadi.
Penyebab konflik
2. Konflik Laten yaitu tahapan konflik yang terus menerus (laten) dalam suatu organisasi,
sepeti kondisi keterbatasan staf.
3. Felt konflik (affective’s) yang terjadi karena adanya suatu yang dirasakan sebagai
ancaman, ketakutan, tidak percaya, marah.
4. Konflik yang nampak (sengaja dimunculkan). Konflik yang sengaja dimunculkan untuk
dicari solusi. Memerlukan suatu upaya dan strategi untuk mencapai tujuan organisasi.
5. Resolusi Konflik adalah suatu penyelesaian masalah dengan cara memuaskan semua
orang yang ada didalamnya.
6. Konflik Aftermath. Konflik yang terjadi akibat terselesaikannnya konflik yang pertama.
Strategi penyelesaian konflik
1. Penggunaan disiplin.
3. Komunikasi.
5. Latihan kearsetifan.
Menurut Bowditch dan Buono (1994), ada beberapa strategi yang dapat digunakan untuk
menyelesaikan konflik. Bisa kita sebut: Kemungkinan Sikap dalam Konflik:
1. Akomodasi
2. Menghindar
3. Kompetisi
4. Kolaborasi
Jenis konflik
Interpersonal conflict
2. Terjadi karena adanya pertentangan antar satu individu dengan individu lainnya
Intragroup conflict
Intergroup conflict
Interorganizational conflict
Timbul sebagai akibat bentuk persaingan ekonomi dalam sistem perekonomian suatu negara.
Konflik ini telah mengarahkan timbulnya pengembangan produk baru, teknologi, dan jasa,
harga–harga lebih rendah, dan penggunaan sumber daya lebih efisien.
1. Membaca Perkembangan organisasi untuk lebih efektif dan kreatif serta inovatif.
2. Meningkatkan kemampuan untuk beradaptasi bila ada konflik yang lebih serius. Atau
dapat dikatakan menstimulasi kemampuan problem solving
3. Mendapatkan aturan-aturan atau cara baru yang kebih baik dalam mengolah sumber daya.
3. Bila tidak terselesaikan dan berkelanjutan dapat menyebabkan kerusakan kesatuan kerja.
Pengkajian
3. Menyusun tujuan
Identifikasi
1. Permasalahan
2. Sumber/penyebab konflik
4. Tahap konflik
5. Tipe konflik
7. Persamaan pandangan
Intervensi
1. Penyelesaian konflik
Kesimpulan
1. Dimana seseorang mempunyai perbedaan minat, motivasi, kemampuan dan perilaku yang
harus bekerja sama dalam situasi yang kompleks seringkali menyebabkan konflik.
2. Jika penyelesaian konflik dapat dilihat metoda yang tepat, maka situasi kerja akan dapat
menyenangkan kembali
3. Dibutuhkan peningkatan kesadaran diri, sensifitas dan asertif serta kooperatif dapat
meningkatkan kemampuan seseorang dalam menyelesaikan konflik.
2. Discharge Planning
3. Studi Kasus
4. Sentralisasi Obat
4. Problems: Menjelaskan tentang perbedaan kondisi yang tidak biasa atau abnormal pada
spesifik pasien.
3. Akan terjalin suatu hubungan kerjasama yang bertanggung jawab antar anggota tim
perawat
5. Informasi yang disampaikan harus akurat, singkat, sistematik dan meggambarkan kondisi
klien pada saat ini serta kerahasiaan klien
6. Timbang terima harus berorientasi pada masalah keperawatan yang ada pada klien
7. Bila ada informasi yang mungkin membuat klien terkejut sebaiknya jangan dibicarakan
didekat klien tetapi di ruang perawat
Prosedurpersiapan
2. Prinsip operan, terutama pada semua pasien baru masuk dan pasien yang dilakukan
operan khususnya pasien yang memiliki permasalahan yang belum / dapat teratasi serta
yang membutuhkan observasi lebih lanjut
a. Jumlah pasien
b. Identitas klien dan diagnosa medis atau data (subyektif dan obyektif )
d. Intervensi keperawatan yang sudah ada dan belum dilaksanakan (secara umum)
f. Rencana umum dan persiapan yang perlu dilakukan (persiapan operasi, pemeriksaan
penunjang dan lain-lain)
4. Perawat yang melakukan operan dapat melakukan klarifikasi, tanya jawab dan melakukan
validasi terhadap hal-hal yang telah dioperkan dan berhak menanyakan mengenai hal-hal
yang kurang jelas
8. Hal yang sifatnya khusus dan memerlukan perincian yang matang sebaiknya dicatat
secara khusus untuk kemudian diserahterimakan kepada petugas berikutnya
9. Lama operan untuk setiap pasien tidak lebih dari 5 menit kecuali pada kondisi khusus dan
memerlukan keterangan rumit
Prosedur pelaksanaan
4. Perawat yang melakukan operan dapat melakukan klarifikasi, tanya jawab dan melakukan
validasi terhadap hal-hal yang telah dioperkan dan berhak menanyakan mengenai hal-hal
yang kurang jelas
8. Hal yang sifatnya khusus dan memerlukan perincian yang matang sebaiknya dicatat
secara khusus untuk kemudian diserahterimakan kepada petugas berikutnya
9. Lama operan untuk setiap pasien tidak lebih dari 5 menit kecuali pada kondisi khusus dan
memerlukan keterangan rumit
Prosedur Post operan
1. Diskusi
2. Pelaporan untuk operan dituliskan secara langsung pada format operan yang
ditandatangani oleh PP yang berjaga saat itu dan PP yang berjaga berikutnyadan diketahu
oleh karu
Prosedur pelaksanaan
4. Perawat yang melakukan operan dapat melakukan klarifikasi, tanya jawab dan melakukan
validasi terhadap hal-hal yang telah dioperkan dan berhak menanyakan mengenai hal-hal
yang kurang jelas
8. Hal yang sifatnya khusus dan memerlukan perincian yang matang sebaiknya dicatat
secara khusus untuk kemudian diserahterimakan kepada petugas berikutnya
9. Lama operan untuk setiap pasien tidak lebih dari 5 menit kecuali pada kondisi khusus dan
memerlukan keterangan rumit
1. Diskusi
2. Pelaporan untuk operan dituliskan secara langsung pada format operan yang
ditandatangani oleh PP yang berjaga saat itu dan PP yang berjaga berikutnyadan diketahu
oleh karu
1. Dapat menyampaikan hal-hal penting yang perlu ditindak lanjuti oleh perawat pada shift
berikutnya
2. Dapat melakukan cross check ulang tentang hal-hal yang dilapporkan dengan keadaan
klien yang sebenarnya
3. Klien dapat menyampaikan masalahnya secara langsung bila ada yang belum terungkap
Pengertian Negosiasi
1. proses penetapan keputusan secara bersama dimana pihak-pihak yang terlibat memiliki
preferensi yang berbeda.
2. suatu cara untuk menetapkan keputusan yang dapat disepakati dan diterima oleh dua
pihak dan menyetujui apa dan bagaimana tindakan yang akan dilakukan di masa
mendatang.
2. memiliki ancaman terjadinya atau di dalamnya mengandung konflik yang terjadi mulai
dari awal sampai terjadi kesepakatan dalam akhir negosiasi;
4. hampir selalu berbentuk tatap-muka –yang menggunakan bahasa lisan, gerak tubuh
maupun ekspresi wajah;
5. negosiasi biasanya menyangkut hal-hal di masa depan atau sesuatu yang belum terjadi
dan kita inginkan terjadi;
6. ujung dari negosiasi adalah adanya kesepakatan yang diambil oleh kedua belah pihak,
meskipun kesepakatan itu misalnya kedua belah pihak sepakat untuk tidak sepakat.
1. Valueclaimers
Memandang negosiasi sebagai proses pertikaian. Masing-masing pihak berusaha
mendapatkan sebanyak mungkin jatah atau kemenangan dan memberikan sesedikit
mungkin jatah atau kemenangan bagi lawannya. Cara yang digunakan adalah taktik yang
manipulatif, argumen yang memaksakan, konsesi terbatas dan tawar-menawar yang alot.
2. Value creators
a. Mengutamakan proses yang akan menguntungkan kedua belah pihak. Mencoba untuk
menciptakan nilai tambah bagi kedua belah pihak yang bernegosiasi.
Misal: pada saat manajer dan bawahannya memutuskan tanggal penyelesaian proyek yang
harus diselesaikan oleh bawahan
1. Di dalam kelompok
1. Antar kelompok
Misal: bagian pembelian dengan pemasok dalam kesepakatan harga, kualitas atau tanggal
penyerahan barang
3. Interaksi yang oportunistik (setiap pihak punya keinginan untuk berusaha mempengaruhi
orang lain)
4. Kesepakatan.
Tujuan negosiasi
1. Tujuan agresif - berusaha memperoleh keuntungan dari kerugian (damage) pihak lawan.
2. Tujuan kompetitif - berusaha memperoleh sesuatu yang lebih (getting more) dari pihak
lawan
6. Tujuan kombinasi
1. Sudut pandang klasik yang memandang bargaining sebagai situasi win-lose, jika salah
satu pihak menang, maka pihak lain akan kalah.
3. Asumsi: sumberdaya terbatas (limited resources), dan proses negosiasi untuk menentukan
siapa akan mendapakan sumberdaya tersebut
Integrating
(problem solving).
Dominating (Forcing)
1. Gaya ini menggunakan legalitas formal dalam menyelesaikan masalah. Gaya ini cocok
untuk masalah yang tidak terlalu penting dan waktu untuk memutuskan sudah mepet.
Kekuatan gaya ini terletak pada efisiensi waktu.
2. Kelemahannya, sering menimbulkan kejengkelen atau rasa berat hati untuk menerima
keputusan.
Obliging (Smoothing)
1. Gaya ini gaya menghindar cocok untuk memecahkan masalah yang sepele atau energi
untuk konfrontasi jauh lebih besar daripada keuntungan yang akan diperoleh. Kekuatan
gaya adalah jika kita menghadapi situasi yang membingungkan atau mendua.
Compromising
1. Gaya ini menempatkan pada posisi moderat memadukan antara kepentingan sendiri dan
kepentingan orang lain untuk saling memberi dan menerima dari pihak yang terlibat.
Gaya ini cocok untuk menangani masalah yang melibatkan pihak-pihak yang memiliki
tujuan berbeda tapi memiliki kekuatan yang sama. Kekuatannya pada prosesnya yang
demokratis.
Prinsip layanan :
Pengantar
2. Setiap rumah sakit hendaknya berorientasi pada kepuasan pelanggan (pasien) untuk dapat
bersaing.
4. Tetapi jika pasien merasa tidak puas mereka akan memberitahukan dua kali lebih hebat
kepada orang lain tentang pengalaman buruknya.
6. Maka, suatu pelayanan dinilai memuaskan bila pelayanan tersebut dapat memenuhi
kebutuhan dan harapan pelanggan.
1. Kepuasan dapat diartikan sebagai rasa senang, rasa puas dan kelegaan seseorang
dikarenakan mengkonsumsi suatu produk atau menerima suatu jasa (pelayanan)
4. Bila kinerja sesuai harapan, maka pelanggan akan sangat puas. Sedangkan bila kinerja
melebihi harapan pelanggan akan sangat puas harapan pelanggan dapat dibentuk oleh
pengalaman masa lampau, komentar dari kerabatnya serta janji dan informasi dari
berbagai media.
5. Jadi kepuasan atau ketidakpuasan adalah kesimpulan dari interaksi antara harapan dan
pengalaman sesudah memakai jasa atau pelayanan yang diberikan.
2. Kualitas Pelayanan
3. Faktor emosional
4. Harga
5. Daya tahan (durability), berkaitan dengan beberapa lama produk tersebut digunakan.
6. Service ability
7. Estetika
Kotak saran/hotline
• Kotak Saran :
• Pernyataan sederhana
Personal interview
Ghostshopping
• Drop-out K1 dan K4
Survey
Latar belakang
Aspek struktur.
1. Penetapan jumlah tenaga keperawatan tidak didasarkan pada tingkat ketergantungan
klien.
2. Pengaturan tanggung jawab setiap tenaga keperawatan tidak jelas, sehingga pemanfaatan
berbagai jenis tenaga keperawatan tidak dibedakan.
Aspek proses
1. Metode pemberian asuhan keperawatan tidak memungkinkan kesinambungan sehingga
perawat tidak mengetahui secara detail kondisi pasien.
2. Rencana keperawatan belum sesuai standar, oleh karena keterbatasan pengetahuan.
3. Kemampuan kolaborasi rendah, karena perawat tidak memahami secara detail kondisi
klien.
4. Hubungan perawat & klien belum didasarkan hubungan saling percaya.
Tujuan model praktek keperawatan professional
Metode tim
1. Metode tim dijalankan berdasarkan kecakapan dan kemampuan anggota dalam kelompok.
Metode ini juga meyakini bahwa setiap pasien berhak mendapat pelayanan terbaik.
Selain itu, setiap staf berhak menerima bantuan dlam melaksanakan tugas asuhan
keperawatan, yang terbaik sesuai kemampuannya.
2. Metode tim bertujuan memberi asuhan keperawatan yang sesuai dengan kebutuhan
objektif pasien, sehingga pasien merasa puas. Metedo tim juga dapat meningkatkan kerja
sama dan kordinasi perawat, memungkinkan adanya transfer pengetahuan dan
pengalaman diantara perawat, serta meningkatkan keterampilan dan motivsi perawat.
3. Berdasarkan tujuan diatas, maka tugas dan tanggung jawab keperawatan harus benar-
benar direncanakan secara matang. Sebagai seorang pemimpin, ketua tim memiliki perana
besar dalam mendelegasikan tugas dan taanggung jawab darai perawat kepala, kepada
anak buahnya.
Adapun kelebihan dan kekurangan Metode Tim sebagai berikut:
Kelebihan:
Pengertian
Metode manajemen kasus keperawatan adalah bentuk pemberian asuhan keperawatan dan
manajemen sumber-sumber terkait yang memungkinkan adanya manajemen yang strategis
dari Cost dan quality oleh seorang perawat untuk suatu episode penyakit hingga perawat
lanjut. Menurut american nurses association (1988), manajemen kasus (case management)
adalah suatu system pemberian pelayanan kesehatan yang didesain untuk mempasilitasi
pencapaian tujuan pasien yang diharapkan (wakyu perawatan di rumah sakit. Tujuan dan
manajemen kasus adalah meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan, menurunkan akan
mengurangi pengkotakan dan pelayanan kesehatan, meningkatkan kualitas hidup pasien,
efisiensi penggunaan sumber-sumber pelayanan kesehatan, dan efesiensi biaya.
Tujuan dari metode manajemen kasus keperawatan dalam memberikan asuhan keperawatan
kepada pasien adalah untuk merumuskan dan mencapai hasil yang setandar dalam perawatan
untuk setiap pasien, memfasilitasi pasien yang akan pulang baik lebih awal dan masa
perawatan yang akan ditentukan (early patient discharge) maupun pada waktu yang
direncanakan, menggunakan sedikit mungkin sumber pelayanan kesehatan untuk mencapai
hasil yang diharapkan, meningkatkan profesionalisasi perawat dan kepuasan kerja, dan
memungkinkan terjadinya transfer of knowledge diantara anggota.
Dalam manajemen kasus keperawatan, seorang perawat akan bertugas sebagai caese manager
untuk seorang (mungkin lebih) pasien, sejak masuk kerumah sakit hingga pasien tersebut
selesai dari masa perawatan dan pengobatan. Sebagai case manager, perawat memiliki
tanggung jawab dan kebebasan untuk perencanaan, pelaksanaan, koordinasi, dalam
memberikan asuhan keperawatan dengan metode manajemen kasus case manager senantiasa
mempertimbangkan dua rangkaian dan politik-cost-access dan consumers-providers-funders.
Metode kasus
Metode kasus dikenal sebagai metode tertua dalam pemberian asuhan keperawatan, karena
merupakan metode yang pertama kali digunakan. Menurut sitorus (2006) pada metode
khusus, seorang perawat bertugas dan bertanggung jawab merawat satu pasien selama
periode binas, metode seperti ini biasanya digunakan dalam ruang perawatan intesif
Bagan struktur organisasi keperawatan berdasarkan metode kasus adalah sebagai berikut.
Perawat
Perawat
Perawat
Kepala Ruang
Perawat Perawat
Manajemen kasus keperawatan
Metodei ini merupakan generasi keduadan metode keperawatan primer (zander, 1988a).
pengembangan metode ini didasarkan pada bukti-bukti bahwa manajemen kasus dapat
mengurangi pelayanan yang terpisah-pisah dan dipublikasi. Di sisi lain metode kasus
keperawatan ini menurut tahan dan cestar (1994) akan memberikan kesempatan untuk
komunikasi antar perawat, dokter, dan tim kesehatan lain, efeaien dalam manajemen
perawatan melalui monitoring, tkoordinasi dan intervensi. Selain itu, Gibson et.al. (1994)
,manajemen kasus meningkatkan komunikasi multidiciplinair dan kolaborasi tim. Bukti-bukti
lain tentang pengembangan metode manajemen kasus diutarakan oleh smith (1991) bahwa
tujuan perawat-pasien lebih spesifik ,realistic dan bisi diukur. Rogers ( 1991) menyoroti
bahwa dengan pengaplisan metode-metode manajemen kasus,akan berdampak positif yaitu
lama perawatan pasien menjadi lebih pendek .
Prinsip layanan :
1. Kepuasan dapat diartikan sebagai rasa senang, rasa puas dan kelegaan seseorang
dikarenakan mengkonsumsi suatu produk atau menerima suatu jasa (pelayanan)
2. Kepuasan merupakan tingkat perasaan seseorang setelah membandingkan kinerja atau
hasil yang dirasakannya dengan harapannya.
3. Apabila kinerja dibawah harapan, maka pelanggan akan sangat kecewa.
4. Bila kinerja sesuai harapan, maka pelanggan akan sangat puas. Sedangkan bila kinerja
melebihi harapan pelanggan akan sangat puas harapan pelanggan dapat dibentuk oleh
pengalaman masa lampau, komentar dari kerabatnya serta janji dan informasi dari
berbagai media.
5. Jadi kepuasan atau ketidakpuasan adalah kesimpulan dari interaksi antara harapan dan
pengalaman sesudah memakai jasa atau pelayanan yang diberikan.
Faktor yang Mempengaruhi Kepuasan Pelanggan
1. Daya tahan (durability), berkaitan dengan beberapa lama produk tersebut digunakan.
2. Service ability
3. Estetika
4. Kualitas yang dipersepsikan (perceived quality)
METODE ASUHAN KEPERAWATAN TENTANG METODE TIM (KELOMPOK 3)
Latar belakang
Tujuan asuhan keperawatan adalah untuk memandirikan pasien sehingga dapat berfungsi
secara optimal. Untuk mencapai kondisi tersebut diperlukan manajemen asuhan keperawatan
yang profesional, dan salah satu faktor yang menentukan dalam manajemen tersebut adalah
bagaimana asuhan keperawatan diberikan oleh perawat melalui berbagai pendekatan model
asuhan keperawatan yang diberikan.
Metode tim
Metode tim dijalankan berdasarkan kecakapan dan kemampuan anggota dalam kelompok.
Metode ini juga meyakini bahwa setiap pasien berhak mendapat pelayanan terbaik. Selain
itu, setiap staf berhak menerima bantuan dlam melaksanakan tugas asuhan keperawatan, yang
terbaik sesuai kemampuannya.
Metode tim dalam manjemen keperawatan diterapkan lewat tim heterogen, yang terdeiri dari
perawat profesional, perawat non-profesional, dan pembantu perawat. Ketua tim yang
diambil dari perawat profesional, bertanggung jawab dalam perencanaan, pelaksananaan ,
evaluasi, dan asuhan kepeawatan untuk semua pasien. Selain itu, ketua tim juga bertugas
melakukan supervisi terhadap semua anggota didalam tim nya. Metode tim bertujuan
memberi asuhan keperawatan yang sesuai dengan kebutuhan objektif pasien, sehingga pasien
merasa puas. Metedo tim juga dapat meningkatkan kerja sama dan kordinasi perawat,
memungkinkan adanya transfer pengetahuan dan pengalaman diantara perawat, serta
meningkatkan keterampilan dan motivsi perawat.
Berdasarkan tujuan diatas, mak tugas dan tanggung jawab keperawatan harus benar-benar
direncanakan secara matang. Sebagai seorang pemimpin, ketua tim memiliki perana besar
dalam mendelegasikan tugas dan taanggung jawab darai perawat kepala, kepada anak
buahnya.
Tugas dan Tanggung Jawab Ketua Tim :
Dalam memberikan asuhan keperawatan dengan metode ini, ketua tim harus memiliki
kemampuan untuk mengikut sertakan anggota tim dalam memecahkan masalah. Ketua tim
juga harus menerapkan pola asuhan keperawatan yang diaggap sesuai dengan kondisi pasien
dan minat pemberi asuhan. Oleh karna itu, pembuat keputusan, otoritas, dan tanggung jawab
ada pada tingkat pelaksana. Hal ini akan mendukung pencapaian pengetahuan dan
keterampilan profesional. Dalam ruang perawatan mungkin diperlukan beberapa tim
keperawatan. Pembagian tugas dalam tim keperawatan dapat dilakukan dengan jalan perawat
kepala ruang akan menentukan jumllah tim yang diperlukan berdasarkan beberapa faktor,
antara lain memperhitungkan jumlah tenaga perawat profesiona, jumlah tenaga yang ada, dan
jumlah pasien. Pembagian tugas dalam tim keperawatan dapat didasarkan dalam tempat/
kamar pasien tingkat penyakit pasien, jenis penyakit pasien, dan jumlah pasien yang dirawat.
Berdasrkan hal-hal tersebut maka ketua tim harus memiliki kemampuan sebagai berikut:
Kelebihan Kelemahan
Memberikan kepuasaan bagi pasien Dianggap memerlukan biaya lebih
dan perawat. tinggi karena terkontaknya distribusi
tenaga.
Rumitya tugas dang tanggung jawab yang terdapat pada metode tim, membuat kepala ruang
sebaiknya pengambil peran antara lain :
1. Mampu mengoptimalkan fungsi tim melalui orientasi anggota tim dan pendidikan
berkelanjutan.
2. Mengkaji kemampuan anggota tim dan membagi tugas sesuai keterampilan anggotanya.
3. Mampu mengambil bagian sebagai model peran.
MODEL PRAKTIK KEPERAWATAN PROFESIONAL METODE MODIFIKASI
(KELOMPOK 4)
Definisi
Definisi
Model praktik keperawatan adalah suatu sistem(struktur, proses, dan nilai-nilai profesional)
yg memungkinkan perawatan professional mengatur pemberian asuhan termasuk lingkungan
untuk menopang pemberian asuhan tersebut (hoffart &woods, 1996)
Model praktik keperawatan adalah suatu sistem (struktur, proses dan nilai-nilai profesional),
yang memfasilitasi perawat profesional, mengatur pemberian asuhan keperawatan, termasuk
lingkungan tempat asuhan tersebut diberikan (ratna sitorus & yuli, 2006).
1. Tim yang satu tidak mengetahui mengenai pasien yang bukan menjadi tanggung
jawabnya
2. Rapat tim memerlukan waktu sehingga pada situasi sibuk rapat tim ditiadakan atau
terburu-buru sehingga dapat mengakibatkan kimunikasi dan koordinasi antar anggota tim
terganggu sehingga kelancaran tugas terhambat
3. Perawat yang belum terampil dan belum berpengalaman selalu tergantung atau
berlindung kepada anggota tim yang mampu atau ketua tim
4. Perlu kualitas dan kuantitas tenaga perawat
5. Hanya dapat dilakukan oleh perawat profesional
6. Biaya relatif lebih tinggi dibandingkan metode lain.
INDIKATOR MUTU PELAYANAN KESEHATAN (KELOMPOK 5)
Pengertian
Kepuasan adalah presepsi terhadap produk atau jasa yang telah memenuhi harapannya.
(Irawan, 2007.)
Kepuasan adalah model kesenjangan antara harapan (standar kinerja yang seharusnya)
dengan kinerja yang actual yang diterima pelanggan. (Woodruff and Gardial dalam
Suprianto, 2009.)
Pelayanan dokter:
Pelayanan perawat:
1. Keteraturan pelayanan perawat setiap hari (pemeriksaan nadi, suhu tubuh, dan sejenisnya)
2. Tanggapan perawat terhadap keluhan responden
3. Kesungguhan perawat melayani kebutuhan responden
1. Keterjangkauan letak RS
2. Keadaan halaman dan lingkungan RS
3. Kebersihan dan kerapian gedung, koridor, dan bangsal RS
Kondisi fasilitas ruang perawatan:
1. Producy Quality
Bagaimana konsumen akan merasa puas atas produk barang yg digunakan beberapa
dimensi yg membentuk kualitas barang adalah
performance,reliability,conformance,durability,feature dan lain-lain
2. Service Quality
Bagaimana konsumen akan puas dengan jasa yg telah dikomsinya. Dimensi service
quality yang lebih dikenal dengan sevqual melliputi 5 dimensi yaitu
tangible,relabillity,assurance,empathy,responsiveness. Skala nilai dinyatakan dengan
skala1-5 skal 1 adalah tidak puas dan skala 5 adalah puas.nilai rerata skala adalahnilai
skor (skor=jumlah penguraan dikatakan skala).
3. Emotional Factor
keyakinana dan rasa banga terhadap produk,jasa yg digunakan dibandingkan pesaing,
emotional factor diukur dari precedeved best score,artinya persepsi kualitas terbaik
dibandingkan pesaing
4. Price
Harga daro produk,jasa yg diukur dari value (nilai) manfaat dibandingkan dengan biaya
yg dikeluarkan konsumen. Harga adalah pelayanan media(medical care)yg harus dibayar
konsumen (price is that whice is given in on exchange to aquire a good or service)
5. Cost of aquaring
Biaya yg dikeluarkan untuk mendapatkan produk atau jasa