Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH TENTANG FUNGSI

PEMBINAAN DAN PENGAWASAN


FISKUS SERTA SANKSI BAGI
PELANGGAR PAJAK

KELOMPOK 6
Anggota:
1. Florensia Yolanda Agustina 2008010474
2. Caya Nita Septiani 2008010544
3. Maulidya Firyanda Sulaiman 2008010331
4.  Alvi Nabila 2008010539
5. Dini Saputri 2008010673
6. Bobby Wijaya 2008010699
Kelas : 5B Regular Pagi Banjarmasin
A. Sanksi Perpajakan
Sanksi perpajakan merupakan jaminan bahwa ketentuan perundang-undangan
perpajakan (norma perpajakan) akan dituruti, ditaati dan dipatuhi. Atau dengan
kata lain sanksi perpajakan merupakan alat pencegah agar wajib pajak tidak
melanggar norma perpajakan (Mardiasmo, 2016:62).

B. Jenis-Jenis Sanksi Perpajakan


Mardiasmo (2016:62) menyatakan sanksi perpajakan merupakan jaminan
bahwa ketentuan peraturan perundang–undangan perpajakan
(normaperpajakan) akan dituruti, ditaati, dipatuhi atau bisa dengan kata lain
sanksi perpajakan merupakan alat pencegah (preventif) agar wajib pajak tidak
melanggar norma perpajakan.
Secara umum, ada 2 jenis sanksi perpajakan yaitu
sanksi administratif dan sanksi pidana.

Sanksi Administrasi :
1. Sanksi Administrasi Berupa Denda
2. Sanksi Administrasi Berupa Bunga
3. Sanksi Administrasi Berupa Kenaikan
 
Sanksi Pidana :
1. Denda Pidana
2. Pidana Kurungan
3. Pidana Penjara
C. Pengertian Fiskus

Istilah fiskus ini juga kerap kali disangkut pautkan dengan petugas Direktorat
Jenderal Pajak (DJP), dimana memang para petugas pajak yang berada dibawah
naungan Direktorat Jenderal Pajak (DJP) merupakan pihak yang diberikan
wewenang oleh Undang-Undang (UU) untuk dapat melaksanakan dan juga
menjalankan hal-hal yang berkaitan dengan pemungutan pajak.

Namun, dalam konteks lainnya apabila istilah fiskus dikaitkan dengan pajak
daerah, maka istilah ini dapat merujuk kepada aparatur yang berada di dalam
organisasi perangkat daerah dan memiliki kewenangan untuk dapat mengurus
dan mengelola serta mengkoordinasikan hal-hal yang berkaitan dengan
pemungutan pajak daerah.
D. Tugas dan Wewenang Pejabat Pajak (Fiskus)

1. Menerbitkan Surat Ketetapan Pajak


2. Menerbitkan Surat Tagihan Pajak
3. Menerbitkan Keputusan
4. Melakukan Pemeriksaan
5. Melakukan Penyegelan
6. Melakukan Pengangkatan Pejabat untuk
Melaksanakan Peraturan Undang-Undang (UU)
Perpajakan.
E. Hak Fiskus
Berhak menerbitkan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) dan
melakukan pengukuhan pada Pengusaha Kena Pajak (PKP) secara
jabatan.
Berhak menerbitkan surat tagihan pajak.
Berhak melakukan pemeriksaan dan penyegelan.
Berhak melakukan penyidikan.
Berhak untuk menerbitkan surat paksa dan juga melaksanakan
penyitaan.
F. Fungsi Pembinaan

Pembinaan adalah upaya aktif yang dilakukan oleh Direktorat Jenderal Pajak dengan
memberikan bimbingan terhadap Wajib Pajak Orang Pribadi Baru agar mengetahui dan
memahami serta melaksanakan hak dan kewajiban di bidang perpajakan sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan perpajakan.
14 Tahun 2002 tentang Pengadilan Pajak menyatakan «Pembinaan teknis peradilan bagi
Pengadilan Pajak dilakukan oleh Mahkamah Agung» dan pembinaan
organisasi, administrasi dan keuangan bagi pengadilan pajak dilakukan oleh Departemen
Keuangan. Kondisi ini tentu saja dapat mempengaruhi independensi Pengadilan Pajak.
Selain itu, pembinaan yang dilakukan oleh Kementerian Keuangan juga bertentangan
dengan UU No. 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman pasal 21 ayat (1) yang
menyatakan "Organisasi, administrasi, dan finansial Mahkamah Agung dan badan
peradilan yang ada dibawahnya, berada dibawah kekuasaan Mahkamah Agung".
G. Fungsi Pengawasan
Pengawasan kepatuhan Wajib Pajak merupakan salah satu fungsi yang dimiliki oleh Direktorat
Jenderal Pajak.

Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-07/PJ/2020 tentang Kebijakan Pengawasan dan
Pemeriksaan dalam Rangka Perluasan Basis Data .
Seiring dengan dinamika perkembangan yang terjadi, perubahan organisasi dan tata kerja instansi
vertikal Direktorat Jenderal Pajak, dan berdasarkan hasil pemantauan dan evaluasi, serta
memperhatikan masukan dari para pemangku kepentingan, perlu dilakukan penyempurnaan atas
proses bisnis pengawasan kepatuhan Wajib Pajak.

Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-02/PJ/2022 tentang pelaksanaan Peraturan Menteri
Keuangan Nomor 48/PMK.03/2021 tentang Tata Cara Pendaftaran, Pelaporan, dan Pendataan
Objek Pajak Pajak Bumi dan Bangunan.
Penyelarasan tersebut diperlukan untuk memberikan keseragaman dan kesinambungan dalam
pelaksanaan proses bisnis pengawasan kepatuhan Wajib Pajak.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Sanksi perpajakan merupakan jaminan bahwa ketentuan perundang-undangan
perpajakan akan dituruti, ditaati dan dipatuhi. Atau dengan kata lain sanksi
perpajakan merupakan alat pencegah agar wajib pajak tidak melanggar norma
perpajakan.

Fiskus atau yang bisa disebut juga dengan Aparatur Pajak atau Pejabat Pajak.
Fiskus merupakan orang ataupun badan yang memiliki tugas untuk dapat
melakukan pemungutan pajak atau iuran terhadap Wajib Pajak.

Pajak yang dipungut dan dikelola oleh fiskus ini akan digunakan untuk
pengeluaran rutin atau belanja negara dan dapat membantu untuk pembangunan
nasional, serta penyelenggaraan pemerintahan
Kritik dan Saran
Perbaikan mutu pelayanan secara berkesinambungan sebagai bentuk
profesionalisme merupakan hal yang mutlak harus dilakukan oleh perangkat
kerja dan system pengelolaan/manajemen dalam hal ini kinerja Account
Representative (AR) berfungsi untuk menjembatani antara KPP dengan Wajib
Pajak.

Dari hasil survey kepuasan pelanggan diketahui bahwa fungsi bimbingan,


konsultasi, dan pembinaan kepada Wajib Pajak belum dirasakan optimal
sehingga perlu dilakukan konsolidasi internal yang konsisten dan
berkelanjutan sehingga dapat mewujudkan pelayanan prima.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai