Kelas : AKPILB03
Nim : 1402204042
MANAJEMEN PERPAJAKAN
Ketidaksesuaian atau ketidakselarasan dalam laporan pajak: Jika ada ketidaksesuaian atau
ketidakselarasan dalam laporan pajak yang diajukan oleh Wajib Pajak, otoritas pajak
dapat memilih untuk memeriksa untuk memeriksa kebenaran dan keakuratan informasi
yang disampaikan.
Informasi atau laporan yang mencurigakan: Jika otoritas pajak menerima informasi atau
laporan yang mencurigakan tentang kegiatan atau transaksi keuangan seorang Wajib
Pajak, mereka dapat memilih untuk melakukan pemeriksaan untuk menyelidiki
kemungkinan pelanggaran perpajakan atau penghindaran pajak.
3. Jika Wajib Pajak telah menanggapi dalam jangka waktu yang telah ditentukan namun
penjelasannya tidak sesuai dengan data yang dimiliki oleh Direktorat Jenderal Pajak, otoritas
pajak akan melakukan penilaian terhadap informasi yang diberikan oleh Wajib Pajak dan
membandingkannya dengan data yang mereka miliki. Dalam situasi seperti ini, beberapa langkah
yang mungkin diambil oleh Direktorat Jenderal Pajak meliputi:
Penyelidikan lebih lanjut: Otoritas pajak dapat melakukan penyelidikan lebih lanjut untuk
memperoleh bukti atau informasi tambahan yang diperlukan untuk memverifikasi
kebenaran dan keakuratan informasi yang disampaikan oleh wajib Pajak.
Penerbitan surat pemberitahuan perbaikan: Jika setelah evaluasi data dan penjelasan
Wajib Pajak, Direktorat Jenderal Pajak tetap yakin bahwa ada ketidaksesuaian atau
ketidakpatuhan perpajakan, mereka dapat mengeluarkan surat pemberitahuan perbaikan.
Permintaan klarifikasi atau bukti tambahan: Direktorat Jenderal Pajak dapat meminta
Wajib Pajak untuk memberikan klarifikasi atau bukti tambahan yang mendukung
penjelasan yang telah disampaikan.
4. Beberapa analisis yang dilakukan oleh jendral pajak dalam melakukan pemeriksaan kepada wajib
pajak yaitu:
Analisis Risiko: Direktorat Jenderal Pajak dapat menggunakan analisis risiko untuk
mengidentifikasi Wajib Pajak dengan potensi risiko perpajakan yang lebih tinggi.
Analisis risiko ini melibatkan penilaian berbagai faktor seperti ukuran dan jenis usaha,
tingkat kepatuhan sebelumnya, pola pelaporan, transaksi keuangan yang mencurigakan,
atau indikator lain yang dapat menunjukkan kemungkinan pelanggaran atau
penghindaran pajak.
Analisis Data Internal: Direktorat Jenderal Pajak menganalisis data internal yang
dimiliki, seperti data laporan pajak, pembayaran pajak, dan data transaksi keuangan
Wajib Pajak.
Analisis Data Eksternal: Selain data internal, Direktorat Jenderal Pajak juga dapat
menggunakan data eksternal dari sumber lain, seperti lembaga keuangan, pihak ketiga,
atau instansi pemerintah lainnya.
5. strategi yang dapat di perhatikan oleh rekan-rekan dalam menghadapi pemeriksaan pajak, sebagai
berikut:
Pastikan pemeriksa pajak memiliki dan menunjukkan surat tugas pemeriksaan pajak
terhadap perusahaan rekan
Periksa nama-nama pemeriksa pajak telah sesuai dengan kartu anggota pemeriksa pajak
yang dating ke perusahaan rekan
Cek kembali setiap transaksi yang telah terjadi, internal maupun eksternal, dan lalu teliti
dengan kewajiban perpajakannya, apakah telah terpenuhi semuanya atau memang ada
yang terlewat
Siapkan aneka dokumen yang diperlukan yang juga merupakan dasar atau bukti transaksi,
seperti buku besar, laba rugi dan dokumen pendukung lain yang dibutuhkan
Rekan dapat menyediakan setidaknya 1 (satu) ruangan kosong khusus buat petugas
pemeriksa pajak selama proses pemeriksaan pajak berlangsung
Sikapi pemeriksa pajak dengan baik dan jadikan rekan
Gunakan jasa konsultan pajak guna secara Bersama-sama, mendampingi, memberi saran
masukan selama proses pemeriksaan pajak perusahaan, rekan akan mendapatkan arahan,
jalan dan/atau strategi terbaik serta arahan sah (sesuai dengan peraturan) pastinya dalam
menghadapi proses pemeriksaan pajak perusahaan rekan.