KEWAJIBAN LANCAR
Di susun Oleh :
1. Tiara
2. Fadia Nur Rahmah
3. Satiawan Syah
4. Rexsi Yan Albert
Puji dan syukur Saya panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat
dan karuni-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah ini.
Saya mengucapkan terimakasih kepada berbagai pihak dan berbagai sumber-sumber
bacaan penulisan untuk rujukan dalam penyusunan makalah ini. Semoga amal kebaikan
pihak-pihak yang terkait mendapat balasan yang berlipat ganda, amin.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca, khususnya Saya penulis
sebagai tugas dari pelaksanaan kegiatan perkuliahan yang Saya laksanakan. Kritik dan saran
akan Saya terima sebagai acuan untuk Saya membuat makalah yang lebih baik lagi.
KATA PENGANTAR……………………………………………………….
DAFTAR ISI………………………………………………………………...
BAB I………………………………………………………………………...
A. Latar Belakang Masalah……………………………………………....
B. Rumusan Masalah……………………………………………………..
C. Tujuan Penulisan………………………………………………………
D. Manfaat Penulisan……………………………………………………..
BAB II……………………………………………………………………...…
A. Pengertian Aktiva Tetap………………………………………………
B. Harga Perolehan dan Cara Aset Tetap Diperoleh…………………….
C. Pengeluaran Modal dan Pendapatan………………………………….
D. Pengertian Kewajiban Lancar………………………………………..
E. Sifat Kewajiban Lancar………………………………………………
BAB III…………………………………………………………………….
A. Kesimpulan……………………………………………………………
B. Saran…………………………………………………………………
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………
BAB I
PENDAHULUAN
Aktiva tetap merupakan komponen yang sangat penting bagi perusahaan untuk
kegiatan operasionalnya. Aktiva tetap tersebut merupakan salah satu komponen dalam
neraca, sehingga ketelitian dalam pengolahan aktiva tetap sangat berpengaruh terhadap
kewajaran penilaian dalam laporan keuangan. Kewajiban penilaian aktiva tetap suatu
perusahaan dapat disesuaikan dengan PSAK (Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan)
No. 16 Tahun 2009 yang menyatakan bahwa asset tetap adalah asset berwujud yang
dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa, untuk
direntalkan kepada pihak lain, atau tujuan administrative dan digunakan selama satu
periode.
Dengan demikian, kita perlu mengetahui tentang apa saja yang dibahas dari
Aktiva Asset Tetap dan Kewajiban Lancar, sehingga kita dapat mengaplikasikan apa
saja yang terdapat dalam aktiva dan kewajiban sebuah perusahaan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Asset Tetap?
2. Apa sajakah sifat (karasteristik) dari Asset Tetap?
3. Bagaimana Harga Perolehan dan Cara Asset Tetap di peroleh?
4. Perbedaan Pengeluaran Modal dan Pengeluaran Pendapatan?
5. Apa yang dimaksud dengan Kewajiban Lancar?
6. Apa sajakah sifat (karasteristik) Kewajiban Lancer?
7. Apa yang dimaksud Kewajiban Lancer serta apa saja jenis-jenis Kewajiban
Lancer?
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui Apa yang dimaksud dengan Asset Tetap
2. Mengetahui Apa saja sifat/karasteristik dari Asset Tetap
3. Mengetahui Apa yang dimaksud Harga Perolehan dan bagaimana cara
memperolehnya
4. Mengetahui Perbedaan antara Pengeluaran Modal dan Pengeluaran Pendapatan
5. Mengetahui Apa yang dimaksud dengan Kewajiban Lancar
6. Mengetahui Apa saja sifat/karasteristik dari Kewajiban Lancer
7. Mengetahui Apa yang dimaksud Kewajiban Lancer serta jenis-jenis Kewajiban
Lancer
D. Manfaat Penulisan
1. Dapat memahami apa yang dimaksud dengan Asset Tetap
2. Dapat mengetahui apa saja sifat/karasteristik dari Asset Tetap
3. Dapat memahami apa itu Harga Perolehan dan mengetahui bagaimana cara
memperolehnya
4. Dapat mengetahui perbedaan dari Pengeluaran Modal dan Pengeluaran
Pendapatan
5. Dapat memahami apa yang dimaksud dengan Kewajiban Lancar
6. Dapat mengetahui apa saja sifat/karasteristik dari Kewajiban Lancer
7. Dapat mengetahui apa yang dimaksud Kewajiban Lancer serta jenis-jenis
Kewajiban Lancer
BAB II
LANDASAN TEORI
Aktiva ialah kekayaan perusahaan yang berwujud dan tidak berwujud, serta
pengeluaran yang belum dialokasikan atau biaya yang masih harus dialokasikan pada
penghasilan yang akan datang.
Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia (IKI), Aktiva Tetap adalah aktiva berwujud
yang diperoleh dalam bentuk siap pakai dengan dibangun terlebih dahulu yang
digunakan dalam operasi perusahaan tidak dimaksudkan untuk dijual dalam rangka
kegiatan normal perusahaan dan mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun.
Jadi, Aktiva Tetap ialah aktiva yang berwujud dan mempunyai nilai guna ekonomi
jangka panjang, dimiliki perusahaan untuk menjalankan operasi guna menunjang
perusahaan dalam mencapai tujuan dan dimiliki perusahaan tidak untuk dijual kembali
agar memperoleh laba atas penjualan tersebut.
Contoh dari asset tetap adalah Kendaraan (Mobil). Mobil mempunyai masa lebih
dari satu tahun dan digunakan untuk kegiatan operasional perusahaan, seperti mengirim
barang ke pembeli, mobil inventaris direksi perusahaan. Mobil dikategorikan sebagai
asset tetap tidak untuk dijual kembali, karena apabila dijual kembali, misalnya bagi
perusahaan dealer mobil, maka mobil dalam hal ini termasuk kelompok persediaan.
Peralatan yang nilainya relatif kecil, seperti sendok, piring, gelas meskipun manfaatnya
lebih dari satu tahun tidak dikelompokkan ke dalam asset tetap.
Dikarenakan memiliki nilai yang tinggi, penggunaan yang relatif lama dan
menjadi alat utama perusahaan menghasilkan revenue, maka investasi dalam asset tetap
(Capital Budgeting) harus diperhitungkan dengan matang.
B. Harga Perolehan
Harga Perolehan ialah harga yang dipakai sebagai dasar pelaporan nilai harta tetap
dalam neraca tetap dan akan dijadikan sebagai dasar perhitungan penyusutan harta tetap
yang bersangkutan. PSAK No. 16 butir 14 Biaya Perolehan suatu Aktiva Tetap adalah
terdiri dari harga belinya, termasuk bea impor dan PPN/PPN BM dan biaya lain yang
dapat diatribusikan secara langsung dalam membawa aktiva tetap yang bersangkutan
dapat bekerja dan dipergunakan biaya yang dimaksud adalah biaya persiapan tempat,
biaya pengiriman awal, biaya pemasangan, dan biaya konsultan.
Berikut adalah contoh biaya perolehan tanah.
Harga beli tanah Rp 100.000.000,-
Biaya pembuatan akta jual beli tanah Rp 7.500.000,-
Biaya balik nama ke perusahaan Rp 2.500.000,-
Biaya pengurugan tanah Rp 10.000.000,-
Biaya perataan tanah sampai siap dibangun Rp 15.000.000,-
JUMLAH Rp 135.000.000,-
Berdasarkan semua biaya yang dikeluarkan diatas, maka biaya perolehan untuk
tanah adalah Rp 135.000.000,-, sementara untuk mesin (peralatan) biaya perolehan
dapat terdiri dari harga beli, biaya kirim, biaya instalasi (pemasangan), biaya training
untuk operator, dan biaya set up.
Perolehan asset tetap dapat dilakukan dengan berbagai cara. Biasanya melalui
pembelian tunai, pembelian kredit, pembelian dengan angsuran, maupun leasing.
C. Perbedaan Pengeluaran Modal dan Pengeluaran Pendapatan
1. Pengeluaran Modal (Capital Expenditure)
Merupakan pengeluaran-pengeluaran yang harus dicatat sebagai asset
(dikapitalisasi). Pengeluaran jenis ini dapat menambah kapasitas output aktiva
tetap, menambah tingkat keefesienan aktiva tetap, juga memperpanjang umur
ekonomis suatu aktiva tetap (manfaat ekonomisnya lebih dari satu tahun buku).
D. Pengertian Kewajiban
Kewajiban Lancar adalah kewajiban yang akan jatuh tempo dalam satu tahun atau
dalam siklus operasi perusahaan jika lebih dari satu tahun, kewajiban yang jatuh
temponya melebihi periode tersebut disebut kewajiban jangka panjang (Hongren
Harrison,2012:526).
Dividen yang dibagikan dalam bentuk uang atau aktiva (jika belum
dibayar) dicatat dengan mendebit rekening laba tidak dibagi dan
mengkredit utang deviden. Karena utang deviden ini akan segera dilunasi,
maka termasuk dalam kelompok utang jangka pendek. Utang dividen ini
akan timbul pada saat pengumuman pembagian deviden oleh direksi dan
terhutang sampai tanggal pembayaran. Deviden untuk saham prioritas,
walaupun jumlahnya sudah pasti, tetap sebelum tanggal pengumuman
belum merupakan utang. Utang deviden skrip akan dikelompokkan
sebagai utang jangka pendek jika segera akan dilunasi. Bagian deviden
dalam bentuk saham yang akan dibagi tidak termasuk dalam kelompok
utang jangka pendek tetapi merupakan elemen modal.
Contoh :
Pada tanggal 10 maret 2010 PT. ABC mengumumkan akan membagikan
deviden sebesar Rp. 1.000.000 yang akan dibayarkan pada tanggal 3 april
2010.
Jurnal :
Laba yang ditahan Rp. 1.000.000
Utang deviden Rp. 1.000.000
7) Utang Bonus
Bonus yang diberikan kepada karyawan-karyawan tertentu kadang-
kadang menimbulkan masalah tersendiri. Bonus ini dapat dihitung dengan
dasar penjualan atau laba, tergantung pada perjanjiannya. Bonus tersebut
dapat dihitung dengan cara bonus dihitung dari laba sebelum dikurangi
bonus dan pph.
Contoh :
PT. RS memberikan bonus untuk kepala bagian penjualan sebesar 10%
dari laba. Laba tahun 2005 Rp. 1.000.000. Phh 15% dari laba bersih.
Misalnya B = Bonus P = Pajak Dihitung dari laba sebelum dikurangi
bonus & PPh
B = 0,10 × Rp. 1.000.000 B = Rp. 100.000 PPh = 15 % × (Rp. 1.000.000 –
Rp. 100.000) PPh = Rp. 135.000,-
Rasio lancar, ukuran penting untuk mengontrol pembayaran utang lancar. Sesuai
dengan karakteristik kewajiban lancar, pembayaran kewajiban lancar biasanya
menggunakan aktiva lancar. Untuk mengendalikan pembayaran ini, catatan akuntansi
menyertakan istilah rasio lancar, yaitu rasio ukuran utang lancar terhadap aset lancar.
Rasio ini juga penting bagi kreditur (perbankan) untuk menilai apakah perusahaan yang
mengajukan pinjaman layak dari segi kemampuannya untuk melunasi utang lancar. Jika
disetujui, beberapa perjanjian antara kreditur dan debitur meliputi jumlah utang,
pemberi dan penerima utang, dan tanggal jatuh tempo utang.
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Aktiva tetap adalah aktiva yang berwujud yang diperoleh dalam bentuk siap pakai
atau dibangun dengan terlebih dahulu yang digunakan dalam operasi perusahaan dan
tidak dimaksudkan untuk dijual dalam rangka kegiatan normal perusahaan dan
mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun. Aktifa tetap mempunyai sifat relatif
digunakan dalam kegiatan perusahaan yang normal dan berkarasteristik, seperti
memiliki bentuk fisik (bentuk dan ukuran yang jelas), digunakan untuk kegiatan
operasional secara berulang-ulang, dan tidak dijual kembali ke konsumen, serta
manfaat ekonomisnya yang lebih dari satu tahun.
Harga perolehan dipakai sebagai dasar pelaporan nilai harta tetap dalam sebuah
neraca tetap dan akan dijadikan sebagai dasar perhitungan penyusutan harta tetap yang
bersangkutan. Sedangkan kewajiban adalah akan jatuh tempo dalam satu tahun atau
dalam siklus operasi perusahaan jika lebih dari satu tahun kewajiban yang jatuh
temponya melebihi periode tersebut disebut kewajiban jangka panjang.
B. Saran
Ekhsan, M., Aeni, N., Parashakti, R., & Fahlevi, M. (2019, November). The Impact Of
Motivation, Work Satisfaction And Compensation On Employee’s Productivity In Coal
Companies. In 2019 1st International Conference on Engineering and Management in
Industrial System (ICOEMIS 2019). Atlantis Press
Fahlevi, M., Zuhri, S., Parashakti, R., & Ekhsan, M. (2019). LEADERSHIP STYLES OF
FOOD TRUCK BUSINESSES. Journal of Research in Business, Economics and
Management, 13 (2), 2437-2442.
Fahlevi, M., Saparudin, M., Maemunah, S., Irma, D., & Ekhsan, M. (2019). Cybercrime
Business Digital in Indonesia. In E3S Web of Conferences (Vol. 125, p. 21001). EDP
Sciencees
Jusup, Al. Haryono. 1993. Dasar-Dasar Akuntansi 2. Edisi 4. Yogyakarta : Bagian Penerbitan
STIE YKPN.