MODUL PERKULIAHAN
Kode – P322130002
Perencanaan Pajak
Sub CPMK-4
Memahami perencanaan PPh Psl 4 ayat (2)
dan beban Sewa dan Jasa Konstruksi
Abstrak Indikator
Pajak merupakan iuran / pungutan biaya yang harus dibayarkan oleh wajib pajak (orang
pribadi) atau (badan) yang memperoleh penghasilan di Indonesia yang mana pajak nya telah di
tentukan sesuai undang – undang yang berlaku di indonesia. Pajak penghasilan meruapakan suatu
pajak yang dibebankan atas perolehan penghasilan oleh wajib pajak, baik yang berasal dari
Indonesia maupun luar negeri. Pajak penghasilan yang akan dibahas dalam modul ini adalah PPh
Pasal 4 Ayat (2) atau sering kita sebut Pajak Final (PPh Final).
Pada PPh Pasal 4 Ayat (2) akan membahas tentang perhitungan tarif pajak dengan objek
yang berbeda – beda. Salah satunya adalah sewa dan jasa konstruksi. Jasa konstruksi ini
memperhatikan tata tertib pembangunan serta kelestarian lingkungan hidup. Oleh karena itu bagi
pelaku usaha dan oengguna jasa konstruksi harus memperhatikan tanggung jawab masing – masing
dan juga dokumen legalitas penyedia. Selain itu, selaku usaha harus mengetahui kewajiban apa saja
yang harus dilaksanakan dalam usaha jasa konstruksi ini agar memiliki legalitas yang sesuai
undang–undang perpajakan.
Pembahasan Materi
Objek PPh 4 Ayat (2) UU PPH
PPh Pasal 4 ayat 2 (Pajak Penghasilan Pasal 4 ayat 2) atau disebut juga PPh final
adalah pajak yang dikenakan pada wajib pajak badan maupun wajib pajak pribadi atas
beberapa jenis penghasilan yang mereka dapatkan dan pemotongan pajaknya bersifat final.
Penghasilan terdiri dari penghasilan sebagai objek pajak dan penghasilan yang
bukan objek pajak. Ada dua cara yang digunakan untuk pengenaan PPh atas penghasilan
yang sebagai objek pajak. Yang pertama, PPh secara umum dikenakan dengan memakai
tarif umum (tarif Pasal 17) dan pengenaannya tersebut dimasukkan dalam Surat
Pemberitahuan Tahunan (SPT). Sementara yang kedua adalah dikenakan PPh yang bersifat
final.
Pengenaan PPh yang bersifat final berarti penghasilan yang diterima ataupun
diperoleh akan dikenakan PPh dalam tarif tertentu. PPh yang dikenakan, baik itu yang
C. Sanksi
Untuk sanksi atas keterlambatan pembayaran atau penyetoran PPh 4 ayat 2 yang
dilakukan setelah tanggal jatuh tempo pembayaran atau penyetoran pajak, dikenai
sanksi administrasi berupa bunga sebesar 2% (dua persen) per bulan yang dihitung
dari tanggal jatuh tempo pembayaran sampai dengan tanggal pembayaran, dan bagian
dari bulan dihitung penuh 1 (satu) bulan. Hal ini diatur dalam Pasal 9 ayat 2 Undang-
Undang Nomor 28 Tahun 2007 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan
(UU KUP).
Adapun untuk sanksi atas keterlambatan pelaporan SPT Masa PPh 4 ayat 2 ke
kantor pajak dikenakan sanksi administrasi sebesar Rp 100.000. Hal ini diatur didalam
pasal 7 ayat 1 UU KUP.
Contoh 2
Bendahara inspektorat provinsi melakukan pembangunan Gedung, PT AYA
sebagai pelaksana konstruksi dan konsultan perencanaannya adalah Bapak Awa.
Pada tanggal 31 oktober 2017 dilakukan pembayaran atas kontrak perencaan oleh
Bapak awa sebagai konsultan perencanaan sebesar Rp44.000.000,- (kontrak sudah
termasuk PPN)
Pada tanggal 4 November 2017 dilakukan pembayaran kepada PT AYA atas
progress pelaksanaan konstruksi sebesar Rp1.100.000.000,- (kontrak sudah
termasuk PPN).
Contoh 3
PT “YAS” merupakan perusahaan yang bergerak dibidang jasa konstruksi
dan sudah memiliki SIUJK dan telah dikukuhkan sebagai pengusaha kena pajak
(PKP). Pada bulan Januari 2015 memberikan jasa perbaikan kepada PT HARI
dengan nilai kontrak Rp100.000.000,-
Atas Transaksi ini PT “YAS” memungut PPN 10% dan PT HARI
memotong PPh Pasal 4 Ayat (2) atas pelaksana konstruksi dengan kualifikasi usaha
kecil sebesar 2%
Keterangan:
Kas (Pendapatan Jasa + PPN – PPh Pasak 4 Ayat 2)
PPh pasal 4 ayat 2 (Klasifikasi jasa kontruksi kecil, tarif 2%)
PPN Keluaran (Tarif 10%)
Pendapatan jasa (Total kontrak)
Metode Netto dan Metode Gross Up
A. Metode Netto
Metode netto dalam PPh pasal 4 ayat 2 adalah suatu metode pemotongan pajak dimana
yang menerima uang memberikan harga sebelum dipotong pajak.
Contoh :
Ibu Ayu menyewa sebuah toko Rp 5.000.000 setahun kepada Bapak Anton
Perhitungan :
B. Metode Gross Up
Metode gross up dalam PPh pasal 4 ayat 2 adalah suatu metode pemotongan pajak
dimana pihak yang menerima uang memberikan harga sesudah dipotong pajak.
Contoh :
Lisa menyewakan sebuah ruko Rp 300.000.000 setahun kepada Tono. Lisa meminta
agar ia menerima bersih pembayaran sewanya tanpa ada pemotongan pajak,
Perhitungan :
Gross up biaya = 10/9 x Rp 300.000.000 = Rp 333.333.333
Dengan demikian perhitungan nettnya adalah:
Biaya Sewa Rp 333.333.333
PPh 4 Ayat 2 Rp 33.333.333
Netto Rp 300.000.000
Undang – Undang Nomor 6 Tahun 1983 sebagaimana diubah menjadi Undang – Undang Nomor
28 Tahun 2007 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan (KUP)
Undang – Undang Nomor 7 Tahun 1983 sebagaimana diubah menjadi Undang – Undang Nomor
36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan
Undang-undang Nomor 7 tahun 2021 tentang Harmonisasi Peraturan Perpajakan (HPP).
Ardianti, Kadek Ayu Ari. (2019). Pengertian Pajak Penghasilan. Diakses Pada 02
September 2021 dari World Wide Web www.pajakku.com
PP Nomor 34 Tahun 2017. Perhitungan PPh Pasal 4 Ayat (2) Atas Persewaan Tanah
dan / atau Bangunan. Diakses pada 02 September 2021 dari Wolrd Wide Web
https://perpajakan.ddtc.co.id/ilustrasi-kasus/read/6
Prabandaru, Ageng. (2018). Mengenal Pajak Finansial Pasal 4 Ayat 2 Atas Usaha Jasa
Konstruksi. Diakses pada 03 September 2021 dari World Wide Web
https://klikpajak.id/blog/tips-pajak/pajak-final-pasal-4-ayat-2/
Zein, Aylan. (2017). Cara Gross Up PPh Pasal 4 Ayat 2 Atas Sewa Bangunan,
Penyetoran, dan Pelaporannya. Diakses pada 04 September 2021 dari World Wide Web
https://www.wartanusantara.id/2017/10/cara-gross-up-pph-pasal-4-ayat-2-atas.html
Dzulfiqor. (2021). PPh Pasal 4 Ayat 2. Diakses Pada 04 September 2021 dari World Wide
Web https://taxcenter-ipb.org/2021/04/21/1783/
Dua, Admin. (2021). Ekualisasi Pajak, Berikut Pengertian, Contoh, dan Fromat
Prosesnya. Diakses Pada 04 September 2021 dari World Wide Web
https://www.rusdionoconsulting.com/ekualisasi-pajak/
Zsazya. (2019). Tax Planning, Lihat Kiat Menghemat Bayar Pajak Di Sini. Diakses pada
04 September 2021 dari World Wide Web https://www.online-pajak.com/seputar-
pajakpay/tax-planning
Daftar Pustaka
Pohan, C. A. 2013. “Manajemen Perpajakan“, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Suandi, E. 2003. Perencanaan Pajak. Jakarta. Salemba Empat
Undang – Undang Nomor 6 Tahun 1983 sebagaimana diubah menjadi Undang – Undang Nomor
28 Tahun 2007 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan (KUP)
Undang – Undang Nomor 7 Tahun 1983 sebagaimana diubah menjadi Undang – Undang Nomor
36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan