Anda di halaman 1dari 17

PEMERIKSAAN DAN PENYIDIKAN PAJAK

MAKALAH HUKUM PAJAK


Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Akuntansi (S.Ak)

OLEH:
KELOMPOK 1
 PORTINA (22510015)
 APRIDA DAMAYANTI Br. SITANGGANG (22510017)
 TERANG CLAUDIA SIMANJUNTAK (22510022)
 ERIKA ELISABETH MENDROFA (22510023)
 EUNIKE PETRICIA MAUREEN PASARIBU (22510028)

UNIVERSITAS HKBP NOMMENSEN MEDAN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


PRODI AKUNTANSI

2023

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan atas hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat
serta karunianya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu untuk
memenuhi salah satu tugas mata kuliah Hukum Pajak. Kami menyadari bahwa penyusunan
makalah ini dapat terselesaikan karena adanya dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu,
saya ucapkan terima kasih atas dukungannya kepada orangtua, dosen pengampu matakuliah
Hukum Pajak yaitu Bapak HENDRIK E.S. SAMOSIR, SE, A.k, M.Ak.CA, serta teman-teman
sekalian. Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Maka dari itu kami
mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna menjadikan makalah ini jauh lebih baik
lagi. Kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pembaca dan menjadi
referensi untuk menambah pengetahuan di bidang Hukum Pajak, khususnya pada topik
Pemeriksaan dan pembagian dan penyidikan pajak. Kami mohon maaf atas kesalahan maupun
kekurangan pada makalah ini.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................................................

DAFTAR ISI...............................................................................................................................

BAB I..........................................................................................................................................

1.1 LATAR BELAKANG............................................................................................

1.2 RUMUSAN MASALAH........................................................................................

1.3 TUJUAN MAKALAH.............................................................................................

1.4 MANFAAT MAKALAH.........................................................................................

BAB II.......................................................................................................................................

2.1 PEMERIKSAAN PAJAK.......................................................................................

2.2 TEKNIK DAN METODE PEMERIKSAAN PAJAK..............................................

2.3 PENYIDIKAN PAJAK............................................................................................

BAB III......................................................................................................................................

3.1 KESIMPULAN.......................................................................................................

3.2 SARAN...................................................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Pemeriksaan dan penyidikan pajak merupakan proses yang penting dalam sistem perpajakan untuk

memastikan kepatuhan wajib pajak terhadap ketentuan perpajakan yang berlaku serta untuk mendeteksi

potensi tindak pidana perpajakan. Kedua proses ini memiliki peranan yang sangat besar dalam menjaga

keadilan dan keseimbangan dalam sistem perpajakan.

Pemeriksaan pajak dilakukan oleh otoritas pajak untuk mengaudit dan memeriksa kepatuhan wajib pajak

terhadap kewajiban perpajakannya. Proses ini bertujuan untuk memastikan pelaporan pajak yang akurat

dan kepatuhan wajib pajak terhadap undang-undang perpajakan yang berlaku. Pemeriksaan pajak juga

membantu mencegah penghindaran pajak dan meningkatkan pendapatan negara melalui pemulihan pajak

yang kurang dibayar.

1.2 RUMUSAN MASALAH

1. Apa pengertian dan tujuan pemeriksaan pajak?

2. Apa saja teknik dan metode dalam melakukan pemeriksaan pajak?

3. Siapa sajakah yang berwenang melaksanakan penyidikan pajak?

1.3 TUJUAN MAKALAH

1. Untuk mengetahui arti dan tujuan dari pelaksanaan pemeriksaan pajak

2. Mengetahui teknik dan metode dalam melalukan pemeriksaan pajak

3. Untuk mengetahui siapa yang berwenang dalam pelaksanaan penyidikan pajak


1.4 MANFAAT MAKALAH

1. Untuk menjadi sumber ilmu pengetahuan bagi masyarakat luas

2. Untuk memperdalam pemahaman tentang Pemeriksaan dan Penyidikan Pajak

3. Untuk menjadi sumber referensi yang berguna


BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 PEMERIKSAAN PAJAK


2.1.1 Pengertian Umum

Pemeriksaan adalah serangkaian kegiatan untuk mencari, mengumpulkan, mengolah data


dan/atau keterangan lainnya untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan
dan untuk tujuan lain dalam rangka melaksanakan ketentuan peraturan perundang-
undangan perpajakan.

2.1.2 Tujuan Pemeriksaan

Tujuan dari pemeriksaan adalah sebagai berikut:

1) Menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan Wajib Pajak dan untuk


tujuan lain dalam rangka melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan
perpajakan.
Pemeriksaan dapat dilakukan jika:
1) Surat pemberitahuan menunjukkan kelebihan pembayaran pajak, termasuk yang
telah diberikan pengembalian pendahuluan kelebihan pajak
2) Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan menunjukkan rugi
3) Surat Pemberitahuan tidak disampaikan atau disampaikan pada waktu yang telah
ditetapkan
4) Surat Pemberitahuan yang memenuhi kriteria seleksi yang ditentukan oleh
Direktur Jenderal Pajak
5) Ada indikasi kewajiban perpajakan selain kewajiban Surat Pemberitahuan tidak
dipenuhi

2) Tujuan lain dalam rangka melaksanakan ketentuan peraturan perundang-


undangan perpajakan
Pemeriksaan dapat dilakukan jika:
1) Pemberian Nomor Pokok Wajib Pajak secara jabatan
2) Penghapusan Nomor Pokok Wajib Pajak
3) Pengukuhan atau pencabutan pengukuhan Pengusaha Kena Pajak
4) Wajib Pajak mengajukan keberatan
5) Pengumpulan bahan guna penyusunan Norma Perhitungan Penghasilan Neto
6) Pencocokan data dan/atau alat keterangan
7) Penentuan Wajib Pajak berlokasi di daerah terpencil
8) Penentuan satu atau lebih tempat terutang Pajak Pertambahan Nilai
9) Pelaksanaan ketentuan peraturan perundang undangan perpajakan untuk tujuan
lain selain nomor 1 sampai 8
2.1.3 Hal-hal yang Harus diperhatikan dalam Pemeriksaan

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pemeriksaan antara lain sebagai berikut:
1. Untuk keperluan pemeriksaan, petugas petugas pemeriksa harus memiliki tanda
pengenal pemeriksa dan dilengkapi dengan Surat Pemerintah Pemeriksaan serta
memperlihatkan kepada Wajib Pajak, atau objek yang terutang pajak
2. Wajib pajak yang diperiksa, wajib:
a. Memperlihatkan dan/atau meminjamkan buku atau catatan, dokumen yang
menjadi dasarnya, dan dokumen lain yang berhubungan dengan
penghasilan yang diperoleh, kegiatan usaha, pekerjaan bebas Wajib Pajak,
atau objek yang terutang pajak
b. Memberikan kesempatan untuk memasuki tempat atau ruangan yang
dipandang perlu dan memberi bantuan guna kelancaran pemeriksaan
c. Memberikan keterangan lain yang diperlukan
3. Buku, catatan, dan dokumen, serta data, informasi, dan keterangan lain wajib
dipenuhi oleh Wajib Pajak paling lama 1 (satu) bulan sejak permintaan
disampaikan.
4. Jika Wajib Pajak orang pribadi yang melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan
bebas tidak memenuhi ketentuan di atas (nomor 1) sehingga tidak dapat dihitung
besarnya Penghasilan Kena Pajak, Penghasilan Kena Pajak tersebut dapat
dihitung secara jabatan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
perpajakan
5. Apabila dalam mengungkapkan pembukuan, pencatatan, atau dokumen serta
keterangan yang diminta, Wajib Pajak terkait oleh suatu kewajiban untuk
merahasiakannya ditiadakan oleh permintaan untuk keperluan pemeriksaan
Direktur Jenderal Pajak berwenang melakukan penyegelan tempat atau ruang tertentu serta
barang bergerak dan/atau tidak bergerak apabila Wajib Pajak tidak memenuhi kewajibannya

2.1.4 Wajib Pajak Go Public

Terhadap Wajib Pajak Badan yang pernyataan pendaftaran emisi sahamnya telah
dinyatakan efektif oleh badan pengawas pasar modal dan menyampaikan Surat
Pemberitahuan dengan dilampirkan Laporan Keuangan yang telah di audit oleh Akuntan
Publik dengan pendapat Wajar Tanpa Pengecualian yang:
1. Surat Pemberitahuan Tahunan wajib Pajak menyatakan lebih bayar; atau
2. Terpilih untuk diperiksa berdasarkan analisis resiko.

Dapat dilakukan pemeriksaan melalui Pemeriksaan Kantor adalah sebagai berikut:


1. Tata cara pemeriksaan di antaranya mengatur tentang pemeriksaan ulang, jangka waktu
pemeriksaan, kewajiban menyampaikan surat pemberitahuan hasil pemeriksaan kepada
Wajib pajak, dan hak Wajib Pajak untuk hadir dalam pembahasan akhir hasil
pemeriksaan dalam batas waktu yang ditentukan yang diatur denganatau berdasarkan
peraturan menteri keuangan.
2. Apabila dalam pelaksanaan pemeriksaan Wajib Pajak tidak memenuhi kewajiban
sehingga penghitungan penghasilan kena pajak dilakukan secara jabatan, Direktur
Jenderal Pajak dan memberikan hak kepada Wajib Pajak untuk hadir dalam pembahasan
akhir hasil pemeriksaan dalam batas waktu yang ditentukan.

2.1.5 Perwakilan Wajib Pajak Dalam Pemeriksaan

1. Dalam menjalankan hak dan kewajiban sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan perpajakan, Wajib Pajak diwakili dalam hal:
a. Badan oleh pengurus
b. Badan yang dinyatakan pailit oleh kurator
c. Badan dalam pembubaran oleh orang atau badan yang ditugasi untuk melakukan
pemberesan
d. Badan dalam likuidasi atau likuidator
e. Suatu warisan yang belum terbagi oleh salah seorang ahli warisnya, pelaksanaan
wasitnya atau yang mengurus harta peninggalannya
f. Anak yang belum dewasa atau orang yang berada dalam Pengampuan oleh wali
atau pengampunya
2. Wakil dari Wajib Pajak bertanggung jawab secara pribadi dan/atau secara renteng atau
pembayaran pajak yang terutang, kecuali apabila dapat membuktikan dan meyakinkan
Direktur Jenderal Pajak bahwa mereka dalam kedudukannya benar-benar tidak mungkin
untuk dibebani tanggung jawab atas pajak yang terutang tersebut
3. Orang pribadi atau badan dapat menunjuk seorang Kuasa dengan surat kuasa khusus
untuk menjalankan hak dan memenuhi kewajiban sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan perpajakan
4. Persyaratan serta melaksanakan hak dan kewajiban puasa diatur dengan atau berdasarkan
peraturan Menteri Keuangan
5. Termasuk dalam pengertian khusus adalah seorang yang nyata-nyata mempunyai
wewenang ikut menentukan kebijakan dan/atau mengambil keputusan dalam
menjalankan perusahaan

2.1.6 Ruang Lingkup dan Jangka Waktu Pemeriksaan


Pemeriksaan lengkap adalah yang dilakukan di tempat Wajib Pajak meliputi seluruh
jenis pajak, dan/atau tujuan lain, baik tahun berjalan dan/atau tahun-tahun sebelumnya
yang dilakukan dengan menerapkan teknik-teknik pemeriksaan yang lazim digunakan
dalam pemeriksaan pada umumnya
Pemeriksaan Sederhana Lapangan adalah pemeriksaan pajak meliputi seluruh jenis
pajak dan/atau tahun berjalan dan atau tahun-tahun sebelumnya yang dilakukan dengan
menerapkan teknik-teknik pemeriksaan dengan bobot dan kedalaman yang sederhana
Pemeriksaan Sederhana Kantor adalah pemeriksaan pajak meliputi jenis pajak tertentu
untuk tahun berjalan dan atau tahun-tahun sebelumnya yang dilakukan dengan
menerapkan teknik-teknik pemeriksaan dengan bobot dan kedalaman yang sederhana
Dalam akuntansi, pemeriksaan (Auditing) merupakan suatu proses menghimpun
dan mengevaluasi bukti-bukti dari keterangan-keterangan yang terukur dari suatu
kesatuan ekonomi dengan tujuan untuk mempertimbangkan dan melaporkan tingkat
kesesuaian dengan keterangan-keterangan yang terukur tersebut berdasarkan kriteria-
kriteria yang ditetapkan.
Adapun yang dimaksud dengan pemeriksaan pajak pada dasarnya termasuk ke
dalam jenis pemeriksaan sebagaimana dimaksud dengan definisi Auditing, yaitu
mengandung beberapa unsur pokok seperti informasi terukur dengan kriteria tetap, satuan
usaha, pengumpulan, dan penyevaluasian bukti serta orang yang kompeten dan
independen.

Unsur-unsur pokok dalam pemeriksaan pajak dapat diuraikan sebagai berikut:


1. Informasi yang terukur dengan kriteria tetap
2. Satuan Usaha
3. Mengumpulkan dan mengevaluasi bahan bukti
4. Pemeriksaan kompeten dan independen

Pemeriksaan pajak penting untuk dilakukan karena untuk menguji kepatuhan pemenuhan
kewajiban perpajakan yang telah dilaksanakan atas dasar sistem self assessment. Hal
tersebut dapat dilakukan dalam kondisi seperti berikut ini:
1. Surat Pemberitahuan (SPT) menunjukkan kelebihan pembayaran pajak dan/atau rugi
2. Surat Pemberitahuan (SPT) tidak disampaikan atau disampaikan tidak tepat waktu yang
telah ditetapkan.
3. Surat Pemberitahuan (SPT) memenuhi kriteria yang ditentukan oleh Direktur Jenderal
Pajak

Tujuan lain pemeriksaan pajak adalah dalam melaksanakan ketentuan peraturan


perundang-undangan perpajakan, yang dapat dilakukan antara lain dalam hal:
1. Pemberian atau pencabutan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP);
2. Pemberian atau pencabutan nomor Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak (PPKP)
3. Penentuan besarnya jumlah angsuran pajak suatu masa untuk Wajib Pajak baru
4. Wajib Pajak yang mengajukan keberatan dan banding:
5. Pengumpulan bahan guna menyusun norma penghitungan;
6. Pencocokan data dan/atau alat keterangan:
7. Penentuan Wajib Pajak berlokasi di daerah tertentu, dan
8. Penentuan satu atau lebih tempat terutang Pajak Pertambahan Nilai dan/atau Pajak
Penghasilan Pasal 21

Pelaksanaan pemeriksaan dapat dikelompokkan sesuai dengan sifatnya, sebagai berikut:


1. Pemeriksaan rutin adalah pemeriksaan yang dapat langsung dilakukan oleh unit
pemeriksa tanpa harus ada persetujuan terlebih dahulu dari unit atasan, biasanya harus
segera dilakukan terhadap:
a. Surat Pemberitahuan (SPT) lebih bayar
b. Surat Pemberitahuan (SPT) rugi, dan
c. Surat Pemberitahuan (SPT) yang menyalahi penggunaan norma penghitungan.
2. Pemeriksaan khusus, dilakukan setelah ada persetujuan atau instruksi dari unit atasan
(Direktur Jenderal Pajak atau kepala kantor yang bersangkutan) jika:
a. Terdapat bukti bahwa Surat Pemberitahuan (SPT) yang disampaikan oleh Wajib
Pajak tidak benar;
b. Terdapat indikasi bahwa Wajib Pajak melakukan tindak pidana di bidang
perpajakan; dan
c. Sebab-sebab lain berdasarkan instruksi dari Direktur Jenderal Pajak atau kepala
kantor wilayah (misalnya, ada pengaduan dari masyarakat).
Pemeriksaan Wajib Pajak inti dan P3SPT yang tahun sebelumnya telah dilakukan
pemeriksaan lengkap, dalam rangka pemeriksaan khusus untuk tahun berjalan tidak lagi
dilakukan pemeriksaan
2.2 TEKNIK DAN METODE PEMERIKSAAN PAJAK

Agar pemeriksaan dapat dilakukan dengan tepat dalam waktu yang telah ditentukan serta efektif
dengan laporan yang memadai, maka harus dilaksanakan berdasarkan teknik dan metode seperti
pemeriksaan pada umumnya.
Menurut Theodorus M. Tuananakota dalam buku Auditing: Petunjuk Pemeriksaan
Akuntan Publik berpendapat: Teknik pemeriksaan (audit technique)adalah cara mendapatkan
pembuktian dan dikenal dengan istilah memeriksa (to examine), menganalisis (to analyze),
mengecek (to check), membandingkan, konfirmasi, voting, menginspeksi (to inpect),
merekonsiliasi, testing, menelusuri (to trace), dan memeriksa dokumen dasar (Vouching)
Sejalan dengan hal tersebut, teknik pemeriksaan merupakan cara pembuktian data dari
metode pemeriksaan. Perbedaan antara pemeriksaan yang dilakukan oleh akuntan publik dan
pemeriksaan pajak, yaitu pemeriksaan pajak lebih memfokuskan pemeriksaan secara mendalam
terhadap bidang-bidang yang diragukan kebenarannya dan pemeriksaan pajak mempunyai
kewenangan untuk mencari dan mengalihkan pendapatan yang tersembunyi di luar pembukuan

2.2.1 Pelaksanaan Pemeriksaan

1. Dalam melakukan Pemeriksaan Lapangan, wewenang Pemeriksa Pajak adalah sebagai


berikut:
a. Memeriksa dan/atau meminjam buku-buku,catatan, dan dokumen-dokumen
pendukung lainnya termasuk keluaran atau media komputer dan perangkat
elektronik pengolah data lainnya
b. Minta keterangan lisan dan/atau tertulis dari Wajib Pajak yang diperiksa
c. Memasuki tempat atau ruangan yang diduga merupakan tempat menyimpan
dokumen, uang, barang, yang dapat memberi petunjuk tentang keadaan usaha
Wajib Pajak dan atau tempat-tempat lain yang dianggap penting serta melakukan
pemeriksaan di tempat-tempat tersebut
d. Melakukan penyegelan tempat atau ruangan tersebut pada huruf c, apabila Wajib
Pajak atau wakil kuasanya tidak memberikan kesempatan untuk memasuki tempat
atau ruangan dimaksud, atau tidak ada di tempat pada saat pemeriksaan dilakukan
e. Meminta keterangan dan/atau data yang diperlukan dari pihak ketiga yang
mempunyai hubungan dengan Wajib Pajak yang diperiksa
2. Dalam melakukan Pemeriksaan Kantor, wewenang Pemeriksa Pajak adalah sebagai
berikut:
a. Memeriksa dan/atau meminjam buku-buku dan catatan-catatan Wajib Pajak
b. Meminta keterangan lisan dan/ atau data yang diperlukan dari pihak ketiga yang
mempunyai hubungan dengan Wajib Pajak yang diperiksa
Atas peminjaman buku-buku dan lain-lain diberikan tanda bukti peminjaman yang
menyebutkan secara terperinci dan jelas mengenai jenis serta jumlahnya
3. Apabila pada saat dilakukan Pemeriksaan Lapangan, Wajib Pajak atau kuasanya tidak
ada di tempat, maka pemeriksaan tetap dapat dilaksanakan sepanjang ada pihak yang
dapat dan mempunyai kewenangan untuk bertindak selaku yang mewakili Wajib Pajak
terbatas untuk hal yang ada dalam kewenangannya, dan selanjutnya pemeriksaan ditunda
untuk dilanjutkan pada kesempatan berikutnya
4. Untuk keperluan pengamanan pemeriksaan, maka sebelum Pemeriksaan Lapangan
ditunda, Pemeriksa Pajak dapat melakukan penyegelan
5. Apabila pada saat pemeriksaan lapangan dilanjutkan setelah dilakukan, Wajib Pajak atau
kuasanya tidak juga ada di tempat, maka pemeriksaan tetap dilaksanakan dengan terlebih
dahulu meminta pegawai Wajib Pajak yang bersangkutan untuk mewakili Wajib Pajak
guna membantu kelancaran pemeriksaan
6. Jika pegawai Wajib Pajak yang diminta mewakili Wajib Pajak menolak untuk
membentuk kelancaran pemeriksaan maka pegawai tersebut harus menandatangani Surat
Pernyataan Penolakan Membantu Kelancaran Pemeriksaan
7. Jika terjadi penolakan untuk menandatangani Surat Pernyataan Penolakan Membantu
Kelancaran Pemeriksaan maka pemeriksa dapat membuat Berita Acara Penolakan
Membantu Kelancaran Pemeriksaan yang ditandatangani oleh pemerintah pajak
8. Jika Wajib Pajak atau kuasanya tidak memenuhi kewajiban berikut ini:
a. Memperlihatkan dan/ atau meminjamkan buku atau catatan, dokumen yang
menjadi dasarnya dan dokumen lain yang berhubungan dengan penghasilan yang
diperoleh, kegiatan usaha, pekerjaan bebas Wajib Pajak, atau objek yang terutang
pajak
b. Memberikan kesempatan untuk memasuki tempat atau ruangan yang dipandang
perlu dan memberi bantuan guna kelancaran pemeriksaan
c. Memberikan keterangan yang diperlukan. Oleh karena itu, Wajib Pajak atau
kuasanya menandatangani Surat Pernyataan Penolakan Pemeriksaan
9. Jika terjadi penolakan untuk menandatangani Surat Pernyataan Penolakan Pemeriksaan
sebagaimana dimaksud dalam Nomor 8 maka Pemeriksa Pajak membuat Berita Acara
Penolakan Pemeriksaan yang ditandatangani oleh Pemeriksa Pajak
10. Surat Pernyataan Penolakan Pemeriksaan atau Berita Acara Penolakan Pemeriksaan
sebagaimana dapat dijadikan dasar untuk penetapan besarnya pajak terutang secara
jabatan atau dilakukan penyidikan

2.2.2 Laporan Pemeriksaan Pajak

Hal-hal yang berkaitan dengan Laporan Pemeriksaan Pajak antara lain sebagai berikut:
1. Laporan Pemeriksaan Pajak digunakan sebagai dasar penerbitan surat ketetapan pajak
dan Surat Tagihan Pajak atau untuk tujuan lain dalam rangka pelaksanaan ketentuan
peraturan perundang - undangan perpajakan.
2. Penghitungan besarnya pajak yang terutang menurut Laporan Pemeriksaan Pajak yang
digunakan sebagai dasar penerbitan surat ketetapan pajak dan Surat Tagihan Pajak
sebagaimana nomor 1 yang berbeda dengan Surat Pemberitahuan, diberitahukan kepada
Wajib Pajak
3. Dalam rangka Pembahasan Akhir Hasil Pemeriksaan, Pemeriksa Pajak wajib
memberitahukan secara tertulis kepada Wajib Pajak tentang hasil pemeriksaan berupa
hal-hal yang berbeda antara Surat pemberitahuan dengan hasil pemeriksaan untuk
ditanggapi Wajib Pajak.
4. Atas pemberitahuan tersebut Wajib Pajak wajib menyampaikan tanggapan secara tertulis.
5. Berdasarkan tanggapan tertulis dari Wajib Pajak, Pemeriksa Pajak mengundang Wajib
Pajak untuk menghadiri Pembahasan Akhir Hasil Pemeriksaan.
6. Dalam Pembahasan Akhir hasil Pemeriksaan, Wajib Pajak dapat didampingi oleh
Konsultan Pajak dan/atau Akuntan Publik
7. Dalam Pemeriksaan Lapangan, pemberitahuan hasil pemeriksaan, tanggapan oleh Wajib
Pajak atas pemberitahuan hasil pemeriksaan, dan Pembahasan Akhir Hasil Pemeriksaan
diselesaikan dalam jangka waktu paling lama 3 (tiga) minggu
8. Apabila Wajib Pajak tidak memberikan tanggapan dan/atau tidak menghadiri
Pembahasan Akhir Hasil Pemeriksaan wajib dibuatkan Berita Acara, dan surat ketetapan
pajak dan Surat Tagihan Pajak diterbitkan secara jabatan berdasarkan hasil pemeriksaan
yang disampaikan kepada Wajib Pajak
9. Pemberitahuan hasil pemeriksaan kepada Wajib Pajak tidak dilakukan apabila
pemeriksaan dilanjutkan dengan tindakan penyidikan
10. Dalam Pemeriksaan Kantor, hasil pemeriksaan disampaikan kepada Wajib Pajak
11. Apabila dalam pemeriksaan ditemukan bukti permulaan tentang adanya tindak pidana di
bidang perpajakan maka pemeriksaan dilanjutkan dengan pemeriksaan bukti permulaan

Pengujian kelengkapan dan keabsahan dokumen dasar (source control) bertujuan sebagai
berikut:
1. Menguji kelengkapan penjualan dengan cara melakukan pencocokan antara order
pembelian dari langganan, pesanan penjualan, faktur, perintah kirim(delivery order),
bukti dikirim, dan laporan pengiriman barang
2. Menguji kelengkapan pembelian dengan melakukan pencocokan antara permintaan
pembelian, pesanan pembelian, faktur, bukti pengiriman, dan laporan penerimaan barang

Memanfaatkan informasi pihak ketiga sebagai berikut:


1. Data yang diproduksi dari hasil pemeriksaan Wajib Pajak lain (sebagai salah satu
kewajiban dari pemeriksa)
2. Data yang dikumpulkan dari pihak ketiga, misalnya dari bank, kerjasama antar
departemen, atau pimpinan proyek/ pimpinan bagian proyek

2.2.3 Pelaksanaan Pemeriksaan Pajak


Pelaksanaan Pemeriksaan Pajak dapat dilakukan dengan dua metode berikut:
1. Metode langsung, yaitu metode yang dilakukan dengan cara menguji kebenaran angka-
angka dalam Surat Pemberitahuan, laporan keuangan, buku-buku, catatan-catatan, dan
dokumen pendukung sesuai dengan proses pemeriksaan
2. Metode tidak langsung, yaitu metode yang dilakukan dengan cara pengujian atas
kebenaran angka-angka dalam Surat Pemberitahuan syarat tidak langsung melalui suatu
pendekatan penghitungan tertentu mengenai penghasilan dan biaya

2.2.4 Tata Cara Pemeriksaan Pajak


1. Dilakukan oleh seorang pemeriksa atau lebih
2. Apabila Wajib Pajak atau puasanya tidak ada pemeriksaan ditunda dan tempatnya disegel
3. Apabila Wajib Pajak atau kuasanya tidak memperlihatkan/ meminjamkan buku, tidak
mengizinkan memasuki tempat tertentu, dan tidak memberikan keterangan yang
diperlukan, maka Wajib Pajak harus menandatangani surat pernyataan penolakan
pemeriksaan (SP3)
4. Berdasarkan hasil pemeriksaan lapangan yang disetujui dibuatkan Laporan Pemeriksaan
Pajak (LP2) dan diterbitkan Surat Ketetapan Pajak dan Surat Tagihan Pajak sejauh tidak
ada tindakan penyidikan
5. Temuan dalam pemeriksaan lengkap yang tidak disetujui sebagian atau tidak disetujui
seluruhnya oleh Wajib Pajak, maka dilakukan pembahasan akhir hasil pemeriksaan
(PAHP)
6. Laporan pemeriksaan akhir yang dibuat harus diberitahukan kepada Wajib Pajak dengan
tujuan: konsekuensi dari sistem Self Assessment, bahan bagi Wajib Pajak untuk
mengajukan keberatan, dan bahan untuk Wajib Pajak melakukan penyesuaian
pembukuan

2.2.5 Norma dan Pedoman Pemeriksaan


Norma Pemeriksaan yang berkaitan dengan Pemeriksa Pajak dalam rangka Pemeriksaan
Lapangan adalah:
1. Pemeriksa Pajak Tanda Pengenal Pemeriksa Surat Perintah Pemeriksaan
2. Pemeriksa Pajak wajib memberitahukan secara tertulis tentang akan dilakukan
pemeriksaan kepada Wajib Pajak
3. Pemeriksa Pajak tanda Pengenal Pemeriksa dan Surat Perintah Pemeriksaan kepada
Wajib Pajak
4. Pemeriksa Pajak wajib menjelaskan maksud dan tujuan pemeriksaan kepada Wajib Pajak
yang akan diperiksa
5. Pemeriksa Pajak wajib membuat Laporan Pemeriksaan Pajak
6. Pemeriksa Pajak wajib memberitahukan secara tertulis kepada Wajib Pajak tentang hasil
pemeriksaan berupa hal-hal yang berbeda antara Surat Pemberitahuan dengan hasil
pemeriksaan untuk ditanggapi Wajib Pajak
7. Pemeriksa Pajak wajib memberi petunjuk kepada Wajib Pajak mengenai
penyelenggaraan pembukuan atau pencatatan dan petunjuk lainnya mengenai pemenuhan
kewajiban perpajakan sehubungan dengan pemeriksaan yang dilakukan dengan tujuan
agar penyelenggaraan pembukuan atau pencatatan dan pemenuhan kewajiban perpajakan
dalam tahun-tahun selanjutnya dilaksanakan sesuai dengan ketentuan yang berlak
8. Pemeriksa Pajak wajib mengembalikan buku-buku, catatan-catatan, dan dokumen
pendukung lainnya yang dipinjam dari Wajib Pajak paling lama 14 (Empat Belas) hari
sejak selesainya pemeriksaan
9. Pemeriksa Pajak dilarang memberitahukan kepada pihak lain yang tidak berhak segala
sesuatu yang diketahui atau diberitahukan kepadanya oleh Wajib Pajak dalam rangka
pemeriksaan

2.2.6 Penyegelan
Penyegelan dilakukan dengan alasan sebagai berikut:
1. Wajib Pajak tidak memberi kesempatan kepada pemeriksa untuk memasuki ruangan
tertentu
2. Wajib Pajak tidak berada di tempat pada saat pemeriksaan
3. Wajib Pajak menolak memberi bantuan guna kelancaran pemeriksaan
4. Sebagai upaya pengamanan sebelum pemeriksaan dilakukan

2.2.7 Laporan pemeriksaan Pajak


Pelaksanaan pemeriksaan secara operasional pada dasarnya meliputi kegiatan sebagai
berikut:
1. Meningkatkan pelayanan terhadap masyarakat Wajib Pajak jika surat pemberitahuan
Wajib Pajak menyatakan lebih bayar
2. Mengawasi dan membina kepatuhan pemenuhan kewajiban Wajib Pajak dalam
memenuhi ketentuan perundang-undangan perpajakan
3. Menguji kelengkapan dan kebenaran materiil dari pengisian Surat Pemberitahuan
4. Menentukan kepastian tentang keadaan Wajib Pajak yang sebenarnya, baik dari segi
administrasi maupunpotensi fiskalnya.

2.3 PENYIDIKAN PAJAK


Penyidikan tindak pidana di bidang perpajakan hanya dapat dilakukan oleh pejabat Pegawai
Negeri Sipil tertentu di lingkungan Direktorat Jenderal Pajak yang diberi wewenang khususu
sebagai penyidik tindak pidana di bidang perpajakan

2.3.1 Wewenang Penyidik


Wewenang penyidik antara lain sebagai berikut:
1. Menerima,
2. Meneliti,
3. Meminta
4. Menerima buku,
5. Melakukan
6. Meminta
7. Menyuruh berhenti dan/atau
8. Memotret
9. Memanggil
10. Menghentikan penyidikan
11. Melakukan
Penyidik Polisi Negara Republik Indonesia Undang-Undang Hukum Acara Pidana.
Dalam
Tindakan hukum yang dapat dilakukan oleh penyidik antara lain:
1. Pemanggilan
2. (dilakukan kalau perlu sekali)
3. Penggeledahan
4. Pemeriksaan tempat tetentu yang diduga terdapat barang bukti
5. Penyitaan
6. Pengambilan alih dan/atau menyimpan barang-barang tertentu
BAB 3

PENUTUP

3.2 KESIMPULAN

Kesimpulan dari materi pemeriksaan dan penyidikan pajak adalah pentingnya proses pengawasan dan

penegakan hukum dalam bidang perpajakan. Pemeriksaan pajak dilakukan secara teratur untuk

memastikan kepatuhan wajib pajak, sedangkan penyidikan pajak dilakukan dalam kasus-kasus yang

memerlukan tindakan lebih lanjut untuk mengungkap potensi tindak pidana perpajakan.

Dalam pemeriksaan pajak, DJP memiliki wewenang yang luas untuk mengumpulkan informasi dan

dokumen terkait dengan kegiatan perpajakan wajib pajak. Tujuan utamanya adalah untuk menjamin

kepatuhan wajib pajak terhadap peraturan perpajakan. Hasil pemeriksaan dapat beragam, mulai dari

dinyatakan patuh hingga tidak patuh, dengan sanksi yang sesuai jika ditemukan ketidakpatuhan.

Penyidikan pajak dilakukan dalam kasus-kasus yang memerlukan tindakan hukum lebih lanjut untuk

mengungkap potensi tindak pidana perpajakan. Proses ini dilakukan oleh penyidik pajak yang memiliki

wewenang untuk melakukan pemeriksaan investigatif dan memproses kasus-kasus pidana perpajakan.

3.3 SARAN

Adapun saran yang dapat kami sampaikan adalah jika para pembaca ingin mencari

suatau materi tentang Pemeriksaan dan Penyidikan Pajak kamk merekomendasikan

referensi yang kami gunakan dan sudah kami cantumkan pada daftar pustaka.

Semoga makalah yang kami gunakan dapat berguna sengan baik.


DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai