akuntansi Pajak
Anggota : Sintia Tri rahayu (20640015)
Tia Kusuma (20640012)
Friska diandra F.u (20640011)
PAJAK PENGHASILAN PASAL 22
(Pajak yang dipungut Sehubung dengan Impor dan pembayaran oleh
Bendaharawan)
Pengertian Umum
Pajak penghasilan pasal 22 adalah pajak yang dipungut oleh bendaharawan pemerintah,sehubung
dengan pembayaran atas penyerahan barang dan badan-badan tertentu untuk memungut pajak
dari wajib pajak yang melakukan kegiatan dibidang impor atau kegiatan usaha dibidang lain.
Berdasarkan ketentuan ini yang dapat ditunjuk sebagai pemungut pajak adalah :
• Bendaharawan pemerintah, termasuk bendaharawan pada pemerintah pusat,Daerah,Intansi,atau
lembaga Pemerintah dan Lembaga-lembaga negara lainnya.
• Badan –badan Pemerintah tertentu,baik badan pemerintah maupun swasta berkenaan dengan
kegiatan dibidang impor,atau kegiatan dibidang lain.
PEMUNGUT PAJAK
1. Bank Deisa dan Diriktorat Jendral Bea dan Cukai,atas Inpor Barang;
2. Direktorat Jendral Anggaran,Bendaharawan pemerintah,baik di pemerintah pusat maupun
ditingkat pemerintah Daerah,yang melakukan pembayaran atas pembelian barang;
3. Badan usaha milik Negara dan Badan usaha Mikik Daerah,yang melakukan pembelian barang
dengan dana yang bersumber dari belanja negara (APBN) dan atau belanja daerah
(APBD),kecuali badan-badan tersebut pada butir 4;
4. Bank Indonesia (BI),Badan penyehatan dan Perbankan Nasional (BPPN),Badan usaha Logistik
(BULOG), PT.telkomunikasi Indonesia (Telkom),PT.Prusahaan Listrik Negara (PLN),PT
Garuda Indonesia,PT.Indosat,PT.Krakatau steel,peramina dan bank-bank BUMN.
5. Badan usaha yang bergerak dalam bidang usaha semen,industri rokok,industri kertas,industri
baja,dan industri otomotif.
6. Pertamina serta badan usaha lainnya yang bergerak dalam bidang bahan bakar minyak jenis
premik,super TT dan gas atas penjualan hasil produkainya.
Tarif Pajak
1. Atas Impor
a.Impor silengkapi dengan LKP (Laporan kelengkapan pemeriksaan)
b.Impor tidak dilengkapi dengan LKP
Direktorat Jendral Bea cukai harus menyetorkan pemungutan pph pasal 22 atas impor dalam jangka
waktu sehari setelah pemungutan pajak dilakukan dikantor pos atau bank-bank persepsi.
2. Direkrorat Jendral Anggaran,Bendaharawan pemerintah pusat/Daerah,BUMN/BUMD,harus
memungut dan pemyetorkan pemungutan pph pasal 22 ke kantor pos atau bank-bank presepsi
pada hari yang sama dengan pelaksanaan pembayaran .
3. Badan usaha yang bergerak dibidang industri semen,rokok,kertas,baja dsn otomotif
4. Pph pasal 22 dari penyerahan oleh perrtamina atau hasil produksinya,dari penyerahan bahan bakar
minyak dan gas oleh badan usaha selain pertamina dan dari penyerahan gula pasir dan teoung
terigu oleh bulog.
PAJAK PENGHASILA PASAL 23
(Penghasilan dari Modal,Jsa,atau Kegiatan)
PENGERTIAN
Pajak Penghasilan (pph) pasal 23 adalah pajak yang dipotong atas
penghasilan dengan nama dan dalam bentuk apapun yang berasal dari
modal,penyerahan jasa,atau penyelenggaraan kegiatan selain telah
dipotong pph pasal 21.
PEMOTONG DAN PENERIMA PENGHASILAN YANG DIPOTONG pph
PASAL 23
1. Saat Terutang.
Pph pasal 23 terutang pada bulan dilakukannya pembayaran atau bulan terutangnya
penghasilan yang bersangkutan
2. Penyetoran
Pph pasal 23 harus disetorkan oleh pemotong pajak selambat-lambatnya tanggal sepuluh
takwim berikutnya setelah bulan saat terutang pajak.
3. Pelaporan
Pelaporan dilakukan dengan cara menyampaikan SPT Masa ke Kantor pelayanan pajak
dimana pemotong pajak terdaftar,selambat-lambatnya 20 hari setelah Masa pajak berakhir.
BUKTI PEMOTONG Pph PASAL 23
Pemotong pajak harus memberikan Bukti pemotongan Pph oasal 23 (from KP.PPh.2.6/BP/95) kepada orang
pribadi atau badan yang telah dipotong pph pasal 23.
Contoh :
1. Yudha mendapat penghasilan berupa bunga deposito Rp 200.000,00
pph pasal 23=15% x Rp 200.000,00 = Rp 30.000,00 (final)
2. Untuk memudahkan pelaksanaan operasional harian karyawan,PT Gemerlap menyewa 3 bus milik PO Bintang
dengan pembayaran sewa Rp 15.000.000,00 / bulan. Dalam kontrak tersebut,uang sewa termasuk biaya sopir
Rp 4.000.000,00 dan biaya pemeliharaan Rp 2.500.000,00.
pph pasal 23 :
Jumlah uang sewa Rp 15.000.000,00
Perkiraan penghasilan netto 20%
Dasar pemotongan Pph pasal 23 Rp 3.000.000,00
Pph Pasal 23 = 15% x Rp 3.000.000,00 Rp 450.000,00
lanjutan
3. PT SHINTA berusaha dibidang konsultan teknik. Tahun 2002 perusahaan
tersebut menerima prder dalam PT RAMA untuk merancang desain gedung
baru dengan imbalan Rp 120.000.000,00. Berapa Pph pasal 23?
Pph pasal 23 :
Jumlah imbalan Rp 120.000.000,00.
Perkiraan penghasilan netto 40%
Dasar pemotongan pph pasal 23Rp 48.000.000,00.
Pph pasal 23=15% x Rp 48.000.000,00 Rp 7.200.000,00.
PAJAK PENGHASILAN PASAL 24
( Kredit Pajak Maksimum )
Pengertian
• Jumlah kredit pajak yang diperbolehkan adalah: hanya atas pajak yang
langsung dikenakan atas penghasilan yang diterima atau diperoleh wajib
pajak dari luar negeri; dan setinggi-tingginya sama dengan jumlah pajak
yang dibayar atau terutang diluar negeri. Jumlah kredit pajak yang
diperbolehkan adalah setinggi-tingginya sama dengan jumlah pajak yang
dibayar atauterutang diluar negeri, tetapi tidak boleh melebihi jumkah yang
dihitung menurut perbandingan antara penghasilan dari luar negeri terhadap
penghasilan kena pajak dikalikan dengan pajak yang terutang atas
penghasilan kena pajak.
PENGHASILAN LUAR NEGERI BERASAL DARI BEBERAPA NEGARA
Pengertian
Pajak penghasilan pasal 25 merupakan pajak penghasilan yang harus dibayar
sendiri oleh wajib pajak untuk setiap bulan dalam tahun pajak berjalan
sebagaimana dimaksud dalam pasal 25 undang-undang pajak penghasilan.
• Mulai batas waktu tersebut sampai dengan bulan disampaikanya SPT yang
bersangkutan, besarnya Pph pasal 25 adalah sama dengan besarnya
angsuran pajak untuk bulan terakhir dari tahun pajak yang lalu;
• Setelah wajib pajak menyampaikan SPT Pajak Penghasilan, brsarnya Pph
pasal 25 dihitung sebagai berikuy:
a. sebesar pajak penghasilan yang terutang menurut SPT pajak penghaslan
tahun pajak yang lalu dikurangi dengan pajak penghasilan yang dipotong
dan/atau dipungut serta pajak penghasilan yang dibayar atau terutang.
b. Dalam hal wajib pajak berhak atas kompensasi kerugian atau dalam hal
wajib pajak memperoleh penghasilan tidak teratur, maka besarnya Pph pasal
n25 dihitung Kembali berdasarkan ketentuan yang berlaku bagi wajib pajak
yang berhak atas kompensasi kerugian atau wajib pajak memperoleh
penghasilan tidak teratur sebagaimana telah diuraikan di depam
c. Penghitungan Kembali tersebut berlaku mulai bulan batas waktu
penyampaian surat pemberitahuan pajak penghasilan, yaitu tiga bulan
setelah akhir tahun pajak.
Wajib Pajak Diberikan Perpanjangan Jangka Waktu Penyampaian Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak
Penghasilan
Apabila dalam tahun pajak berjalan wajib pajak membetulkan sendiri SPT
pajak penghasilan tahun pajak yang lalu dan besaranya Pph pasal 25 yang di
hitung berdasarkan pembetulan tersebut lebih besar dari Pph pasal 25
sebelum dilakukan pembetulan. Berdasarkan pembetulan tersebut dan
berlaku mulai batas waktu penyampaian SPT Pajak Penghasilan, yaitu
3(tiga) bulan setelah akhir tahun pajak.
Terjadi Perubahan Keadaan Usaha atau Kegiatan Wajib Pajak
Besarnya anguran pajak penghasilan dalam tahun pajak berjalan untuk setiap
bulan yang harus dibayar sendiri oleh wajib pajak yang bergerak dalam
bidanv perbankan atau sewa guna usaha dengan hak opsi adalah jumlah
Pajak penghasilan yangvterutang berdasarkan laporan keuangan triwulan
terakhir yang di setahunkan lalu di bagi 12(duabelas)
Pph Pasal 25 bagi WP BUMN dan BUMD
• Besarnya angsuran pajak penghasilan pasal 25 setiap bulan bagi BUMN
dan BUMD selain bank dengan nama dan dalam bentuk apapun, adalah
jumlah pajak penghasilan yangvterutang atas penghasilan kena pajak
berdasarkan rencana kerja dan anggaran pendapatan dan belanja negaera
(RKAP)
• Dalam hal rencana kerja dan anggapan (RKAP) belum disahkan maka
besarnta angsuran Pph pasal 25 setiap bulan adalah sama dengan angsuran
pajak penghasilan pasal 25 pada bulan terakhir tahun pajak.
• Dalam hal ini wajib pajak BUMN/BUMD tersebut adalah wajib pajak
baru, tetapi dihitung berdasarjan RKAP sebagaimana mestinya.
PERHITUNGAN PAJAK PADA AKHIR TAHUN ( PPh PASAL 28/29)
Pada akhir tahun pajak , wajib pajak dalam negeri dan bentuk usaha yang
diwajibkan melakukan penghitungan pajak yangvterutang atas seluruh
penghasilan yangditerima atau di peroleh dalam tahun pajak yang
bersangkutan,
Kredit Pajak
kredit pajak yang dapat dikurangkan terhadap pajak yang terutng pada akhir
tahun adalah pajak penghasilan yang dilunasi dalam tahun berjalan, baik
yang dibayar sendiri oleh wajib pajakn dan bentuk usaha tetap tersebut
ataupun yang dipotong serta dipungut oleh pihak lain yaitu berupa:
• Pajak Penghasilan Pasal 21
• Pajak Penghasilan Pasal 22
• Pajak Penghasilan Pasal 23
• Pajak Penghasilan Pasal 24
• Pajak Penghasilan Pasal 25
• Pemotongan pajak atas penghasilan yang dimaksud dalam pasal 26bayat(5)
Undang-Undang Pajak Penghasilan yaitu;
a. Pemotongan pajak atas penghasilan kantor pusat dari usaha atau
kegiatan,penjualan barang atau pemberian jasa.
b. Pemotongan pajak atas penghasilan berupa dividen,bunga termasuk
premium,diskonto, dan imbalan sehubungan dengan jaminan pengembalian
utang.
c. Pemotongan atas hasil yang diterima atau diperoleh orang pribadi atau
badan usaha luar negeri yang berubah status menjadi wajib pajak dalam
negeri atau bentuk usaha tetap.