DAFTAR ISI........................................................................................................................ii
A. PENDAHULUAN......................................................................................................1
B. MENGENAL PEMERIKSAAN PAJAK.....................................................................2
C. JENIS-JENIS PEMERIKSAAN PAJAK....................................................................3
1. Pemeriksaan Rutin...............................................................................................3
2. Pemeriksaan Kriteria Seleksi...............................................................................4
3. Pemeriksaan Khusus...........................................................................................4
4. Pemeriksaan Lokasi.............................................................................................4
5. Pemeriksaan Tahun Berjalan...............................................................................5
6. Pemeriksaan Bukti Permulaan.............................................................................5
7. Pemeriksaan Terintegrasi....................................................................................5
8. Pemeriksaan untuk Tujuan Penagihan Pajak (Delinquency Audit).....................6
9. Pemeriksaan Lapangan.......................................................................................6
10. Pemeriksaan Kantor............................................................................................6
D. STRATEGI MENGHADAPI PEMERIKSAAN PAJAK LAPANGAN.........................7
E. PRODUK HUKUM ATAS PEMERIKSAAN PAJAK.................................................9
F. HAK WAJIB PAJAK...............................................................................................10
G. CONTOH SOAL.....................................................................................................11
H. KESIMPULAN........................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................13
ii
1. PENDAHULUAN
Bagaimana wajib pajak menyikapi hal ini? Sebagai wajib pajak, apalagi
yang sudah mempunyai Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) tentu memerlukan
pemahaman tentang peraturan perpajakan secara tepat, agar terhindar dari
kesalahan dalam pelaksanaan administrasi perpajakannya. Dalam menghadapi
pemeriksaan, sebagai wajib pajak, kita perlu mengenal pemeriksaan itu sendiri, hak
dan kewajiban wajib pajak dan pemeriksa pajak serta strategi sebelum menghadapi
pemeriksaan, pada saat dilakukan pemeriksaan dan sesudah dilakukan
pemeriksaan.
iv
SE-05/PJ.7/2003 Tanggal 26 September 2003 Tentang Beberapa Penegasan
Kebijakan Pemeriksaan Pajak; (5) SE-02/PJ.7/2005 Tanggal 31 Maret 2005
Tentang Kebijakan Pemeriksaan Berdasar Kriteria Seleksi; (6)
KEP-142/PJ./2005 Tanggal 31 Agustus 2005 Tentang Petunjuk Pelaksanaan
Pemeriksaan Kantor.
4. Pemeriksaan Rutin
v
yang menyalahi ketentuan norma penghasilan. Selanjutnya pemeriksaan juga
dilakukan untuk WP Orang Pribadi/Badan Tidak menyampaikan SPT Tahunan
meski telah ditegur secara tertulis, SPT Tahunan PPh 21 2 tahun berturut-turut
dan SPT Masa PPN 3 bulan berturut-turut.
6. Pemeriksaan Khusus
7. Pemeriksaan Lokasi
vi
Pemeriksaan yang dilakukan atas cabang perwakilan, pabrik dan atau
tempat usaha dari lokasi Wajib Pajak. Kriteria pemeriksaan ini adalah Wajib
Pajak menyampaikan SPT Tahunan PPh Pasal 21 dan atau SPT Masa PPN
menyatakan Lebih Bayar, Wajib Pajak tidak menyampaikan SPT Tahunan PPh
Pasal 21 selama dua tahun berturut-turut dan atau SPT Masa PPN selama tiga
bulan berturut-turut dalam suatu tahun pajak, Wajib Pajak mengajukan
permohonan pemusatan tempat terutang PPN dan Wajib Pajak bergerak dalam
bidang usaha tertentu yang ditentukan oleh Kepala Kanwil DJP khususnya atas
PPh Pasal 23, Pasal 26, PPN dan PPnBM.
vii
Pemeriksaan yang dilakukan dengan pertukaran data dan informasi dari
para wajib pajak terperiksa yang terdapat hubungan yang terintegrasi seperti
wajib pajak domisili dengan wajib pajak lokasi atau dari wajib-wajib pajak
terperiksa yang ada hubungan usaha dan finansial
viii
Pemeriksaan Sederhana Kantor atau Pemeriksaan dengan Korespondensi.
Pemeriksaan kantor terdiri dari:
a. Pemeriksaan Sederhana Kantor yaitu pemeriksaan yang dilaksanakan
dengan mengirimkan surat panggilan kepada Wajib Pajak untuk datang ke
Kantor Direktorat Jenderal Pajak dan meminjamkan buku-buku, catatan
catatan dan dakumen dokumen.
b. Pemeriksaan Korespondensi yaitu pemeriksaan yang dilakukan dengan surat
menyurat secara tertulis antara Pemeriksa Pajak dan Wajib Pajak melalui pos
atau jasa pengiriman lainnya dengan bukti Pengiriman dan tidak ada kontak
langsung dengan Wajib Pajak.
ix
Apakah terkait penyusunan data SPT yang rugi, lebih bayar, terlambat, atau
keliru dan perlu dibetulkan. Atau terkait dengan syarat dan ketentuan dari
dokumen lain yang belum dipenuhi oleh perusahaan.
Sehingga, perusahaan juga dapat menyiapkan dokumen pembukuan dan
laporan terkait tujuan dari audit pajak tersebut.
Karena itu, pastikan keabsahan dari audit pajak yang dilakukan untuk
menghindari hal-hal yang merugikan perusahaan.
Laporan keuangan
x
5. Review Kewajiban Pajak Perusahaan Sebelumnya
Cek lagi apakah perusahaan telah menunaikan kewajiban pajak di tahun-tahun
sebelumnya. Apakah ada kewajiban pajak yang terlewat namun perusahaan
tidak menyadari, baik terkait penghasilan ataupun pertambahan nilai?
Hal ini untuk menghindari adanya celah atau faktor yang dapat merugikan bagi
perusahaan.
Jika tidak ada, berarti aman dan dapat berfokus pada tujuan audit pajak sesuai di
surat pemberitahuan. Dan jika ada, perusahaan perlu mempersiapkan cara untuk
meminimalisir adanya sanksi atas kelalaian tersebut, tentunya dengan cara-cara
yang sesuai aturan perpajakan yang berlaku.
xi
1. Melakukan koreksi fiskal WP berdasarkan hasil pemeriksaan yang
tidak memenuhi kewajiban formal dan atau kewajiban materiil dalam
memenuhi ketentuan perpajakan.
2. Mengenakan sanksi administrasi perpajakan
3. Melakukan penagihan pajak
4. Mengembalikan kelebihan pajak dalam hal lebih bayar
5. Memberitahukan jumlah pajak terutang
Pada dasarnya, ketentuan tentang hak dan kewajiban untuk wajib pajak
pada proses pemeriksaan tercantum dalam Pasal 13 dan 14 Peraturan Menteri
Keuangan (PMK) No.17/PMK.03/2013 mengenai Tata Cara Pemeriksaan yang
sudah diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan No.18/PMK.03/2015 (PMK
184/2015). PMK 184/2015 ini lalu diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan No.
18/PMK/03/2021 (PMK 18/2021) yang merupakan aturan pelaksana UU Cipta Kerja.
Pada proses pemeriksaan, wajib pajak memiliki hak terhadap hal-hal berikut :
xii
2. Wajib pajak memiliki hak menerima Surat Pemberitahuan Hasil Pemeriksaan
(SPHP).
3. Wajib pajak memiliki hak untuk menghadiri pembahasan akhir hasil pemeriksaan
bersama dengan pemeriksa pada waktu yang telah ditentukan.
4. Wajib pajak memiliki hak untuk mengajukan permohonan quality assurance
pemeriksaan dalam hal belum disepakati dasar hukum koreksi pemeriksaan,
kecuali untuk pemeriksaan atas keterangan lain berupa data konkret yang
dilakukan dengan jenis Pemeriksaan Kantor.
5. Wajib pajak memiliki hak untuk memberikan pendapat atau penilaian terhadap
pelaksanaan pemeriksaan melalui pemeriksaan kuesioner pemeriksaan.
18. KESIMPULAN
xiii
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa sebagai wajib pajak, kita
harus siap diperiksa oleh petugas pajak sebagai bagian pengujian terhadap tingkat
kepatuhan wajib pajak. Ada beberapa hal yang perlu diketahui wajib pajak dalam
kaitannya dengan pemeriksaan pajak, di antaranya jangan mengubah Surat
Pemberitahuan/SPT agar menjadi tidak lebih bayar untuk menghindari pemeriksaan,
mengisi SPT dengan keadaan yang sebenarnya dan meminta bantuan pemeriksa
terkait dalam pelunasan hutang pajak.
Melaksanakan kegiatan administrasi perpajakan dengan benar dan tepat
sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku serta memahami hak
dan kewajiban wajib pajak dan petugas pajak dalam proses pemeriksaan pada
dasarnya merupakan strategi terbaik sebagai kesiapan kita sebagai wajib pajak
menghadapi pemeriksaan pajak.
xiv
DAFTAR PUSTAKA
Rahman, Abdul. (2010). Strategi Menghadapi Pemeriksaan Pajak: Upaya Legal dalam
Kerangka Sistem Administrasi Perpajakan. Bandung: Jurnal Ilmu Administrasi.
Kurniati, Dian. (2023, Januari 3). Realisasi Pajak Sepanjang 2022 Tembus 115,6% dari
Target. Jakarta: DDTC News.
Tixtax.co.id. (2019, Desember 9). 7 (tujuh) Strategi Menghadapi Pemeriksaan Pajak.
Jakarta: tixtax.co.id.
Karina, Mahda. (2021, Desember 4). Produk Hukum atas Pemeriksaan Pajak. Jakarta:
Accounting Binus University.
Rizqullah Zulkarnain, Ridho. (2021, November 22). Hak dan Kewajiban Wajib Pajak
dalam Proses Pemeriksaan. Jakarta: Pajak Online.
xv