Anda di halaman 1dari 8

Analisis Ekualisasi Objek PPh Pasal 23 pada SPT

Tahunan PPh Badan dengan SPT Masa PPh Pasal 23


Ekualisasi pajak adalah mencocokan data di SPT (pencocokannya
disajikan terperinci per transaksi) dengan pos-pos yang terdapat di
buku-buku pengeluaran/pembelian/penjualan yang memiliki hubungan
dalam pembukuan dan atau laporan jenis pajak yang lain (baik sebagian
maupun keseluruhan).
Pajak Penghasilan Pasal 26
PPh pasal 26 dikenakan kepada wajib pajak luar negeri
(WPLN). Dalam PPh pasal 26 ini, tarif pemotongan atas
pembayaran kepada WPLN adalah 20% dengan
memperhatikan ada tidaknya tax treaty.
Tarif dan Pengenaan PPh Pasal 26
Pengenaan PPh Pasal 26 adalah sebagai berikut :
1. Dikenakan sebesar 20% dari jumlah bruto dan bersifat final
atas penghasilan WPLN.
2. Dikenakan sebesar 20% dari perkiraan penghasilan neto
dan bersifat final atas penghasilan WPLN.
Penggunaan Metode Gross Up atas Pajak Penghasilan
PPh Pasal 21 dan PPh Pasal 26 yang Ditanggung oleh
Pemberi Penghasilan/Pemberi Kerja

Pengeluaran dan biaya yang tidak boleh dikurangkan dalam


menghitung besarnya Penghasilan Kena Pajak Wajib Pajak dalam negeri
dan bentuk usaha tetap.
Pajak penghasilan, sebagaimana dimaksud dalam PPh Pasal 21 dan PPh
Pasal 26 dapat ditanggung oleh pemberi penghasilan atau pemberi
kerja dengan perlakuan perpajakan.
Analisis Ekualisasi Objek PPh Pasal 26 pada
SPT Tahunan PPh Badan dengan SPT Masa
PPh Pasal 26
Dalam melakukan ekualisasi terhadap PPh Pasal 26, jumlah penghasilan
bruto dalam SPT Masa PPh Pasal 26 dicocokan (pencocokannya
disajikan terperinci per transaksi) dengan pos pengeluaran yang
menjadi objek pemotongan PPh Pasal 26.
Ekualisasi harus dibuat secara rinci dari seluruh pos atau akun
pengeluaran biaya yang ada di Laporan Keuangan/buku besar/ledger
yang seharusnya terkena pemotongan PPh Pasal 26 dibandingkan
dengan jumlah yang telah dipotong menurut SPT Masa PPh Pasal 26
Pajak Penghasilan Pasal 4 Ayat (2) Final
Penjualan saham di bursa efek dikenai PPh final dengan tarif
0,1%. Final ini secara prinsip selalu meringankan. Bunga
Obligasi dan Surat Utang Negara dikenai PPh Final tetapi tarif
pajak bunganya tetap 15% bagi Wajib Pajak Dalam Negeri dan
BUT, dan tarif 15% diberlakukan bagi bunga/diskonto obligasi
dengan kupon dan diskonto obligasi tanpa bunga.
Pokok Perubahan UU PPh No. 36 Tahun
2008 atas Objek Pajak Pasal 4 Ayat (2)
Pasar Obligasi Reksadana Bergairah, bunga dan diskonto dari obligasi yang diterima atau diperoleh wajib pajak secara gradual
dikenai PPh Pasal 4 (2) Final sebagai berikut :

1. 0% untuk tahun 2009 sampai dengan tahun 2010

2. 5% untuk tahun 2011 sampai dengan tahun 2013

3. 15% untuk tahun 2014 sampai dan seterusnya

Tax Planner bisa membandingkan dan menarik keuntungan dari perbedaan tarif bunga diatas dengan segala kelebihan dan
kekurangan dari reksadana dibanding dengan obligasi yang dipasarkan di bursa efek. Karakteristik PPh Final Pasal 4 ayat (2)

a. Pengenaannya diatur khusus dengan peraturan pemerintah

b. Penghasilan yang dikenakan PPh Final tidak perlu digabung dengan penghasilan lainnya (dianggap selesai/rampung)

c. Jumlah PPh Final baik yang telah dipotong sendiri arau dipotong oleh pihak lain tidak dapat dikreditkan

d. Biaya-biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh penghasilan yang dikenai PPh Final tidak tidak dapat dikurangkan.
Objek PPh Final Pasal 4 ayat (2) :
1. Diskonto/bunga obligasi dan surat utang negara
2. Penghasilan dari transaksi penjualan saham, obligasi dan sekuritas lainnya yang diperdagangkan di bursa
efek
3. Bunga deposito dan tabungan serta diskonto SBI
4. Penghasilan berupa hadiah atas undian
5. Penghasilan atas sewa tanah dan/bangunan
6. Penghasilan dari usaha jasa konstruksi
7. Penghasilan dari pengalihan hak atas tanah dan/bangunan
8. Deviden yang diterima atau diperoleh wajib pajak orang pribadi dalam negeri
9. Bunga dan/diskonto obligasi dan surat berharga negara (SBN)
10. Bunga simpanan yang dibayarkan oleh koperasi kepada anggota koperasi orang pribadi
11. Penghasilan atas deviden yang diterima oleh WP orang pribadi dalam negeri
12. Penghasilan dari usaha yang diterima atau diperoleh wajib pajak yang memiliki peredaran bruto tertentu

Anda mungkin juga menyukai