Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH

“ SANKSI PERPAJAKAN ”

Di Susun Oleh Kelompok 6


Nama : Julia Hidayat (105731118722 )
Nama : azzahra N. Widya (1057

Dosen Pengampu : Masrullah, S.E.,M.AK

PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami panjatkan
puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-
Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ‘Sanksi Perpajakan’. Makalah
ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga
dapat memperlancar pembuatan makalah ini.
Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini. Terlepas dari semua itu, Kami menyadari
sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya.
Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar
kami dapat memperbaiki makalah ini. Akhir kata kami berharap semoga makalah tentang
‘Sanksi Perpajakan’ ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.

Makassar, 30 November 2023


Penulis
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bangsa Indonesia merupakan salah satu dari negara yang mempunyai jumlah penduduk yang
sangat banyak. Menurut data yang terakhir sumber penghasilan bangsa Indonesia 95% adalah
sektor pajak. Dikarenakan jumlah penduduk yang sangat banyak yang dimikili bangsa
Indonesia. Jadi, wajib pajak di Indonesia sangat banyak. Sedangkan pajak sendiri mempunyai
jenis atau macamnya sendiri. Sehingga tidak disadari oleh wajib pajak Masyarakat Indonesia
maka dengan sendirinya mereka telah membayar pajak berdasarkan jenis atau macamnya
pajak itu sendiri.

Dengan banyaknya jenis pajak di Indonesia membuat para wajib pajak tidak begitu tidak
begitu paham mengenai pajak. Hal itulah yang memnyebabkan wajib pajak yang memenuhi
kewajiban membayar pajak sangat sedikit. Sehingga sanksi pajak diberlakukan kepada wajib
pajak.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan Latar Belakang di atas, maka rumusan masalah yang kami ambil dalam makalah
ini sebagai berikut :

1. Apa yang di maksud dengan sanksi pajak ?


2. Apa saja sanksi pajak di Indonesia ?
3. Apa saja pengecualian sanksi pajak di Indonesia ?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian sanksi perpajakan


2. Sanksi administrasi berupa denda
3. Pembentulan SPT
BAB II
PEMBAHASAN

A. Sanksi perpajakan

Pengetahuan tentang sanksi dalam perpajakan menjadi pentingkarena pemerintah


lndonesia memilih menerapkan self assessment system dalam rangka pelaksanaan
pemungutan pajak. Berdasarkansistem ini, wajib pajak diberikan kepercayaan untuk
menghitungmenyetor, dan melaporkan pajaknya sendiri. Untuk dapat
menjalankannyadengan baik, maka setiap wajib pajak memerlukan pengetahuan
pajak,baik dari segi peraturan maupun teknis administrasinya. Agar pelaksanaannya dapat
tertib dan sesuai dengan target yang diharapkan, pemerintah telah menyiapkan rambu-
rambu yang diatur dalam UU Perpajakan yang berlaku.

Dari sudut pandang yuridis, pajak memang mengandung unsur pemaksaan. Artinya, jika
kewaiiban perpajakan tidak dilaksanakan, maka ada konsekuensi hukum yang bisa
terjadi. Konsekuensi hukum tersebut adalah pengenaan sanksi-sanksi perpajakan. Pada
hakikatnya, pengenaan sanksi perpajakan diberlakukan untuk menciptakan kepatuhan
wajib Pajak dalam melaksanakan kewajiban perpajakannya. itulah sebabnya, penting bagi
wajib pajak memahami sanksi-sanksi perpajakan sehingga mengetahui konsekuensi
hukum dari apa yang dilakukan ataupun tidak dilakukan. Untuk dapat
memberikangambaran mengenai hal-hal apa saja yang perlu dihindari agar tidak dikenai
sanksi perpajakan, di bawah ini akan diuraikan tentang jenis-jenis sanksi perpajakan dan
perihal pengenaannya.

B. Macam- macam Sanksi Pajak

Ada " macam Sanksi perpajakan

1. Sanksi Administrasi
Sanksi administrasi merupakan sanksi yang di kenakan pada wajib pajak yang terkena
sanksi pajak berupa pemungutan dana. sanksi administrasi atau sanksi pungutan dana
ini di bagi menjadi 3 yaitu :

a. Sanksi Adrninistrasi Berupa Denda


sanksi denda adalah jenis sanksi yang paling banyak ditemukan dalam UU
perpajakan. terkait besarannya denda dapat ditetapkan sebesar jumlah tertentu,
persentase dari jumlah tertentu, atau suatu angka perkalian dari jumlah tertentu. Pada
sejumlah pelanggaran, sanksi denda ini akan ditambah dengan sanksi pidana.
Pelanggaran yang juga dikenai sanksi pidana ini adalah pelanggaran yang si'atnya
alpa atau disengaja. dimuat hal-hal yang dapat menyebabkan sanksi administrasi
berupa denda, bentuk pengenaan denda, dan besarnya denda.
b. Sanksi Aministrasi Berupa Bunga
sanksi administrasi berupa bunga dikenakan atas pelanggaran yang menyebabkan
utang pajak menjadi lebih besar. jumlah bunga dihitung berdasarkan persentase
tertentu dari suatu jumlah, mulai dari saat bunga itu menjadi hak kewajiban sampai
dengan saat diterima dibayarkan. terdapat beberapa perbedaan dalam menghitung
bunga utang biasa dengan bunga utang pajak. Penghitungan bunga utang pada
umumnya menerapkan bunga majemuk bunga berbunga.

sementara,sanksi bunga dalam ketentuan pajak tidak dihitung berdasarkan bunga


majemuk. Besarnya bunga akan dihitung secara tetap dari pokok pajak yang tidak
kurang dibayar. tetapi, dalam hal wajib Pajak hanya membayar sebagian atau tidak
membayar sanksi bunga yang terdapat dalam surat ketetapan pajak yang telah
diterbitkan, maka sanksi bunga tersebut dapatditagih kembali dengan disertai bunga
lagi.Perbedaan lainnya dengan bunga utang pada umumnya adalahsanksi bunga
dalam ketentuan perpajakan pada dasarnya dihitung (satu bulan penuh. Dengan kata
lain, bagian dari bulan dihitung ( satu bulan penuh atau tidak dihitung secara harian.
Untuk mengetahui lebih jelas mengenai hal-hal yang dapat menyebabkan sanksi
bunga dan penghitungan besarnya bunga dalam pajak.

c. Sanksi Administrasi Berupa Kenaikan


jiika melihat bentuknya, bisa jadi sanksi administrasi berupa kenaikan adalah sanksi
yang paling ditakuti oleh wajib Pajak. hal ini karena bila dikenakan sanksi tersebut,
jumlah pajak yang harus dibayar bisa menjadi berlipat ganda. sanksi berupa kenaikan
pada dasarnya dihitung dengan angka persentase tertentu dari jumlah pajak yang tidak
kurang dibayar. jika dilihat dari penyebabnya, sanksi kenaikan biasanya dikenakan
karena wajib Pajak tidak memberikan informasi-informasi yang dibutuhkan dalam
menghitung jumlah pajak terutang.

2. Sanksi Pidana
Kita sering mendengar isilah sanksi pidana dalam peradilan umum. Dalam perpajakan
pun dikenai adanya sanksi pidana. UU KUP menyatakan bahwa pada dasarnya,
pengenaan sanksi pidana merupakan Upaya terakhir untuk meningkatkan kepatuhan
wajib Pajak.
namun, pemerintah masih memberikan keringanan dalampemberlakuan sanksi pidana
dalam pajak, yaitu bagi wajib Pajak yang baru pertama kali melanggar ketentuan
Pasal 1 UU KUB tidak dikenai sanksi pidana, tetapi dikenai sanksi administrasi.
Pelanggaran Pasal 1 UU KUP adalah tidak menyampaikan #P& atau menyampaikan
#P& tetapi isinya tidak benar atau tidak lengkap, atau melampirkan keterangan yang
isinya tidak benar sehingga dapat menimbulkan kerugian pada pendapatan negara.
hukum pidana diterapkan karena adanya tindak pelanggaran dantindak kejahatan.
hubungan dengan itu, di bidang perpajakan, tindak pelanggaran disebut dengan
kealpaan, yaitu tidak sengaja, lalai, tidak hati-hati, atau kurang mengindahkan
kewajiban pajak sehingga dapat menimbulkan kerugian pada pendapatan negara.
C. Pembetulan SPT

SPT merupakan Surat Pemberitahuan Tahunan yang diartikan sebagaidokumen yang


digunakan oleh Wajib Pajak untuk melaporkan perhitungan serta pembayaran, objek
pajak dan/atau bukan objek pajak, dan/atau harta dankewajiban sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan di bidang perpajakan.

Jenis- jenis SPT


1. SPT Tahunan Pajak Penghasilan, yang terdiri dari:
SPT Tahunan Pajak Penghasilan Wajib Pajak Badan
SPT Tahunan Pajak Penghasilan Wajib Pajak Badan bagiWajib Pajak yang diizinkan
menyelenggarakan pembukuan dalam mata uang Dollar Amerika Serikat
SPT Tahunan Pajak Penghasilan Wajib Pajak Orang Pribadi
2. SPT Tahunan Pajak Penghasilan Pasal 21
SPT Masa Pajak Penghasilan Pasal 21 dan Pasal 26
SPT Masa Pajak Penghasilan Pasal 22
SPT Masa Pajak Penghasilan Pasal 23 dan Pasal 26
SPT Masa Pajak Penghasilan Pasal 25
SPT Masa Pajak Penghasilan Pasal 4 ayat (2)
SPT Masa Pajak Penghasilan Pasal 15
3. SPT Masa Pajak Pertambahan Nilai4.
4. SPT Masa PPN bagi Pemungut Pajak Pertambahan Nilai

Fungsi SPT
 Bagi wajib pajak, SPT adalah bentuk laporan pertanggung jawabanatas
perhitungan jumlah pajak yang dibayarkan termasuk penjelasanapakah
pembayaran pajak dilakukan sendiri atau pihak lain. SPT juga menjelaskan
apakah pajak tersebut dipungut dari pribadi atau badan
 Bagi PKP atau pengusaha kena pajak, SPT berfungsi sebagai alat pelaporan dan
pertanggungjawaban pajaknya. Di dalamnya terdapatinformasi pajak PPN dan
PPnBM, hal-hal yang berhubungan dengan pengkreditan PM (Pajak Masuk)
terhadap PK (Pajak Keluaran)
 Bagi pemotong pajak seperti perusahaan, adanya SPT menjadi bukti
pertanggungjawaban bahwa pajak karyawan yang bekerja di perusahaan tersebut
sudah dibayarkan
 bagi petugas pajak, SPT berfungsi sebagai alat penguji kepatuhanwajib pajak
terhadap peraturan perpajakan yang berlaku. Selainitu,SPT juga merupakan
bentuk pelaksanaan fungsi pengawasan dari petugas pajak itu sendiri
Bentuk dan isi SPT
Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 9/PMK.03/2018 tentang
Perubahan Atas Peraturan MenteriKeuangan Nomor 243/PMK.03/2014 Tentang Surat
Pemberitahuan, bentuk SPT terbagi menjadi dua, yakni dalam bentuk hardcopy (formulirdalam
bentuk kertas) dan dokumen elektronik.

Anda mungkin juga menyukai