Ayo kita belajar tentang

Pajak
Penghasilan Final

Presentasi oleh Kelompok 4

 Siapa saja kah tim kita?

• SHANDY MUSLIKAH ZULFA (B200230237)

• TAFANA DEWI KUSHANDARINI (B200230242)
• LUDVI NURAINI (B200230247)
• DYANDRA PRAMITHA KUNDERA ( B200230253)
• SEFIRA DONA PUSPITA (B200230256)
 PENDAHULUAN

Pajak penghasilan merupakan pajak yang dikenakan baik

kepada orang pribadi maupun badan atas penghasilan yang
diperoleh dalam kurun waktu satu tahun pajak.
berdasarkan sifat pemotongan atau pemungutannya. pph
dibedakan menjadi dua yakni pph final dan tidak final
Apa itu Ilmu pajak
penghasilan fnal?
 DEFINISI
Pajak Penghasilan final merupakan pajak yang dikenakan dengan tarif
dan dasar pengenaan pajak tertentu atas penghasilan yang didapatkan
atau diperoleh dalam satu tahun berjalan. PPh final yang dipotong
pihak lain maupun yang disetor sendiri bukan merupakan pembayaran
di muka atas PPh terutang, melainkan merupakan pelunasan PPh
terutang atas penghasilan tersebut, sehingga Wajib Pajak dianggap
telah melakukan pelunasan terhadap kewajiban pajaknya.
 DEFINISI

Pajak Penghasilan tidak final tidak akan memotong suatu

penghasilan saat itu juga, sehingga Wajib Pajak akan ditetapkan
belum melunasi kewajiban perpajakan sebelum melaporkan pajak.
Akan dianggap lunas saat perhitungan dan pelaporan pajak di akhir
tahun telah selesai.
 perbedaan
• Pada pajak penghasilan final, penghasilan tidak digabungkan dengan
penghasilan lain yang dikenai tarif umum dalam SPT tahunan pph
Badan sedangkan pph tidak final penghasilan digabungkan dengan
penghasilan lain yang dikenai tarif umum
• Pada pajak penghasilan final, biaya sehubungan untuk menghasilkan,
menagih, dan memelihara penghasilan yang dikenai pph tidak dapt
dikurangi. sedangkan, pada pph tidak final biaya tersebut dapat
dikurangkan
 perbedaan

• Pada pajak penghasilan final, bukti potong pph tidak dapat

diperhitungkan sebagai kredit pajak, sedangkan pada PPh tidak final
bukti potong dapat diperhitungkan sedagai kredit pajak bagi pihak
yang dipotong atau dipungut
• Tarif pph final diatur berdasarkan peraturan pemerintah (PP) atau
keputusan menteri keuangan (KMK). sedangkan tarif pajak pph
tidak final menggunakan tarif umum pasal 17 UU PPh
 DASAR PENGENAAN PPH FINAL

• Sedangkan upaya mendorong perkembangan

investasi dan tabungan masyarakat
• Kesederhanaan dalam pemungutan pajak
• Mengurangi beban adminitrasi perpajakan bagi DJP
maupun wajib pajak itu sendiri
 DASAR PENGENAAN PPH FINAL

• Upaya pemerataan penaan pajak

• Sebagai langkah dalam memperlihatkan perkembangan
ekonomi dan moneter, di mana atas penghasilan-
penghasilan tersebut perlu diberikan perlakuan tersendiri
dalam pengenan pajaknya
 PENGELOMPOKAN

• PPh Final Pasal 4 ayat (2)

• PPh final dari pasal lain nya. terdiri dari pph pada pasal 15, pasal
17 ayat (2c), pasal 19, pasal 26
• PPh final untuk wajib pajak UMKM
• Ketentuan mengenai PPh final untuk Wajib Pajak UMKM diatur
dalam Peraturan Pemerintah Nomer 55 Tahun 2022 tentang
Penyesuaian Pengaturan di bidang Pajak Penghasilan.
 pph final pasal 4 ayat (2)

PPh 4 ayat 2 merupakan pajak yang dipotong atau dipungut

dari penghasilan yang dipotong dari bunga deposito dan
tabungan lainnya, bunga obligasi dan surat utang negara, bunga
simpanan yang dibayarkan koperasi, hadiah undian, transaksi
saham dan sekuritas lainnya, serta transaksi lain sebagaimana
diatur dalam peraturan perpajakan.
 kategori pengsilan yang dikenai pph final pasal
4 ayat 2

• Bunga Deposito dan Tabungan

• Bunga Obligasidan dan Surat Utang Negara (SUN)
• Bunga simpanan yang dibayarkan oleh koperasi kepada
anggota koperasi orang pribadi
• Penghasilan berupa Hadiah undian
• Penghasilan dari Transaksi Saham dan Sekuritas lainnnya
 kategori pengsilan yang dikenai pph final pasal
4 ayat 2

• Tranksaksi Derivatif yang diperdagangkan di bursa

• Tranksaksi penjualan saham atau pengalihan penyertaan
modal
• Penghasilan dari transaksi pengalihan harta
• Penghasikan tertentu lainnya
 objek pajak penghasilan pasal 4 (2)

1. Bunga deposito/obligasi, Objek PPh 4 ayat 2 seperti penghasilan

dari bunga deposito dan jenis-jenis tabungan, bunga dari obligasi
dan obligasi negara, dan bunga dari tabungan yang dibayarkan oleh
koperasi pada anggotanya
 objek pajak penghasilan pasal 4 (2)

2. Hadiah, Objek PPh Final pasal 4 ayat 2 berikutnya adalah

penghasilan dari hadiah seperti menang lotre atau undian, dimana
berapa persen yang harus dibayar adalah mengikuti regulasi dari
pemerintah
 objek pajak penghasilan pasal 4 (2)

3. Transaksi saham/surat berharga, objek PPh 4 ayat 2 adalah

penghasilan dari transaksi saham dan surat berharga lainnya,
transaksi derivatif perdagangan bursa, dan transaksi penjualan
saham atau pengalihan ibu kota mitra perusahaan yang diterima oleh
perusahaan modal usaha
 objek pajak penghasilan pasal 4 (2)

4. Pengalihan aset/sewa tanah/bangunan

Objek PPh Pasal 4 ayat 2 selanjutnya adalah penghasilan dari transaksi atas pengalihan aset dalam
bentuk tanah dan/atau bangunan meliputi penjualan, tukar-menukar, perjanjian pemindahan hak,
pelepasan hak, penyerahan hak, lelang, hibah, waris, atau cara lain yang disepakati. Kemudian objek
Pajak Penghasilan Pasal 4 ayat 2 dari sewa tanah dan/atau bangunan berupa tanah, rumah,
kondominium, gedung perkantoran, pertokoan, gedung pertemuan termasuk bagiannya, rumah kantor,
toko, rumah toko, gudang, bangunan industri. Selain itu, objek PPh final 4 ayat 2 juga untuk usaha jasa
konstruksi (kontraktor), usaha real estate dan penghasilan dari perencanaan/pengawasan konstruksi
(konsultan).
 objek pajak penghasilan pasal 4 (2)

5. Pendapatan lainnya
Penghasilan yang juga sebagai objek Pajak Penghasilan Final 4 ayat 2 adalah pendapatan lainnya
yang spesifik seperti diatur dalam Peraturan Pemerintah. Ketika PPh Pasal 4 Ayat 2 dikenakan
atas transaksi antara perusahaan dan individu, di mana perusahaan bertindak sebagai penerima
penghasilan tersebut, maka perusahaan wajib menyelesaikan pajak ini Dalam kasus transaksi yang
terjadi antara dua perusahaan, maka pembayar harus mengumpulkan dan menyelesaikan pajak,
bukan penerima penghasilan
Terima
Kasih