Tentang :
“Konsep Dasar Keselamatan Dan Keamanan”
Disusun oleh :
1. Sayuti
2. Obi apipi
3. Adit kurniawan
4. Muhamad ridwan
5. Tya santika
6. Diana
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas Rahmat yang telah dilimpahkan-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah mengenai “Konsep Dasar Keselamatan
Dan Keamanan” ini dengan baik dan tepat pada waktunya.
Pada kesempatan ini izinkanlah kami menyampaikan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada pihak-pihak yang telah membantu kami dalam menyelesaikan makalah ini,
yakni teman-teman sejawat,yang memberi saran tentang penyusunan makalah ini.
Akhirnya kami mengharapkan segala masukan baik berupa kritik maupun saran-saran
demi perbaikan makalah ini dan dengan suatu harapan yang tinggi agar makalah sederhana
ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.
Penulis
DAFTAR ISI
BAB III
PENUTUP ………………..................................................……………………………………
KESIMPULAN ….......................................................................................................................
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
1.2Rumusan masalah
1. Fungsi persarafan.
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi keselamatan dan keamanan.
3. Macam-macam bahaya berdasarkan kelompok usia.
4. Tindakan penecegahan terhadap bahaya cedera.
5. Kebijakan rumah sakit terkait keselamatan klien.
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui berbagai risiko ancaman keselamatan dan kemanan yang sfesifik
yang berhubungan dengan pertumbuhan usia, likungan, bahaya fisik dan pelayan
kesehatan.
2. Untuk mengetahui jalannya suatu proses keperawatan tentang keamanan.
3. Mengetahui perlindungan hukum bagi pasien sebagai konsumen jasa pelayanan
dibidang medis yang berhubungan dengan keamanan.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Status mental dan emosi, gangguan pada status mental dan emosi meliputi
tiga area, yakni tingkat kesdarann, perlikau dan penampilan, serta bahasa
a. Tingkat kesadaran, terjadi penurunan respons terhadap rangsang,
kemampuan orentasi, dan perhatian terhadap lingkungn.
b. Perilkau dan penampilan, terjadi penurunan tingkat kebersihan, persepsi,
dan keinganan.
c. Bahasa, terjadi penurunan kemampuan bicara dan menulis (afasia) serta
penurunan ekspresi pikir.
3. Memori dan belajar, gangguan memori dan kemampuan belajar disebabkan oleh
cidera otak, gangguan transmisi neuron, atau gangguan persepsi terhadap input
sensorik.Bentuk gangguan tersebut berupa amnesia, yaitu amnesia anterogrand dan
amnesia retrogrand.
a. Amnesia anterogrand adalah kondisi hilang nya memori terbaru atau yang
batu saja dipahami dengan kata lain, kejadian atau peristwa yang baru di
alami tidak dapat disimpan atau sulit di ulang kembali.
b. Amnesia retrogrand adalah kesulitan dalam mengingat kejadian jangka
panjang dan pengalaman ditahun-tahun sebelumnya.
1. Usia, ini erat kaitannya dengan pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki
individu.Anak-anak biasnaya belum mengetahui tingkat kebahayaan dari suatu
lingkunagn yang dapat menyebabkan cedera pada mereka.Sedangkan lansia
umumnya akan mengalami penurunan sejumlah fungsi organ yang dapat
menghambat kemampuan mereka untuk melindungi diri, salah satunya adalah
kemampuan persepsi-sensorik.
2. Perubahan persepsi-sensorik, persepsi-sensorik yang akurat terhadap stimulus
lingkungan merupakan hal yang vital bagi keselamatan individu.Gangguan
persepsi (pendengaran,penglihatan, penciuman, sentuhan) beresiko tinggi
mengalami cidera.
3. Gangguan kesadaran, segala bentuk gangguan kesadaran (mis, pengaruh narkotik,
obat penenang, alkohol : disorientasi : tidak sadar : kurang tidur, halusinasi) dapat
membahayakan keselamatan dan keamanan seseorang.
4. Mobilitas dab status kesehatan, klien dengan gangguan ekstremitas (mis, paralis,
lemah oto, gangguan keseimbangan tubuh, ikoordinasi) beresiko tinggi
mengalami cidera.Sedangkan klien yang lemah karena penyakit atau prosedur
pembedahan tidak selalu waspadadengan kondisi mereka.
5. Keadaan emosi, emosi yang tidak stabil akan mengubah kemampuan seseroang
dalam mempresepsikan bahaya lingkungan.Situasi yang penuh tekanan dapat
menurunkan tingkat konsentasi, menggangu penilaian, dan menurunkan
kewaspadaan terhadap stimulus eksternal.
6. Kemampuan berkomunikasi, klien dengan gangguan bicara atau afasia, individu
dengan hambatan bahasa, dan mereka yang tidak bisa membaca aau buta huruf
beresiko mengalami cidera.
7. Pengetahuan tentang keamanan, informasi tentang keamanan sangat penting guna
menurunkan tingkat kebahayaan lingkungan.Dalam hal ini perawat bertanggung
jawab memberikan informasi yang akurat kepada klien yang berada dirumah sakit.
8. Gaya hidup, gaya hidup yang menyebabkan individu beresiko tinggi antara lain
lingkungan kerja yang tidak aman, lingkungan perumahan didaerah rawan (mis,
sungai, lereng pegunungan, jalan raya), tingkat sosial ekonomi yang rendah, akses
yang mudah untuk mendapatkan obat-obatan.
9. Lingkungan, kondisi lingkungan yang tidak aman dapat mengancam keselamatan
dan keamanan individu.Stimulus lingkungan seperti bunyi yang sangat keras dapat
menyebabkan gangguan pada fungsi pendengaran.Bahan-bahan berbahaya seperti
racun, zat kimia, emisi, logam berat dan racun bakteri.
1. Bayi, upaya melindungi keselamatan bayi antara lain dengan menyediakan alat
permainan yang besar, lunak tidak berujung tajam, tidak meninggalkan botol bayi
yang masih penuh saat bayi masih menyusu, menjauhakn benda benda kecil, tajam,
beracun, dari jangkauan bayi.
2. Anak-anak, upaya perlindungan bagi anak antara lain dengan menggunakan
pengaman ada sisi tempat tidur, tidak meninggalkan anak sendiri saat duduk,
berjalan, mandi dll.Mengajari anak berenang sedini mungkin tetapi tetap dalam
pengawasan.
3. Usia sekolah, ajarkan anak cara menggunakan alat bermain/beraktivitas, ajarkan
anak cara bersepda yang aman dan ingatkan mereka untuk selalu menggunakan
helm dan pelindung sendi kaki atau tangan.Jauhkan alat-alat elektrik dari jangkaun
anak.
4. Remaja, ajarkan remaja cara mengendari mobil/sepeda motor secara terstruktur
serta cara mengatasi masalah mesin.Ingatkan remaja untuk mengendarai mobil
dalam batas kecepatan, selalu menggunakan sabuk keselamatan, dan tidak
mengendarai mobil dalam keadaan mabuk.
5. Dewasa, ajarkan langkah-langkah penanganan stres dan promosi kesehatan seperti
rajin olahraga, berhenti merokok, tidak makan secara berlebihan.
6. Lansia, pasang handrail pada tangga, berikan penerangan yang adekuat, pasang
alas karet dibawah shower atau bath tub, fiksaksikan karpet,keset pada lantai.
PENUTUP
3.1Kesimpulan
3.2Saran
Wahit Iqbal Mubarak, SKM . 2008. Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta : EGC
Ns. Nurul Chayatin, S.Kep . 2008.Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta : EGC
Ns. Eka Anisa Mardella, S.Kep . editor. Jakarta : EGC