Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

KONSEP DASAR KEPERAWATAN

Tentang :
“Konsep Dasar Keselamatan Dan Keamanan”

Disusun oleh :
1. Sayuti
2. Obi apipi
3. Adit kurniawan
4. Muhamad ridwan
5. Tya santika
6. Diana

AKADEMI KEPERAWATAN YATNA NUANA LEBAK


JI.Jend.Sudirman Km 2 Rangkas Bitung 423151 Lebak Banten
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas Rahmat yang telah dilimpahkan-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah mengenai “Konsep Dasar Keselamatan
Dan Keamanan” ini dengan baik dan tepat pada waktunya.
Pada kesempatan ini izinkanlah kami menyampaikan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada pihak-pihak yang telah membantu kami dalam menyelesaikan makalah ini,
yakni teman-teman sejawat,yang memberi saran tentang penyusunan makalah ini.

Akhirnya kami mengharapkan segala masukan baik berupa kritik maupun saran-saran
demi perbaikan makalah ini dan dengan suatu harapan yang tinggi agar makalah sederhana
ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.

Rangkas Bitung,27 September 2018

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...............……………………………………….…......…………........ 1

DAFTAR ISI ............. ……………………....…………………...…………….

BAB I PENDAHULUAN ....…..……………………………………….......…………….....


1.1 Latar Belakang ....….……………………………….......……………………......

1.2 Rumusan masalah .....………………………………......…………………….........

1.3 Tujuan .........................................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN ...............………………………………......…………………….....

2.1 Fungsi persarafan ...............………………………………...........……………......

2.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi

keselamatan dan keamanan .........………………..........................................

2.3 Macam-macam bahaya

berdasarkan kelompok usia ………………....…………….……………......

2.4 Tindakan penecegahan

terhadap bahaya cedera ...................................………………………………...….


2.5 Kebijakan rumah sakit terkait keselamatan klien .............................................

BAB III

PENUTUP ………………..................................................……………………………………

KESIMPULAN ….......................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA ...............………………...……………………………...........................


BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Konsep keselamatan dan keamanan terkait dengan kemampuan seseorang dalam


menghindari bahaya, yang ditentukan oleh pengetahuan dan kesadaran serta motivasi orang
tersebut untuk melakukan tindakan pencegahan.Ada tiga faktor yang penting yang terkait
dengan keselamatan dan keamanan, yaitu tingkat pengetahuan dan kesadaran inividu,
kemampuan fisik dan mental dalam memperaktikan upaya pencegahan, serta lingkungan fisik
yang membahayakan atau berpotensi menimbulkan bahaya.Pemenuhan kebutuhan keamanan
dan keselamatan bertujuan melindungi tubuh agar terbebas dari bahaya kecelakan, baik pada
klien, petugas kesehatan, atau individu yang terlihat dalam upaya memnui kebutuhan
tersebut.
Keselamatan (safety) adalah kondisi ketika individu, kelompok, atau masyarakat
terhindar dari segala bentuk ancaman atau bahaya.Sedangkan keamanan (security) adalah
kondisi aman dan tentram, bebas dari ancaman atau penyakit.Untuk mendukung keselamatan
dan kemanan diperlukan kerja area sensroimotorik yang pada korteks serebi.

1.2Rumusan masalah
1. Fungsi persarafan.
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi keselamatan dan keamanan.
3. Macam-macam bahaya berdasarkan kelompok usia.
4. Tindakan penecegahan terhadap bahaya cedera.
5. Kebijakan rumah sakit terkait keselamatan klien.

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui berbagai risiko ancaman keselamatan dan kemanan yang sfesifik
yang berhubungan dengan pertumbuhan usia, likungan, bahaya fisik dan pelayan
kesehatan.
2. Untuk mengetahui jalannya suatu proses keperawatan tentang keamanan.
3. Mengetahui perlindungan hukum bagi pasien sebagai konsumen jasa pelayanan
dibidang medis yang berhubungan dengan keamanan.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Sistem persarapan

1. Fungsi sistem persarafan

Fungsi sistem saraf pada manusia adalah sebagai berikut.

a. Menerima informasi atau rangsangan berupa perubahan yang terjadi di dalam


lingkungan melalui reseptor.
b. Mengatur dan memproses informasi atau rangsangan yang diterima.
c. Mengatur dan memberi tanggapan (respon) terhadap rangsangan dalam bentuk
gerak atau sekresi kelenjar.
d. Sebagai alat pengenal perubahan yang terjadi di luar tubuh atau alat penghubung
antara tubuh dengan dunia luar melalui indera
e. Sebagai alat pengatur atau alat pengendali tanggapan (respons) terhadap
keadaan sekitar
f. Mengatur dan mengendalikan kerja organ tubuh sehingga organ tersebut dapat
bekerja secara teratur sesuai dengan fungsinya

2. Gangguan pada sitem persarafan

Gangguan pada sistem persarafan meliputi:

1. Status mental dan emosi, gangguan pada status mental dan emosi meliputi
tiga area, yakni tingkat kesdarann, perlikau dan penampilan, serta bahasa
a. Tingkat kesadaran, terjadi penurunan respons terhadap rangsang,
kemampuan orentasi, dan perhatian terhadap lingkungn.
b. Perilkau dan penampilan, terjadi penurunan tingkat kebersihan, persepsi,
dan keinganan.
c. Bahasa, terjadi penurunan kemampuan bicara dan menulis (afasia) serta
penurunan ekspresi pikir.

2. Fungsi intelektual, gangguan pada fungsi intelektual meliputi:

1. Gangguan persepsi, gangguan ini terjadi akibat kerusakan jaringan otak


atau sel sel penyalur sensorik.
a. Penglihatan, gangguan penglihatan dapat mengakibatkan ancaman
pada rasa aman, ketidakutuhan persepsi tentang objek atau situasi
tertentu, penurunan mobilitas dan aktivitas.Penyeba nya anatara
lain kerusakan pada struktur eksternal mata (otot dan struktur
mata)serta struktur internal mata (saraf optik dan jaras
saraf).Kerusakan pada struktur internal dapat meliputi kesalahan
refraksi (miopia,hiperopia, dan presbiopia),diplopia, katarak,
glaukoma, dan kebutaan.
b. Pendengaran, gangguan yang terjadi akibat perubahan fungsi dan
struktur telinga meliputi tuli konduktif dan tuli perseptif.Tuli
konduktif terjadi karena adanya sumbatan serumen atau benda
asing, kerusakan membran timpani.Sedangkan tuli perseptif
disebabkan oleh kerusakan saraf kranial dan kersukan
otak.Akbatnya terjadi penyimpangan bicara ititabilitas, kelelahan,
perasan terkucil tidak aman paranoid, dan marah.
c. Penciuman dan perasaan, gangguan ini umum nya disebabkan
oleh kerusakan saraf kranial akibat trauma kepala, tumor otak,
infeksi virus, polip nasal, dan obat-obatan.
d. Peraba, gangguan ini disebabkan oleh kerusakan jaras sensorik
perifer, sel otak, dan jaras sensasi yang mengakibatkan penurunan
sensasi (baal), hilangnya rasa “posisi” ketidakmampuan sensasi
temeratur.
e. Input sensorik, gangguan ini disebabkan oleh kerusakan hemisfer
otak kanan yang mengakibatkan kesulitan dalam mempresipkan
waktu, menentukan jarak dan kecepatan, mengenal wajah dan
objek, serta mengikuti interkasi visual.

3. Memori dan belajar, gangguan memori dan kemampuan belajar disebabkan oleh
cidera otak, gangguan transmisi neuron, atau gangguan persepsi terhadap input
sensorik.Bentuk gangguan tersebut berupa amnesia, yaitu amnesia anterogrand dan
amnesia retrogrand.
a. Amnesia anterogrand adalah kondisi hilang nya memori terbaru atau yang
batu saja dipahami dengan kata lain, kejadian atau peristwa yang baru di
alami tidak dapat disimpan atau sulit di ulang kembali.
b. Amnesia retrogrand adalah kesulitan dalam mengingat kejadian jangka
panjang dan pengalaman ditahun-tahun sebelumnya.

4. Pikiran, gangguan pada kemampuan berpikir disebabkan oleh trauma yang


mengganggu struktur internal saraf.Gangguan tersebut meliputi gangguan proes
pikir(miss, sulit membuat alasan logis, sulit menjumlahkan bilangan, sulit
memutuskan dan memecahkan masalah) dan gangguan berpikir abstrak.

5. Komunikasi, bahasa, dan bicara, gangguan pada kemampuan komunikasi, bahasa,


dan berbicara dapat disebabkan oleh beberapa hal, dan diantaranya adalah ketulian,
kebutaan, kurang perhatian, menurunya daya ingat, dll.Beberapa contoh gangguan
komunikasi, antara lain:
a. Afasia, gangguan atau hilangngnya kemampuan mengekpresikan diri melalui
kata kata, tulisan, tanda, atau kerusakan, atau cidera pada area brocapada
hemisfer otak.
b. Disartia, gangguan berbahasa akibat kelainan artikulasi yang disebabkan oleh
kerusakan otot bicara dan otot lidah (saraf kranial).
6. Gerakan, gangguan pada pergerakan biasanya disebabkan oleh hilangnya kekuatan,
mobilitas dan fleksibilitas ekstremitas.Contoh gangguan ini anata lain:
a. Hilangnya keseimbangan dan koordinasi (mis, ataksia).Ataksia merupakan
gangguan inkoordinasi gerak otot volunter akibat gangguan keseimbangan
dan fungsi otak.
b. Perubahan tonus otot (miss, flaksid/rigiditas hipotonik tonus)
c. Gerakan otot involunter (miss,tremor).
d. Gerakan stereotip konsvulsif (mis, tic).

2.2Faktor yang mempengaruhi keselamatan dan keamanan

Kemampuan seseorang untuk melindungi dirinya dipengaruhi oleh beberapa faktor,


diantaranya :

1. Usia, ini erat kaitannya dengan pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki
individu.Anak-anak biasnaya belum mengetahui tingkat kebahayaan dari suatu
lingkunagn yang dapat menyebabkan cedera pada mereka.Sedangkan lansia
umumnya akan mengalami penurunan sejumlah fungsi organ yang dapat
menghambat kemampuan mereka untuk melindungi diri, salah satunya adalah
kemampuan persepsi-sensorik.
2. Perubahan persepsi-sensorik, persepsi-sensorik yang akurat terhadap stimulus
lingkungan merupakan hal yang vital bagi keselamatan individu.Gangguan
persepsi (pendengaran,penglihatan, penciuman, sentuhan) beresiko tinggi
mengalami cidera.
3. Gangguan kesadaran, segala bentuk gangguan kesadaran (mis, pengaruh narkotik,
obat penenang, alkohol : disorientasi : tidak sadar : kurang tidur, halusinasi) dapat
membahayakan keselamatan dan keamanan seseorang.
4. Mobilitas dab status kesehatan, klien dengan gangguan ekstremitas (mis, paralis,
lemah oto, gangguan keseimbangan tubuh, ikoordinasi) beresiko tinggi
mengalami cidera.Sedangkan klien yang lemah karena penyakit atau prosedur
pembedahan tidak selalu waspadadengan kondisi mereka.
5. Keadaan emosi, emosi yang tidak stabil akan mengubah kemampuan seseroang
dalam mempresepsikan bahaya lingkungan.Situasi yang penuh tekanan dapat
menurunkan tingkat konsentasi, menggangu penilaian, dan menurunkan
kewaspadaan terhadap stimulus eksternal.
6. Kemampuan berkomunikasi, klien dengan gangguan bicara atau afasia, individu
dengan hambatan bahasa, dan mereka yang tidak bisa membaca aau buta huruf
beresiko mengalami cidera.
7. Pengetahuan tentang keamanan, informasi tentang keamanan sangat penting guna
menurunkan tingkat kebahayaan lingkungan.Dalam hal ini perawat bertanggung
jawab memberikan informasi yang akurat kepada klien yang berada dirumah sakit.
8. Gaya hidup, gaya hidup yang menyebabkan individu beresiko tinggi antara lain
lingkungan kerja yang tidak aman, lingkungan perumahan didaerah rawan (mis,
sungai, lereng pegunungan, jalan raya), tingkat sosial ekonomi yang rendah, akses
yang mudah untuk mendapatkan obat-obatan.
9. Lingkungan, kondisi lingkungan yang tidak aman dapat mengancam keselamatan
dan keamanan individu.Stimulus lingkungan seperti bunyi yang sangat keras dapat
menyebabkan gangguan pada fungsi pendengaran.Bahan-bahan berbahaya seperti
racun, zat kimia, emisi, logam berat dan racun bakteri.

2.3Macam bahaya berdasarkan kelompokan

1. Bayi dan anak usia sekolah


a. Kecelakan dalam rumah tangga yang dapat mengancam jiwa
b. Lingkungan sekolah, sarana transportasi, teman, aktivitas setelah sekolah
dapat menjadi ancaman bagi keselamatan anak.
c. Cidera seperti jatuh, tertimpa benda, menyebrang.
d. Orang asing merupakan resiko ancaman tertinggi bagi anak.
2. Remaja
a. Kecelakan lalu lintas tidak menggunakan sabuk pengaman.
b. Mabok, obat-obatan terlarang..
c. Praktik seksual
3. Dewasa
a. Gaya hidup mengonsumi alkohol berlebihan, kecelakan sepeda motor,
merokok.
b. Stres
4. Lansia
a. Penyakit yang sering muncul
b. Perubahan fisik dan gangguan sensorik pada lansia menyebabkan pengingkatan
insidensi.

2.4 Tindakan pencegahan terhadap bahaya cidera

Langkah-langkah untuk menjamin keselamatan individu disemua kelompok :

1. Bayi, upaya melindungi keselamatan bayi antara lain dengan menyediakan alat
permainan yang besar, lunak tidak berujung tajam, tidak meninggalkan botol bayi
yang masih penuh saat bayi masih menyusu, menjauhakn benda benda kecil, tajam,
beracun, dari jangkauan bayi.
2. Anak-anak, upaya perlindungan bagi anak antara lain dengan menggunakan
pengaman ada sisi tempat tidur, tidak meninggalkan anak sendiri saat duduk,
berjalan, mandi dll.Mengajari anak berenang sedini mungkin tetapi tetap dalam
pengawasan.
3. Usia sekolah, ajarkan anak cara menggunakan alat bermain/beraktivitas, ajarkan
anak cara bersepda yang aman dan ingatkan mereka untuk selalu menggunakan
helm dan pelindung sendi kaki atau tangan.Jauhkan alat-alat elektrik dari jangkaun
anak.
4. Remaja, ajarkan remaja cara mengendari mobil/sepeda motor secara terstruktur
serta cara mengatasi masalah mesin.Ingatkan remaja untuk mengendarai mobil
dalam batas kecepatan, selalu menggunakan sabuk keselamatan, dan tidak
mengendarai mobil dalam keadaan mabuk.
5. Dewasa, ajarkan langkah-langkah penanganan stres dan promosi kesehatan seperti
rajin olahraga, berhenti merokok, tidak makan secara berlebihan.
6. Lansia, pasang handrail pada tangga, berikan penerangan yang adekuat, pasang
alas karet dibawah shower atau bath tub, fiksaksikan karpet,keset pada lantai.

2.5 Kebijakan rumah sakit terkait keselamatan klien

Kebijakan rumah sakit terkait keselamatan klien meliputi :

1. Kecelakan yang disebakan oleh klien (client-inherent accident).Contoh


kecelakan ini antara lain cedera, terbakar, memakan atau menyutikan zar asing,
mencederai diri sendiri.Peran perawat dalam kasus ini antara lain mencatat dan
mendokumentasikan kecelakaan yang terjadi secara akurat dan komplet.
2. Kecelakaan terkait-prosedur (procedure-related accidents).Jenis kecelakan ini
biasanya terjadi pada saat terapi sebagai akibat kesalahan prosedur.Contohnya
adalah kesalahan dalam pemberian cairan, penggunaan peralatan eksternal, atau
ketika melakukan tindakan perawatan.Peran perawat dalam hal ini antara lain
memberikan obat dengan prinsip 5 benar, mencegah keselahan dalam pemberian
cairan serta mencegah paparan kuman patogen pada saat mengganti balutan.
3. Kecelakan terkait-peralatan (equipment-related accident).Kecelakan ini biasanya
disebabkan oleh tidak berfungsinya atau rusaknya alat-alat elektronik.Peran
perawat dalam hal ini adalah memeriksa peralatan sebelum dan sesudah
digunakan, tidak melakukan pemantauan atau terapi dengan peralatan elektronik
jika tidak ada intstruksi, serta mengkaji adanya kemungkinan bahaya tersengat
listrik.
BAB III

PENUTUP

3.1Kesimpulan

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa konsep keselamatan dan


keamanan berperan penting dalam suatu individu dimana mereka menjaga status
fisik, psikososial dan intelektual dengan cara memenuhi kebutuhan fisiologis,
mengurangi penyebaran kuman pathogen, mengontrol polusi udara dan menjaga
risiko ancaman keamanan yang spesidik yang berhubungan dengan perkembangan
usia.

3.2Saran

Sebaiknya di dalam melakukan sesuatu pentingnya mengutamakan keselamatan


dan keamanan,individu agar terhindar dari kecelakan yang fatal serta demi
kebaikan sesama yang sehat baik jasmani maupun rohani.
DAFTAR PUSTAKA

Wahit Iqbal Mubarak, SKM . 2008. Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta : EGC
Ns. Nurul Chayatin, S.Kep . 2008.Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta : EGC
Ns. Eka Anisa Mardella, S.Kep . editor. Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai

  • CSSD
    CSSD
    Dokumen1 halaman
    CSSD
    muhamad komarudin komar
    Belum ada peringkat
  • KTI ISK 2019fix
    KTI ISK 2019fix
    Dokumen35 halaman
    KTI ISK 2019fix
    muhamad komarudin komar
    Belum ada peringkat
  • Pendelegasian Tugas
    Pendelegasian Tugas
    Dokumen49 halaman
    Pendelegasian Tugas
    muhamad komarudin komar
    Belum ada peringkat
  • Vertigo
    Vertigo
    Dokumen8 halaman
    Vertigo
    muhamad komarudin komar
    Belum ada peringkat
  • Antropologi Kesehatan
    Antropologi Kesehatan
    Dokumen24 halaman
    Antropologi Kesehatan
    muhamad komarudin komar
    Belum ada peringkat