Disusun Oleh:
SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS WIDYATAMA
BANDUNG
2021
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................3
BAB II.....................................................................................................................5
TINJAUAN TEORITIS.........................................................................................5
2.1 Pengertian Pemeriksaan Pajak........................................................................5
2.2 Tujuan Pemeriksaan Pajak..............................................................................5
2.3 Tahapan Pemeriksaan......................................................................................7
2.4 Kewajiban Pajak............................................................................................10
2.5 Faktor dan Kendala yang mempengaruhi Pemeriksaan................................11
BAB II...................................................................................................................14
TINJAUAN HUKUM..........................................................................................14
3.1 Pengertian Pemeriksaan Pajak......................................................................14
3.2 Tujuan Pemeriksaan......................................................................................14
3.3 Standar Pemeriksaan Pajak...........................................................................15
3.4 Ruang lingkup Pemeriksaan .........................................................................17
3.5 Kewajiban dan Kewenangan Pemeriksa Pajak.............................................18
3.6 Jangka waktu Pemeriksaan............................................................................22
BAB I
PENDAHULUAN
Pajak merupakan sumber penerimaan negara terbesar disamping minyak dan gas
bumi. Hal ini dapat dilihat dari Anggaran Pendapatan Dan Belanja Negara (APBN), dimana
setiap tahun pajak merupakan penghasilan yang sangat potensial bagi negara. Menurut
Rochmat Soemitro, Tahun 1983 Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan
Undang-Undang (yang dapat dipaksakan) dengan tiada mendapat jasa timbal-balik (kontra-
prestasi) yang langsung dapat ditunjukkan dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran
umum.
Mengingat akan hal ini, pemerintah melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan
sistem perpajakan dan melakukan pemeriksaan pajak. Usaha untuk mencapai target
penerimaan pajak bukanlah pekerjaan yang mudah. Dan untuk mencapai target tersebut
dibutuhkan dedikasi, kerja keras, kesadaran akan hak dan kewajiban, serta disiplin dari
seluruh aparatur perpajakan di bawah naungan Direktorat Jenderal Pajak. Dengan tidak
Pemeriksaan pajak yang di lakukan kepada Wajib Pajak merupakan salah satu upaya
dalam meningkatkan kepatuhan Wajib Pajak. Peningkatan kualitas dan kuantitas pemeriksaan
Wajib Pajak diharapkan dapat menimbulkan ketaatan kepada Wajib Pajak sebagai pelanggan
kepatuhan dalam bidang perpajakan diharapkan dapat pula meningkatkan penerimaan pajak.
Karena penerimaan pajak merupakan sumber utama APBN terbesar yang diterima khususnya
menghitung, membayar dan melaporkan kewajiban perpajakannya sendiri. Untuk itu Wajib
Pajak dituntut untuk melaksanakan kewajiban perpajakan dengan benar sesuai dengan aturan
perundang-undangan perpajakan Bila kantor pajak menemukan indikasi bahwa Wajib Pajak
tidak menyampaikan jumlah pajak yang benar, maka akan dilakukan pemeriksaan pajak.
Pemeriksaan dilakukan di kantor pajak atas dokumen yang disampaikan oleh wajib pajak atau
TINJAUAN TEORITIS
kegiatan untuk mencari, mengumpulkan, mengelola data dan atau keterangan lainnya untuk
pelaksanaan self assesment system yang dilakukan oleh Wajib Pajak dengan berpegang teguh
serangkaian kegiatan menghimpun dan mengolah data, keterangan, dan/atau bukti yang
dilaksanakan secara objektif dan profesional berdasarkan suatu standar pemeriksaan dan
sebagai bentuk pengawasan pelaksanaan self assesment system untuk menguji kepatuhan
Wajib Pajak dalam pemenuhan kewajiban perpajakan yang berpegang teguh pada Undang-
Undang Perpajakan.
memberikan kepastian hukum, keadilan, dan pembinaan kepada Wajib Pajak, yang
e) Ada indikasi kewajiban perpajakan selain kewajiban tersebut pada poin c tidak
dipenuhi
netto.
Menurut Pardiat (2008:7), pemeriksaan pajak dapat dilakukan sendiri oleh Wajib
Pajak yang disebut pemeriksaan intern di bidang perpajakan (internal tax audit), yang
2) Membetulkan SPT Masa maupun SPT Tahunan yang sudah disampaikan ke Kantor
Pelayanan Pajak.
3) Menyusun atas tanggapan pemberitahuan hasil pemeriksaan pajak oleh pemeriksa
pajak.
4) Menyusun surat Keberatan atas Ketetapan Pajak yang diterbitkan oleh Direktur
Jenderal Pajak.
6) Menyusun surat peninjauan kembali ke Mahkamah Agung atas Putusan Banding dari
Pengadilan Pajak.
Dalam melakukan pemeriksaan agar hasilnya sesuai dengan tujuan dan sasaran
pemeriksaan, maka aparat pemeriksa harus mengetahui tahap-tahap yang akan dilakukan
selama pemeriksaan. Menurut Siti Kurnia (2010:286), ada 3 tahap pemeriksaan yaitu :
agar pemeriksa dapat mengambarkan mengenai Wajib Pajak yang akan diperiksa
meliputi :
c) Mengidentifikasi masalah.
pajak yaitu :
pengalaman kerja.
b) Integritas Pemeriksa
Bekerja jujur, bertanggung jawab, penuh pengabdian, bersikap terbuka, sopan, dan
c) Rasio Pemeriksa
d) Teknologi Informasi
Kemajuan teknologi informasi yang dimanfaatkan oleh Wajib Pajak harus diiringi
pemeriksaan.
Menegaskan kebenaran dan kelengkapan data atau informasi dari Wajib Pajak dengan
memperoleh pendapat yang sama dengan Wajib Pajak atas temuan pemeriksaaan dan
akhir pemeriksaan yang berisi laporan mengenai proses pemeriksaan yang perlu
dasar untuk menerbitkan Surat Ketetapan Pajak (SKP) yang sifatnya terikat hukum
yang memiliki pengaruh terhadap Wajib Pajak maupun pemeriksa pajak. Dalam
penerbitan SKP harus mengikuti persyaratan legal formalnya, berbagai data dan
pemeriksaan pajak dilakukan dengan teliti, akurat, logis, dan mengacu pada peraturan
dan alasan pemeriksaan, data dan informasi yang tersedia dan daftar lampiran.
pos yang diperiksa, penilaian pemeriksa atas pos-pos yang diperiksa, dan
temuan-temuan pemeriksaan.
antara laporan Wajib Pajak (SPT) dengan hasil pemeriksaan dan perhitungan
usul pemeriksa.
tempat Wajib Pajak yang meliputi seluruh jenis pajak atau tujuan lain baik tahun
untuk mencari, mengumpulkan dan mengolah data atau kegiatan lainnya dengan
banyak memerlukan waktu, biaya dan pengorbana sumber daya lainnya, baik dari
Administrasi 31 Pajak maupun oleh Wajib Pajak itu sendiri. Sehingga kurang dapat
(2017:96), yaitu:
1. Memperlihatkan data atau meminjamkan buku atau catatan, dokumen yang menjadi
dasarnya dan dokumen lainnya yang berhubungan dengan penghasilan yang diperoleh
2. Memberi kesempatan kepada pemeriksa untuk memasuki tempat atau ruangan yang
dipandang perlu oleh pemeriksa dan memberi bantuan guna kelancaran pemeriksaan;
3. Memberi keterangan yang diperlukan selain buku,catata, dan dokumen lain, Wajib
pajak harus memberikan keterangan yang dapat berupa keterangan tertulis dan/atau
keterangan lisan.
Menurut John Hutagaol dan Siti Kurnia (2010:260), faktor-faktor yang mempengaruhi
1. Teknologi Informasi
Kemajuan teknologi informasi yang dimanfaatkan oleh Wajib Pajak harus diiringi
Jumlah sumber daya manusia harus sebanding dengan beban kerja pemeriksaan,
apabila tidak sebanding maka harus melakukan peningkatan kualitas pemeriksa dan
dalam mengelola data dan untuk tujuan analisa dan penghitungan pajak.
Menurut John Hutagaol dan Siti Kurnia (2010:260), kendala yang dihadapi dalam
1. Psikologis
Persepsi Wajib Pajak tentang pemeriksaan pajak dan persepsi pemeriksa pajak
2. Komunikasi
Terdiri komitmen Wajib Pajak untuk membantu kelancaran pemeriksaan pajak dan
3. Teknis
Terdiri dari kelengkapan ketentuan yang berlaku yang mengatur perlakuan atas setiap
transaksi yang timbul dan sejauh mana jangkauan hak perpajakan Undang-Undang
TINJAUAN HUKUM
terakhir dengan Undang-Undang No. 28 tahun 2007 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara
menghimpun dan mengolah data, keterangan dan atau bukti yang dilaksanakan secara
objektif dan professional berdasarkan suatu standar pemeriksaan untuk menguji kepatuhan
pemenuhan kewajiban perpajakan dan atau untuk tujuan lain dalam rangka melaksanakan
Pemeriksaan yang dilakukan oleh Direktorat Jenderal Pajak tersebut diatur dalam
pasal 29 UU KUP.No.28 Tahun 2007. Meskipun Direktorat Jenderal Pajak diberi wewenang
untuk melakukan pemeriksaan, undang-undang ini juga membatasinya, ini dilakukan untuk
menghindarkan pemeriksaan yang sewenang-wenang. Hal ini diatur dalam Peraturan Menteri
Keuangan Nomor 199/PMK.03/2007 tanggal 28 Desember 2007 yang berisi Tata Cara
Pemeriksaan Pajak.
Adapun tujuan dari pemeriksaan pajak menurut PMK Nomor 199/PMK.03/2007 Pasal
2 adalah untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan dan atau untuk tujuan
perpajakan dapat meliputi satu, beberapa, atau seluruh jenis pajak, baik untuk satu
atau beberapa Masa Pajak, Bagian Tahun Pajak atau Tahun Pajak dalam tahun-tahun
KUP.
yang dapat dilakukan dalam hal Wajib Pajak tersebut menyampaikan Surat
huan tetapi melampaui jangka waktu yang telah ditetapkan dalam Surat Teguran,
Pemberitahuan yang memenuhi kriteria seleksi berdasarkan hasil analisis risiko (risk
Adapun standar dari Pemeriksaan dalam Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor
1. Standar Umum Pemeriksaan Pajak Standar umum pemeriksaan adalah standar yang
bersifat pribadi yang berkaitan dengan persyaratan pemeriksa pajak dan mutu
persiapan yang baik sesuai dengan tujuan pemeriksaan, dan mendapat pengawasan
Jenis pemeriksaan
Identifikasi masalah
Sarana pendukung
Kegiatan pemeriksaan harus dilaporkan dalam bentuk LHP yang disusun sesuai
standar pelaporan hasil pemeriksaan sehingga LHP dapat dipahami dengan baik oleh
wajib pajak.
dua yaitu :
satu, beberapa atau seluruh jenis pajak, untuk tahun berjalan dan atau tahun-tahun
seluruh jenis pajak, untuk tahun berjalan dan atau tahun-tahun sebelumnya,
dilakukan terhadap Wajib Pajak untuk satu, beberapa atau seluruh jenis pajak
secara terkoordinasi antar seksi oleh Kepala Kantor, dalam tahun berjalan dan
(KPP) atas satu atau beberapa jenis pajak secara terkoordinasi antar seksi oleh Kepala
Kantor, dalam tahun berjalan dan atau tahun-tahun sebelumnya. Pemeriksaan Kantor
pajak wajib :
2. Memperlihatkan tanda pengenal pemeriksaan pajak kepada Wajib Pajak pada waktu
melakukan pemeriksaan.
3. Memperlihatkan surat yang berisi perubahan tim pemeriksa pajak kepada Wajib Pajak
mengenai :
b) Hak dan kewajiban Wajib Pajak selama dan setelah pelaksanaan pemeriksaan
pemeriksaan; dan
catatan, dan atau dokumen yang menjadi dasar pembukuan atau pencatatan,
5. Menuangkan hasil pertemuan sebagaimana dimaksud pada huruf d dalam berita acara
7. Memberikan hak untuk hadir kepada Wajib Pajak dalam rangka membahas hasil akhir
10. Mengembalikan buku, catatan, dan atau dokumen yang menjadi dasar pembukuan
atas pencatatan, dan dokumen lainnya yang dipinjam dari Wajib Pajak; dan 18
11. Merahasiakan kepada pihak lain yang tidak berhak atas segala sesuatu yang diketahui
pajak berwenang :
1. Melihat dan atau meminjam buku atau catatan, dokumen yang menjadi dasarnya
pembukuan atau pencatatan, dan dokumen lain yang berhubungan dengan penghasilan
yang diperoleh, kegiatan usaha, pekerjaan bebas, atau objek yang terutang pajak.
2. Mengakses dan/atau mengunduh data yang dikelola secara elektronik.
3. Memasuki dan memeriksa tempat atau ruangan, barang bergerak dan/atau tidak
bergerak yang diduga atau patut diduga digunakan untuk menyimpan buku atau
catatan, dokumen yang menjadi dasar pembukuan atau pencatatan, dokumen lain,
uang, dan/atau barang yang dapat memberi petunjuk tentang penghasilan yang
diperoleh, kegiatan usaha, pekerjaan bebas, atau objek yang terutang pajak serta
a) Menyediakan tenaga dan/atau peralatan atas biaya Wajib Pajak apabila dalam
dalam hal jumlah buku, cacatan, dan dokumen sangat banyak sehingga sulit
5. Melakukan penyegelan tempat atau ruangan tertentu serta barang bergerak dan atau
tidak bergerak.
7. Meminta keterangan dan bukti yang diperlukan pihak ketiga yang mempunyai
hubungan dengan Wajik Pajak yang diperiksa melalui kepala unit pemeriksaan.
yang ditentukan.
2. Melihat dan/atau meminjam buku atau catatan, dokumen yang menjadi dasarnya
pembukuan atau pencatatan, dan dokumen lain termasuk data yang dikelola secara
5. Meminta keterangan dan bukti yang diperlukan pihak keTiga yang mempunyai
hubungan dengan Wajib Pajak yang diperiksa melalui kepala unit pemeriksaan.
Pajak, menyatakan bahwa dalam pelaksanaan pemeriksaan untuk Tujuan Lain dengan jenis
1. Melihat dan/atau meminjam buku atau catatan, dokumen yang menjadi dasarnya
pembukuan atau pencatatan, dan dokumen lain yang berhubungan dengan tujuan
pemeriksaan.
3. Memasuki dan memeriksa tempat atau ruang penyimpanan buku ata catatan, dokumen
yang menjadi dasar pembukuan atau pencatatan dokumen lain, dan/atau barang yang
pembukuan atau pencatatan, dan dokumen lain yang berhubungan dengan tujuan
15 tentang Jangka Waktu Pemeriksaan, jangka waktu pemeriksaan dibagi menjadi dua, yaitu
jangka waktu pengujian dan jangka waktu pembahasan akhir hasil pemeriksaan (closing
6 WP setuju atas seluruh hasil dan hadir Risalah pembahasan dan berita acara
dalam pembahasan hasil akhir pembahasan akhir hasil pemeriksaan, yang
ditandatangani oleh tim pemeriksa pajak dan
WP
7 WP setuju atas seluruh hasil Risalah pembahasan dan berita acara
pemeriksaan namun tidak hadir ketidakhadiran WP, yang ditandatangani oleh
pemeriksa pajak
8 WP tidak setuju atas sebagian atau Pembahasan akhir dengan WP dan hasil
seluruh hasil pemeriksaan dan hadir pembahasannya dituangkan dalam risalah
dalam pembahasan akhir pembahasan dan berita acara pembahasan
akhir hasil pemeriksaan, yang ditandatangani
oleh tim pajak dan WP
9 WP tidak setuju atas sebagian atau Risalah pembahasan dan berita acara
seluruhnya hasil pemeriksaan namun ketidakhadiran WP dalam pembahasan akhir
tidak hadir dalam pembahasan akhir hasil pemeriksaan, yang ditandatangani oleh
pemeriksa pajak
10 WP tidak menanggapi dan tidak hadir Berita acara ketidakhadiran WP dalam
dalam pembahasan akhir pembahasan akhir hasil pemeriksaan, yang
ditandatangani oleh pemeriksa pajak
11 WP menolak menandatangani berita Membuat catatan tentang penolakan tersebut
acara pembahasan akhir dalam berita acara pembahasan akhir hasil
pemeriksaan
12 WP mengajukan pembahasan lebih Terdapat perbedaan pendapat antara WP
dahulu oleh tim pembahas denga pemeriksa pajak dalam pembahasan
hasil akhir hasil pemeriksaan
Jangka waktu pembahasan hasil akhir Paling lama 3 Paling lama 1 bulan
13 pemeriksaan minggu
Bab IV
Contoh Kasus
1. Direktorat Jenderal Pajak berkewajiban untuk melakukan pelayanan,
pengawasan,pembinaan, dan penerapan sanksi perpajakan. Salah satu bentuk
pengawasan dan pembinaan bagi wajib pajak adalah melalui pemeriksaan pajak.
Pemeriksaan pajak merupakan sistem pengimbang dari kepercayaan penuh yang
diberikan kepada wajib pajak untuk menghitung, melaporkan dan membayar sendiri
pajak terutang tersebut. Karena dari penelitian yang dilakukan para ahli pajak,
ditemukan indikasi bahwa wajib pajak melakukan penghindaran dan penyelundupan
pajak dengan beberapa sebab, yaitu : tariff pajak yang tinggi, tidak adanya keadilan
dimana terdapat kecenderungan dan persepsi dari wajib pajak yangsudah lapor malah
dicurigai dan diawasi terus sementara yang tidak pernah lapor malah tidak ada sanksi,
pelayanan yang tidak baik, dan pengisian formulir perpajakan yang sulit.
2. Transaksi dengan basis data digital pada akhirnya menghasilkan buktibukti transaksi
dalam format (bentuk) digital yang oleh ketentuan perpajakan Indonesia disebut
sebagai data yang dikelola secara elektronik. Dengan kondisi ini, maka penanganan
bukti digital tidak dapat dilakukan dengan cara konvensional, terutama dalam rangka
pemeriksaan pajak. Tantangan yang dihadapi pemeriksaan pajak dalam era ekonomi
digital seperti saat ini di antaranya:
Seluruh perekaman, termasuk pembukuan yang dikelola di kertas hampir
seluruhnya digantikan dengan dokumen dalam bentuk digital (elektronik);
Sebagian besar perusahaan terutama skala menengah sampai besar telah mulai
memanfaatkan jaringan untuk menghubungkan perangkat komputernya,
bahkan dengan server yang terletak tidak hanya di satu lokasi;
Komputer, termasuk pembukuan, sangat mudah untuk dimodifikasi,
dihilangkan, dihapus, dan/atau disembunyikan;
Data digital sangat mudah dilindungi dengan password dan enkripsi yang
membuat pengartian data asli menjadi cukup sulit;
Alat penyimpanan data terdiri atas berbagai macam teknologi, bentuk, dan
ukuran;
Platform dan aplikasi yang bervariasi sesuai dengan tujuan bisnis; dan
perlunya keahlian khusus untuk mengidentifikasi data dengan aman,
mengembalikannya (jika perlu), menganalisis dengan tepat sebagai bahan
pembuktian, dan memperlakukannya dengan tepat sehingga integritas
(keaslian data) dalam berbagai proses pengujian yang dilakukan.
Terhadap wajib pajak yang terdapat indikasi bahwa tidak melaksanakan kewajiban
perpajakan dengan benar, dan atau untuk menguji kepatuhan wajib pajak, maka
dilakukan pemeriksaan sebagai perwujudan dari penegakan hukum tersebut.
Dengan demikian pemeriksaan pajak tidak lain merupakan pagar penjaga agar
wajib pajak tetap berada pada koridor peraturan perpajakan
BAB V
KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
Perpajakan dan yang Kedua adalah pemeriksaan pajak dilakukan untuk Tujuan Lain. Kedua
bentuk pemeriksaan ini pada dasarnya merupakan bentuk dari tindakan mematuhi peraturan
assessment agar berjalan dengan efektif dan semestinya. Untuk itu dirasa sangat diperlukan