Anda di halaman 1dari 4

PPH Pasal 4 Ayat 1

Definisi
Tarif PPH Pasal 4 ayat 1 merupakan jenis pajak penghasilan yang dikenakan pada
penghasilan dari usaha atau pekerjaan yang diterima atau diperoleh oleh Wajib Pajak orang
pribadi yang belum memenuhi syarat sebagai pengusaha. Tarif PPH Pasal 4 ayat 1 ini
dikenakan pada penghasilan bruto, yang artinya penghasilan sebelum dikurangi dengan
biaya-biaya yang diperlukan untuk menghasilkan penghasilan tersebut.

Siapa yg harus membayar tarif PPH Pasal 4 ayat 1


Setiap orang pribadi yang memperoleh penghasilan dari usaha atau pekerjaan dan belum
memenuhi syarat sebagai pengusaha, wajib membayar tarif PPH Pasal 4 ayat 1.

Tarif PPH pasal 4 ayat 1


1. Penghasilan hingga Rp 50 juta

Tidak dikenakan PPH Pasal 4 ayat 1.

2. Penghasilan di atas Rp 50 juta hingga Rp 250 juta

PPH Pasal 4 ayat 1 sebesar 5% dari penghasilan bruto.

3. Penghasilan di atas Rp 250 juta hingga Rp 500 juta

PPH Pasal 4 ayat 1 sebesar 10% dari penghasilan bruto.

4. Penghasilan di atas Rp 500 juta

PPH Pasal 4 ayat 1 sebesar 15% dari penghasilan bruto.

Perhitungan PPH Pasal 4 Ayat 1

Tarif PPH Pasal 4 ayat 1 = Besaran penghasilan bruto x Tarif PPH Pasal 4 ayat 1 yang
berlaku

PPh Pasal 4 Ayat 2


PPh Pasal 4 ayat 2 (Pajak Penghasilan Pasal 4 ayat 2) atau disebut juga PPh final. Ini
merupakan pajak yang dikenakan pada wajib pajak badan maupun wajib pajak pribadi atas
beberapa jenis penghasilan yang mereka dapatkan dan pemotongan pajaknya bersifat final.

Jenis Penghasilan Kena Pajak


Setidaknya ada 5 kategori penghasilan yang bisa dikenakan jenis pajak ini;
 Penghasilan berupa hadiah undian.
 Penghasilan bunga dari deposito dan jenis-jenis tabungan, bunga dari hasil obligasi
dan obligasi negara, serta bunga simpanan dari tabungan yang dibayarkan koperasi
kepada anggotanya.

 Penghasilan dari transaksi saham maupun transaksi sekuritas lainnya, transaksi


derivatif (baik kontrak maupun perjanjian) yang diperdagangkan bursa, transaksi
penjualan saham atau pengalihan penyertaan modal pada perusahaan pasangan
usahanya yang diterima oleh perusahaan modal ventura.
 Penghasilan dari transaksi pengalihan harta berupa tanah atau bangunan, usaha jasa
konstruksi, usaha real estate, dan persewaan tanah atau bangunan.
 Penghasilan tertentu lainnya yang diatur khusus oleh Peraturan Pemerintah (PP).

Tarif PPh Pasal 4 Ayat 2


Setiap tarif PPh berbeda, berdasarkan jenis penghasilannya, dan berikut daftar tarifnya.

 Tarif sebesar 25% untuk penghasilan berupa hadiah undian (PP No. 132 Tahun 2000).
 Tarif sebesar 20% untuk penghasilan berupa bunga deposito serta jenis-jenis tabungan
dan obligasi negara (PP No. 131 Tahun 2000).
 Tarif sebesar 10% untuk penghasilan berupa bunga tabungan yang dibayarkan
koperasi kepada para anggota (PP No. 15 Tahun 2009).
 Tarif masing-masing 0,1% dan 0,5% untuk penghasilan dari transaksi penjualan
saham pendiri dan saham bukan pendiri (PP. No 14 Tahun 1997).
 Tarif sebesar 2,5% untuk penghasilan berupa transaksi derivatif yang telah
diperdagangkan bursa (PP No. 17 Tahun 2009).
 Tarif sebesar 0,1% untuk penghasilan dari transaksi penjualan saham atau pengalihan
penyertaan modal (PP No. 4 Tahun 1995).

 Tarif sebesar 5% untuk penghasilan dari transaksi pengalihan hak atas tanah atau
bangunan dan usaha real estate (PP No. 71 Tahun 2008).
 Tarif sebesar 10% untuk penghasilan berupa persewaan tanah atau bangunan (PP No.
5 Tahun 2002).
 Tarif sebesar 2% hingga 6% untuk penghasilan berupa jasa konstruksi (PP No. 51
Tahun 2008).
 Tarif sebesar 10% untuk penghasilan atas dividen yang diterima oleh wajib pajak
orang pribadi dalam negeri (Pasal 17 ayat 2C).
 Tarif sebesar 0 hingga 20% untuk penghasilan berupa bunga dari kewajiban (PP No.
16 Tahun 2009).

Mekanisme Pembayaran Pajak


Dalam pembayarannya ada 2 mekanisme, sebagai berikut:

1. Mekanisme Pemotongan

Mekanisme pemotongan di sini maksudnya adalah penyewa harus memotong Pajak


Penghasilan sebesar 10% dari uang sewa yang dibayarkannya.
Mekanisme dilakukan jika si penyewa adalah pihak-pihak yang disebut sebagai pemotong
pajak yaitu: Badan pemerintah, subjek pajak badan dalam negeri, penyelenggara kegiatan,
bentuk usaha tetap, kerja sama operasi, perwakilan perusahaan luar negeri lainnya, dan orang
pribadi yang ditetapkan oleh Direktur Jenderal Pajak.

2. Mekanisme Pembayaran Sendiri

Mekanisme pembayaran sendiri adalah mekanisme di mana pajak final sebesar 10% dari
uang sewa dibayarkan sendiri oleh pemilik tanah/bangunan.

Pada mekanisme ini, penyewanya bukan pihak-pihak yang disebutkan di atas. Maka pemilik
tanah atau bangunan yang harus menyetorkan sendiri pajak finalnya.

PPH PASAL 15

Definisi

PPh 15 adalah pajak penghasilan dengan penghitungan PPh tertentu bagi Wajib Pajak
(WP) yang bergerak dalam bidang atau industri tertentu. Dasar pengenaan pajak
penghasilan pasal 15 adalah dari peredaran bruto.

Objek dan Subjek PPh 15

1. Objek PPh 15 atas Charter Penerbangan Dalam Negeri

 Semua imbalan atau nilai penggantian berupa uang atau nilai uang yang diterima
dari charter penerbangan dalam negeri
2. Objek PPh Pasal 15 atas Pelayaran Dalam Negeri

 Penghasilan yang diperoleh dari pengangkutan orang dan/atau barang termasuk


penyewaan kapal, baik dari Indonesia maupun dari luar negeri untuk usaha
pelayaran
3. Objek PPh 15 atas Pelayaran dan/atau Penerbangan Luar Negeri

 Semua nilai pengganti atau imbalan berupa uang atau nilai uang dari pengangkutan
orang dan/atau barang yang dimuat dari suatu pelabuhan ke pelabuhan lain di
Indonesia maupun luar negeri untuk usaha pelayaran dan/atau penerbangan luar
negeri
4. Objek PPh Pasal 15 atas Kantor Perwakilan Dagang Asing (representative
office/liaison office) di Indonesia
 Nilai ekspor bruto, yaitu semua nilai pengganti atau imbalan yang diterima atau
diperoleh wajib pajak luar negeri yang punya kantor perwakilan di Indonesia dari
penyerahan barang pada orang pribadi atau badan di Indonesia
5. Objek PPh 15 atas Wajib Pajak yang melakukan kegiatan usaha jasa maklon
internasional di bidang produksi mainan anak-anak

 Jumlah seluruh biaya pembuatan atau perakitan barang tidak termasuk pemakaian
bahan baku
Sedangkan subjek PPh Pasal 15 diantaranya:

1. WP Perusahaan Pelayaran Dalam Negeri / Luar Negeri / internasional


2. WP Perusahaan Asuransi Luar Negeri
3. WP Perusahaan Penerbangan Dalam Negeri / Luar Negeri / Interrnasional
4. WP Pekerja asing di perusahaan pengeboran migas di Indonesia
5. WP yang melakukan investasi dalam bentuk BOT
6. WP Perusahaan dagang asing luar negeri yang memiliki kantor perwakilan di
Indonesia
7. WP Perusahaan jasa maklon internasional di bidang produksi mainan anak-anak
8. WP Perusahaan pengeboran migas dan panas bumi

Tarif PPh Pasal 15

besar tarif pengenaan Pajak Penghasilan pasal 15 berbeda-beda tergantung jenis industri
bisnis yang dijalankan.

Dasar penghitungan pajak penghasilan pasal 15 ini adalah:

PPh Terutang = 30% x Norma Penghitungan Penghasilan Netto (NPPN)

Norma Penghitungan Penghasilan Netto = Tarif PPh x Peredaran Bruto

Nb : NPPN adalah Laba Bersih

Anda mungkin juga menyukai