Anda di halaman 1dari 48

Kelompok 3

akuntansi Pajak
Anggota : Sintia Tri rahayu (20640015)
Tia Kusuma (20640012)
Friska diandra F.u (20640011)
PAJAK PENGHASILAN PASAL 22
(Pajak yang dipungut Sehubung dengan Impor dan pembayaran oleh
Bendaharawan)
Pengertian Umum
Pajak penghasilan pasal 22 adalah pajak yang dipungut oleh bendaharawan pemerintah,sehubung
dengan pembayaran atas penyerahan barang dan badan-badan tertentu untuk memungut pajak
dari wajib pajak yang melakukan kegiatan dibidang impor atau kegiatan usaha dibidang lain.
Berdasarkan ketentuan ini yang dapat ditunjuk sebagai pemungut pajak adalah :
• Bendaharawan pemerintah, termasuk bendaharawan pada pemerintah pusat,Daerah,Intansi,atau
lembaga Pemerintah dan Lembaga-lembaga negara lainnya.
• Badan –badan Pemerintah tertentu,baik badan pemerintah maupun swasta berkenaan dengan
kegiatan dibidang impor,atau kegiatan dibidang lain.
PEMUNGUT PAJAK

1. Bank Deisa dan Diriktorat Jendral Bea dan Cukai,atas Inpor Barang;
2. Direktorat Jendral Anggaran,Bendaharawan pemerintah,baik di pemerintah pusat maupun
ditingkat pemerintah Daerah,yang melakukan pembayaran atas pembelian barang;
3. Badan usaha milik Negara dan Badan usaha Mikik Daerah,yang melakukan pembelian barang
dengan dana yang bersumber dari belanja negara (APBN) dan atau belanja daerah
(APBD),kecuali badan-badan tersebut pada butir 4;
4. Bank Indonesia (BI),Badan penyehatan dan Perbankan Nasional (BPPN),Badan usaha Logistik
(BULOG), PT.telkomunikasi Indonesia (Telkom),PT.Prusahaan Listrik Negara (PLN),PT
Garuda Indonesia,PT.Indosat,PT.Krakatau steel,peramina dan bank-bank BUMN.
5. Badan usaha yang bergerak dalam bidang usaha semen,industri rokok,industri kertas,industri
baja,dan industri otomotif.
6. Pertamina serta badan usaha lainnya yang bergerak dalam bidang bahan bakar minyak jenis
premik,super TT dan gas atas penjualan hasil produkainya.
Tarif Pajak

Berdasarkan Pungutan Pajak penghasilan pasal 22 ditetapkan sebagai berikut :


a. Atas Impor
b. Atas Pembelian barang yang dilakukan oleh Direktorat Jendral Anggaran dan
Bendaharawan pemerintah serta BUMN/BUMD sebagaimana dimaksud dalam
butir 2,3 dan 4 yaitu sebesar 1,5% (satu setengah persen) dari harga pembelian.
c. Atas penjualan dari hasil produksi atau penyerahan barang sebagaimana
dimaksud dalam butir ke 5 dan 6 berdasarkan ketentuan yang ditetapkan lebih
lanjut dengan keputusan Direktur Jendral Pajak.
SAAT TERUTANG DAN PELUNASAN/PEMUNGUTAN PPh PASAL 22
1. PPh pasal 22 atas impor terutang dan dilunasi bersamaan dengan saat pembayaran Bea
Masuk.Dalam hal pembayaran Bea masuk ditunda atau dibebaska,maka pph pasal 22
terutang dan dilunasi pada saat penyelesaian dokumen pemeraintahan impor barang(PIB)
2. PPh pasal 22 atas pembelian barang oleh Direktorat Jendral anggaran,bendaharawan
pemerintah pusat/Daerah,BUMN/BUMD,terutang dan dipungut oileh setiap dilakukan
pembayaran.
3. Pph pasal 22 atas penjualan hasil produksi didalam negri oleh badan usaha yang bergerak
dibidang industri semen,industri rokok,kertas,baja dan industri otomotif.
4. Pph pasal 22 atas penjualan hasil produksi oleh pertamina dan badan selain pertamina yang
bergerak dibidang bahan bakar minyak jenis premix dan gas.
5. Pph pasal 22 atas penyerahan gula pasir dan tepung terigu oleh bulog harus dilunasi sendiri
oleh penyalur,glosir,sebelum surat perintah pengeluaran Barang (Delivvvery order) ditebus.
TATA CARA PENYETORAN DAN PELAPOR pph PASAL 22

1. Atas Impor
a.Impor silengkapi dengan LKP (Laporan kelengkapan pemeriksaan)
b.Impor tidak dilengkapi dengan LKP
Direktorat Jendral Bea cukai harus menyetorkan pemungutan pph pasal 22 atas impor dalam jangka
waktu sehari setelah pemungutan pajak dilakukan dikantor pos atau bank-bank persepsi.
2. Direkrorat Jendral Anggaran,Bendaharawan pemerintah pusat/Daerah,BUMN/BUMD,harus
memungut dan pemyetorkan pemungutan pph pasal 22 ke kantor pos atau bank-bank presepsi
pada hari yang sama dengan pelaksanaan pembayaran .
3. Badan usaha yang bergerak dibidang industri semen,rokok,kertas,baja dsn otomotif
4. Pph pasal 22 dari penyerahan oleh perrtamina atau hasil produksinya,dari penyerahan bahan bakar
minyak dan gas oleh badan usaha selain pertamina dan dari penyerahan gula pasir dan teoung
terigu oleh bulog.
PAJAK PENGHASILA PASAL 23
(Penghasilan dari Modal,Jsa,atau Kegiatan)

PENGERTIAN
Pajak Penghasilan (pph) pasal 23 adalah pajak yang dipotong atas
penghasilan dengan nama dan dalam bentuk apapun yang berasal dari
modal,penyerahan jasa,atau penyelenggaraan kegiatan selain telah
dipotong pph pasal 21.
PEMOTONG DAN PENERIMA PENGHASILAN YANG DIPOTONG pph
PASAL 23

1. Pemotong pph pasal 23 adalah:


a. Badan pemerintah;
b.subjek pajak badan dalam negri
c. Penyelenggara kegiatan
d. Bentuk usaha tetap (BUT)
e. Perwakilan perusahaan luar negri lainnya.
f. Orang pribadi sebagai wajib pajak (WP)
2. Penerima penghasilan yang dipotong pph pasal 23:
a. WP dalam negri
b. BUT
TARIF DAN OBJEK pph PASAL 23

1. 15% dari jumlah bruto atas :


a. Deviden
b. Bunga,termasuk premium,diskonto,dan imbalan sehubung dengan jaminan pengembangan
utang
c. Royalti
d. Hadiah dan penghargaan selain yang telah dipotong pph pasal 21 (yang dibayarkan oleh
perusahaan,badan,dan penyelenggaraan kegiatan yang melakukan pembayaran sehubung
dengan pelaksanaan suatu kegiatan)
2. 15% dari jumlah bruto dan bersifat final atas bunga simpanan yang dibayarkan oleh koprasi
3. 15% dari perkiraan penghasilan netto.
SAAT TERUTANG,PEMYETORAN,DAN PELAPORAN Pph PASAL
23

1. Saat Terutang.
Pph pasal 23 terutang pada bulan dilakukannya pembayaran atau bulan terutangnya
penghasilan yang bersangkutan
2. Penyetoran
Pph pasal 23 harus disetorkan oleh pemotong pajak selambat-lambatnya tanggal sepuluh
takwim berikutnya setelah bulan saat terutang pajak.
3. Pelaporan
Pelaporan dilakukan dengan cara menyampaikan SPT Masa ke Kantor pelayanan pajak
dimana pemotong pajak terdaftar,selambat-lambatnya 20 hari setelah Masa pajak berakhir.
BUKTI PEMOTONG Pph PASAL 23
Pemotong pajak harus memberikan Bukti pemotongan Pph oasal 23 (from KP.PPh.2.6/BP/95) kepada orang
pribadi atau badan yang telah dipotong pph pasal 23.
Contoh :
1. Yudha mendapat penghasilan berupa bunga deposito Rp 200.000,00
pph pasal 23=15% x Rp 200.000,00 = Rp 30.000,00 (final)
2. Untuk memudahkan pelaksanaan operasional harian karyawan,PT Gemerlap menyewa 3 bus milik PO Bintang
dengan pembayaran sewa Rp 15.000.000,00 / bulan. Dalam kontrak tersebut,uang sewa termasuk biaya sopir
Rp 4.000.000,00 dan biaya pemeliharaan Rp 2.500.000,00.
pph pasal 23 :
Jumlah uang sewa Rp 15.000.000,00
Perkiraan penghasilan netto 20%
Dasar pemotongan Pph pasal 23 Rp 3.000.000,00
Pph Pasal 23 = 15% x Rp 3.000.000,00 Rp 450.000,00
lanjutan
3. PT SHINTA berusaha dibidang konsultan teknik. Tahun 2002 perusahaan
tersebut menerima prder dalam PT RAMA untuk merancang desain gedung
baru dengan imbalan Rp 120.000.000,00. Berapa Pph pasal 23?
Pph pasal 23 :
Jumlah imbalan Rp 120.000.000,00.
Perkiraan penghasilan netto 40%
Dasar pemotongan pph pasal 23Rp 48.000.000,00.
Pph pasal 23=15% x Rp 48.000.000,00 Rp 7.200.000,00.
PAJAK PENGHASILAN PASAL 24
( Kredit Pajak Maksimum )

Pengertian

Pajak penghasilan pasal 24 merupakan pajak yang terutang atau dibayarkan


diluar negeri atas penghasilan yang diterima atau diperoleh dari luar negeri
yang dapat dikreditkan terhadap pajak penghasilan yng terutang atas seluruh
penghasilan wajib pajak dalam negeri. Pada prinsipnya wajib pajak dalam
negeri terutang pajak atas seluruh penghasilan yang diterima atau diperoleh
baik dalam negeri maupun dari luar negeri. Pengkreditan pajak luar negeri
tersebut dilakukan dalam tahun pajak digabungkanya penghasilan dari luar
negeri tersebut dengan penghasilan di Indonesia.
PERMOHONAN KREDIT PAJAK LUAR NEGERI

Untuk melaksanakaan pengkreditan pajak luar negeri, wajib pajak wajib


menyampaikan permohonan kepada Dirjen Pajak yang dilampiri:

a. Laporan keuangan dari penghasilkan yang berasal dari luar negeri;


b. Fotokopi surat pemnberitahuan pajak yang di sampaikan di luar negeri;
c. Dokumen pembayaran pajak luar negeri.
Penggabungan Penghasilan
Penggaabungan penghasilan yang berasal dari luar negeri dilakukan sebagai
berikut:
a. Untuk penghasilan usaha dilakukan dalam tahun pajak diterimanya
penghasilan tersebut;
b. Untuk penghasilan lainya dilakukan dalam tahun pajak diterimanya
penghasilan tersebut;
c. Untuk penghasilan dividen yang diperoleh wajib pajak luar negeri atau wajib
pajak negeri lainya sekurang-kurangnya sebesar 50% dari jumlah saham yang
disetor pada badan usaha diluar negeri yang sahamnya tidak diperjual belikan
di bursa efek. Dilakukan dalam tahun pajak pada saat perolehan dividen tsb.
Saat diperolehnya dividen tersebut ditentukan sebagai berikut:

1. Pada bulan keempat setelah berakhirnya batas waktu kewajiban


pennyampaian surat pemberitahuan tahunan pajak penghasilan badan
usaha diluar negeri tersebut untuk tahun pajak yang bersangkutan; atau
2. Apabila tidak ada ketentuan batas waktu penyampaian surat
pemberitrahuan pajak penghasilan, atau tidak ada kewajiban
penyampaian surat pemberitahuan tahunan pajak penghasilan, maka saat
diperolehnya dividen adalah pada bulan ketujuh setelah tahun pajak
berakhir.
PENENTUAN SUMBER PENGHASILAN
Dalam menghitung batas jumlah pajak atau penghasilan yang di bayar atau
terutang diluar negeri yang boleh dikreditkan, perlu diperhatikan penentuan
sumber penghasilan sebagai berikut:
• Penghasilan dalam saham dean sekuritas lainya adalah negara tempat badan
yang menerbitkan saham atau sekuritas tersebut bertempat kedudukan;
• Penghasilan berupa bunga, royalty, dan sewa sehubungan dengan
penggunaan harta gerak adalah negara tempat pihak yang membayar atau di
bebani buanga,royalty, atau sewa tersebut bertempat kedudukan atau berada;
• Penghasilan berupa sewa sehubungan dengan penggunaan harta gerak adalah
negara tempat harta tersebut terletak;
• Penghasilan berupa imbalan sehubungan dengan jasa, pekerjaan dan
kegiatan adalah negara tempat pihak yang membayar atau di bebani
imbalan tersebut bertempat kedudukan atau berada;
• Penghasilan bentuk usaha tetap adalah negara tempat bentuk usaha tetap
tersebut menjalankan usaha atau melakukan kegiatan.
JUMLAH KREDIT PAJAK YANG DIPERBOLEHKAN

• Jumlah kredit pajak yang diperbolehkan adalah: hanya atas pajak yang
langsung dikenakan atas penghasilan yang diterima atau diperoleh wajib
pajak dari luar negeri; dan setinggi-tingginya sama dengan jumlah pajak
yang dibayar atau terutang diluar negeri. Jumlah kredit pajak yang
diperbolehkan adalah setinggi-tingginya sama dengan jumlah pajak yang
dibayar atauterutang diluar negeri, tetapi tidak boleh melebihi jumkah yang
dihitung menurut perbandingan antara penghasilan dari luar negeri terhadap
penghasilan kena pajak dikalikan dengan pajak yang terutang atas
penghasilan kena pajak.
PENGHASILAN LUAR NEGERI BERASAL DARI BEBERAPA NEGARA

• Apabila penghasilan luar negeri berasal dari beberapa negara, maka


jumlah maksimum kredit pajak luar negeri dihitung untuk masing-masing
negara dengan menerapkan perhitungan sebagai berikut.
KERUGIAN DI LUAR NEGERI

Dalam menghitung penghasilan kena pajak, kerugian yang diderita di luar


negeri tidak boleh di pergabungkan/dikompensasikan dengan penghasilan
yang diterima atau diperoleh di Indonesia.
KERUGIAN DI DALAM NEGERI

Dalam menghitung penghasilan kena pajak, kerugian yang diderita di dalam


negeri boleh digabungkan/kompensasikan dengan penghasilan yang di
terima atau di peroleh di luar negeri.
PAJAK PENGHASILAN PASAL 25
(PEMBAYARAN PAJAK TAHUN BERJALAN)

Pengertian
Pajak penghasilan pasal 25 merupakan pajak penghasilan yang harus dibayar
sendiri oleh wajib pajak untuk setiap bulan dalam tahun pajak berjalan
sebagaimana dimaksud dalam pasal 25 undang-undang pajak penghasilan.

Besarnya Angsuran Pph Pasal 25


Besarnya angsuran pajak dalam tahun pajak berjalan yang harus di bayar
sendiri oleh wajib pajak untuk setiap bulan adalah sebesar pajak penghasilan
yang terutang menurut surat pemberitahuan pajak penghasilan.
Besarnya Angsuran Pph Pasal 25 untuk Bulan-bulan Sebelum Batas Waktu Penyampaian SPT

Mengingat batas waktu penyampaian Surat Pemberitahuan Tahunan Pajakn


Penghasilan adalah 3(tiga) bulan setelah tahun pajak berakhir. Maka
besarnya angsuran pajak yang harus dibayar sendiri oleh wajib pajak untuk
berbulan-bulan sebelum batas waktu penyampaian surat pemberitahuan
tahunan pajak penghasilan adalah sama dengan besarnya angsuran pajak
untuk bulan terakhir dari tahun pajak yang lalu, sepanjang tidak kurang dari
rata-rata serta angsuran bulanan pajak tahun lalu.
Surat Ketetapan Pajak Sebagai Dasar Perhitungan Pph pasal 25
Apabila dalam tahun pajak berjalan diterbitkan surat ketapan pajak untuk tahun
pajak yang lalu, besarnya angsuran pajak dihitung berdasarkan surat ketetapan
pajak tahun pajak tersebut dan berlaku mulai bulan penerbitan surat ketetapan
pajak.
Angsuran Pph pasal 25 untuk setiap bulan dan sesudah adanya keputusan
mengenai kelebihan pembayaran pajak.
apabila pajak penghasilan yang menurut Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak
Penghasilan tahun Pajak yang lalu lebih kecil dari jumlah pajak penghasilan yang
telah dibayar,dipotong, dan/atau dipungut selama tahun pajak yang bersangkutan,
dan oleh karena itu wajib pajak mengajukan permohonan kelebihan pembayaran
pajak atau permohonan untuk menghitungkan dengan uang pajak lainya.
PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 25 DALAM HAL-HAL
TERTENTU.
perhitungan besarnya angsuran pajak yang harus dibayar sendiri oleh wajib pajak dalam
tahun berjalan, antara lain apabila:
a. Wajib pajak berhak atas kompensasi kerugian;
b. Wajib pajak memperoleh penghasilan tidak teratur;
c. Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak penghasilan tahun yang lalu disampaikan setelah
lewat batas waktu yang ditentukan;
d. Wajib pajak diberikan perpanjangan jangka waktu penmyampaian Surat Pemberitahuan
Tahunan Pajak Penghasilan;
e. Wajib pajak membetulkan sendiri SPT Pajak Penghasilan yang mengakibatkan
angsuran bulanan lebih besar dari angsuran bulanan sebelum pembetulan;
f. Terjadi perubahan keadaan usaha atau kegiatan wajib pajak;
WAJIB PAJAK BERHAK ATAS KOMPENSASI KERUGIAN

• Apabila terdapat sisa kerugian yang belum dikompensasi, adalah pajak


penghasilan yang dihitung atas dasar penghasilan neto dikurangi dengann
jumlah sisa kerugian yang belum dikompensasi tsb;
• Setelah tahun pelaksanaan kompensasi kerugian berakhir, adalah pajak
penghasilan yang dihitung atas dasar penghasilan neto tanpa
memperhatikan kompensasi kerugian tsb.
WAJIB PAJAK MEMPEROLEH PENGHASILAN TIDAK TERATUR

Penghasilan tidak teratur adalah:


Penghasilan yang diterima atau diperoleh selain dari kegiatan
usaha,pekerjaan bebas, pekerjaan,dan/atau modal ,misalnya:
Keuntungan dan pengalihan harta.
dalam hal wajib pajak memperoleh penghasilan tidak teratur maka dasar
perhitunganya. Pajak perhitungan adalah hanya penghasilan neto yang
diterima atau diperoleh secara teratur menurut surat pemberitahuan tahunan
pajak penghasilan tahun lalu.
Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan Tahun yang Lalu Disampaikan Setelah Lewat Batas
Waktu yang Ditentukan

• Mulai batas waktu tersebut sampai dengan bulan disampaikanya SPT yang
bersangkutan, besarnya Pph pasal 25 adalah sama dengan besarnya
angsuran pajak untuk bulan terakhir dari tahun pajak yang lalu;
• Setelah wajib pajak menyampaikan SPT Pajak Penghasilan, brsarnya Pph
pasal 25 dihitung sebagai berikuy:
a. sebesar pajak penghasilan yang terutang menurut SPT pajak penghaslan
tahun pajak yang lalu dikurangi dengan pajak penghasilan yang dipotong
dan/atau dipungut serta pajak penghasilan yang dibayar atau terutang.
b. Dalam hal wajib pajak berhak atas kompensasi kerugian atau dalam hal
wajib pajak memperoleh penghasilan tidak teratur, maka besarnya Pph pasal
n25 dihitung Kembali berdasarkan ketentuan yang berlaku bagi wajib pajak
yang berhak atas kompensasi kerugian atau wajib pajak memperoleh
penghasilan tidak teratur sebagaimana telah diuraikan di depam
c. Penghitungan Kembali tersebut berlaku mulai bulan batas waktu
penyampaian surat pemberitahuan pajak penghasilan, yaitu tiga bulan
setelah akhir tahun pajak.
Wajib Pajak Diberikan Perpanjangan Jangka Waktu Penyampaian Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak
Penghasilan

• Mulai bulan batas waktu penyampaian surat pemberitahuan tahunan pajak


penghasilan sampai dengan bulan disampaikanya surat pemberitahuan
tahunan yang bersangkutan adalah sama dengan besarnya Pph pasal 25
yang dihitung bersadarkan perhitungan sementara yg disampaikan oleh
wajib pajak.
• Setelah wajib pajak menyampaikan SPT Pajak penghasilan, besarnya
pajak penghasilan pasal 25 dihitung sebagai berikut:
Wajib Pajak Diberikan Perpanjangan Jangkan Waktu Penyampaian Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan

• Mulai bulan batas waktu penyampaian SPT pajak Penghasilan sampai


dengan bulan disampaikanya SPT yang Bersangkutan adalah sama dengan
besarnya pajak penghasilan pasal 25 pada saat mengajukan permohonan
izin perpanjangan, kecuali apabila besarnya pajak penghasilan pasal 25
untuk bulan terakhir dari tahun pajak yang lalu atau rata-rata angsuran
bulanan tahun pajak yang lalu jumlahnya lebih besar.
• Setelah wajib pajak menyampaikan SPT pajak penghasilan, besarnya
pajak perhasilan pasal 25 dihitung Kembali sebagai berikut :
a. Sebesar pajak penghasilan yang terutang menurut SPT pajak penghasilan
tahun pajak yang lalu dikurangi dengan pajak penghasilan yang dipotong
dan/atau dipungut serta pajak penghasilan yang dibayar atau terutang
diluar negeri yang boleh dikreditkan sebagaimana dimaksudkan dalam
pasal 21,22,23,dan pasal 24 UU KUP dibagi 12(duabelas) atau
banyaknya bulan dalam tahun pajak.
b. Dalam hal wajib pajak berhak atas kompoensasi ataunkerugian dalam
hal wajib pajak memperoleh penghasilan tidak teratur maka besarnya
Pph pasal 25 dihitung Kembali berdasarkan ketentuan yang berlaku bagi
wajib pajak yang memperoleh kompensasi kerugian.
Wajib Pajak Mmbetulkan Sendiri Surat Pmeberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan yang
Mengakibatkan Angsuran Bulanan Lebih Besar dari Angsuran Bulanan Sebelum Pembetulan

Apabila dalam tahun pajak berjalan wajib pajak membetulkan sendiri SPT
pajak penghasilan tahun pajak yang lalu dan besaranya Pph pasal 25 yang di
hitung berdasarkan pembetulan tersebut lebih besar dari Pph pasal 25
sebelum dilakukan pembetulan. Berdasarkan pembetulan tersebut dan
berlaku mulai batas waktu penyampaian SPT Pajak Penghasilan, yaitu
3(tiga) bulan setelah akhir tahun pajak.
Terjadi Perubahan Keadaan Usaha atau Kegiatan Wajib Pajak

Wajib pajak dapat melakukan permohonan pengurangan besarnya Pph pasal


25 dapat dilaksanakan dengan cara sebagai berikit:
1. Diajukan secara tertulis kepada Kepala Kantor Pelayanan Pajak temoat
wajib pajak terdaftar;
2. Wajib pajak hrus menyampaikan perhitungam besarnya Pph pasal 25
yang akan terutang berdasarkan perkiraan penghasilan yang akan
diterima.
3. Apabila dalam jangka waktu satu bulan sejak diterima nya dengan
lengkap surat permohonan pengurangan tersebut, kepala kantor pajak
tidak memberi keputusan, maka pengurangan tersebut di anggap
diterima.
PAJAK PENGHASILAN PASAL 25 BAGI WP BARU,BANK,SEWA
GUNA USAHA DENGAN HAK OPSI DAN BUMD

Pada prinsipnya perhitungan besarnya angsuran bulanan dalam tahun pajak


berjalan berdasarkan pada SPT pajak penghasilan yang lalu.
Pph Pasal 25 Bagi Wajib Pajak Baru
Bagi wajib pajak baru yang mulai menjalankan usaha atau melakukan
kegiatan yang dalam tahun pajak berjalan,perlu diatur mengenai besarnya
angsuran pajak yang hrus dibayar sendiri oleh wajib pajak dalam tahun
pajak berjalan. Karena wajib pajak harus baru belum memasukan SPT pajak
penghasila.
Apabila wajib pajak tersebut merupakan wajib pajak orang pribadi, maka
penghasilan neto yang disetahunkan dikurangi terlebih dahuku dengan
penghasilan tidak kena pajak.
Penghasilan neyo tersebut ditentukan sebagai berikut.
a. Dalam hal wajib pajak baru menyelenggarakan pembukuan dan dari
pembukuanya dapat dihitung besarnya penghasilan neto setiap bulan,
maka penghasilan neto wajib dapat dihitung berdasarkan pembukuannya.
b. Dalam hal wajib pajak ntersebut menggunakan norma perhitungan
penghasilan neto atau menyelenggarakan pembukuan tetapi dari
pembukuanya tidak dapat dihitunh besarnya penghasilan neto setiap
bulan, maka neto wajib pajak barubtsb dhitungbberdasarkan norma
perhitungan penghasilan neto atas peredaran dan penerimaan bunganya.
Pph Pasal 25 bagi WP Bnk dan Sewa Guna Usaha Dengan Hak Opsi

Besarnya anguran pajak penghasilan dalam tahun pajak berjalan untuk setiap
bulan yang harus dibayar sendiri oleh wajib pajak yang bergerak dalam
bidanv perbankan atau sewa guna usaha dengan hak opsi adalah jumlah
Pajak penghasilan yangvterutang berdasarkan laporan keuangan triwulan
terakhir yang di setahunkan lalu di bagi 12(duabelas)
Pph Pasal 25 bagi WP BUMN dan BUMD
• Besarnya angsuran pajak penghasilan pasal 25 setiap bulan bagi BUMN
dan BUMD selain bank dengan nama dan dalam bentuk apapun, adalah
jumlah pajak penghasilan yangvterutang atas penghasilan kena pajak
berdasarkan rencana kerja dan anggaran pendapatan dan belanja negaera
(RKAP)
• Dalam hal rencana kerja dan anggapan (RKAP) belum disahkan maka
besarnta angsuran Pph pasal 25 setiap bulan adalah sama dengan angsuran
pajak penghasilan pasal 25 pada bulan terakhir tahun pajak.
• Dalam hal ini wajib pajak BUMN/BUMD tersebut adalah wajib pajak
baru, tetapi dihitung berdasarjan RKAP sebagaimana mestinya.
PERHITUNGAN PAJAK PADA AKHIR TAHUN ( PPh PASAL 28/29)

Pada akhir tahun pajak , wajib pajak dalam negeri dan bentuk usaha yang
diwajibkan melakukan penghitungan pajak yangvterutang atas seluruh
penghasilan yangditerima atau di peroleh dalam tahun pajak yang
bersangkutan,

Kredit Pajak
kredit pajak yang dapat dikurangkan terhadap pajak yang terutng pada akhir
tahun adalah pajak penghasilan yang dilunasi dalam tahun berjalan, baik
yang dibayar sendiri oleh wajib pajakn dan bentuk usaha tetap tersebut
ataupun yang dipotong serta dipungut oleh pihak lain yaitu berupa:
• Pajak Penghasilan Pasal 21
• Pajak Penghasilan Pasal 22
• Pajak Penghasilan Pasal 23
• Pajak Penghasilan Pasal 24
• Pajak Penghasilan Pasal 25
• Pemotongan pajak atas penghasilan yang dimaksud dalam pasal 26bayat(5)
Undang-Undang Pajak Penghasilan yaitu;
a. Pemotongan pajak atas penghasilan kantor pusat dari usaha atau
kegiatan,penjualan barang atau pemberian jasa.
b. Pemotongan pajak atas penghasilan berupa dividen,bunga termasuk
premium,diskonto, dan imbalan sehubungan dengan jaminan pengembalian
utang.
c. Pemotongan atas hasil yang diterima atau diperoleh orang pribadi atau
badan usaha luar negeri yang berubah status menjadi wajib pajak dalam
negeri atau bentuk usaha tetap.

PPh pasal 29 YANG TERUTANG LEBIH BESAR DIBANDING KREDIT PAJAK.


Apabila pajak penghasilan yang terutang untuk satu tahun pajak ternyata
lebih besar daripada jumlah kredit pajak,kekurangan pajak yangvterutang
tersebut harus dilunasi selambat-lambatnya tanggal 25(duapuluhlima) bulan
ketiga setelah tahun pajak berakhir.
PPh PASAL 28 YANG TERUTANG LEBIH KECIL DARPADA
KREDIT PAJAK
Apabila kredit yang terutang untuk satu tahun pajak ternyata lebih kecil dari
jumlah kredit pajak, setelah dilakukan pemeriksaan, kelebihan pembayaran
pajak dikembalikan setelah di perhitungkan dengan utang pajak berikut
sanksi-sanksi nya. Untuk kepentingan pemeriksaan, Direktur Jendral Pajak
atau penjabat lain yang di tunjuk untuk mengadakan pemeriksaan atas
laporan keuangan,buku-buku dan cacatan lainya.
PAJAK YANG TERUTANG NIHIL
Hasil pengurangan pajak yang terutang pada akhir tahun pajak dengan kredit
pajak untuk tahun pajak yang bersangkutan dapat pula mengakibatkan pajak
penghasilan yang terutang menjadi “NIHIL”, artinya jumlah pajak
penghasilan yang terutang pada akhir tahun pajak sama dengan jumlah
kredit pajak untuk tahun pajak yang bersangkutan.
Meskipun pajak penghasilan yang terutang “NIHIL” kepada wajib pajak
tetap diwajibkan untuk menyampaikan Surat Pemberitahuan Tahunan.
TERIMA KASIH <3 

Anda mungkin juga menyukai