(EMKM)
Dosen Pengampu
Novika Rosari,S.E.,M.Si.,Ak.,C.A.
Disusun Oleh :
AKUNTANSI
2021
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah senantiasa kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini guna memenuhi
tugas kelompok untuk mata kuliah Akuntansi Entitas Mikro, kecil dan Menengah dengan
juduL “Aset Tetap Berwujud”.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari bantuan
banyak pihak yang tulus memberikan doa, saran, dan kritik sehingga makalah ini dapat
terselesaikan.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh karena itu,
kami mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang membangun dari
berbagai pihak. Akhirnya kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
perkembangan dunia pendidikan.
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................................ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................1
1.1 Latar Belakang..................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................................................1
1.3 Tujuan...............................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................2
2.1 Pengertian Aset Tetap.......................................................................................................2
2.2 Pengertian Aset Tetap Berwujud......................................................................................2
2.3 Penentuan Harga Perolehan Aset Tetap...........................................................................3
2.4 Masalah Khusus dalam Penentuan Biaya Perolehan........................................................5
2.5 Depresiasi/Penyusutan......................................................................................................6
2.6 Metode-Metode Depresiasi..............................................................................................7
2.7 Pengeluaran Selama Masa Manfaat..................................................................................9
2.8 Pelepasan Aset Tetap......................................................................................................10
BAB III PENUTUP..................................................................................................................15
3.1 Kesimpulan.....................................................................................................................15
3.2 Saran...............................................................................................................................15
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Dari tahapan diatas laporan keuangan neraca terdiri dari aktiva lancar, aktiva tetap,
kewajiban dan modal. Aktiva tetap terdiri dari dua, yaitu aktiva tetap berwujud dan aktiva
tetap tidak berwujud. Dan yang akan dibahas kali ini adalah Aktiva Tetap Berwujud. Oleh
karena itu perlunya untuk mengetahui serta memahami secara rinci tentang aktiva tetap
berwujud. Dengan cara demikian kita mampu mengaplikasikan apa saja yang terdapat di
dalam aktiva tetap sebuah perusahaan.
1.3 Tujuan
1. Mengetahui pengertian aset tetap?
2. Mengetahui pengertian aset tetap berwujud?
3. Mengetahui cara menetukan harga perolehan aset tetap?
4. Mengetahui khusus dalam penentuan biaya perolehan?
5. Mengetahui pengertian depresiasi atau penyusutan?
6. Mengetahui metode-metode depresiasi?
7. Mengetahui pengeluaran selama masa manfaat?
8. Mengetahui cara pelepasan asset tetap?
iv
BAB II
PEMBAHASAN
Aset tetap berwujud (tangible fixed assets) adalah aset tetap yang secara fisik dapat
dipergunakan dalam operasi perusahaan. Aset ini meliputi semua barang yang dimiliki
perusahaan dengan tujuan untuk dipakai secara aktif dalam operasi perusahaan dan
mempunyai masa kegunaan relatif permanen.
v
Pemilikan aset tetap merupakan keputusan yang penting bagi suatu perusahaan. Hal yang
penting pula bagi perusahaan untuk menjaga agar aset selalu dalam kondisi yang baik,
mengganti fasilitas yang sudah rusak akibat pemakaian, dan menambah aset jika diperlukan.
1. Tanah.
Perusahaan membeli tanah sebagai lahan yang akan dipergunakan untuk membangun
pabrik atau kantor dan keperluan usaha. Biaya perolehan tanah meliputi harga beli tunai
tanah, biaya balik nama, komisi perantara dan pajak atau pungutan lain yang harus
dibayar pembeli. Seandainya tanah yang dibeli tidak rata, berbatu atau penuh dengan
tanaman liar, dan terdapat bangunan yang tidak diperlukan pembeli maka biaya
perolehan tanah akan meliputi juga pengeluaran untuk pembersihan tanah dan
pembongkaran gedung yang dikurangi dengan hasil penjualan sisa bongkaran.
Contoh :
Sebuah perusahaan membeli sebidang tanah dengan harga tunai Rp. 100.000.000,00. Di
atas tanah tersebut terdapat sebuah gedung tua yang harus dibongkar dengan biaya Rp.
7.500.000,00 dan hasil penjualan sisa bongkaran Rp. 1.500.000,00. Pengeluaran lain
terdiri dari biaya balik nama Rp. 1.000.000,00dan komisi perantara Rp. 8.000.000. Maka
biaya perolehannya sebagai berikut :
Harga Perolehan :
Jurnal :
2. Perbaikan Tanah
vi
Perbaikan tanah adalah tambahan struktural yang dilakukan diatas tanah. Sebagai contoh,
misalnya diatas tanah yang terletak dihalaman dan seputar perusahaan dibuat jalan
masuk, tempat parkir kendaraan, pagar halaman, pertamanan dan saluran pembuangan
air hujan. Harga perolehan perbaikan tanah meliputi semua pengeluaran yang dilakukan
sampai perbaikan siap digunakan. Perbaikan tanah memiliki masa pemakaian yang
terbatas, sebab dalam waktu beberapa tahun akan rusak karena dipakai atau dimakan
usia. Oleh karena itu, pengeluaran-pengeluaran diatas didebetkan ke akun perbaikan
tanah (bukan pada akun tanah).
3. Gedung
Gedung adalah fasilitas bangunan yang digunakan dalam operasi perusahaan.Apabila
gedung dimiliki melalui pembelian, maka biaya harga perolehannya meliputi harga beli,
biaya notaris, dan komisi perantara. Namun seandainya gedung dibangun sendiri, maka
harga perolehan dimiliki semua pengeluaran untuk membuat gedung, termasuk
pembuatan saluran listrik dan air. Selain itu apabila pembangunan didanai dengan
pinjaman berbunga, maka biaya bunga selama masa pembangunan juga ditambahkan
pada biaya perolehan ,apabila : (1) masa pembangunan mencakup periode waktu yang
cukup panjang, dan (2)beban bunga cukup besar jumlahnya. Setelah pembangunan
selesai, maka pembayaran bunga atas dana yang dipinjam untuk pembangunan tersebut
harus dibebankan sebagai beban bunga.
4. Peralatan.
Peralatan meliputi semua peralatan yang digunakan dalam operasi perusahaan seperti
mesin, peralatan kantor, kendaraan, mebel dan sebagainya. Biaya perolehan peralatan
terdiri dari harga tunai, biaya pengangkutan, biaya asuransi selama dalam pengangkutan,
termasuk pula didalamnya pengeluaran untuk perakitan, pemasangan, dan pengujian
peralatan yang dibeli. Bea balik nama kendaraan juga harus ditambahkan, tetapi pajak
kendaraan tahunan atau asuransi kecelakaan kendaraan yang harus dibayar pembeli,
tidak dibebankan sebagai harga perolehan, melainkan sebagai biaya tahun yang
bersangkutan.
Contoh :
PT. Pangrango membeli sebuah truk dengan harga tunai Rp.120.000.000,00. Pengeluaran
lain yang bersangkutan dengan pembelian truk tersebut adalah pajak pertambahan nilai
(PPN) Rp. 12.000.000,00, pengecatan dan penulisan merek pada truk Rp.5.000.000,00,
biaya balik nama kendaraan Rp. 12.000.000,00, pajak kendaraan Rp. 2.500.000,00 dan
premi asuransi kecelakaan yang dibayar dimuka untuk 3 tahun Rp.6.000.000,00.
vii
Harga Perolehan Truk :
Jurnal :
Truk Rp 149,000,000.00
Pajak kendaraan Rp 2,500,000.00
Asuransi dibayar dimu Rp 6,000,000.00
Kas Rp 157,500,000.00
Contoh :
CV.Serayu membeli peralatan pabrik yang hargaa tunainya adalah Rp.10.000.000,00.
Untuk itu CV.Serayu memberikan uang muka sebesar Rp.2.000.000,00 dan sisanya
dibayar dengan wesel yang bernilai nominal Rp.8.000.000,00, jangka waktu satu tahun
dengan bunga 10%.
Pada saat jatuh tempo wesel, dibayar sejumlah nilai nominal wesel ditambah dengan
bunga 10% dan dicatat dalama jurnal sebagai berikut :
Utang wesel Rp 8,000,000.00
Beban bunga wesel Rp 800,000.00
Kas Rp 8,800,000.00
viii
2. Pembelian dengan satu paket.
Pembelian dengan satu paket terjadi bila beberapa jenis aset dibeli secara bersamaan
dalam
satu transaksi. Cara yang paling umum untuk mengalokasikan harga borongan adalah
dengan mendasarkan pada harga masing-masing golongan aset yang tercakup dalam
pembelian tersebut.
Contoh :
CV.Lawu yang bergerak dalam bidang perhotelan, membeli tanah, gedung dan peralatan
sebuah hotel dari perusahaan lain dengan harga tunai Rp.12.000.000,00.
Pengalokasian harga beli dengan mengunakan harga pasar masing-masing golongan aset
adalah sebagai berikut :
Alokasi Biaya Perolehan Bersama
(dalam ribuan rupiah)
2.5 Depresiasi/Penyusutan
Depresiasi adalah proses pengalokasian harga perolehan aset tetpa menjadi beban
selama masa manfaatnya dengan cara yang rasional dan sistematis. Ada tiga faktor
yang berpengaruh dalam perhitungan depresiasi yaitu :
ix
untuk memperoleh aset, dan pengeluaran-pengeluaran lain hingga aset siap untuk
digunakan.
2. Masa manfaat.
Masa manfaat adalah jangka waktu pemakaian aset yang diharapkan oleh perusahaan.
Masa manfaat adalah suatu taksiran, dalam mebuat taksiran manajemen
mempertimbangkan berbagai faktor, seperti rencana penggunaan aset, perkiraan reparasi
dan pemeliharaan serta kerentanan terhadap ketinggalan jaman.
3. Nilai Residu
Nilai residu atau disebut juga dengan nilai sisa, adalah taksiran nilai tukar aset pada akhir
masa manfaat aset tersebut. Seperti halnya masa manfaat, nilai residu juga merupakan
suatu taksiran. Dalam membuat taksiran, manajemen mempertimbangkan rencana
penggunaan aset dan pengalaman masa lalu dengan aset serupa.
Contoh :
PT. Lestari membeli sebuah truk dengan harga perolehan Rp.100.000.000,00. Truk yang
dibeli tersebut diperkirakan memiliki masa manfaat 5 tahun, dengan nilai residu
Rp.20.000.000,00. berapakah besarnya penyusutan jika dihitung mengguakan metode
garis lurus.
Penyelesaian :
Rp.100.000.000,00 - Rp.20.000.000,00
Penyusutan 1 tahun =
5
= Rp.16.000.000,00
Jurnal penyesuaian :
Beban penyusutan truk Rp 16,000,000.00
Akumulasi penyusutan truk Rp 16,000,000.00
Adapun tabel penyusutan tiap tahun dengan menggunakan metode garis lurus pada aset
tetap mesin, sebagai berikut :
x
Tahun HP di Depresiasi Tarif Depresiasi/Tahun Ak. Depresiasi Nilai buku
Tahun 1 Rp 80,000,000.00 20% Rp 16,000,000 Rp 16,000,000 Rp 84,000,000
Tahun 2 Rp 80,000,000.00 20% Rp 16,000,000 Rp 32,000,000 Rp 68,000,000
Tahun 3 Rp 80,000,000.00 20% Rp 16,000,000 Rp 48,000,000 Rp 52,000,000
Tahun 4 Rp 80,000,000.00 20% Rp 16,000,000 Rp 64,000,000 Rp 36,000,000
Tahun 5 Rp 80,000,000.00 20% Rp 16,000,000 Rp 80,000,000 Rp 20,000,000
Sebagai contoh,
Pada 1 Januari 2016 PT. Merbabu membeli sebuah truk dengan harga perolehan Rp.
130.000.000,00. Diperkirakan memiliki masa manfaat 5 tahun, dengan nilai residu
Rp.10.000.000,00. Berapakah besarnya penyusutan jika dihitung menggunakan metode
saldo menurun?
Penyelesaian :
100%
Tarif depresiasi tiap tahun menurut metode garis lurus = = 20%
5
Tarif depresiasi tiap tahun menurut metode saldo menurun = 2 x 20% = 40%
Beban depresiasi tahun bersangkutan = Beban depresiasi per satuan hasil x hasil produksi
tahun bersangkutan
Contoh :
xi
Sebuah mesin fotokopi didapat dengan harga perolehan Rp.60.000.000,00 nilai residu
Rp.10.000.000,00, ditaksir dapat digunakan untuk memfotokopi satu juta lembar. Pada
tahun 2016 mesin tersebut dipakai untuk memfotokopi 250.000 lembar, sedang ditahun
2017 digunakan untuk 150.000 lembar. Tahun 2018 digunakan untuk 200.000 lembar,
2019 dan 2020 berturut-turut 250.000 dan 150.000
Penyelesaian :
Harga Perolehan - Nilai residu
Beban Depresiasi per satuan hasil =
Total taksiran hasil
Rp.60.000.000,00 - Rp.10.000.000,00
=
1,000,000
= Rp.50,00
Tahun Unit Produksi Tarif Dep/Tahun Ak. Dep Nilai buku
2016 250,000 Rp 50.00 Rp 12,500,000 Rp 12,500,000 Rp 47,500,000
2017 150,000 Rp 50.00 Rp 7,500,000 Rp 20,000,000 Rp 40,000,000
2018 200,000 Rp 50.00 Rp 10,000,000 Rp 30,000,000 Rp 30,000,000
2019 250,000 Rp 50.00 Rp 12,500,000 Rp 42,500,000 Rp 17,500,000
2020 150,000 Rp 50.00 Rp 7,500,000 Rp 50,000,000 Rp 10,000,000
xii
pelepasan dilakukan. Nilai buu adalah selisih antara harga perolehan dengan
akumulasi depresiasi pada saat tertentu.
Dengan dihentikannya aset tetap berarti aset tersebut harus dikeluarkan dari pembukuan.
Adapun untuk mengeluarkan aset dari pencatatannya dilakukan dengan membuat jurnal
sebagai berikut :
xiii
Hasil Penjualan Rp 60,000,000.00
Harga Perolehan Rp 120,000,000.00
Akumulasi depresiasi mesin Rp (72,000,000.00) -
Jurnal :
Kas........................................... Rp 60,000,000.00
Akumulasi Depresiasi Mesin....... Rp 72,000,000.00
Mesin.............................. Rp 120,000,000.00
Laba Penjualan Aset Tetap.. Rp 12,000,000.00
Jurnal :
Kas............................................. Rp 45,000,000.000
Akumulasi Depresiasi Mesin.. Rp 72,000,000.000
Rugi Penjualan aset tetap........ Rp 3,000,000.000
Mesin...................... Rp 120,000,000.000
3. Pertukaran
Dua hal yang harus dihitung lebih dahulu untuk mencatat transaksi pertukaran aset tetap :
Menghitung harga perolehan aset baru yang diterima dalam pertukaran.
Menghitung laba rugi yang timbul dari transaksi pertukaran aset tetap.
xiv
Rp.56.000.000,00. Harga perolehan Mobil baru adalah Rp.130.000.000,00.
Tentukan laba/rugi pertukaran jika dalam pertukaran tersebut menambah uang
tunai Rp.93.000.000,00.
Penyelesaian :
Harga mobil baru Rp 130,000,000.00
Jurnal :
Mobil (baru) Rp 130,000,000.00
Akumulasi Depresiasi mobil Rp 56,000,000.00
Mobil (lama) Rp 90,000,000.00
Kas Rp 93,000,000.00
Laba pertukaran mobil Rp 3,000,000.00
Penyelesaian :
Harga mobil baru Rp 130,000,000.00
Jurnal :
xv
Mobil (baru) Rp 130,000,000.00
Akumulasi Depresiasi mobil Rp 56,000,000.00
Rugi pertukaran mobil Rp 1,000,000.00
Mobil (lama) Rp 90,000,000.00
Kas Rp 97,000,000.00
Penyelesaian :
Harga tanah Rp 190,000,000.00
Jurnal :
Tanah Rp 190,000,000.00
Akumulasi Depresiasi truk Rp 60,000,000.00
Truk Rp 120,000,000.00
Kas Rp 125,000,000.00
Laba Pertukaran Rp 5,000,000.00
Penyelesaian :
xvi
Harga tanah Rp 190,000,000.00
Jurnal :
Tanah Rp 190,000,000.00
Akumulasi Depresiasi truk Rp 60,000,000.00
Rugi pertukaran Rp 5,000,000.00
Truk Rp 120,000,000.00
Kas Rp 135,000,000.00
xvii
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Setelah kita mengupas beberapa masalah seputar aset tetap, dapat disimpulkan bahwa:
Aset Tetap adalah aset berwujud yang memiliki umur ekonomis lebih dari satu
tahun, dimiliki perusahaan, digunakan dalam operasi perusahaan dan tidak untuk
dijual kembali Aset ini digolongkan menjadi aset tetap berwujud (tangible fixed assets
) dan aset tidak berwujud ( intangible assets ). Tidak ada criteria standar mengenai
jangka waktu pemakaian minimal untuk membedakan aset tetap dengan aktiva
lainnya. Walaupun demikian, pemakaian lebih dari satu tahun, pada umumnya
digunakan sebagai pedoman. Kriteria lain adalah aktiva tersebut harus dipakai dalam
kegiatan perusahaan dan tidak untuk dijual kembali. Hanya aset yang nilainya tinggi
saja yang biasanya dikelompokan sebagai aktiva tetap. Aset tetap berwujud
adalah aset-aset yang berwujud yang sifatnya relatif permanen yang digunakan dalam
kegiatan perusahaan yang normal. Seperti, mesin, peralatan, tanah, dan lain-lain.
3.2 Saran
Setelah diselesaikannya makalah tentang aset tetap berwujud, diharapkan menambah
wawasan kepada pembacanya khususnya dimata kuliah Teori Akuntansi. Begitu juga
alangkah baiknya apabila kita mencari sumber referensi lebih banyak dari berbagai sumber
sehingga ilmu dan wawasan yang kita dapatkan semakin luas.
xviii
DAFTAR PUSTAKA
xix