Pada setiap faktur pajak, terdapat nomor seri faktur pajak yang perlu dipahami oleh setiap orang
yang bertransaksi menggunakan dokumen perpajakan ini. Kode dan nomor seri faktur pajak
terdiri dari 16 digit, yaitu:
Berikut adalah penjelasan lebih lanjut mengenai susunan nomor seri pada faktur pajak yang
dilansir dari situs resmi Direktorat Jenderal Pajak.
Kode Transaksi
Kode transaksi pada 2 digit awal nomor seri faktur pajak terdiri dari 01 hingga 09. Masing-
masing digit tersebut memiliki artinya masing-masing, yakni:
01
Kode ini digunakan untuk penyerahan Barang Kena Pajak (BKP) dan/atau Jasa Kena Pajak
(JKP) yang PPN-nya terutang dan dipungut oleh PKP penjual yang melakukan penyerahan BKP
dan/atau JKP. Kode ini digunakan untuk jenis penyerahan selain sebagaimana dimaksud pada
kode 04 sampai dengan kode 09.
02
Kode ini digunakan untuk penyerahan BKP dan/atau JKP kepada Pemungut PPN bendahara
pemerintah yang PPN-nya dipungut oleh pemungut PPN bendahara pemerintah. Siapa saja yang
masuk kategori pemungut PPN Bendahara Pemerintah? Berikut penjelasannya:
03
Kode ini digunakan untuk penyerahan BKP dan/atau JKP kepada Pemungut PPN lainnya (selain
bendahara pemerintah) yang PPN-nya dipungut oleh pemungut PPN lainnya (selain bendahara
pemerintah).
Pemungut PPN lainnya selain bendahara pemerintah, yaitu kontraktor kontrak kerja sama
pengusahaan minyak dan gas atau pemegang kuasa/pemegang izin usaha panas bumi yang diatur
melalui PMK No. 73/PMK.03/2010.
04
Digunakan untuk penyerahan BKP dan/atau JKP yang menggunakan DPP nilai lain yang PPN-
nya dipungut oleh PKP penjual yang melakukan penyerahan BKP dan/atau JKP. Jenis transaksi
dengan menggunakan DPP nilai lain diatur dalam KMK No. 251/KMK.03/2002.
05
06
Kode ini digunakan untuk penyerahan lain yang PPN-nya dipungut oleh PKP penjual yang
melakukan penyerahan BKP dan/atau JKP, dan penyerahan kepada orang pribadi pemegang
paspor luar negeri (turis asing) sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16E UU PPN, antara lain:
07
Kode ini digunakan untuk penyerahan BKP dan/atau JKP yang mendapat fasilitas PPN Tidak
Dipungut atau Ditanggung Pemerintah (DTP). Penyerahan BKP/JKP yang dimaksud, antara lain:
Bea masuk, bea masuk tambahan, pajak pertambahan nilai dan pajak penjualan atas
barang mewah dan pajak penghasilan dalam rangka pelaksanaan proyek pemerintah yang
dibiayai dengan dana pinjaman/hibah luar negeri.
Penyerahan untuk pengolahan di kawasan berikat.
Penyerahan untuk pengolahan di kawasan pengembangan ekonomi terpadu.
Penyerahan avtur untuk keperluan penerbangan internasional.
Penyerahan bahan bakar nabati di dalam negeri.
08
Kode 08 digunakan untuk penyerahan BKP dan/atau JKP yang mendapat fasilitas dibebaskan
dari pengenaan PPN. Berikut ini daftar BKP/JKP tersebut:
Barang modal berupa mesin dan peralatan pabrik, tidak termasuk suku cadang, yang
digunakan secara langsung dalam proses menghasilkan BKP. Untuk dibebaskan dari
pengenaan PPN, diperlukan Surat Keterangan Bebas (SKB) yang permohonannya diatur
dalam Lampiran I Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP-234/PJ/2003.
Makanan ternak, unggas dan ikan dan/atau bahan baku untuk pembuatan makanan ternak,
unggas dan ikan. Penyerahannya tidak memerlukan permohonan SKB PPN.
Barang hasil pertanian (terbatas pada jenis BKP yang terdapat pada lampiran Peraturan
Pemerintah Nomor 7 Tahun 2007). Penyerahannya tidak memerlukan permohonan SKB
PPN.
Bibit dan/atau benih dari barang pertanian, perkebunan, kehutanan, peternakan,
penangkaran, atau perikanan.
Air bersih yang dialirkan melalui pipa oleh perusahaan air minum. Penyerahannya tidak
memerlukan permohonan SKB PPN. Penyerahan ini tidak dibebaskan dari PPN dalam
sewa menyewa bila air bersih disediakan oleh pemilik bangunan (pemilik bangunan
selaku PKP).
Listrik, kecuali untuk perumahan dengan daya di atas 6.600 watt, penyerahannya tidak
memerlukan permohonan SKB PPN.
Rumah Susun Sederhana Milik (RUSUNAMI) dengan kriteria tertentu (Pasal 1 angka 5
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 31/PMK.03/2008). Penyerahannya tidak
memerlukan permohonan SKB PPN.
09
Kode 09 digunakan untuk penyerahan aktiva pasal 16 D yang PPN-nya dipungut oleh PKP
penjual yang melakukan penyerahan BKP.
Kode Status
Setelah 2 digit Kode Transaksi, terdapat 1 digit yang merupakan kode status. Kode status diisi
dengan ketentuan:
A. Nomor seri faktur pajak terdiri dari 11 digit nomor urut yang dipisahkan oleh 2 digit tahun
penerbitan.
B. Nomor seri faktur pajak diberikan dalam bentuk blok nomor dengan jumlah sesuai permintaan
PKP.
Pengembalian nomor seri faktur pajak dilakukan untuk mencegah penyalahgunaan nomor seri
faktur pajak dan menjaga kerapian administrasi wajib pajak.
Sebelum pergantian tahun, Anda bisa meminta nomor seri faktur pajak untuk tahun pajak
selanjutnya. Contohnya, jika saat ini sudah menjelang akhir tahun 2019, maka Anda sudah dapat
meminta nomor seri faktur pajak yang baru untuk transaksi di awal tahun 2020.
Saat pengembalian, Anda perlu merinci nomor seri faktur pajak mana yang belum Anda gunakan
dari masing-masing serial nomor. Hal ini bertujuan untuk mencegah penyalahgunaan nomor seri
faktur pajak dan menjaga kerapian administrasi wajib pajak.