Anda di halaman 1dari 12

Kelompok 6

Farsya Aprilia E C Nizar Alfa Nugraha


01 22001081326
02 22001081323

Nur Habiba Kuncoro Rifiyan Fauzarudin


03 22001081313 04 22001081345

Sania Putri N H
05 22001081337
Pajak Penghasilan Final
Pasal 4 Ayat 2
Pengertian
PPh Pasal 4 Ayat 2/PPh Final adalah pajak penghasilan atas jenis
penghasilan-penghasilan tertentu yang bersifat final dan tidak dapat
dikreditkan dengan Pajak Penghasilan terutang.

Istilah final di sini berarti bahwa pemotongan pajaknya hanya sekali


dalam sebuah masa pajak dengan pertimbangan kemudahan,
kesederhanaan, kepastian, pengenaan pajak yang tepat waktu dan
pertimbangan lainnya.
Objek PPH Pasal 4 Ayat 2

Objek PPH Pasal 4 Ayat 2 dikenakan pada jenis tertentu dari penghasilan/pendapatan, dan berupa:

● Peredaran bruto (omzet penjualan) sebuah usaha di bawah Rp 4,8 miliar dalam 1 tahun masa pajak;
● Bunga dari deposito dan jenis-jenis tabungan, bunga dari obligasi dan obligasi negara, dan bunga dari tabungan yang
dibayarkan oleh koperasi kepada anggota masing-masing;
● Hadiah berupa lotere/undian;
● Transaksi saham dan surat berharga lainnya, transaksi derivatif perdagangan di bursa, dan transaksi penjualan saham atau
pengalihan ibukota mitra perusahaan yang diterima oleh perusahaan modal usaha;
● Transaksi atas pengalihan aset dalam bentuk tanah dan/atau bangunan, usaha jasa konstruksi, usaha real estate, dan sewa atas
tanah dan/atau bangunan; dan
● Pendapatan tertentu lainnya, sebagaimana diatur dalam atau sesuai dengan Peraturan Pemerintah.

Ketika PPh Pasal 4 Ayat 2 ini dikenakan atas transaksi antara perusahaan dan seorang individu, di mana perusahaan bertindak
sebagai penerima penghasilan tersebut, maka perusahaan wajib menyelesaikan pajak ini saja.
Sedangkan dalam kasus transaksi yang terjadi antara dua perusahaan, maka pembayar harus mengumpulkan dan menyelesaikan
pajak, bukan penerima penghasilan.
Cara Pembayaran
Terdapat dua mekanisme yang bisa diterapkan disini

Pertama Kedua
Ada mekanisme pembayaran sendiri. Ada mekanisme pemotongan, yakni
Mekanisme ini mengacu pada pemotongan PPh sebanyak 10% yang
pembayaran 10% dari jumlah uang dipotong oleh pihak penyewa dari
sewa yang wajib dibayarkan oleh total uang sewa. Ini wajib dilakukan
pemilik tanah/bangunan. Ini berarti karena penyewa terhitung sebagai
jika yang menyewa tanah/bangunan pihak pemotong pajak. Pihak
bukanlah pemilik asli, maka pajak pemotong pajak ini termasuk badan,
tetap disetorkan oleh pemilik. bentuk usaha, kerjasama operasi,
perwakilan perusahaan, hingga orang
pribadi.
Waktu Pembayaran

PPH final hanya dihitung sekali setiap bulan berikut melakukan validasi
Nomor Transaksi Penerimaan Negara (NTPN) sebagai bukti sudah bayar.
Pembayaran ini dilakukan setiap tahun di akhir bulan Maret. Pajak
dilaporkan dalam SPT Tahunan. Ini berlaku untuk WPOP. Sementara untuk
WPB dibayarkan di akhir April di setiap masa tahun pajak.
Jenis Penghasilan yang dikenakan PPH Pasal 4 Ayat 2
Sedikitnya ada 5 kategori penghasilan yang dikenakan PPh Pasal 4 Ayat 2/PPh Final, yakni:

01. Penghasilan berupa hadiah undian.

02. Penghasilan bunga dari deposito dan jenis-jenis tabungan, bunga dari hasil
obligasi dan obligasi negara, serta bunga simpanan dari tabungan yang
dibayarkan koperasi kepada anggotanya.
03. Penghasilan dari transaksi saham maupun transaksi sekuritas lainnya,
transaksi derivatif (baik kontrak maupun perjanjian) yang
diperdagangkan bursa, transaksi penjualan saham atau pengalihan
penyertaan modal pada perusahaan pasangan usahanya yang diterima
oleh perusahaan modal ventura.
04. Penghasilan dari transaksi pengalihan harta berupa tanah atau bangunan,
usaha jasa konstruksi, usaha real estate, dan persewaan tanah atau
bangunan.

05. Penghasilan tertentu lainnya yang diatur khusus oleh Peraturan


Pemerintah (PP).
Tarif PPH Pasal 4 Ayat 2
Besaran tarif PPh pasal 4 ayat 2 berbeda-beda untuk setiap jenis penghasilan yang dikenakan pajak.
Berikut daftar tarif PPh pasal 4 ayat 2 menurut jenis penghasilannya.

● Tarif sebesar 25% untuk penghasilan berupa hadiah undian (PP No. 132 Tahun 2000).
● Tarif sebesar 20% untuk penghasilan berupa bunga deposito serta jenis-jenis tabungan dan obligasi negara (PP No. 131 Tahun 2000).
● Tarif sebesar 10% untuk penghasilan berupa bunga tabungan yang dibayarkan koperasi kepada para anggota (PP No. 15 Tahun
2009).
● Tarif masing-masing 0,1% dan 0,5% untuk penghasilan dari transaksi penjualan saham pendiri dan saham bukan pendiri (PP. No 14
Tahun 1997).
● Tarif sebesar 2,5% untuk penghasilan berupa transaksi derivatif yang telah diperdagangkan bursa (PP No. 17 Tahun 2009).
● Tarif sebesar 0,1% untuk penghasilan dari transaksi penjualan saham atau pengalihan penyertaan modal (PP No. 4 Tahun 1995).
● Tarif sebesar 5% untuk penghasilan dari transaksi pengalihan hak atas tanah atau bangunan dan usaha real estate (PP No. 71 Tahun
2008).
● Tarif sebesar 10% untuk penghasilan berupa persewaan tanah atau bangunan (PP No. 5 Tahun 2002).
● Tarif sebesar 2% hingga 6% untuk penghasilan berupa jasa konstruksi (PP No. 51 Tahun 2008).
● Tarif sebesar 10% untuk penghasilan atas dividen yang diterima oleh wajib pajak orang pribadi dalam negeri (Pasal 17 ayat 2C).
● Tarif sebesar 0 hingga 20% untuk penghasilan berupa bunga dari kewajiban (PP No. 16 Tahun 2009).
Untuk lebih mendalami pehaman mengenai PPh Pasal 4 ayat 2, berikut
adalah beberapa ulasan contoh soal perhitungan PPh Pasal 4 ayat 2:
-Bagaimana penghitungan Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 4 ayat 2 atas pengalihan rumah tersebut?

Jawab:
PPh Pasal 4 ayat 2 yang dipotong oleh PT Griya Persada dalam kasus ini yaitu sebesar 2,5% x Rp800.000.000 =Rp20.000.000.
Pajak atas Usaha Jasa Konstruksi
PT Jaya Makmur merupakan perusahaan yang mempunyai Sertifikat Badan Usaha Jasa Pelaksanaan Konstruksi yang diterbitkan oleh
Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPJK) sebagai Badan Usaha Jasa Pelaksanaan Konstruksi Bidang Sipil Sub Bidang
Bangunan-bangunan non perumahan lainnya dengan kualifikasi besar gred 6.
PT Jaya Makmur pada tahun 2013 ditunjuk oleh CV Lukito selaku pemilik Rumah Sakit Sentosa untuk membangun gedung baru yang
akan digunakan sebagai unit kesehatan ibu dan anak dengan nilai kontrak sebesar Rp25.000.000.000 tidak termasuk PPN.
PT Jaya Makmur menerima uang muka kontrak pada saat dimulai pembangunan yaitu pada tanggal 15 Juli 2013 sebesar
Rp5.000.000.000. Termin pembayaran akan dilakukan sesuai dengan tingkat penyelesaian, yaitu:
Termin pertama sebesar Rp5.000.000.000 setelah pekerjaan selesai 25%;
Termin kedua sebesar Rp5.000.000.000 setelah pekerjaan selesai 50%;
Termin ketiga sebesar Rp5.000.000.000 setelah pekerjaan selesai 75%;
Sisa Rp5.000.000.000 akan dibayarkan setelah pekerjaan dan masa pemeliharaan selesai. Pembangunan Rumah Sakit Sentosa harus
diselesaikan oleh PT Jaya Makmur paling lama tanggal 31 Desember 2015 dengan masa pemeliharaan selama 6 bulan.
- Pajak atas Hadiah Undian dan Penghargaan
PT Oke Indonesia menyelenggarakan penarikan hadiah undian atas kupon-kupon yang telah dikirimkan oleh para pelanggannya,
dengan hadiah senilai Rp100.000.000. Dalam penarikan undian tersebut nama Budiman muncul sebagai pemenang hadiah undian.
Bagaimana penghitungan Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 4 ayat 2 atas hadiah undian yang harus dipotong oleh PT Oke Indonesia?

Jawab:
PPh Pasal 4 ayat 2 yang dipotong oleh PT Oke Indonesia adalah 25% x Rp100.000.000 = Rp25.000.000.
Pajak atas Pengalihan Hak atas Tanah dan/atau Bangunan
Pada tanggal 12 Agustus 2015, Rahmat membeli 1 unit rumah dari developer PT Griya Persada seharga Rp800.000.000 secara tunai.
Antara PT Griya Persada dengan Rahmat belum dilakukan penandatanganan Akta Jual Beli (AJB) karena sertifikat rumah tersebut
masih dalam proses pemecahan sehingga dilakukan terlebih dahulu dengan Perjanjian Pengikatan Jual Beli (PPJB) antara PT Griya
Persada sebagai penjual dan Rahmat sebagai pembeli. Sertifikat rumah tersebut masih atas nama PT Griya Persada. Sebelum
dilakukan AJB antara PT Griya Persada dengan Rahmat, rumah tersebut oleh Rahmat dijual kepada Indra Aji, sehingga akibat
transaksi tersebut nama penjual dan pembeli yang tercantum dalam PPJB rumah tersebut menjadi PT Griya Persada sebagai penjual
dan Indra Aji sebagai pembeli.
-Bagaimana kewajiban pemotongan atau pemungutan PPh yang dilakukan oleh CV Lukito
terkait pembayaran uang muka kontrak dan termin pertama apabila dilakukan pada tanggal 31
Desember 2013?

Jawab:
Pembayaran uang muka kontrak:
Besarnya pemotongan PPh Pasal 4 ayat 2 atas penghasilan dari usaha jasa konstruksi adalah
3% x Rp5.000.000.000 = Rp150.000.000.

Pembayaran termin pertama:


Besarnya pemotongan PPh Pasal 4 ayat 2 atas penghasilan dari usaha jasa konstruksi adalah
3% x Rp5.000.000.000 = Rp150.000.000.
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai