Definisi
Tarif PPH Pasal 4 ayat 1 merupakan jenis pajak penghasilan yang dikenakan pada
penghasilan dari usaha atau pekerjaan yang diterima atau diperoleh oleh Wajib Pajak orang
pribadi yang belum memenuhi syarat sebagai pengusaha. Tarif PPH Pasal 4 ayat 1 ini
dikenakan pada penghasilan bruto, yang artinya penghasilan sebelum dikurangi dengan
biaya-biaya yang diperlukan untuk menghasilkan penghasilan tersebut.
Tarif PPH Pasal 4 ayat 1 = Besaran penghasilan bruto x Tarif PPH Pasal 4 ayat 1 yang
berlaku
Tarif sebesar 25% untuk penghasilan berupa hadiah undian (PP No. 132 Tahun 2000).
Tarif sebesar 20% untuk penghasilan berupa bunga deposito serta jenis-jenis tabungan
dan obligasi negara (PP No. 131 Tahun 2000).
Tarif sebesar 10% untuk penghasilan berupa bunga tabungan yang dibayarkan
koperasi kepada para anggota (PP No. 15 Tahun 2009).
Tarif masing-masing 0,1% dan 0,5% untuk penghasilan dari transaksi penjualan
saham pendiri dan saham bukan pendiri (PP. No 14 Tahun 1997).
Tarif sebesar 2,5% untuk penghasilan berupa transaksi derivatif yang telah
diperdagangkan bursa (PP No. 17 Tahun 2009).
Tarif sebesar 0,1% untuk penghasilan dari transaksi penjualan saham atau pengalihan
penyertaan modal (PP No. 4 Tahun 1995).
Tarif sebesar 5% untuk penghasilan dari transaksi pengalihan hak atas tanah atau
bangunan dan usaha real estate (PP No. 71 Tahun 2008).
Tarif sebesar 10% untuk penghasilan berupa persewaan tanah atau bangunan (PP No.
5 Tahun 2002).
Tarif sebesar 2% hingga 6% untuk penghasilan berupa jasa konstruksi (PP No. 51
Tahun 2008).
Tarif sebesar 10% untuk penghasilan atas dividen yang diterima oleh wajib pajak
orang pribadi dalam negeri (Pasal 17 ayat 2C).
Tarif sebesar 0 hingga 20% untuk penghasilan berupa bunga dari kewajiban (PP No.
16 Tahun 2009).
1. Mekanisme Pemotongan
Mekanisme pembayaran sendiri adalah mekanisme di mana pajak final sebesar 10% dari
uang sewa dibayarkan sendiri oleh pemilik tanah/bangunan.
Pada mekanisme ini, penyewanya bukan pihak-pihak yang disebutkan di atas. Maka pemilik
tanah atau bangunan yang harus menyetorkan sendiri pajak finalnya.
PPH PASAL 15
Definisi
PPh 15 adalah pajak penghasilan dengan penghitungan PPh tertentu bagi Wajib Pajak
(WP) yang bergerak dalam bidang atau industri tertentu. Dasar pengenaan pajak
penghasilan pasal 15 adalah dari peredaran bruto.
Semua imbalan atau nilai penggantian berupa uang atau nilai uang yang diterima
dari charter penerbangan dalam negeri
2. Objek PPh Pasal 15 atas Pelayaran Dalam Negeri
Semua nilai pengganti atau imbalan berupa uang atau nilai uang dari pengangkutan
orang dan/atau barang yang dimuat dari suatu pelabuhan ke pelabuhan lain di
Indonesia maupun luar negeri untuk usaha pelayaran dan/atau penerbangan luar
negeri
4. Objek PPh Pasal 15 atas Kantor Perwakilan Dagang Asing (representative
office/liaison office) di Indonesia
Nilai ekspor bruto, yaitu semua nilai pengganti atau imbalan yang diterima atau
diperoleh wajib pajak luar negeri yang punya kantor perwakilan di Indonesia dari
penyerahan barang pada orang pribadi atau badan di Indonesia
5. Objek PPh 15 atas Wajib Pajak yang melakukan kegiatan usaha jasa maklon
internasional di bidang produksi mainan anak-anak
Jumlah seluruh biaya pembuatan atau perakitan barang tidak termasuk pemakaian
bahan baku
Sedangkan subjek PPh Pasal 15 diantaranya:
besar tarif pengenaan Pajak Penghasilan pasal 15 berbeda-beda tergantung jenis industri
bisnis yang dijalankan.