Anda di halaman 1dari 40

MAKALAH PERPAJAKAN II

Dasar dasar pemeriksaan pajak

Dan

Tata Cara Pemeriksaan Pajak

Kelompok
II

Wiranti Pasino (2013086)


Reynaldi Agung Pagayang (2013094)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


KELAS E
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ATMA JAYA MAKASSAR
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat dan kasihNya
penyusunan makalah ini dapat diselesaikan. Makalah ini merupakan makalah
yang membahas mengenai “Dasar dasar dan tata cara pemeriksaan pajak

.” Secara khusus, pembahasan dalam makalah ini di atur sedemikian rupa


sehingga materi yang disampaikan sesuai dengan tugas yang telah diberikan.
Tak lupa juga, kami meminta maaf apabila terdapat kesalahan baik itu dalam
pembahasan materi ataupun isi dari makalah ini. Oleh karena itu, kritik dan
saran dari pembaca sangat diperlukan guna meningkatkan kualitas makalah
kami selanjutnya.

Makassar,7 Juni 2022

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................... i


DAFTAR ISI .................................................................................................... ii
BAB I PENDAHHULUAN .............................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ....................................................................................... 1
1.3 Tujuan .......................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ((Dasar Dasar Pemeriksaan pajak)........................3

2.1.1 Definisi yang berkaitan dengan pemeriksaan pajak ..............................4


2.1.2 Tujuan Pemeriksaan Pajak.......................................................................5
2.1.3 Jenis Pemeriksaan Pajak ........................................................................5
2.1.4 Kriteria Pemeriksaan Pajak.....................................................................7
2.1.5 Ruang Lingkup Pemeriksaan Pajak........................................................8

1.1.6 Jangka Waktu Pemeriksaan untuk Menguji Kepatuhan Pemenuhan


Kewajiban Perpajakan............................................................................9
1.1.7 Jangka Waktu Pemeriksaan Untuk Tujuan Lain..................................10
1.1.8 Standar Pemeriksaan Untuk Menguji Kepatuhan
Pemenuhan Kewajiban perpajakan.....................................................13

BAB III (Tata Cara Pemeriksaan pajak).......................................................14


3.1.1 penyampaian Surat Pemberitahuan atau surat panggilan dalam rangka
pemeriksaan kantor.................................................................................14
3.1.2 pertemuan dengan wajip pajak...............................................................15
3.1.3 peminjaman Dokumen............................................................................17
3.1.4 Penolakan Pemeriksaan..........................................................................18
3.1.5 Pengujian Oleh Pemeriksa Pajak...........................................................20
3.1.6 penyampaian surat pemberitahuan hasil pemeriksaan (SPHP)..............23
3.1.7 Jangka Waktu Pemeriksaan untuk Menguji Kepatuhan Pemenuhan
Kewajiban Perpajakan............................................................................25
3.1.8 Pembahasan akhir hasil Pemeriksaan.....................................................27
3.1.9 pembahasan Dengan TimQuality Assurance Pemeriksaan....................28
3.1.10 penandatanganan Berita Acara Pembahasan Akhir Hasil Pemeriksaan.29
3.1.11 Penyelesaian Pemeriksaan....................................................................30
3.1.12 Pengembalian Dokumen........................................................................30
3.1.13 Pengembalian Dokumen........................................................................31
3.1.14 Pemeriksaan Ulang................................................................................31
3.1.15 Usul Pemeriksaan Bukti Permulaan......................................................34

BAB IV (PENUTUP)......................................................................................35
4.1.1 Kesimpulan..............................................................................................35
4.1.2 Saran........................................................................................................36
4.1.3 Pustaka.....................................................................................................36

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Sistem perpajakan indonesia menganut selft assesment system yang
berdasarkan sistem tersebut wajip pajak di berikan kepercayaan yang besar
untuk menghitung memperhitungkan, membayar dan melaporkan sendiri
kewajiban perpajkannya. Self assesment system akan berjalan dengan baik
apabila wajip pajak melaksanakanseluruh kewajiban perpajakannya dengan
tingkat kepatuhan yang tinggi dan disertai dengan mekanisme penegakan
hukum yang optimal oleh Direktorat Jenderal pajak.
Sebagi salah satu mekanisme penegakan hukum atas Selft assesment
system, Dirwktur jenderal pajak di berikan kewenangan untuk melakukan
pemeriksaan. Hal ini di atur dalam Pasal 29 ayat (1) Undang Undang
ketentuan Umum dan tata cara Perpajakan (UU KUP) yang menyatakan
bahwa Direktur Jenderal Pajak berwenang untuk melakukan pemeriksaan
untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan dan untuk
tujuan lain dalam rangka melaksanakan ketentuan peraturan perundang
undangan perpajakan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
pemeriksaan pajak merupakan sebuah mekanisme dalian/kontrol dalam selft
assesment system untuk memastikan/menjaga agar wajip pajak bersedia
menyampaikan SPT dengan benar, lengkap dan jelas.
Pemeriksaan pajak merupakan bagian yang tidak dapat terpisahkan dengan
self assessment system yang diterapkan didalam sistem perpajakan di
Indonesia. “Pemeriksaan adalah serangkaian kegiatan untuk mencari,
mengumpulkan, mengolah data dan atau keterangan lainnya untuk menguji
kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan dan untuk tujuan lain dalam
rangka melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan
perpajakan.” (Mardiasmo, 2009:50). Tata cara pemungutan dengan self
assessment system berhasil dengan baik jika masyarakat
mempunyai pengetahuan dan disiplin pajak yang tinggi. Direktorat Jenderal
Pajak (DJP) berwenang melakukan pemeriksaan untuk menguji kepatuhan
pemenuhan kewajiban perpajakan wajib pajak dan untuk tujuan lain dalam
rangka melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.
Pemeriksaan
pajak dilakukan pada saat untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban
1
1.2 Rumusan masalah
1. Apakah terdapat pengaruh pemeriksaan pajak terhadap penerimaan PPh
pasal 25 wajib pajak badan?
2. Apakah terdapat pengaruh pemeriksaan pajak dan kepatuhan wajib pajak
3. terhadap penerimaan PPh pasal 25 wajib pajak badan?
4.
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui siapakah yang melakukan pemeriksaan pajak pada
KPP Pratama Jakarta Pulogadung
2. Untuk mengetahui pengaruh pemeriksaan pajak terhadap penerimaan
PPh pasal 25 wajib pajak badan
3. Untuk mengetahui pengaruh kepatuhan wajib pajak terhadap penerimaan
PPh pasal 25 wajib pajak badan 21
4. Untuk mengetahui pengaruh pemeriksaan pajak dan kepatuhan wajib
pajak terhadap penerimaan PPh pasal 25 wajib pajak badan

2
BAB II
PEMBAHASAN
(Dasar Dasar Pemeriksaan pajak)
2.1.1 Definisi yang berkaitan dengan pemeriksaan pajak
1. Pemeriksaan , adalah serangkaian kegiatan menghimpun dan
mengolah data, keterangan, dan/atau bukti yang dilakdanakan secara
objektif dan profesional berdasarkan suatu standar periksaan untuk
menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan dan atau untuk
tujuan lain dalam rangka melaksanakan ketentuan peraturan
perundang undangan perpajakan.
2. Pemeriksaan Lapangan, adalah pemeriksaan yang di lakukan di
tempat tinggal atau tempat kedudukan wajip pajak, tempat kegiatan
usaha atau pekerjaan bebas wajip pajak, dan/atau tempat lain yang di
anggap perlu oleh pemeriksaan pajak.
3. Pemeriksaan Kantor, adalah pemeriksaan yang di lakukan di kantor
Direktrat Jenderal Pajak.
4. Verifikasi, adalah serangkaian kegiatan pengujuan pemenuhan
kewajiban subjektif dan objektif atau perhitungan dan pembayaran
pajak, berdasarkan permohonan wajip pajak atau berdasarkan data dan
informasi perpajakan yang dimiliki atau di peroleh Direktur Jenderal
Pajak dalam rangka menerbitkan surat ketetapan pajak, menerbitkan
menghapus Nomor Pokok Wajip Pajak dan/atau
mengukuhkan/mencabut pengukuhan Pengusaha kenak pajak.
5. Pemeriksaan Pajak, adalah Pegawai Negeri sipil di lingkungan
Direktorat Jenderal pajak atau tenagah ahli ynag ditunjuk oleh
Direktorat Jenderal Pajak yang di beri tugas wewenang, dan tanggung
jawab untuk melaksanakan pemeriksaan.
6. Tanda Pengenal pemeriksaan Pajak, adalah tanda pengenal yang
diterbitkan oleh Direktur Jenderal Pajak yang merupakan bukti
bahwa oarang yang namanya tercantum pada kartu tanda pengenal
tersebut sebagi Pemeriksa Pajak.
7. Surat Perintah Pemeriksaan, yang selanjutnya di singkat SP2 adalah
surat perintah untuk melakukan pemeriksaan dalam rangka menguji
kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan dan atau untuk tujuan
lain dalam rangka melaksanakan ketentuan peraturan Perundang-
undangan Perpajakan.
3
8. Surat Pemberitahuan Pemeriksaan Lapangan, adalah surat
pemberitahuan mengenai dilakukannya pemeriksaan Lapangan dalam
rangka menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan dan atau
untuk tujuan lain dalam rangka melaksanakan ketentuan peraturan
Perundang-undangan perpajakan.
9. Surat Panggilan Dalam Rangka Pemeriksaan Kantor, adalah surat
panggilan mengenai dilakukannya pemeriksaan kantor dalam rangka
menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan dan atau untuk
tujuan lain dalam rangka melaksanakan ketentuan peraturan
perundang-undangan perpajakan.
10. Pembukuan, adalah suatu proses pencatatan yang di lakukan secara
teratur untuk mengumpulkan data dan informasi keuangan yang
meliputi harta kewajiban.
11. Data yang di Kelolah, adalah data yang bentuknya elektronik yang
dihasillkan oleh komputer dan atau pengolah data elektronik lainnya
dan disimpan dalam disket, compact disk, tape backup, hard disk, atau
media penyimpanan elektronik lainnya.
12. Tempat Penyimpanan Buku, Catatan dan dokumen, adalah tempat
yang diselenggarakan oleh wajip pajak, penyimpanan arsip atau
dokumen dan/atau yang diselenggarakan oleh pihak lain
13. Penyegelan, adalah tindakan menempatkan tanda segel pada tempat
atau tidak bergerak yang digunakan atau patut didugga digunakan
sebagai tempat atau alat untuk menyimpan buku atau catatan,
dokumen termasuk data yang dikelola secara elektronik dan benda
benda lain.
14. Kertas kerja pemeriksaan, yang selanjunya disingkat KKP adalah
catatan secara rinci dan jelas yang yang dibuat oleh pemeriksa Pajak
mengenai prosedur pemeriksaan yang ditempu, data, keterangan,
dan/atau bukti yang dikumpulkan, pengujian yang dilakukan dan
simpulan yang di ambil sehubungan dengan pelaksanaan
Pemeriksaan.
15. Surat Pemberitahuan Hasil Pemeriksaan, yang selanjutnya
disingkat SPHP adalah surat yang berisi tentang temuan pemeriksaan
yang meliputi pos-pos yang Dikoreksi, nilai koreksi, dasar koreksi,
perhitungan sementara dari jumlah pokok pajak terutang dan
perhitungan sementara dari jumlah pokok pajak terutang.
4
16. Pemeriksaan Akhir Hasil Pemeriksaan, adalah pembahasan antara
wajip pajak dan pemeriksaan pajak atas temmuan pemeriksaan yang
hasilnya dituangkan dalam berita acara pembahasan akhir pemeriksaan
dan ditanda tangani oleh kedua bela pihak dan berisi koreksi pokok
pajak terutang baik yang disetujui baik maupun yang tidak disetujui
dan peerhitungan sanksi administrasi.
17. Tim Quality Assurance pemeriksaan, adalah tim yang dibentuk
oleh Direktur Jenderal Pajak dalam rangka membahas hasil
pemeriksaan yang belum disepakati antara Pemeriksaan Pajak dan
wajip pajak dalam pembahasan akhir Hasil pemeriksaan guna
menghasilkan pemeriksaan yang berkualitas.
18. Laporan Hasil Pemeriksaan, yang selanjutnya disingkat LHP adalah
laporan yang berisi tentang pelaksanaan dan hasil pemeriksaan yang
disususn oleh pemeriksaan Pajak secara ringkas dan jelas serta sesuai
dengan ruangan lingkup dan tujuan Pemeriksaan.
19. Laporan Hasil Pemeriksaan Sumir, yang selanjutnya disebut LHP
sumber adalah laporan tentang penghentian pemeriksaan tanpa adanya
usulan penerbitan surat ketetapan pajak.
20. Pemeriksaan Bukti Permulaan, adalah pemeriksaan yang dilakukan
untuk mendapatkan bukti permulaan tentang adanya dugaan telah
terjadi tindak pidana di bidang Perpajakan.
21. Pemeriksaan Ulang, adalah pemeriksaan yang dilakukan terhadap
wajip pajak yang telah diterbitkan surat
22. Kuesioner Pemeriksaan, adalah formulir yang berisikan sejumlah
pertanyaan dan penilaian oleh wajip pajak yang terkait dengan
Pelaksanaan Pemeriksaan.
2.1.2 Tujuan Pemeriksaan Pajak
Sesuai dengan ketentuan pasal 2a9 ayat (1) Undang-Undang KUP
dinyatakan bahwa pemeriksaan memiliki tujuan sebagai berikut:
1. Menguji Kepatuhan Pemenuhan Kewajiban Perpajakan
2. Tujuan lain
2.1.3 Jenis Pemeriksaan Pajak
Pemeriksaan dapat dilakukan melalui dua jenis pemeriksaan sebagai
mana dimaksud pada pasal 5 ayat(1) Peraturan Menteri Keuangan
Nomor 17PMK.03/2013
Tentang tentang tatacara pemeriksaan yang meliputi:
5
1. Pemeriksaan lapangan yaitu pemeriksaan yang dilakukan ditempat
tinggal atau tempat kedudukan wajip pajak, tempat kegiatan usaha
atau pekerjaan bebas wajip pajak, dan/atau tempat lain yang
dianggap perlu oleh pemeriksa pajak
2. Pemeriksaan kantor, yaitu pemeriksaan yang dilakukan di kantor
direktorat Jenderal Pajak.
2.1.4 Kriteria Pemeriksaan Pajak
Terdapat dua kriteria yang merupakan alasan dilakukannya
pemeriksaan untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban
perpajakan yaitu pemeriksaan rutin dan pemerisaan khusus, selain itu
terdapat satu lagi kriteria pemeriksaan yaitu pemeriksaan tujuan lain.
a. Pemeriksaan rutin
Adalah pemeriksaan yang dilakukan sehubungan dengan
pemenuhan hak dan/atau pelaksanaan kewajiban perpajakan wajip
pajak adapun pemeriksaan rutin meliputi:
1. Wajip pajak menyampaikan SPT tahunan PPh yang menyatkan
lebih bayar restitusi (SPT tahunan PPH lebih bayar restitusi)
sebagai mana dimaksud dalam:
-Pasal 17B Undang-Undang KUP
-Pasal 17C Undang-Undang KUP tetapih memilih untuk tidak
dilakukan pengembalian dengan SKPPKP dan meminta untuk
direstitusikan, atau tidak dapat di berikan pengembalian dengan
SKPPKP
2. Wajip pajak menyampaikan SPT masa PPN yang menyatakan lebih
bayar restitusi (SPT Masa PPN Lebih Bayar Restitusi) sebagai
mana dimaksud dalam:
 Pasal 17B Undang-Undang KUP
 Pasal 17C Undang-undang KUP tetapi memilih untuk dilakukan
pengembalian melalui prosedur biasa, atau tidak dapat diberikan
pengembalian dengan SKPPKP.
 Wajip pajak menyampikan SPT tahunan PPH atau SPT masa
PPN yang menyatkan lebih bayar yang tidak disertai dengan
permohonan pengembalian kelebihan pembayaran pajak sebagai
mana dimaksud dalam pasal 17 ayat (1) UU kup
 Wajip pajak menyampiakan SPT masa PPN lebih bayar
kompensasi
6
b. Pemeriksaan khusus
Adalah pemeriksaan yang dilakukan terhadap wajip pajak yang
berdasarkan hasil analisis risiko secara manual atau secara
komputerisasi menunjukkan adanya indikasi ketidak patuhan
pemenuhan kewajiban perpajakan. Adapun ketentuan terkait dengan
pemeriksaan khusus adalah sebagai berikut:
1. Pemeriksaan khusus merupakan pemeriksaan yang dilakukan
terhadap wajip pajak berdasarkan analisis risiko.
2. Terhadap wajip pajak yang tidak memenuhi kriteria pemeriksaan
rutin dapat dilakukan Pemeriksaan khusus
3. Analisis risiko adalah kegiatan yang dilakukan untuk menilai
tingkat ketidak patuhan wajip pajak yang mengindikasikan potensi
penerimaan pajak.
4. Analisis risiko dibuat dengan mendasarkan pada profil wajip pajak
dan/atau data internal lainnya serta memanfaatkan data eksternal
baik secara manual maupun berdasarkan kriteria seleksi berbasis
risiko secara komputersisasi.
5. pemeriksaan khusus dilakukan dengan pemeriksaan lapangan
6. Pemeriksaaan khusus dilakukan dengan alasan:
 Persetujuan Kepala Kantor Wilaya Direktorar Jenderal Pajak
 Instruksi kepala Kantor Wilaya Direktorat Jenderal Pajak
 Instruksi Direktur Pemeriksaan dan Penagihan
c. Pemeriksaan untuk tujuan lain
Ruang lingkup untuk pemeriksaan untuk tujuan lain dalam rangka
melaksanakan ketentuan peraturan perundang undangan perpajakan
dapat meliputi penentuan, pencocokan, atau pengumpulan materi
yang berkaitan dengan tujuan pemeriksaan
Pemeriksaan untuk tujuan lainn dalam rangka melaksankan
ketentuan peraturan Perundang- Undangan perpajakan dilakukan
dengan kriteria antara lain berikut:
a. Pemberian Nomor Pokok Wajip Pajak secara jabatan selain yang
dilalkukan bersarkan verifikasi
b. Penghapusan Nomor pokok Wajip Pajak selain yang dilakukan
berdasarkan Verifikasi sebagai mana diatur rdalam Peraturan
Menteri Keuangan yang mengatur mengenai tata cara Verifikasi

7
c. Pengukuhan atau pencabutan Pengukuhan pengusaha kena pajak
selain yang dilakukan berdasarkan Verifikasi sebagai mana di
atur dalam peraturan Menteri Keuangan yang mengatur
mengenai cara Verifikasi.
d. Wajip Pajak mengajukan keberatan
e. Pengumpulan bahan guna penyusunan norma Perhitungan
penghasilan neto
f. Pencocokan data dan/atau alat keterangan
g. Penentuan Wajip Pajak berlokasi di daerah terpencil
h. Penentuan satu atau lebih tempat terutang pertambahan nilai
i. Pemeriksaan dalam rangka penagihan pajak
j. Penentuan saat produksi dimulai atau memperpanjang jangka
waktu kompensasi kerugian sehubungan dengan pemberian
fasilitas perpajakan
k. Memenuhhi permintaan informasi dari negara mitra perjanjian
penghindaran Pajak berganda.
2.1.5 Ruang Lingkup Pemeriksaan Pajak
Ruang lingkup pemeriksaan merupakan cakupan pemeriksaan yang
melliputi:
1. Jenis Pajak
2. Periode pencatatan/pembukuan yang dilakukan oleh wajip pajak
Ruang lingkup pemeriksaan berdasarkan cakupan jenis pajak
meliputi:
1. Satu jenis pajak (sigle-tax)
2. Beberapa jenis pajak
3. Seluruh jenis pajak (all-taxes)
Adapun ruang lingkup pemeriksaan berdasarkan cakupan periode
pencatatan/ pembukuan yang dilakukan oleh wajip pajak meliputi:
1. Satu Masa Pajak
2. Beberapa Masa Pajak
3. Bagian Tahun Pajak
4. Tahun pajak, baik dalam tahun tahun lalu maupun tahun berjalan

8
3.1.6 Jangka Waktu Pemeriksaan untuk Menguji Kepatuhan Pemenuhan
Kewajiban Perpajakan
Jangka waktu pemeriksaan untuk menguji kepatuhan pemenuhan
kewajiban perpajakan dibagi menjadi dua jangka waktu yaitu:
1. Jangka waktu pengujian
2. Jangka waktu pembahasan akhir hasil pemeriksaan dan pelaporan
Jangka waktu pengujian diatur dengan ketentuan sebagai berikut:
1. Pemeriksaan lapangan
a. Jangka waktu pengujian paling lama 6 bulan
b. Jangka waktu dihitung sejak surat pemberitahuan pemeriksaan
lapangan disampaikan kepada wajip pajak wakil, kuasa,
pegawai, atau anggota keluarga yang telah dewasa dari wajip
pajak.
2. Pemeriksaan kantor
a. Jangka waktu pengujian paling lama 4 bulan
b. Jangka waktu dihitung sejak tanggal waajip pajak, wakil kuasa,
dari wajip pajak, pegawei atau anggota keluarga yangtelah
dewasa dan wajip pajak datang memenuhi surat panggilan dalam
rangka Pemeriksaan sampai dengan tanggal surat Pemberitahuan
Hasil Pemeriksaan (SPHP) disampaian kepada wajip pajak,
wakil Kuasa, pegawai atau anggota yang telah dewasa dan wajip
pajak.
Adapun jangka waktu pembahasan akhir hasil pemeriksaan dan
pelaporan diatur dengan ketentuan sebagai berikut:
1. Jangka waktu pembahasan akhir hasil pemeriksaan baik untuk
pemeriksaan lapangan maupun pemerikssan kantor dilakukan
dalam jangka waktu paling lama 2 bulan
2. Jangka waktu pembahasan akhir hasil pemeriksaan dihitung sejak
tanggal SPHP disampaikan kepada wajip pajak wakil kuasa,
pegawai atau anggota.
Dengan alasan tertentu, jangka waktu pengujian pemeriksaan
kantor dan pemeriksaan lapangan dapat di perpanjang untuk
jangka waktu paling lama 2 bulan. Adapun alasan perpanjangan
jangka waktu pengujian pemeriksaan kantor lapangan adalah
sebagai berikut:

9
1. Pemeriksaan kantor/lapangan diperluas ke masa pajak, bagian
tahun pajak atau tahun pajak lainnya
2. Terdapat konfirmasi atau permintaan dan atau keterangan kepada
pihak ketiga
3. Ruang lingkup pemeriksaan Lapangan meliputi seluruh jenis
pajak
4. Berdasarkan pertimbangan kepala unit pelaksana Pemeriksaan
Jangka waktu pengujian pemeriksaan Lapangan yang terkait
dengan:
1. Wajip pajak kontrak kontrak kerja sama minyak dan gas bumi
2. Wajip pajak dalam satu grup
3. Wajip pajak yang terindikasi melakukan transaksi transfer
princing dan atau transaksi khsus lain yang berindikasi adanya
rekayasa transaksi keuangan.
Dapat diperpanjang untuk jangka waktu paling lama 6
bulan dan dapat dilakukan paling banyak 3 kali sesuai dengan
kebutuhan waktu untuk melakukan pengujian.
2.1.7 Jangka Waktu Pemeriksaan Untuk Tujuan Lain
1. Pemeriksaan Lapangan
a. Dilakukan dalam jangka waktu paling lama 4 bulan
b. Dihitung sejak tanggal surat pemberitahuan pemeriksaan lapangan
disampaikan kepada wajip pajak, wakil kuasa, pegawai atau
anggota keluarga yang telah dewasa dari wajip pajak, sampai
dengan tanggal LHP.
2. Pemeriksaan Kantor
a. Dilakukan dalam jangka waktu paling lama 14 hari
b. Dihitung sejak tanggal wajip pajak, wakil kuasa, pegawai atau
anggota keluarga yang telah dewasa dari wajip pajak, datang
memenuhi surat panggilan dalam rangka pemeriksaan kantor
sampai dengan tanggal dalam LHP.

10
2.1.8 Standar Pemeriksaan Untuk Menguji Kepatuhan Pemenuhan
Kewajiban perpajakan
Dalam rangka menjaga kualitas hasil pemeriksaan, pemeriksaan untuk
menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan harus
dilaksanakan sesuai dengan standar pemeriksaan. Standar pemeriksaan
yang merupakan capaian minimum yang harus dicapai dalam
pemeriksaan standar pemeriksaan meliputi:
1. Standar umum Pemeriksaan
2. Standar pelaksanaan Pemeriksaan
3. Standar pelaporan hasil pemeriksaan
Standar umum pemeriksaan meliputi:
1. Merupakan standar yang bersifat pribadi dan berkaitan dengan
persyaratan pemeriksa pajak
2. Pemeriksaan dilaksanakan oleh pemeriksa pajak yang memenuhi
syarat sebagai berikut
a. Telah mendapat pendidikan dan pelatihan teknis yang cukup
serta memiliki keterampilan sebagai pemeriksa pajak
b. Menggunakan keterampilannya secara cermat dan seksama
c. Jujur dan bersih dari tindakan tindakan tercela serta senantiasa
mengutamakan kepentingan negara
d. Taat terhadap berbagai ketentuan peraturan perundang undangan
di bidang perpajakan
3. Dalam hal diperlukan, pemeriksaan dapat dilaksanakan oleh tenaga
ahli dari luar Direktorat yang ditunjuk oleh direktur jenderal Pajak

Standar pelaksanaan pemeriksaan meliputi:


1. Pelaksanaan pemeriksaan harus didahului dengan persiapan yang
baik sesuai dengan tujuan pemeriksaan yang paling sedikit
meliputi kegiatan mengumpulkan dan mempelajari data wajip
pajak menyusun rencana pemeriksaan (audit plan), dan
menyusun program pemeriksaan (audit program), serta
mendapat pengawasan yang seksama.
2. Pemeriksaan yang dilaksanakan dengan melakukan pengujian
berdasarkan metode dan teknik pemeriksaan sesuai dengan
program pemeriksaan (audit program) yang telah disusun.

11
3. Temuan hasil pemeriksaan harus didasarkan pada bukti
komponen yang cukup dan berdasarkan ketentuan peraturan
perundang undangan perpajakan.
4. Pemeriksaan dilakukan oleh suatu tim pemeriksaan pajak yang
terdiri dari seorang supervisor, seorang ketua tim, dan seorang
atau lebih anggota tim dan dalam keadaan tertentu ketua tim
dapat merangkap sebagai anggota tim.
5. Tim pemeriksa pajak dapat di bantu oleh seorang atau lebih yang
memiliki kealihan tertentu, baik yang berasal dari Direktorat
jenderal Pajak yang telah ditunjuk oleh Direktorat Jenderal
Pajak, sebagai tenaga ahli seperti penerjemah bahasa, ahli di
bidang bidang teknologi informasi, dan pengacara.
6. Apabilah di perlukan, pemeriksaan untuk menguji kepatuhan
pemenuhan kewajiban perpajakan dilakukan secara bersama
sama dengan tim pemeriksa dari instansi lain.
7. Pemeriksaan dapat dilaksanakan di kantoran Direktrat Jenderal
Pajak, tempat tinggal atau tempat kedudukan Wajip Pajak dan
atau tempat kegiatan usaha lain yang di anggap perlu oleh
pemeriksa Pajak.
8. Periksaan dilaksanakan pada jam kerja dan apabilah diperlukan
dapat dilanjutkan diluar jam kerja.
9. Pelaksanan pemeriksaan didokumentasikan dalam bentuk kertas
kerja pemeriksaan (KKP) dengan ketentuan:
a. KKP wajip disusun oleh Pemeriksa Pajak dan berfungsi
sebagai:
1. Bukti bahwa Pemeriksaan telah dilaksanakan sesuai standar
pelaksanaan
2. Bahan dalam melakukan pembahasan akhir hasil
pemeriksaan dengan wajip pajak mengenai temuan hasil
pemeriksaan
3. Dasar pembuatan LHP
4. Sumber data atau informasi bagi penyelesaian keberatan
atau banding yang di ajukan oleh wajip pajak
5. Referensi untuk pemeriksaan berikutnya

12
Standar pelaporan hasil pemeriksaan meliputi:
1. Kegiatan pemeriksaan untuk menguji kepatuhan pemenuhan
kewajiban perpajakan harus dilaporkan dalam bentuk LHP
yang sesuai standar pelaporan pemeriksaan
2. LHP disusun secara ringkas dan jelas memuat ruang lingkup
atau pos pos yang di periksa sesuai dengan tujuan
pemeriksaan, memuat simpulan pemeriksaan pajak yang
didukung temuan yang kuat tentang ada atau tidak adanya
penyimpangan terhadap peraturan perundang undangan
perpajakan, dan memuat pula pengungkapan informasi
lainnya yang terkait dengan pemeriksaan.
3. LHP untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban
perpajakan sekurang kurangnya memuat:
a. Penugasan pemeriksaan
b. Identitas wajip pajak
c. Pembukuan atau pencatatan wajip pajak
d. Pemenuhan kewajiban perpajakan
e. Data/ informasi yang tersedia
f. Buku dan dokumen yang dipinjam
g. Materi yang diperiksa
h. Uraian hasil pemeriksaan
i. Ikhtisar hasil pemeriksaan
j. Perhitungan pajak terutang
k. Kesimpulan dan usul pemeriksa paja

13
BAB III
Tata Cara Pemeriksaan pajak
3.1.1 penyampaian Surat Pemberitahuan atau surat panggilan dalam
rangka pemeriksaan kantor
dalam rangka memberitahukan pelaksanaan pemeriksaan kepada
wajip pajak, pemeriksa pajak wajip memberitahukan kepada wajip
pajak mengenai akan di lakukannya pemeriksaan dengan:
1. menyampaikan surat pemberitahuan pemeriksaan lapangan, dalam
hal pemeriksaan dilakukan dengan jenis pemeriksaan lapangan
2. mengirimkan surat panggilan dalam rangka pemeriksaan rangka
pemeriksaan kantor, dalam hal pemeriksaan dilakukan dengan jenis
pemeriksaan.
Surat pemberitahuan pemeriksaan lapangan atau surat panggilan
dalam rangka pemeriksaan kantor diterbitkan untuk masa pajak,
bagian tahun pajak atau tahun pajak sebagai mana tercantum dalam
SP2 dan disampikan secara langusung kepada wajip pajak pada
saat dimulainya pemeriksaan lapangan.
Dalam hal penyampaian surat pemberitahuan pemeriksaan
lapangan secara langsung dipandang tidak efisien, surat
pemberitahuan pemeriksaan lapangan dapat disampaikan melalui
faksimili, pos dengan bukti pengiriman surat, atau jasa pengiriman
lainnya dengan bukti pengiriman dengan tetap memperhatikan
ketentuan mengenai batas waktu penyampaian.
Dalam hal surat pemberitahuan pemeriksaan lapangan
disampaikan secara langsung dan wajip pajak tidak berada
ditempat, surat pemberitahuan pemeriksaan lapangan dapat
disampaikan kepada:
1. wakil atau kuasa dari wajip pajak
2. pihak yang di anggap dapat mewakili wajip pajak yaitu:
a. pegawai dari wajip pajak yang menurut pemeriksa pajak
dapat mewakili wajip pajak dalam pemeriksaan dilakukuan
terhadap wajip pajak badan
b. anggota kelaurga yang telah dewasa dari wajip pajak yang
menurut pemeriksa pajak dapat mewakili wajip pajak dalam
hal pemeriksaan.

14
3.1.2 pertemuan dengan wajip pajak
pemeriksaan pajak wajip melakukan pertemuan dengan wajip pajak
untuk menjelaskan
1. alasan dan tujuan pemeriksaan
2. hak dan kewajiban wajip pajak selama dan setelah pelaksanaan
pemeriksaan
3. hak wajip pajak mengajukan permohonan untuk dilakukan
pembahasan dengan tim Quality Assurance pemeriksaan dalam hal
terdapat hasil pemeriksaan yang belum disepakati antara pemeriksa
pajak dengan wajip pajak dalam pembahasan akhir hasil
pemeriksaan.
4. Mengenai buku, catatan dan dokumen yang akan di pinjam dari
wajip pajak.
Dalam hal pemeriksaan dilakukan dengan jenis pemeriksaan
lapangan pertemuan dilakukan:
1. Bersamaan dengan penyampaian surat pemberitahuan
pemeriksaan lapangan disampaikan secara langsung
2. Setelah pemeriksaan pajak menyampaikan surat pemberitahuan
pemeriksaan lapangan dalam hal surat pemberitahuan
pemeriksaan lapangan disampaikan melalui faksimili, pos atau
jasa pengiriman lainnya.
Hal hal pemeriksaan dilakukan dengan jenis pemeriksaan
kantor, pertemuan dilakukan pada saat wajip pajak wakil ,atau
kuasa dari wajip pajak datang memenuhi surat panggilan dalam
rangka pemeriksaan kantor.
Pada saat melakukan pertemuan dengan wajip pajak,
pemeriksaan pajak wajip:
1. Memperlihatakan tanda pengenal pemeriksa pajak
2. Memperlihatkan SP2;
3. Menyampaikan surat pemberitahuan pemeriksaan lapang dalam
hal pemeriksaan dilakukan dengan jenis pemeriksaan lapangan
4. Menyampaikan formulir kuesioner pemeriksaan kepada wajip
pajak
Setelah melakukan pertemuan, pemeriksaan pajak wajip
membuat berita acara hasil pertemuan, yang ditandatangani oleh
pemeriksa pajak dan wajip pajak, wakil, atau kuasa dari wajip
15
pajak. Menolak menandatangani berita acara hasil pertemuan,
pemeriksa pajak membuat catatan mengenai penolakan tersebut
pada berita acara hasil pertemuan dan membuat catatan mengenai
penolakan penandatanganan berita acara, pertemaun di anggap
telah dilaksanakan:
Format:
1. Tanda pengenal pemeriksaan pajak tercantum pada lampiran 3
2. Surat perintah pemeriksaan (SP2) tercantum pada lampiran 4
3. Kuesioner pemeriksaan tercantum pada lampir 5
4. Berita acara hasil pertemuan tercantum pada lampiran 6
3.1.3 peminjaman Dokumen
dalam rangka menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan
wajip pajak, pemeriksa pajak memerlukan data dan informasi yang
terdapat dalam buku, catatan dan atau dokumen milikik wajip pajak.
Buku, catatan dan atau dokumen yang di pinjam oleh pemeriksa
pajak dari wajip pajak disesuaikan dengan ruang lingkup pemeriksaan
dan rencana pemeriksaan.
Terkait dengan peminjaman buku, catatan dan atau dokumen milik
wajip pajak, berlaku ketentuan ketentuan sebagai berikut;
1. dalam hal pemeriksaan dilaksanakan dengan jenis
pemeriksaan,lapangan buku, catatan,dan/atau dokumen termasuk
data yang dikelolah secara elektronik serta keterangan lain u
diperlakukan dan diperoleh/ditemukan pada saat pelaksanaan
pemeriksaan di tempat wajip pajak, dipinjam pada saat itu juga.
2. Dalam hal pemeriksaan dilaksanakan dengan jenis pemeriksaan
kantor, maka daftar buku catatan dan/atau dokumen, termasuk data
yang di kelolah secara elektronik serta keterangan lain yang
diperlukan oleh pemeriksa pajak harus, dilampirkan pada surat
panggilan dalam rangka pemeriksaan kantro.
3. Dalam hal pemeriksaan dilaksanakan dengan jenis pemeriksaan
kantor maka buku, catatan, dan/atau dokumen termasuk apa
elektronik serta keterangan lain, dipinjam pada saat wajip pajak
memenuhi panggilan dalam rangka pemeriksaan.

16
Dalam hal buku, catatan dan/atau dokumen termasuk data yang di
kelolah secara elektronik serta keterampilan lain yang dipinjam
belum dipenuhi dan jangka waktu 1 bulan belum terlampaui,
pemeriksa pajak dapat menyampaikan peringatan secara tertulis
paling banyak 2 kali yaitu:
1. Surat peringatan pertama setelah 2 minggu sejak tanggal
penyampaian surat permintaan peminjaman buku, catatan, dan
dokumen,
2. Surat peringatan kedua setelah 3 minggu sejak tanggal
penyampaian surat permintaan peminjaman buku, catatan, dan
dokumen.
Setiap peringatan, yang disampaikan, harus dilampiri dengan
daftar buku, catatan, dan dokumen yang belum dipinjamkan
dalam pemeriksaan.
Secara elektronik serta keterangan lain yang diminta oleh
pemeriksa pajak tidak dimiliki dan/atau dikuasi oleh wajip pajak.
Apabilah jangka waktu 1 bulan peminjaman dokumen
terlampaui maka
1. Pemeriksa pajak harus membuat berita acara tidak dipenuhinya
permintaan peminjaman buku, catatan dan dokumen yang di
lampiri dengan rincian daftar buku catatan, dan dokumen yang
wajip dipinjamkan.
2. Pemeriksa pajak harus membuat berita acara pemenuhan seluruh
peminjaman.
Dalam hal wajip pajak tidak sepenuhnaya meminjamkan
buku, catatan, dan atau dokumen termasuk data yang
dikelolah secara elektronik serta keterangan lain yang diminta
berdasarkan berita acara tidak dipenuhinya permintaan
peminjaman buku, catatan, dan dokumen, pemeriksa pajak
harus menentukan dapat atau tidaknya melakukan pengujian
dalam rangka menghitung besarnya penghasilan kena pajak
berdasarkan bukti kompeten yang cukup sesuai standar
pelaksanaan pemeriksaan.
Konsekuensi tidak dipenuhinya permintaan peminjaman
buku, catatan, dan/atau dokumen:

17
1. Dalam hal pemeriksaan dilakukan terhadap wajip pajak badan
dan pemeriksa, pajak tidak dapat melakukan pengujian dalam
rangka menghitung besarnya penghntasilan kena pajak dapat
dihitung secara jabatan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang undang Perpajakan.
2. Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar dapat diterbitkan
berdasarkan ketentuan pasal 3 ayat 1 huruf d Undang-Undang
KUP sehingga wajip pajak akan dikenakan sanksi administrasi
berupa kenaikkan sebesar 50% atau 100%
Format:
1. Surat Permintaan Peminjaman Buku, Catatan, Dan Dokumen
tercantum pada lampiran
2. Bukti Peminjaman, dan Pengembalian Buku, Catata, dan
Dokumen Tercantum pada lampiran 8.
3. Surat pernyataan Keaslian Dokumen dan atau Data yang
dipinjamkan teracantum pada lampiran 9
4. Surat peringatan pertama dan kedua tercantum pada lampiran
10.
5. Berita Acara Tidak Dipenuhinya peminjaman Buku Catatan,
dan Dokumen tercantum pada lampiran 11
6. Berita Acara Pemenuhan Seluruh Peminjaman Buku, Catatan
dan dokumen tercantum pada lampiran 12
3.1.4 Penolakan Pemeriksaan
Dalam hal Wajip Pajak wakil, atau kuasa dari wajip pajak yang
dilakukan pemeriksaan lapangan untuk menguji kepatuhan pemenuhan
kewajiban perpajakan menyatakan menolak untuk dilakukan
pemeriksaan untuk dilakukan pemeriksaan termasuk menolak
menerima surat pemberitahuan pemeriksaan lapangan,

18
Wajip pajak Wakil atau kuasa dari wajip pajak harus menandatangani
surat pernyataan penolakan pemeriskaan.
Apabilah dalam jangka waktu paling lama 1 bulan sejak surat panggilan
dalam rangka pemeriksaan kantor disampaikan kepada wajip pajak dan
surat panggilan tersebut tidak dikembalikan.
Pemeriksa pajak berdasarkan surat pernyataan penolakan, berita acara
tidak dipenuhinya panggilan pemeriksaan, surat penolakan membantu
kelancaran pemeriksaan atau berita acara penolakan membantu
kelancaran pemeriksaan dapat melakukan penetapan pajak secara
jabatan atau mengusulkan pemeriksaan Bukti Permulaan.
Format:
1. Surat pernyataan penolakan pemeriksaan tercantum pada lampairan
13
2. Berita acara penolakan pemeriksaan tercantum pada lampiran 14
3. Surat Pernyataan Penolakan Membantu Kelancaran Pemeriksaan
tercantum pada lampiran 15
4. Berita acara penolakan Membantu Kelancaran Pemeriksaan tercantum
Pada lampiran 16
5. Berita acara tidak memenuhi panggilan dalam rangka Pemeriksaan
kantor tercantum pada lampiran17
3.1.5 Pengujian Oleh Pemeriksa Pajak
Pemeriksaan oleh pemeriksa pajak dilakukan berdasarkan metode,
teknik dan prosedur, pemeriksaan yang ditetapkan dalam surat edaran
Direktur Jenderal Pajak Nomor-SE 65/PJ/2013 tentang Pedoman
Penggunaan Metode dan teknik pemeriksaan.
Metode pemeriksaan adalah teknik dan prosedur pemeriksaan yang
dilakukan terhadap buku, catatan dan dokumen serta data, informasi,
dan keterangan lain,
19
yang terdiri atas metode langsung dan metode tidak langsuung.
1. Metode langsung adalah teknik dan prosedur pemeriksaan dengan
melakukan pengujian atas kebenaran pos-pos surat pemberitahuan
(SPT) termasuk lampirannya, yang dilakukan secara langsung
tterhadap buku, catatan, dan dokumen terkait.
2. Metode Tidak Langsung adalah teknik dan prosedur pemeriksaan
dengan melakukan pengujian atas kebenaran posp-pos surat
pemberitahuan (SPT) termasuk lampirannya, yang dilakukan secara
tidak langsung melalui suatu pendekatan penghitungan tertentu.
Metode tidak langsung meliputi:
a. Transaksi Tunai dan Bank
b. Sumber dan penggunaan dana
c. Penghitungan Rasio
d. Satuan dan/atau volume
e. Pertambahan kekayaan Bersih (Net Worth) dan
f. Penghitungan Biaya Hidup
Teknik pemeriksaan adalah cara-cara pengumpulan bukti,
pengujian, dan/atau pembuktian yang dikembangkan oleh
Pemeriksa Pajak untuk menyakini kebenaran pos-pos yang di
periksa teknik pemeriksaan meliputi:
1. Pemanfaatan informasi internal/atau eksternal Direkrtorat
Jenderal Pajak
2. Pengujian keabsahan dokumen
3. Evaluasi
4. Analisi angka-angka
5. Penelusuran angka-angka (tracing)
6. Penelusuran bukti
7. Pengujian keterkaitan
20
8. Ekualisasi atau rekonsiliasi
9. Permintaan keterangan atau bukti
10. Konfirmasi
11. Inspeksi
12. Pengujian kebenaran fisik
3.1.6 penyampaian surat pemberitahuan hasil pemeriksaan (SPHP)
hasil pemeriksaan untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban
perpajakan harus di beritahukan kepada wajip pajak melalui
penyampaian SPHP yang dilampirkan dengan daftar temuan hasil
pemeriksaan. SPHP adalah surat yang berisi tentang temuan
pemeriksaan yang meliputi pos-pos yang dikoreksi dasar koreksi,
perhitungan sementara dari sanksi administrasi. SPHP dan daftar temuan
hasil pemeriksaan disampaikan oleh pemeriksa pajak secara langsung
atau melalui faksimili
dalam hal SPHP disampaikan secara langsung dan wajip pajak, wakil
atau kuasa dari wajip pajak penolakan untuk menerima SPHP, wajip
pajak, wakil, atau kausa dari wajip pajak harus menandatangani sungrat
penolakan menerimsa SPHP. Apabilah wajip pajak menolak
menandatangani surat penolakan menerima SPHP, maka pemeriksaan
pajak membuat berita acara penolakan menerima SPHP yang
ditandatangani oleh tim pemeriksa pajak.
Wajip pajak wajib memberikan tanggapan tertulis atas SPHP dan
daftar temuan hasil pemeriksaan dalam bentuk:
1. lembar pernyataan persetujuan hasil pemeriksaan dalam hal wajip
pajak menyetujui seluruh hasil pemeriksaana atau
2. surat sanggahan, dalam hal wajip pajak tidak menyetujui sebagian
atau seluruh hasil pemeriksaan.

21
Tanggapan tertulis harus disampaikan dalam jangka waktu paling
lama:
1. 7 (tuju) hari kerja sejak tanggal diterimanya SPHP oleh wajip pajak
2. Dalam hal wajip pajak membutuhkan waktu yang lebih lama untuk
menyampaikan tanggapan, wajip pajak dapat melakukan
perpanjangan jangka waktu penyampaian tanggapan tertulis untuk
jangka waktu paling lama 3 hari kerja terhitung sejak jangka waktu
pemyampaian tangapan berakir.
Untuk melakukan perpanjangan jangka waktu penyampaian
tanggapan, wajip pajak harus menyampaikan pemberitahuan tertulis
disampaikan oleh wajip pajak secara langsung atau melalui faksimili.
Dalam hal wajip pajak tidak menyampaikan tanggapan tertulis atas
SPHP, pemeriksa pajak membuat berita acara tidak disampaikannya
tanggapan tertulis atas SPHP yang ditandatangani oleh tim pemeriksa
pajak.
Dalam rangka memberikan tanggapan atas SPHP yang
disampaikan pemeriksa pajak secara optimal, maka wajip pajak harus
menyiapkan beberapa hal sebagai berikut:
1. Dokumen atau bukti untuk menyanggah temuan pemeriksa pajak
2. Dasar hukum untuk menyanggah temuan Pemeriksa pajak
Contoh:
Pemeriksa pajak dalam pemeriksaan PPh Badan melakukan
koreksi atas biaya gaji senilai Rp 100.000.000,00 dengan alasan
pengeluaran tersebut dibayarkan sehubungan dengan pekerjaan
atau jasa oleh pegawai yang diberikan dalam bentuk natura dan
kenikmatan dan tidak berkaitan dengan kegiatan usaha wajip
Pajak.
22
Dalam rangka memberikan tanggapan atas temuan/koreksi biaya
gaji maka wajip pajak harus mempersiapkan:
1. Dokumen yang menyatakan bahwa pengeluaran tersebut tidak
diberikan dalam bentuk natura yang dapat berupa
 Rekening bank yang menunjukkan apa adanya aliran transfer
secara tunai kepada pegawai
 Kuitansi penerimaan uang oleh pegawai yang bersangkutan
2. Dokumen yang menyatakan bahwa pengeluaran tersebut digunakan
untuk mendapatkan, memelihara dan menagih penghasilan yang
dapat berupa:
 Kontrak kerja antara perusahaan dengan pegawai
 Struktur organisasi yang menunjukkan bahwa pekerjaan pegawai
dimaksud memiliki keterkaitan dengan kegiatan usaha wajip pajak.
3. Dasar hukum yang dapat disampaikan bahwa pengeluaran tersebut
dapat memenuhi ketentuan pasal 6 ayat (1) Undang Undang Pajak
penghasilan yang menyatakan bahwa biaya gaji di maksud
digunakan untuk mendapatkan memelihara dan menagih penghasilan
sehingga dapat dijadikan pengurangan penghasilan bruto.
Dalam hal pemeriksaan pajak tidak menyampaikan SPHP, maka
wajip pajak dapat menempuh langka hukum sebagai berikut:
1. Mengajukan permohonan kepada Direktur Jenderal Pajak untuk
mealakukan pembatalan hasil pemeriksaan atau surat ketetapan
pajak dari hasil pemeriksaan ayng dilaksanakan.
2. Mengajukan gugatan kepada badan peradilan pajak atas penerbitan
surat ketetapan pajak yang dalam penerbitannya tidak sesuai dengan
prosedur atau tata cara yang telah di atur dalam ketentuan peraturan
perundang undangan perpajakan sebagai mana dimaksud dalam

23
3. pasal 23 ayat 2 huruf d Undang-Undang KUP.
Format:
1. Surat pemberitahuan hasil pemeriksaan tercantum pada lampiran
19
2. Surat pemberitahuan hasil pemeriksaan dalam hal penghasilan
kena pajak dihitung secara jabatan tercantum pada lampiran 20
3. Daftar temuan pemeriksaan tercantum pada lampiran 21
4. Surat pernyataan Menolak Menerima SPHP tercantum pada
lampiran 22
5. Berita Acara penolakan SPHP tercantum pada lampiran 23
6. Lembar pernyataan persetujuan Hasil pemeriksaan tercantum pada
lampiran 24
7. Surat pemberitahuan perpanjangan jangka waktu penyampaian
tanggapan Hasil pemeriksaan tercantum pada lampiran 25
8. Berita Acara tidak Disampaikannya Tanggapan Tertulis atas SPHP
tercantum pada lammpiran 26
3.1.7 Pembahasan akhir hasil Pemeriksaan
Dalam rangka melaksanakan pembahasan atas hasil pemeriksaan yang
tercantum dalam SPHP dan daftar temuan hasil pemeriksaan kepada
wajip pajak harus diberikan hak hadir dalam bembahasan akhir hasil
pemeriksaan.
Dalam hal terhadap wajip pajak dilakukan penetapan secara jabatan
maka buku catatan, atau dokumen termasuk data yang di kelolah.
Hasil pemeriksaan hanya terbatas pada:
1. Penghitungan peredaran usaha atau penghasilan bruto dalam rangka
penghitungan penghasilan secara jabatan.

24
2. Kredit pajak sebagai pengurang pajak penghasilan
Nomor 17/PMK.03/2013, dalam hal wajip pajak tidak
menyampaikan tanggapan tertulis atas SPHP:
Beberapa hal yang akan dilakukan oleh pemeriksa pajak terkait
dengan penyampaian tanggapan oleh wajip pajak dan kehadiran
wajip pajak dalam pembahasan akhir hasil pemeriksaan:
1. Apabilah wajip pajak, wakil, atau kuasa dari wajip pajak
a. Menyampaika lembar pernyataan persetujuan hasil
pemeriksaan dalam jangka waktu
b. Hadir dalam pembahasan akhir Hasil pemeriksaan sesuai
dengan hari dan tanggal yang tercantum dalam undangan
tertulis
2. Apabilah wajip pajak, wakil atau kuasa dari wajip pajak:
a. Menyampaikan lembar pernyataan persetujuan hasil
pemeriksaan dalam jangka waktu
b. Tidak hadir dalam pembahasan Akhir Hasil pemeriksaan
sesuai dengan hari dan tanggal yang tercantum dalam
undangan tertulis.
3. Apabila wajip pajak, wakil, atau kuasa dari wajip pajak:
a. Menyampaikan surat sanggahan dalam jangka waktu dan
b. Hadir dalam pembahasan Akhir Hasil Pemeriksaan sesuai
undangan.
Berikut ketentuan terkaitan dengan pembuatan berita acara
pembahasan Akhir Hasil pemeriksaan dan ihtisar hasil
pembahasan:

25
1. Dalam hal terdapat hasil pemeriksaan yang belum disepakati
dalam risala pembahasan dan wajip pajak mengajukan
permohonan pembahasan dengan tim Quality Assurance
pemeriksaan.
2. Dalam hal wajip pajak tidak mengajukan permohonan dan
pembahasan dengan tim Quality Assurance pemeriksaan berita
acara pembahasan akhir hasil pemeriksaan yang dilampiri dengan
ihtisar hasil hasil pembahasan akhir dibuat berdasarkan risalah
pembahasan.
3.1.8 pembahasan Dengan TimQuality Assurance Pemeriksaan
dalam rangka membahas hasil pemeriksaan yang belum disepakati
antara pemeriksa pajak dan wajip pajak dalam pembahasan akhir hasil
pemeriksaan dan guna menghasilkan pemeriksaan yang berkualitas,
wajip pajak dapat mengajukan permohonan agar hal tersebut di bahas
oleh tim Quality Assurance pemeriksaan.
Dalam hal wajip pajak mengajukan permohonan pembahasan dengan
tim Quality Assurance Pemeriksaan, wajip pajak menyampaikan surat
permohonan kepada:
1. kepada kantor wilayah Direktorat Jenderal Pajak dalam hal
pemeriksaan dilakukan oleh pemeriksa pajak pada kantor pelayanan
pajak atau kantor Wilaya Direktorat Jenderal Pajak
2. direktur Pemeriksaan dan Penagihan, dalam hal pemeriksaan dilakukan
oleh Pemeriksa pajak pada direktorat pemeriksa pemeriksaan dan
penagihan.
Tim Quality Assurance Pemeriksaan dibentuk Oleh Direktur
Pemeriksaan dan penagihan atau kepala kantor wilayah Direktorat
Jenderal Pajak dengan susunan keanggotaan yang terdiri dari 1(satu)
orang ketua, 1 (satu) Orang Sekretaris, dan 3 (tiga) orang anggota
26
Adapun tugas tim Quality Assurance Pemeriksaan adalah:
1. membahas perbedaan pendapat antara wajip pajak dengan pemeriksa
pajak pada saat pembahasan Akhir Hasil Pemeriksaan
2. memberikan simpulan dan keputusan atas perbedaan pendapat antara
wajip pajak dengan pemeriksa pajak
3. membuat risalah Tim Quality Assurance pemeriksaan yang berisi
simpulan dan keputusan kampus hasil pembahasan dan bersifat
mengikat.
Dalam rangka melaksanakan pembahasan pada tingkat tim Quality
Assurance pemeriksaan, maka berikut beberapa prosedur yang akan
ditempuh oleh tim Quality Assurance Pemeriksaan:
1. berdasarkan surat permohonan wajip pajak, Tim Quality Assurance
Pemeriksaan pajak untuk melakukan pembahasan atas hasil
pemeriksaan yang belum disepakati dalam risalah pembahasan
2. undangan dapat disampaikan secara langsung atau melalui faksimili
3. pembahasan dengan tim Quality Assurance pemeriksaan dilakukan
oleh Tim Quality Assurance Pemeriksaan tim pemeriksa pajak wakil
atau kuasa dari wajip pajak
4. dalam hal wajip pajak tidak hadir dalam pembahasan dengan tim
Quality Assurance pemeriksaan sesuai dengan hari dan tanggal yang
tercantum dalam undangan, pembahasan dengan Tim Quality
Assurance Pemeriksaan harus tetap dilakukan oleh Tim Quality
Assurance Pemeriksaan dan tim pemeriksa pajak.
5. Pelaksanaan pembahasan Akhir hasil pemeriksaan antara wajip pajak
dengan pemeriksa pajak serta pelaksanaan pembahasan
6. dengan tim Quality Assurance pemeriksaan harus
mempertimbangkan jangka waktu pembahasan akhir hasil pemeriksaan
dan pelaporan.
27
7. Dalam hal wajip pajak tidak hadir dalam pembahasan pada hari dan
tanggal sesuai undangan, pembahasan dengan tim Quality Assurance
Pemeriksaan dianggap telah dilakukan
Format:
a. Surat permohonan pembahasan dengan tim Quality Assurance
pemeriksaan tercantum pada lampiran 29
b. Undangan untuk menghadiri pembahasan dengan tim Quality
Assurance Pemeriksaan tercantum pada lampiran 30
c. Risalah Tim Quality Assurance Pemeriksaan tercantum pada lampiran
31
3.1.9 penandatanganan Berita Acara Pembahasan Akhir Hasil
Pemeriksaan
dalam rangka menandatangani berita acara pembahasan Akhir Hasil
Pemeriksaan, pemeriksa pajak melalui kepala unit pelaksana
Pemeriksaan memanggil wajip pajak dengan mengirimkan surat
panggilan untuk menandatangani berita acara pembahasan hasil akhir
pemeriksaan. Berikut beberapa ketentuan terkait dengan
penandatanganan berita acara pembahasan akhir hasil pemeriksaan:
1. surat panggilan dapat disampaikan secara langsung atau melalui
faksimili
2. dalam hal surat panggilan disampaikan secara langsung dan wajip
pajak, wakil atau kuasa dari wajip pajak menolak untuk menerima
surat panggilan tersebut, wajip pajak, wakil atau kuasa dari wajip
pajak menolak menerima surat panggilan untuk menandatangani
berita acara pembahasan akhir hasil Pemeriksaan.

28
2.1.10 Dalam wajip pajak, wakil atau kuasa dari wajiip pajak meolak
menandatangani surat pernyataan, Pemeriksa pajak membuat berita
acara
2.1.11 Penyelesaian Pemeriksaan
Pemeriksaan Lapangan atau pemeriksaan kantor untuk menguji
kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan diselesaikan dengan cara:
1. Menghentikan pemeriksaan dengan membuat LHP sumir
2. Membuat LHP, sebagai dasar penerbitan surat ketetapan pajak
dan/atau surat tagihan pajak sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang undangan perpajakan
Penyelesaian pemeriksaan dengan membuat LHP sumir dilakukan
dalam hal:
1. Wajip pajak, wakil kuasa, pegawai atau anggota keluarga yang telah
dewasa dari wajip pajak yang diperiksa:
a. Tidak ditemukan dalam jangka waktu 6 bulan sejak tanggal surat
pemberitahuan pemeriksaan lapangan diterbitkan
b. Tidak memenuhi panggilan pemeriksaan dalam jangka waktu 4
bulan sejak tanggal surat panggilan dalam rangka pemeriksaan
kantor diterbitkan.
2. Pemeriksaan lapangan atau pemeriksaan kantor yang ditangguhkan
kerena ditindaklanjuti dengan pemeriksaan bukti permulaan secara
terbuka dari pemeriksaan bukti permulaan secara terbuka tersebut:
a. Tidak dilanjutkan dengan penyidikan karena wajip pajak
mengungkapkan ketidak benaran perbuatannya sebagai mana
dimaksud dalam pasal 8 ayat 3 Undanng-Undang KUP
b. Pemeriksaan ulang tidak mengakibatkan adanya tambahan atas
jumlah pajak yang telah ditetapkan dalam surat ketetapan pajak
sebelumnya.
29
c. Terdapat keadaan tertentu berdasarkan pertimbangan direktur
jenderal pajak.
Adapun penyelesaian pemeriksaan dengan membuat LHP sebagai
dasar penerbitan surat ketetapan pajak dan/atau surat tagihan pajak
sesuai dengan ketentuan peraturan Perudang-Undangan dilakukan
dalam hal:
1. Wajip pajak, atau kuasa, pegawai atau anggota keluarga yang
telah dewasa dari wajip pajak yang dilakukan pemeriksaan
sehubungan dengan permohonan pengembalian kelebihan
pembayaran pajak sebagai mana dimaksud dalam pasal 17B
Undang-Undang KUP
a. Tidak ditemukan dalam jangka waktu 6 bulan sejak tanggal surat
pemberitahuan pemeriksaan Lapangan di terbitkan
b. Tidak memenuhi panggilan pemeriksaan dalam jangka waktu 4
bulan sejak tanggal surat panggilan dalam rangka pemeriksaan
kantor diterbitkan
2. Wajip pajak, wakil, kuasa, pegawai atau anggota keluarga yang
telah dewasa dari wajip pajak yang dilakukan pemeriksaan
ditemukan atau memenuhi panggilan pemeriksaan, dan
pemeriksaan dapat diselesaikan dalam jangka waktu
pemeriksaan.
2.1.12 Pengembalian Dokumen
Buku, catatan, dan dokumen yang dipinjam harus dikembalikan kepada
wajip pajak dengan menggunkan bukti peminjaman dan pengembalian
buku, catatan dan dokukumen paling lambat 7 (Tujuh) hari kerja sejak
tanggal LHP.

30
2.1.13 Pengembalian Dokumen
Surat ketetapan pajak dari hasil pemeriksaan yang dilaksanakan tanpa:
1. Penyampaian SPT
2. Pembahasan akhir hasil pemeriksaan
Adapun ketentuan terkait dengan pembatalan hasil pemeriksaan ini
ditentukan sebagai berikut:
1. Dalam hal dilakukan pembatalan hasil pemeriksaan harus dilanjutkan
dengan melaksanakan prosedur penyampaian SPHP/ dan/atau
pembahasan Akhir Hasil Pemeriksaan
2. Prosedur penyampaian SPHP dan/atau pelaksanaan pembahasan hasil
pemeriksaan , harus dilakukan sesuai dengan ketentuan yang diatur
dalam menteri keuangan Nomor 17/PMK.03/2013 tentang cara
pemeriksaan.
2.1.14 Pemeriksaan Ulang
Untuk menampung kemungkinan terjadinya suatu surat ketetapan pajak
kurang bayar yang ternyata telah ditetapkan lebih rendah atau pajak
yang terutang dalam suatu surat ketetapan p ajak nihil ditetapkan lebih
rendah atau telah dilakukan pengembalian pajak yang tidak seharusnya
sebagai mana telah ditetapkan dalam surat ketetapan pajak lebih bayar,
Direktur jenderal Pajak berwenang untuk menerbitkan surat ketetapan
pajak kurang bayar Tambahan (SKPKBT) dalam jangka waktu 5 tahun
setelah saat terutangnya pajak atau berakirnya masa pajak, bagian tahun
pajak.

31
Contoh:
Dalam surat pemberitahuan dan/atau laporan keuangan tertulis adanya
biaya iklan Rp 10.000.000,00 sedangkan sesungguhnya biaya tersebut
terdiri atas Rp 5.000.000,00 media iklan dimedia massa dan Rp
5.000.000,00 sisahnya adalah sumbangan atau hadiah yang tidak boleh
dibebankan sebagai biaya. Apabila pada saat penetapan semula wajip
pajak tidak mengungkaipkan perincian tersebut sehinggah fiskus tidak
melakukan koreksi atas pengeluaran berupa sumbangan atau hadiah
sehinggah pajalk yang terutang tidak dihitung secara benar, data
mengenai pengeluaran berupa sumbangan atau hadiah tersebut
tergolong data yang semula belum terungkap.
2.1.15 Usul Pemeriksaan Bukti Permulaan
Pemeriksaan untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban
perpajakan dapat diusulkan menjadi pemeriksaan bukti permulaan.
AdalahPemeriksaan yang dilakukan untuk mendapatkan bukti
permulaan tentang adanya dugaan telah terjadi tidak pidana di bidang
perpajakan dapat diusulkan pemeriksaan bukti permulaan secara
terbuka apabila:
1. Pada saat pelaksanaan pemeriksaan ditemukan adanya indikasi tindak
pidana di bidang perpajakan
2. Wajip Pajak menolak untuk melakukan pemeriksaan dan terhadap
wajip pajak tersebut tidak dilakukan penghitungan penghasilan kena
pajak secara jabatan
Adapun ketentuan tekait dengan pengusaha pemeriksaan bukti
permulaan adalah sebagai berikut:
1. Dalam hal pemeriksaan yang dilakukan berupa Pmeriksaan atas
permohonan pengembalian kelebihan pembayaran pajak sebagai mana
dimaksud dalam pasal 17B Undang-Undang KUP,
32
usulan pemeriksaan Bukti permulaan bukti permulaan secara terbuka
harus memperhatikan jangka waktu penyelesaian permohonan
pengembalian kelebihan pembayaran pajak tersebut.
2. Dalam hal usulan Pemeriksaan Bukti Permulaan secara terbuka
disetujui oleh pejabatu yang berwenang, pelaksanaan pemeriksaan
ditangguhkan dengan membuat laporan kemajuan pemeriksaan sampai
dengan:
a. Pemeriksaan bukti permulaan secara terbuka diselesaikan karena wajip
pajak mengungkapkan ketidak benaran perbuatan sebagai mana
dimaksud dalam pasal 8 ayat 3 Undang-Undang KUP;
b. Pemeriksaan Bukti Permulaan secara terbuka diselesaikan dengan
penerbitan surat ketetaan pajak kurang bayar sebagai mana dimaksud
dalam pasal 13A Undang-Undang KUP
c. Pemeriksaan bukti permulaan secara terbuka dihentikan kerena wajip
pajak orang pribadi yang dilakukan pemeriksaan bukti permulaan
secara terbuka meninggal dunia;
d. Pemeriksaan Bukti Permulaan secara terbuka dihentikan karena tidak
ditemukan adanya bukti permulaan tindak pidana di bidang
perpajakan;
e. Penyidikan dihentikan sesuai dengan ketentuan pasal 44A Undang
Udang KUP atau pasal 44B Undang- Undang KUP;
3. Penggunaan pemeriksaan harus diberitahukan secara tertulis kepada
wajip pajak
4. Pemberitahuan secara tertulis disampaikan bersama dengan
disampaikannya surat pemberitahuan pemeriksaan bukti permulaan
secara terbuka.

33
5. Buku, catatan, dan dokumen, yang terkait dengan pemeriksaan yang di
tangguhkan diserahkan kepada pemeriksa pajak dan pemeriksa bukti
permulaan .
6. Fotokopi berita acara diserahkan kepada wajip pajak
7. Pemeriksaan yang ditangguhkan dilanjutkan sesuai dengan ketentuan
yang berlaku, apabila:
a. Pemeriksaan bukti permulaan secara terbuka dihentikan karena wajip
pajak orang pribadi yang dilakukan pemeriksaan bukti permulaan
secara terbukti meninggal dunia’
b. Pemeriksaan permulaan secara terbuka dihentikan karena tidak
ditemukan adanya bukti permulaan tindak pidana di bidang
perpajakan.
c. Pemeriksaan Bukti Permulaan secara terbuka dilanjun sebagtkan
dengan penyidikan namun penyidikan dihentikan karena memenuhi
ketentuan sebagai mana dimaksud dalam pasal 44A Undang- Undang
KUP;

34
BAB IV
PENUTUP
4.1.1 Kesimpulan
Pelaksanaan pemeriksaan pajak terdiri dari 2 tujuan:
yang pertama adalah pemeriksaan pajak yang bertujuan untuk Menguji
Kepatuhan Pemenuhan Kewajiban Perpajakan dan yang
Kedua adalah pemeriksaan pajak dilakukan untuk Tujuan Lain. Kedua
bentuk pemeriksaan ini pada dasarnya merupakan bentuk dari tindakan
mematuhi peraturan perundang-undangan perpajakan serta dalam
rangka mewujudkan penerapan sistem self assessment agar berjalan
dengan efektif dan semestinya. Untuk itu dirasa sangat diperlukan
sekali adanya pelaksanaan pemeriksaan pajak. Berdasarkan bab
pembahasan sebelumnya, maka di dapat beberapa kesimpulan sebagai
berikut :
1. Pemeriksaan Pajak untuk Menguji Kepatuhan Pemenuhan Kewajiban
Perpajakan Dalam pelaksanaan pemeriksaan pajak untuk Menguji
Kepatuhan Pemenuhan Kewajiban Perpajakan terdapat dua kriteria
dan harus sesuai dengan ketentuan umum perpajakan yang telah
ditetapkan. Kriteria tersebut adalah Pemeriksaan Rutin dan
Pemeriksaan Khusus. Kedua pemeriksaan ini dilakukan apabila
terdapat Wajib Pajak yang mengajukan penyampaian permohonan
SPT lebih bayar, WP yang diberikan pengembalian pendahuluan
kelebihan pembayaran pajak, WP yang menyatakan SPT Rugi, WP
yang melakukan penggabungan, peleburan, pemekaran, likuidasi,
pembubaran, atau akan meninggalkan Indonesia untuk selama-
lamanya, WP

35
4.1.2 Saran
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah yang kami buat ini masih
jauh dari kesempurnaan akibat keterbatasannya buku buku yang kami
gunakan dalam membuat makalah ini. Adapun saran yang bisa kami
paparkan dari makalah ini yaitu pentingnya memperbarui
pengetahuan tentang perpajakan karena perpajakan memiliki berbagai
Undang-Undang dimana setiap tahun atau jenjang masa tertentu akan
mengalami perubahan dan perbaikan.
4.1.3 Pustaka
Mardiasmo. 2019, Perpajakan Edisi 2019, Andi, Yogyakarta.

36

Anda mungkin juga menyukai