Anda di halaman 1dari 19

PPH Pasal 4

Ayat 2 Final
Kelompok 6
NAMA KELOMPOK
Claudia - 2020121021
Dhyana Tusita Wiry - 2020121023
Oktavianto - 2020121040
Rika - 2020121046
Virya Purbingga - 2020121061
PPH Pasal 4 Ayat 2 Final

Pengertian Objek
01 02
Pemotongan
Tarif dan Contoh
03 dasar 04 Kasus
Ada 2 Kasus yaitu ; PT

pengenaan AAA & Mowfit


01
Pengertian PPH
Final
Pajak Penghasilan Final adalah pajak penghasilan yang bersifat final, yaitu bahwa
setelah pelunasannya, kewajiban pajak telah selesai dan penghasilan yang dikenakan
pajak penghasilan final tidak digabungkan dengan jenis penghasilan lain yang terkena
pajak penghasilan yang bersifat tidak final.
Pajak Penghasilan Final adalah pajak atas:
 Penghasilan berupa bunga deposito dan tabungan lainnya, bunga obligasi dan surat
utang negara, dan bunga simpanan yang dibayarkan oleh koperasi kepada anggota
koperasi orang pribadi;
 Penghasilan berupa hadiah undian;
 Penghasilan dari transaksi saham dan sekuritas lainnya, transaksi derivatif yang
diperdagangkan di bursa, dan transaksi penjualan saham atau pengalihan
penyertaan modal pada perusahaan pasangannya yang diterima oleh perusahaan
modal ventura;
 Penghasilan dari transaksi pengalihan harta berupa tanah dan/atau bangunan, usaha
jasa konstruksi, usaha real estate, dan persewaan tanah dan/atau bangunan; dan
 Penghasilan tertentu lainnya, yang diatur dengan atau berdasarkan Peraturan
Pemerintah
Karakteristik
1. Pengenaannya diatur khusus dengan peraturan pemerintah.
2. Penghasilan yang dikenakan PPh final tidak perlu digabung dengan
penghasilan lainnya (dianggap selesai/rampung)
3. Jumlah PPh final baik yang telah dipotong sendiri atau dipotong oleh
pihak lain tidak dapat dikreditkan.
4. Biaya-biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh penghasilan yang
dikenakan PPh final tidak dapat dikurangkan.
Penyetoran dan Pelaporan PPh Pasal 4 Ayat (2)
 PPh Psl 4:2 yang dipotong oleh pemotong PPh harus disetor paling
lambat tanggal 10 (sepuluh) bulan berikutnya setelah masa pajak
berakhir kecuali ditetapkan lain oleh Menkeu.
 PPh Psl 4:2 yang harus dibayar sendiri oleh WP harus disetor paling
lama tanggal 15 (lima belas) bulan berikutnya setelah masa pajak
berakhir kecuali ditetapkan lain oleh Menkeu.
 Dalam hal tanggal jatuh tempo bertepatan hari libur, maka penyetoran
dapat dilakukan pada hari berikutnya.
Pelaporan
 WP OP dan Badan, baik yang melakukan pembayaran pajak
sendiri maupun yang ditunjuk sebagai pemotong atau
pemungut PPh, wajib menyampaiakn SPT Masa PPh psl 4:2
paling lambat 20 (dua puluh) hari setelah masa pajak
berakhir.
 Dalam hal batas waktu pelaporan PPh Psl 4:2 bertepatan
hari libur, maka pelaporan dapat dilakukan pada hari
berikutnya.
02
Objek
Pemotongan
OBJEK PEMOTONGAN PPH PASAL 4 AYAT (2) (BERSIFAT FINAL)

 Penghasilan dari Persewaan Tanah & atau Bangunan (PP No. 29 Thn 1996 Jo. PP No.5
Tahun 2002) DIPOTONG DGN TARIF 10% DARI JUMLAH BRUTO*
 Penghasilan dari Hadiah Undian (PP No. 132 Thn 2000) DIPOTONG DGN TARIF
25% DARI JUMLAH BRUTO*
 Penghasilan dari Jasa Konstruksi (PP No. 51 Thn 2008) DIPOTONG DGN TARIF
PELAKSANAAN :
- 2% DARI JUMLAH BRUTO* UTK YG MEMILIKI KUALIFIKASI USAHA
KECIL
- 4% DARI JUMLAH BRUTO* UTK TIDAK MEMILIKI KUALIFIKASI USAHA
- 3% DARI JUMLAH BRUTO YG MEMILIKI KUALIFIKASI MENENGAH DAN
BESAR
OBJEK PEMOTONGAN PPH PASAL 4 AYAT (2)

 Penghasilan dari Transaksi derivatif berupa Kontrak berjangka yg Diperdagangkan di


Bursa (PP No. 17 Thn 2009) dipungut dengan tarif 2,5% dari margin awal
 Penghasilan dari Bunga Obligasi (PP No. 16 Thn 2009) dipotong 5% s.d 20%
 Penghasilan Bunga Simpanan Koperasi yg dibayar kepada anggotanya (PP No. 15 Thn
2009) dipotong 20% dari jumlah bruto* untuk bunga > Rp 240.000/BULAN
 Penghasilan dari Bunga deposito &Tabungan serta Diskonto SBI (PP No. 11 Thn 2000)
dipotong 20% dari jumlah bruto, kecuali jumlah Depo dan SBI tidak melebihi Rp 7,5
JUTA & bunga yang diterima dana pensiun, perbankan dan dalam rangka RS dan RSS
tertentu
 Penghasilan dari Penjualan saham (PP No. 41 Thn 1994 jo. PP No. 17 Thn 1997)
dipotong dengan tarif 0,1% dari jumlah bruto * nilai transaksi
PENGHASILAN DARI PERSEWAAN TANAH DAN/ATAU BANGUNAN ( PP No. 29 TAHUN 1996 jo.
PP No.5 Tahun 2002 )

 Dasar hukum peraturan pemerintah PP No.29 Tahun 1996 jo. PP No.5 Tahun 2002
 Dasar hukum keputusan menteri keuangan No. 394/KMK.04/1994 jo. No. : 120/KMK.03/2002
 Dasar hukum dirjen pajak KEP-50/PJ/1996, KEP-227/PJ/2002

Objek PPh penghasilan yang diterima oleh orang pribadi dan badan dari penyewaan tanah dan/atau bangunan
berupa : Tanah, Kondominium, Rumah, Gedung perkantoran, Rumah susun, Pertemuan/pertokoan, Apartemen,
Rumah kantor, Toko dan Gudang dan bangunan industry

Yang tidak termasuk objek persewaan dan atau bangunan berupa objek pajak hotal dan restoran (pajak daerah)
yaitu :

1. Fasilitas penginapan atau fasilitas tinggal jangka pendek;


2. Pelayanan penunjang sbg kelengkapan fasilitas penginapan atau tinggal jangka pendek yg sifatnya
memberikan kemudahan dan kenyamanan
3. Jasa persewaan ruang untuk kegiatan acara atau pertemuan hotel
03
Tarif dan dasar
pengenaan pph 24
pasal 4 ayat 2 final
(Aromatherapy)
Berdasarkan dari pph 24 pasal 4 ayat 2 dengan undang-undang pph nomor 36
tahun 2008 yang terdiri dari Bunga Deposito &Tabungan, Bunga Obligasi, Bunga
Simpanan Koperasi bagi Wajib Pajak, Hadiah Undian, dan Transaksi Saham atau
Sekuritas. Penghasilan dari hadiah undian, hadiah atau penghargaan perlombaan,
hadiah sehubungan dengan pekerjaan, jasa, dan kegiatan, ataupun penghargaan
saja akan dikenakan tarif pajak. Berikut adalah tarif yang dikenakan sesuai dengan
pph 24 pasal 4 ayat 2 berdasarkan penghasilan dari hadiah undian:

NO JENIS HADIAH TARIF SIFAT


1 Hadiah Undian 25 % Final
Hadiah atau penghargaan OPDN Psl. 17 (PPh 21) Tidak Final
perlombaan, penghargaan, WPLN non BUT 20% Tidak Final
2 dan hadiah sehubungan (PPh 26)
dengan pekerjaan, jasa, dan WP BDN DN/BUT 15% Tidak Final
kegiatan (PPh 23)
04
contoh kasus untuk
perhitungan Pajak
Penghasilan Pasal 4 ayat
(2)
Contoh kasus 1 Pada 31 Januari 2023, dilakukan pembayaran tahap I
kepada PT AAA sebesar Rp1.750.000.000. Pembayaran dilakukan
dengan nomor Faktur Pajak 010.000-15.00000830 tertanggal 1
Desember 2022. Pembayaran tahap II dilakukan Bpk. Kelik pada 5 Juli
2023 sebesar Rp65.000.000. Pembayaran dilakukan atas nomor seri
Faktur Pajak 010.000-15.00000950 tertanggal 30 Juni 2023.

Berdasarkan data di atas, maka kewajiban pajak yang harus dipenuhi


sebagai berikut:
Berikut ini contoh kasus 2 untuk perhitungan Pajak Penghasilan Pasal
4 ayat (2) untuk hadiah undian:

MowFit menyelenggarakan penarikan hadiah undian atas kupon-kupon yang


telah dikirimkan oleh para pelanggannya, dengan hadiah senilai
Rp100.000.000. Dalam penarikan undian tersebut nama Budiman muncul
sebagai pemenang hadiah undian. Bagaimana penghitungan Pajak
Penghasilan (PPh) Pasal 4 ayat (2) atas hadiah undian yang harus dipotong
oleh MowFit?

Jawab:

PPh Pasal 4 ayat (2) yang dipotong oleh MowFit adalah 25% x Rp
100.000.000 : Rp. 25.000.000
THANK YOU!

Anda mungkin juga menyukai