1. Pph atas penghasilan dari usaha yang diterima/diperoleh wajib pajak yang memiliki peredaran
bruto tertentu.
2. Pph pasal 15 UU PPh untuk usaha tertentu.
3. PPh pasal 4 ayat (2) UU PPh
Beberapa jenis penghasilan yang pphnya bersifat final yang diatur dalan jenis pajak lain adalah:
PAJAK PENGHASILAN ATAS PENGHASILAN DARI USAHA YANG DITERIMA /DIPEROLEH WAJIB PAJAK
YANG MEMILIKI PEREDARAN BRUTO TERTENTU
Pengertian
Pajak penghasilan dari usaha bagi waib pajak dengan peredaran bruto tertentu bersifat final
dimaksudkan untuk memberi kemudahan bagi wajib pajak yang menerima/memperoleh penghasilan
dari usaha dengan peredaran bruto tertentu dapat melakukan perhitungan, penyetoran, dan pelaporan
pajak penghasilan yang terutang. Ketentuan pengenaan PPh ini dituangkan dalam peraturan pemerintah
nomor 46 tahun 2013, peraturan menteri keuangan nomor 107lPMK.011/2013, dan surat edaran dirjen
pajjak nomor SE-42/PJ/2013. Ketentuan ini dalam uraian selanjutnya disebut PPh bersifat final 1%.
Wajib pajak
Wajib pajak dengan peredaran bruto tertentu dalam pph bersifat final 1% sebagai berikut:
1. Wajib pajak orang pribadi dan badan kecuali bentuk usaha tetap
2. Wajib pajak pada nomor 1 menerima penghasilan dari usaha tidak termasuk penghasilan jasa
sehubungan dengan pekerjaan bebas, dengan peredaran bruto tidak melebihi Rp4.800.000.000
untuk semua cabang dalam satu tahun pajak.
Berikut tidak termasuk wajib pajak dalam pph bersifat final 1%, meliputi:
1. Wajib pajak orang pribadi yang melkukan kegiatan usaha perdagangan dan/atau jasa yang
dalamnya usahanya:
a. Menggunakan sarana atau prasarana yang dapat dibongkar pasang, baik yang menetap
maupun tidak menetap
b. Menggunakan sebagian atau seluruh tempat untuk kepentingan umum yang tidak
diperuntukkan bagi tempat usaha atau berjualan.
2. Wajib pajak bdan yang:
a. Belum operasi secara komersial
b. Dalam jangka waktu satu tahun stelah beoperasi secara komersial memperoleh peredaran
bruto melebihi Rp4.800.000.000
Contoh 1
Cv delfrianty adalah usaha dibidang elektronika. Pada 2013, memiliki peredaran bruto usaha sebesar
Rp4.100.000.000. pada 2014, cv delfrianty menghitung pph bersifat final 1%
Dasar pengenaan pajak untuk menghitung PPh bersifat final 1% adalah jumlah peredaran bruto usaha
setiap bulan.
Norma perhitngan khusus untuk wajib pajak tertentu yang dimaksud dalam penjelasan pasal 15 UU
PPh adalah:
Pelaporan PPh pasal 15 dalam surat pemberitahuan masa PPh pasal 15 meliputi:
PAJAK PENGHASILAN ATAS PENGHASILAN BERSIFAT FINAL PASAL 4 AYAT (2) UU PPh
Penghasilan yang dikenakan PPh bersifat final yang diatur dalam pasal 4 ayat (2) meliputi:
1. Penghasilan bunga deposito/ tabungan yang ditempatkan didalam negeri dan yang
ditempatkan diluar negeri, diskonto sertifikat bank Indonesia (SBI), dan jasa giro;
2. Transaksi penjualan saham pendiri dan bukan saham pendiri;
3. Bunga/diskonto obligasi dan surat berharga Negara;
4. Hadia undian;
5. Persewaan tanah dan/atau bangunan;
6. Jasa kontruksi, meliputi perencanaan kontruksi, pelaksanaan kontruksi, dan pengawasan
kontruksi;
7. Wajib pajak yang usaha pokoknya melakukan pengalihan hak atas tanah dan/atau bangunan;
8. Bunga simpanan yang dibayarkan oleh koperasi kepada anggota wajib pajak orang pribadi;
9. Dividen yang diterima/diperoleh wajib pajak orang pribadi dalam negeri.