PENGERTIAN
Pajak penghasilan pasal 4 ayat (2) adalah pajak yang dipotong dari penghasilan
dengan perlakuan tersendiri yang diatur melalui peraturan pemerintah dan bersifat
final.penghasilan yang dipotong PPH Pasal 4 ayat (2) Antara lain sebagai berikut.
Ada beberapa jenis penghasilan yang dikenakan dengan pemotongan pajak final
PPH Pasal 4 ayat 2. Masing-masing penghasilan memiliki tarif yang berbeda dan diatur
dalam peraturan pemerintah. Dibawah ini berbagai objek pajak dengan tarif masing –
masing sesuai dengan peraturan:
Bunga deposito dan jenis – jenis tabungan, sertifikat bank indonesia (SBI) dan
diskon jasa giro , tarif sebesar 20% dari jumlah Bruto, sebagaimana diatur dalam
peraturan pemerintah nomor 131 tahun 2000 dan turunannya keputusan mentri
keuangan nomor 51/KMK.04/2001, Pph pasal 4 ayat 2 ini bersifat Final.
1. Bunga dan diskonto yang diterima atau diperoleh bank yang didirikan di Indonesia
atau cabang bank luar luar negeri di Indonesia
Pengenaan pajak penghasilan atas penghasilan berupa bunga atau diskonto obligasi
yang dijual di bursa efek di atur dengan Peraturan Pemerintah No.6 Tahun 2002,
bersifat Final.
Subjek Pajak
Objek Pajak
Penghasilan dari pengangkutan orang dan/atau barang yang diterima oleh Wajib
Pajak perusahaan pelayaran dan/atau penerbangan Luar Negeri yang melakukan usaha
melalui Bentuk Usaha Tetap (BUT).
Tarif Pajak
Peredaran bruto adalah semua imbalan atau nilai pengganti berupa uang atau
nilai uang atau yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak Perusahaan Pelayaran
dan/atau Penerbangan Luar Negeri dari pengangkutan orang dan/atau barang yang
dimuat dari suatu pelabuhan ke pelabuhan lain di Indonesia dan/atau dari pelabuhan di
Indonesia ke pelabuhan di luar negeri.
2. Dalam hal penghasilan diperoleh selain yang dimaksud pada huruf a di atas,
maka Wajib Pajak perusahaan pelayaran dan/atau penerbangan luar negeri
wajib:
a. Menyetor PPh yang terutang ke bank persepsi atau Kantor Pos selambat-
lambatnya tanggal 15 bulan berikut setelah bulan diterima atau diperolehnya
penghasilan dengan menggunakan Surat Setoran Pajak (final)
b. Melaporkan penyetoran yang dilakukan ke Kantor Pelayanan Pajak
selambat-lambatnya tanggal 20 bulan berikut setelah bulan diterima atau
diperolehnya penghasilan
Objek Pajak
Subjek Pajak
Tarif Pajak Penghasilan pasal 15 atas Penghasilan bagi Wajib Pajak Perusahaan
Penerbangan Dalam Negeri adalah 1,8 persen dari peredaran bruto dan tidak bersifat
final. Pembayaran pajak penghasilan yang dimaksud merupakan kredit pajak yang
dapat diperhitungkan dalam Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan.
Peredaran bruto bagi Wajib Pajak perusahaan penerbangan dalam negeri adalah
semua imbalan atau nilai pengganti berupa uang atau nilai uang yang diterima atau
diperoleh Wajib Pajak bersadarkan perjanjian carter dari pengangkutan orang dan/atau
barang yang dimuat dari satu pelabuhan ke pelabuhan lain di Indonesia dan/atau dari
pelabuhan di Indonesia ke pelabuhan di luar negeri.
Penghasilan yang dterima atau diperoleh Wajib Pajak dari pengangkutan orang dan/atau
barang, termasuk penyewaan kapal yang dilakukan dari:
Subjek Pajak
Subjek Pajak Perusahaan Pelayaran Dalam Negeri adalah orang yang bertempat
tinggal atau badan yang didirikan dan berkedudukan di Indonesia yang melakukan
usaha pelayaran dengan kapal yang didaftarkan baik di Indonesia maupun di luar negeri
atau dengan kapal pihak lain.
2. PT. Violet, perusahaan jasa kontruksi yang belum mempunyai sertifikasi jasa
kontruksi, mendapatkan kontrak pembangunan gedung kantor dari CV. Indah
Jaya dengan DPP sebesar Rp 300.000.000. Pembayaran termin kedua sebesar
Rp 66.000.000. Berapakah PPh 4 ayat 2 dipotong, dan bagaimana sifatnya?
5. PT. Kendalisodo sebagai broker menjual obligasi dengan kupon lewat transaksi
di bursa efek yang mempunyai harga nominal total sebesar Rp 400.000.000 dan
mempunyai bunga yang sudah jatuh tempo sebesar Rp 40.000.000 kepada PT.
Anugrah Jaya Perkasa dengan harga perolehan total sebesar Rp 450.000.000.
Berapakah PPh pasal 4(2) yang dikenakan?