Anda di halaman 1dari 18

Undang Undang • UU Nomor 17 Tahun 2000

Peraturan Pemerintah • PP No. 138 Tahun 2000

Keputusan Menkeu • KMK No.541/KMK.04/2000

Keputusan Dirjen • KEP-50/PJ./1994


• KEP-170/PJ./2002
• PER-178/PJ./2006
• PER-70/PJ./2007
PPh 23 merupakan pemotongan pajak atas penghasilan yg diterima atau
diperoleh WPDN dan BUT yang berasal dari modal, penyerahan jasa
atau penyelenggaraan kegiatan selain yg telah dipotong PPh 21.

 Badan Pemerintah, WP Badan Dalam Negeri, penyelenggara


kegiatan, Bentuk Usaha Tetap (BUT) dan perwakilan perusahaan
luar negeri di Indonesia (Representative Office)

 Orang Pribadi yang ditunjuk oleh Dirjen Pajak sebagai pemotong


PPh 23 yaitu : akuntan, arsitek, dokter, notaris, PPAT (kecuali PPAT
tersebut adalah camat), pengacara dan konsultan

 Orang Pribadi yang menjalankan usaha dan menyelenggarakan


pembukuan (KEP-50/PJ./1994 tanggal 27 Desember 1994, SE-
08/PJ.4/1995 tanggal 23 Pebruari 1995 dan KEP-50/PJ./1996 tanggal
8 Juli 1996)
A. Dikenakan tarif 15% dari penghasilan bruto dan
bersifat tidak final
1. Deviden
2. Bunga
3. Royalti
4. Hadiah

B. Dikenakan 15% dari jumlah bruto dan bersifat final


 Bunga simpanan koperasi yg jumlahnya Rp 240.000/bln

C. Dikenakan 15% dari penghasilan netto


1. Sewa selain tanah dan bangunan
2. Jasa Teknik
3. Jasa Manajemen
4. Jasa Konstruksi
5. Jasa Konsultan
6. Jasa Lain selain jasa yg telah dipotong PPh 21
Dividen yang diterima oleh :
 Orang pribadi,
 Yayasan, Obyek PPh 23 dan
 CV, dikenakan tarif 15%
 Firma dan kongsi dari jumlah bruto.

Dividen yang diterima oleh :


 PT sebagai Wajib Pajak Dalam Negeri,
 Koperasi,
 BUMN/BUMD dari penyertaan modal pada
badan usaha yg didirikan & bertempat
kedudukan di Indonesia

Bukan Obyek Pajak &


tidak dipotong PPh 23
dengan syarat :
Bukan Obyek Pajak & tidak dipotong PPh 23 dengan syarat :

 Dividen berasal dari Cadangan laba yang ditahan (Retained Earning)


 Bagi Perseroan Terbatas (PT), BUMN/BUMD yang menerima dividen,
kepemilikan saham pada badan yang memberikan dividen paling
rendah 25% dari jumlah modal disetor
 Harus mempunyai usaha aktif diluar kepemilikan saham tersebut.

Selain itu pembayaran dengan tujuan pembagian laba juga dikenakan


PPh 23 atas dividen kecuali :

 Pembayaran bagian laba yang diterima atau diperoleh anggota


perseroan komanditer yang modalnya tidak terbagi atas saham,
persekutuan, perkumpulan, firma dan kongsi (Pasal 4 ayat (3) huruf
i).
 Pembayaran Sisa Hasil Usaha koperasi yang dibayarkan oleh
koperasi kepada anggotanya (Pasal 23 ayat (4) huruf f).
Hanya utk pelaporan Masa / Bulanan &
Tidak ada Pelaporan Tahunan

1. Bukti Pemotongan PPh Pasal 23 lembar ke-3


2. Daftar bukti Potong
3. SPT Masa PPh Pasal 23
4. SSP lembar ke-3

KMK No.541/KMK.04/2000 Setor paling lambat tgl 10 bln berikutnya


Lapor paling lambat tgl 20 bln berikutnya
Yang termasuk Bunga adalah Premium, diskonto, dan imbalan
sehubungan dengan jaminan pengembalian utang.

Pembayaran bunga yang dipotong PPh 23 sebesar 15% dan tidak final
adalah pembayaran :
 Bunga antar pinjaman dari badan ke badan, badan ke orang pribadi
atau sebaliknya
 Bunga obligasi yang tidak dijual di bursa efek
Bunga yang bukan merupakan Obyek Pemotongan PPh
adalah :
 Bunga yang diterima oleh Bank; dalam hal ini merupakan Obyek PPh
Pasal 25 bagi Bank berdasarkan PP No. 51 Tahun 1994, PP No. 131
Tahun 2000.

 Bunga simpan pinjam koperasi yang bunganya kurang dari Rp.


240.000,-/bulan berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan No.
522/KMK.04/1998.

 Bunga yang terkait dengan Sewa Guna Usaha dengan hak opsi, hal
ini didasarkan atas Pasal 23 ayat (4) huruf b UU PPh.

 Bunga yang diterima oleh dana pensiun yang telah disahkan oleh
Menteri Keuangan, hal ini didasarkan atas PP No. 51 Tahun 1994 jo
PP No. 131 Tahun 2000.

 Bunga obligasi yang diterima oleh perusahaan Reksadana selama 5


tahun pertama sejak pendirian perusahaan atau pemberian ijin
usaha, UU PPh Pasal 4 ayat (3) huruf j.
Bank kepada Debitur
Nasabah kepada Bank

Nasabah Bank Debitur

Obyek PPh Pasal 4 Bukan obyek


ayat 2 dgn tarif 20% pemotongan

Penghasilan bunga yang dikecualikan dari pemotongan PPh adalah :


 Penghasilan bunga deposito, tabungan dan sertifikat SBI yang nominalnya tidak
melebihi Rp. 7.500.000,-
 Bunga tabungan pada Bank yang ditunjuk Pemerintah dalam rangka pemilikan
rumah sederhana, dan sangat sederhana, kaveling siap bangun untuk RS dan RSS
atau rumah susun sederhana sesuai dengan ketentuan yang berlaku, untuk dihuni
sendiri.
Imbalan bunga royalti adalah imbalan sehubungan dengan penggunaan :
a. Hak atas harta tidak berwujud, misalnya hak pengarang, paten,
merek dagang atau rahasia perusahaan;
b. Hak atas harta berwujud, misalnya hak atas alat industri, komersial
dan ilmu pengetahuan;
c. Informasi, yaitu informasi yang belum diungkapkan secara umum,
walaupun mungkin dipatenkan, misalnya pengalaman dibidang
industri.

Atas pembayaran royalti kepada WPDN


dipotong PPh Pasal 23 sebesar 15%
Termasuk hadiah undian, pekerjaan, dan kegiatan seperti hadiah
undian tabungan, hadiah dari pertandingan olahraga, dll.

Terdapat 3 jenis hadiah. Masing-masing jenis hadiah memiliki tarif


pemotongan sebagai berikut :
1. Hadiah Undian
Dikenakan PPh sebesar 25% dari Penghasilan Bruto dan bersifat Final,
diatur dalam PP No. 132 Tahun 2000 jo KEP-395/PJ/2001.

2. Hadiah Perlombaan, Penghargaan dan Hadiah Sehubungan


dengan Pekerjaan/pemberian jasa
 Bagi WP Orang Pribadi DN dikenakan PPh Pasal 21 dengan tarif
Pasal 17 dari penghasilan bruto.
 Bagi WP Badan/BUT dikenakan PPh Pasal 23 sebesar 15% dari
penghasilan bruto.
 Bagi WPLN selain BUT dikenakan PPh Pasal 26 sebesar 20% dari
penghasilan bruto dan bersifat final atau berdasarkan P3B.
3. Hadiah yang bukan merupakan Obyek Pajak
Hadiah yang bukan merupakan Obyek Pajak dikelompokkan dalam dua
jenis :
 Diberikan kepada semua pembeli/konsumen akhir tanpa diundi.
 Hadiah diterima langsung oleh konsumen akhir pada saat pembelian
barang atau jasa.
1. Sewa selain tanah dan bangunan
a. Sewa Kendaraan
Persentase perkiraan neto jasa sewa kendaraan sebesar 10%
sehingga tarif efektifnya adalah 15% x 10% = 1,5%.
Yang bukan merupakan Obyek Sewa Angkutan adalah :
 Taksi disewa, dicharter dengan menggunakan argometer
 Jasa Angkutan kendaraan kepada perusahaan angkutan
barang dari tempat ke tujuan atas dasar Volume, Berat dan
Jarak serta syarat adanya terjaminnya barang sampai tujuan
 Jasa Angkutan Kereta Api

b. Sewa selain kendaraan


Persentase perkiraan neto sebesar 30% sehingga tarif efektifnya
adalah 15% x 30% = 4,5%.
2. Jasa Teknik 15% x 30% = 4,5%
Jasa teknik adalah jasa dalam bentuk pemberian informasi yang
berkenaan dengan pengalaman dalam bidang industri, perdagangan
dan ilmu pengetahuan.

3. Jasa Manajemen 15% x 30% = 4,5%


Jasa manajemen adalah pemberian jasa dengan ikut secara langsung
dalam pelaksanaan manajemen dengan balas jasa berupa imbalan
manajemen (management fee)

4. Jasa Konstruksi
Pemotongan PPh atas jasa konstruksi ada 2 macam yaitu bersifat Final
dan Tidak Final.
Kriteria jasa konstruksi yang dikenakan PPh Final adalah jasa
konstruksi yang memenuhi 2 syarat kumulatif yaitu :
 Nilai kontrak sampai dengan 1 Milyar dan ;
 Pengusaha Jasa Konstruksi dapat memberikan fotokopi sertifikat
kualifikasi pengusaha kecil yang masih berlaku serta dilegalisir
oleh pemberi sertifikat kepada setiap pemotong.
Besarnya perkiraan penghasilan neto atas jasa konstruksi baik yang
dikenakan PPh bersifat final maupun tidak final sama yaitu :
 Perencanaan Konstruksi sebesar 26,66% atau tarif efektif sebesar 4%
 Pengawasan Konstruksi sebesar 26,66% atau tarif efektif sebesar 4%
 Pelaksanaan Konstruksi sebesar 13,33% atau tarif efektif sebesar 2%

5. Jasa Konsultan 15% x 30% = 4,5%


Pemberian advis profesional dalam suatu bidang usaha, kegiatan atau
pekerjaan yang dilakukan oleh tenaga ahli atau perkumpulan tenaga
ahli, yang tidak disertai keterlibatan langsung para tenaga ahli tersebut
dalam pelaksanaannya.

 Jasa Konsultan
 Jasa Akuntansi
 Jasa Penilai  Pengacara,
 Jasa Aktuaris  Akuntan,
 Jasa Profesi :  Arsitek,
 Dokter,
 Notaris,
 Konsultan hukum dan pajak
6. Jasa Lain selain jasa yg telah dipotong PPh 21

PER-70/PJ./2006
Tgl 9 April 2007

 Imbalan bruto khusus untuk jasa konstruksi dan jasa


catering adalah jumlah imbalan yang dibayarkan
seluruhnya, termasuk atas pemberian jasa dan
pengadaan material/barangnya.

 Imbalan bruto untuk jasa selain jasa konstruksi dan jasa


catering adalah jumlah imbalan atas jasanya saja.
Apabila dalam bentuk kontrak tidak dapat dipisahkan
antara nilai pemberian jasa dan materialnya maka PPh
23 dikenakan atas seluruh kontrak.
1. Pembayaran yg dibayar atau terutang kepada bank.

2. Sewa yg dibayarkan atau terutang sehubungan dengan sewa guna


usaha dengan hak opsi.

3. Dividen atau bagian laba yg diterima atau diperoleh PT sbg WPDN,


koperasi, yayasan atau organisasi yg sejenis dgn syarat tertentu.

4. Bunga obligasi yg diterima atau diperoleh perusahaan reksadana


selama 5 tahun pertama sejak pendirian perusahaan.

5. Bagian laba yg diterima atau diperoleh anggota dari perseroan


komanditer yg modalnya tdk terbagi atas saham-saham.

6. Sisa Hasil Koperasi yang dibayarkan kepada anggotanya.

7. Bunga koperasi yg tidak melebihi jumlah Rp 240.000,- setiap bulan


yg dibayarkan koperasi kepada anggotanya.
PT. XYZ mempunyai laporan Laba Rugi sebagai berikut :

Penjualan 300.000.000

Harga Pokok Penjualan 165.000.000

Laba Bruto 135.000.000

Biaya-biaya Operasional
- Gaji pegawai 40.000.000
- Biaya sewa 10.000.000
- Biaya iklan dan promosi 3.000.000
- Biaya penyusutan aktiva tetap 15.000.000
- Biaya konsultan 4.500.000
- Biaya bunga pinjaman 11.000.000
- Biaya pembasmian hama 2.000.000
- Biaya lain-lain 8.000.000
93.500.000

Laba Bersih 41.500.000

Keterangan :
1 Gaji pegawai telah dipotong PPh Pasal 21 dengan benar
2 Biaya sewa merupakan sewa kendaraan sebesar Rp. 5 juta, sewa mesin
fotocopy Rp. 2 juta dan sewa genset Rp. 3 juta
3 Biaya iklan dan promosi untuk jasa perancang iklan sebesar Rp. 2 juta
dan perancang alat kemasan sebesar Rp. 1 juta
4 Biaya konsultan merupakan jasa akuntansi sebesar Rp. 2,5 juta dan
dan konsultan pajak sebesar Rp. 2 juta
5 Biaya bunga pinjaman terdiri dari bunga bank Rp. 6 juta dan dan bunga
pinjaman selain bank Rp. 5 juta
6 Didalam biaya lain-lain terdapat jasa perawatan pemeliharaan
mesin/AC dan aktiva lainnya sebesar Rp. 2 juta

Pertanyaan :
Hitung jumlah pemotongan PPh Pasal 23 atas biaya operasi PT. XYZ
sesuai dengan KEP-170

Anda mungkin juga menyukai